Home / CEO / MENIKAHI BILLIONAIRE / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of MENIKAHI BILLIONAIRE: Chapter 41 - Chapter 50

96 Chapters

REN ZHUANG

Di kaca jendela, Rui memandangi wajahnya. Mata Rui memerah, memikirkan kali ini dia benar-benar harus mengandalkam diri sendiri untuk hidup. Meninggalkan rumah kenangan bersama ayah dan ibunya, bahkan memalsukan kematiannya.  Di hotel paramount saat terjadi kebakaran, Rui yang memang memiliki kemampuan memanjat karena sering bermain di hutan, segera saja memanjat pintu toilet dan berhasil keluar. Namun api begitu cepat menjalar, ketika ingin mencari jalan keluar Rui melihat salah satu petugas kebersihan terlihat pingsan. Rui menghampiri dan memeriksanya, wanita itu sudah tidak bernafas.  Rui pun tiba-tiba memiliki ide menukar pakaian mereka, lalu melepas cincin pernikahannya dan memakaikannya kepada petugas kebersihan tersebut.  Semua kejadian begitu cepat, salah satu tamu ternyata adalah jaringan teror, mereka meracik bom dalam k
Read more

BERTEMAN

Meski mendapatkan perlakuan kasar dari Wen Ran namun Rui acuh tak acuh, hidup bersama dengan Zyan sungguh telah menguatkan hati Rui untuk menghadapi hal buruk. Rui tetap membalas perlakuan Wen Ran dengan baik.  Sementara itu setelah, kepergian Rui. Zyan memutuskan kembali ke London, dan menitipkan perawatan Kakek Liu kepada Bibi Ye.  An Ran tidak bisa mengikuti Zyan ke London, karena terikat kontrak pekerjaan selama tiga tahun di Tong City.  Selama Zyan menetap di London, An Ran sering datang ke rumah utama untuk menjenguk Kakek Liu. Di depan Bibi Ye, maka An Ran akan bersikap sangat lembut. Akan mengajaknya berjalan-jalan ke taman, mendorong kursi roda Kakek Liu. Setelah itu An Ran akan berdiri di depan Kakek Liu,  berakting seakaan-akan sedang menghibur Kakek Liu deng
Read more

DOKTER GIGI

Wen Ran mulai menyiapkan kamera dan lain-lainnya. Rui melihat-lihat foto di kamar Wen Ran.  Televisi di kamar Wen Ran sedang menyala, Rui menoleh ketika mendengar berita bahwa An Ran akan bertunangan dengan Tuan Muda Liu.  Rui terdiam mendengarkan berita itu, tak terasa air mata Rui terjatuh.  "Kau kenapa?" tanya Wen Ran.  "Aku …. aku hanya terlalu senang, karena akan memberi lebih kepada Nenek Han.  "Ish …. kau ini cengeng sekali," ujar Wen Ran sambil tertawa.  Rui segera menetralisir perasaannya, "sudah tidak terkait satu sama lain, tak perlu merasa sedih lagi," gumam Rui.  Wen Ran merasa jika masih ada yang kurang, "Bagaimana jika kita pergi ke kota, ada yang harus ki
Read more

MENGINAP

Ketika An Ran sedang mengamuk, asisten Fu mengirimkan pesan kepada zyan untuk yang menanyakan harus bagaimana dengan acara pertunangannya.  "Batalkan!" perintah Zyan. "Beri kompensasi yang pantas!" perintah Zyan lagi.  Zyan menaruh kembali ponselnya ke saku kemejanya, setelah itu Zyan memandangi Rui dari kejauhan, Zyan memanjat pohon agar bisa lebih leluasa mengintai Rui.  "Plak" tangan Zyan memukul pipinya sendiri, karena mendapatkan serangan dari lalat-lalat.  "Haish …" teriaknya seraya mengibas-ngibaskan tangannya.  Selama pengintaian, Zyan tidak mendapati ada seorang pria yang menghampiri Bo Han dan Rui.  Zyan pun tersenyum puas, "plak"
Read more

ITU BUKAN NYONYA

An Ran tidak memperdulikan teriakan Bibi Ye, An Ran berjalan mendekati Kakek Liu.  "Mengapa kau begitu membenciku!" ujar An Ran kesal.  "Mengapa kau selalu menghalangiku," ujar An Ran menggila.  "Dulu kau mengusirku, menjauhkan aku dari Zyan. Dan hari ini kau melakukannya lagi," ujar An Ran dengan gemas. Kakek Liu menjauhkan An Ran, karena mengetahui, Ibu An Ran mati karena bunuh diri, Ibu An Ran memiliki gangguan Bipolar dan ini berpotensi menurun kepada An Ran. Gangguan bipolar  adalah gangguan jiwa yang membuat seseorang mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem dan bertolak belakang.Pada satu waktu, orang yang memiliki gangguan bipolar dapat tenggelam dalam euforia, yaitu perasaan gembira dan semangat yang berlebihan dan
Read more

PERJODOHAN

Di halaman belakang, Rui berpikir keras tentang bagaimana cara melarikan diri tanpa terlihat. Rui melihat pagar sekolah yang ada di depannya ini, terpikir untuk memanjatnya, maka dengan impulsif Rui segera memanjat pagar itu.  "Huufh ..." Rui mulai memanjat, menjadikan kedua tangannya untuk menumpu tubuhnya naik kepagar. Setelah itu menaikan kedua kakinya, baru saja mengatur keseimbangan tubuh, namun tiba-tiba konsentrasi pelarian Rui buyar begitu saja, ketika melihat Zyan ada di balik dinding pagar sekolah Bo Han.  Zyan melihat Rui yang tadi berbalik meninggalkan kelas, mengetahui bahwa Rui memiliki keahlian dan hobi memanjat, maka Zyan sudah menduga jika Rui akan memanjat dinding untuk melarikan diri. Rui kehilangan keseimbangan dan malah terjatuh dari dinding tanpa persiapan.  Zyan dengan respon cepat menangkap tubuh Rui,
Read more

PAPA

Keesokan paginya Rui bangun dengan hati was-was. Rui memutuskan pergi mandi di sungai untuk merilekskan rasa was-was di hati.  Sinar matahari pagi, benar-benar membuat Rui terlihat semakin nampak berkilau, tidak akan ada yang mengira bahwa Rui sudah bersuami. Kulit putih kenyalnya yang bercampur dengan air semakin nampak membuat kulitnya berkilau.  "Paman, itu Mama disana," ujar Bo Han.  Tak lama setelah Rui pergi ke sungai, Zyan tiba dan bertemu dengan Bo Han yang baru saja bangun tidur. Karena renovasi maka sekolah pun diliburkan sementara. Dengan bujuk rayu zyan, Bo Han pun akhirnya mau mengantarkan Zyan ke sungai.  "Aku yang akan menemanimu Mama pulang, kau kembalilah pulang," ujar Zyan seraya mengeluarkan coklat yang ada pita biru disudut coklat tersebut. 
Read more

KEMBALI PULANG

Sebelum pergi ke kediaman utama Liu, Zyan membawa Rui pergi ke rumah tua terlebih dahulu. Begitu sampai, Rui turun dengan perlahan, memperhatikan sekitar rumah tua masih terawat dengan baik. Selama Rui menghilang, Zyan tetap menempatkan pelayan di rumah tua, dan terkadang sesekali menginap di rumah tua ini.  Rui perlahan memasuki rumah tua lagi, setelah bertahun-tahun tidak menginjakan kaki disini. Zyan masuk ke kamar tamu dan menempatkan Bo Han yang masih tertidur diatas ranjang.  Sementara Rui mulai terisak melihat catur yang ada diatas meja, "Ayah," panggil Rui dengan terisak.  "Ayah, maafkan aku," ujar Rui seraya menangis seraya memeluk kedua lututnya.  Zyan yang mendengar suara tangisan Rui, segera saja menghampiri dan ikut bersimpuh lalu memeluk Rui. &nb
Read more

KAKEK

"Apa-apaan ini!" hardik Nyonya Su.  "Membawa anak tidak jelas, masuk kedalam keluarga Liu!" ujar Nyonya Su, dengan marah.  "Bibi! panggil Zyan.  "Dalam keluarga Liu, aku adalah hukum," ujar Zyan mengingatkan.  "Kau …" ujar Nyonya Su. . Rui langsung menggendong Bo Han, "dimana kamar kami?" tanya Rui. "Kamar Bo Han," ujar Zyan menggulang perkataan Rui.  Rui "…."  Pelayan mengantarkan Bo Han ke kamarnya, Rui ingin melangkah ikut ke kamar Bo Han. Namun Zyan menahan Rui. "Kita temui, kakek terlebih dahulu," ujar Zyan.  
Read more

BELALANG GORENG

Setelah puas memarahi Zyan  Kakek Liu baru melepaskan, di balik pintu Zyan mengetuk-ngetuk telinga dan kepalanya. Satu jam mendengarkan nasehat dari kakek Liu, itu membut tubuh Zyan terasa mengkaku.  Sesampainya dikamar, Zyan melihat diranjang besarnya sudah ada pembatas antara sisi ranjang. "Apa ini?" tanya Zyan dalam hati.  Zyan ingin menyingkirkan pembatas itu, namun Rui menahannya, "jika kau menyingkirkannya, maka aku akan tidur di tempat lain," ancam Rui.  Seketika saja Zyan berhenti, dan akhirnya malah membaringkan diri di sisi ranjang.  Keesokan paginya pembatas itu tersingkir dengan sendirinya.  Rui semalaman tidur sambil memeluki Zyan, sampai-sampai Zyan tidak berani bergerak karena takut Rui terbangun dan melepaskan peluk
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status