Zyan hanya membalas pesan An Ran dengan emoticon senyum. Asisten Fu datang ke rumah sakit dan memberikan ponsel baru kepada Rui.
"Nyonya, ini adalah ponsel baru untuk Nyonya. Nomor Direktur Liu sudah tersimpan ada di speed dial," ujar asisten Fu. "Baik terima kasih," ujar Rui. Dalam perjalanan pulang tiba-tiba saja Rui ingin memakan daging panggang. Dan meminta asisten Fu untuk membawanya makan di restoran daging panggang terenak yang ada di Tong City."Baik Nyonya," jawab Asisten Fu. Rui memasuki restoran tersebut dan mulai memesan daging panggang yang dia inginkan. Rui memakan makanannya dengan lahap, gerakan tangannya terhenti ketika dia melihat Zyan dan An Ran masuk ke dalam restoran kelas atas tersebut. Tak ingin terlihat oleh Zyan, Rui"Kalian berhati-hatilah," ujar Kakek Liu."Baik kakek, jaga kesehatan Kakek. Kelak kami akan menjenguk Kakek lagi," janji Rui seraya menggandeng tangan Zyan."Kalian juga kunjungilah Tuan Mu," ujar Kakek Liu.Dengan Reflek Rui ingin melepaskan genggaman tangannya namun Zyan malah tidak mau melepaskan."Baik kakek, kami akan mengunjungi ayah," jawab Zyan.Rui menoleh, membawa Zyan berkunjung menemui ayahnya adalah hal yang tidak ingin Rui lakukan."Jangan lupa siapkan hadiah," ujar Kakek Liu.Zyan menarik Rui bergegas masuk ke mobil mereka, Rui menarik tangannya lepas dari genggaman Zyan dan memilih memandangi pemandangan dari balik jendela m
"Aku juga menginginkannya," rengek Rui."Aiyooo …. sudah sebesar ini mengapa masih manja," ujar Nyonya Gu."Baik, baik esok akan dibuatkan lagi," ujar Nyonya Gu.Zyan membuka penutup keranjang, "kita makan bersama," ajak Zyan.Tuan Muda sudah meminta makan bersama maka semua pun tidak sungkan mengambil dimsum itu dari dalam keranjang.Zyan terbiasa dimasakan oleh koki yang pernah bekerja di restorsan bintang Michelin. Zyan agak meragu memakannya, namun Rui memandanginya dengan mata mendelik dan memajukan sedikit bibirnya.Akhirnya Zyan pun memasukan satu dimsum ke mulutnya, pelan-pelan mengunyahnya, dan merasa ternyata rasanya lumayan lalu memasukan satu lagi ke mulutnya. Setelahnya
Zyan menatapi Rui, sementara Rui memberikan senyuman terindahnya. Mata Rui terbiasa menangkap sesuatu yang tak biasa karena sering bermain di hutan sejak kecil, agar tidak tersesat Rui selalu memperhatikan tanda-tanda yang bisa dijadikan jalan kembali pulang."Suami, sebaikanya kau mengikuti aku," ujar Rui seraya menarik Zyan.Rui membawa Zyan ke bagian dokter kandungan, Su Lin tengah menunggunya disana.Di dalam lift, Rui melepaskan genggaman tangannya, "pergilah, jangan sampai terlihat," ujar Rui.Zyan tidak memahami Rui sama sekali, sebentar menciumnya, sebentar lalu mengusirnya.Zya mendorong tubuh Rui ke dinding ketika baru saja keluar dari lift, "apa yang sedang kau mainkan?" tanya Zyan.
Su Meng menceritakan tentang apa yang terjadi di pagi hari waktu itu, bahwa pagi itu dia membersihkan kamar Tuan Shen. Namun tak pernah mengira jika dia akan di lecehkan. Su Meng segera melaporkan ini ke manajernya namun malah di tuduh berbohong.Tuan Shen adalah salah satu keluarga terkaya di Tong City meski tidak sekaya keluarga Liu. Jelas manajemen lebih memilih menutupi insiden ini, setelah mengetahui Su Meng hamil, mereka memecatnya. Dan malam kemarin, tiba-tiba Su Meng mendapat celaka yang berujung hilangnya bayi dalam kandungan."Kecelakaan ini telah direncanakan," ujar Helen."Kau beristirahatlah dengan tenang disini," hibur Rui."Su Lin akan segera datang untuk menemanimu nanti," jelas Rui lagi.Setelah mendapatkan ceri
Rui pergi dengan taksi menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Rui mencari-cari kantin yang An Ran sebutkan.Menemukannya, Rui berjalan seraya mengencangkan ikat pinggang jaket panjang yang Rui pakai. Itu terlihat menambah kelangsingan pada pinggul Rui.Beberapa dokter muda yang dilewati Rui, seketika saja memandangi Rui dengan mata berbinar.Ponsel Rui berdering, An Ran meminta Rui untuk datang ke kamar rawat inapnya saja. Dan meminta dibawakan minuman coklat dingin yang ada di kantin tersebut.Rui pun menuruti pinta An Ran, setelah membelikan permintaan An Ran, Rui pun segera menuju ke kamar An Ran dