Keesokan paginya Rui bangun dengan hati was-was. Rui memutuskan pergi mandi di sungai untuk merilekskan rasa was-was di hati.
Sinar matahari pagi, benar-benar membuat Rui terlihat semakin nampak berkilau, tidak akan ada yang mengira bahwa Rui sudah bersuami. Kulit putih kenyalnya yang bercampur dengan air semakin nampak membuat kulitnya berkilau.
"Paman, itu Mama disana," ujar Bo Han.
Tak lama setelah Rui pergi ke sungai, Zyan tiba dan bertemu dengan Bo Han yang baru saja bangun tidur. Karena renovasi maka sekolah pun diliburkan sementara. Dengan bujuk rayu zyan, Bo Han pun akhirnya mau mengantarkan Zyan ke sungai.
"Aku yang akan menemanimu Mama pulang, kau kembalilah pulang," ujar Zyan seraya mengeluarkan coklat yang ada pita biru disudut coklat tersebut.
Sebelum pergi ke kediaman utama Liu, Zyan membawa Rui pergi ke rumah tua terlebih dahulu. Begitu sampai, Rui turun dengan perlahan, memperhatikan sekitar rumah tua masih terawat dengan baik. Selama Rui menghilang, Zyan tetap menempatkan pelayan di rumah tua, dan terkadang sesekali menginap di rumah tua ini.Rui perlahan memasuki rumah tua lagi, setelah bertahun-tahun tidak menginjakan kaki disini. Zyan masuk ke kamar tamu dan menempatkan Bo Han yang masih tertidur diatas ranjang.Sementara Rui mulai terisak melihat catur yang ada diatas meja, "Ayah," panggil Rui dengan terisak."Ayah, maafkan aku," ujar Rui seraya menangis seraya memeluk kedua lututnya.Zyan yang mendengar suara tangisan Rui, segera saja menghampiri dan ikut bersimpuh lalu memeluk Rui.&nb
"Apa-apaan ini!" hardik Nyonya Su."Membawa anak tidak jelas, masuk kedalam keluarga Liu!" ujar Nyonya Su, dengan marah."Bibi! panggil Zyan."Dalam keluarga Liu, aku adalah hukum," ujar Zyan mengingatkan."Kau …" ujar Nyonya Su. .Rui langsung menggendong Bo Han, "dimana kamar kami?" tanya Rui."Kamar Bo Han," ujar Zyan menggulang perkataan Rui.Rui "…."Pelayan mengantarkan Bo Han ke kamarnya, Rui ingin melangkah ikut ke kamar Bo Han. Namun Zyan menahan Rui."Kita temui, kakek terlebih dahulu," ujar Zyan.
Setelah puas memarahi Zyan Kakek Liu baru melepaskan, di balik pintu Zyan mengetuk-ngetuk telinga dan kepalanya. Satu jam mendengarkan nasehat dari kakek Liu, itu membut tubuh Zyan terasa mengkaku.Sesampainya dikamar, Zyan melihat diranjang besarnya sudah ada pembatas antara sisi ranjang."Apa ini?" tanya Zyan dalam hati.Zyan ingin menyingkirkan pembatas itu, namun Rui menahannya, "jika kau menyingkirkannya, maka aku akan tidur di tempat lain," ancam Rui.Seketika saja Zyan berhenti, dan akhirnya malah membaringkan diri di sisi ranjang. Keesokan paginya pembatas itu tersingkir dengan sendirinya.Rui semalaman tidur sambil memeluki Zyan, sampai-sampai Zyan tidak berani bergerak karena takut Rui terbangun dan melepaskan peluk
Zyan sengaja memberi jeda waktu, tak berapa lama Rui dan Bo Han sampai di kediaman utama keluarga Liu, mobil Zyan pun tiba."Apa ada dokumen untuk-ku?" tanya Zyan.Pelayan memberikan sebuah dokumen kepada Zyan. Tadi ketika dalam perjalanan pulang, Zyan meminta asisten Fu mengirimkan dokumen berkas sekolah untuk Bo Han.Zyan masuk ke kamarnya, dan melihat Rui yang baru saja selesai mandi, rambut panjang yang terurai basah, membuat lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kaki putih dengan jari-jari kaki yang imut.Wangi aroma vanilla, menyeruak di ruangan kamar mereka, Zyan maju perlahan tidak berkedip, karena tak ingin melewatkan pemandangan indah di depan matanya ini."Astaga.... kau menganggetkanku," ujar Rui.
"Uhuk…. uhuk…" Zyan pun terbatuk-batuk karena dibuat tesedak oleh Bo Han."Eheeem…" ujar Zyan seraya mendekat ke kursi Bo Han."Menurutmu siapa yang lebih tampan diantara kami?" tanya Zyan.Bo Han, terlihat serius menimbang-nimbang jawabannya. Bo Han melihat kearah Feng Chen, lalu melihat ke arah Zyan."Tuan itu tampan," Jawab Bo Han dengan tersenyum.Wajah Zyan seketika saja menggelap mendengar jawaban Bo Han. Namun terang kembali begitu mendengar perkataan selanjutnya."Tapi lebih tampan Papa," tambah Bo Han sekaligus memberikan tanda satu jempolnya dan memberikan kedipan mautnya kepada Zyan."Anak pintar, nanti
Zyan mulai menikmati tiap gigitan pangsitnya, namun Zyan lebih menikmati pemandangan Rui menghabiskan semua makanan yang ada diatas meja."Bagaimana mungkin dia tetap langsing, padahal makannya sebanyak itu," pikir Zyan keheranan.Setelah selesai, Zyan malah yang mengantarkan Rui pulang ke rumah utama. Disana Bo Han tengah menunggu."Mama!" panggil Bo Han seraya memeluk kaki Rui."Apakah Papa sedang libur?" tanya Bo Han."Emmm…." jawab Zyan canggung."Horaay, Papa akan makan malam bersama dengan kita," ujar Bo Han kegirangan."Apakah hari ini merasa senang di sekolah?" tanya Zyan."Ya, senang
Rui pun memilih ikut dengan Rou Chen dan Fei Yin, "Ayo akan kutunjukan makanan yang enak yang ada dikantin kita," ujar Rou Chen.Meja pun penuh dengan makanan mereka bertiga. Baru saja akan mulai makan, Anming dan Haocun mendekati mereka bertiga."Bolehkah kami bergabung disini," ujar mereka.Belum mendapat jawaban, mereka malah sudah duduk, "terima kasih," jawab mereka berdua."Ish kalian ini sungguh seperti lebah, selalu mengincar madu," ujar Rou Chen mendengus kesal sambil menunjuk-nunjuk Anming dan Haocun dengan sumpitnya."Hei! sudah, bukankah kita sama-sama ingin makan bukan? jadi berhentilah berdebat," ujar Anming."Ini, susu untukmu," ujar Anming seraya memberikan satu kotak
Rui tertegun tak percaya mendengar pengakuan maaf dari Zyan, Seorang Tuan Muda yang sejak lahir sudah tersedia sendok emas dan garpu emas ditangannya, malam ini menundukan harga diri dan egonya, meminta maaf kepada wanita biasa yang datang dari desa.Jika itu orang lain, jangan harap mendengar perkataan ini dari Tuan Muda Liu, ini hanya berlaku bagi Rui Seorang."Apa aku salah dengar?" tanya pikir Rui.Masih dalam ketertegunannya, Zyan mengulangi permintaan maafnya lagi seraya memeluknya erat."Tuan Liu…" ujar Rui."A-aku tidak bisa bernafas," ujar Rui lagi.Zyan pun segera melepaskan pelukannya. Menatapi wajah Rui. Baru ingin menciumnya namun pintu lift sudah terbuka. R
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil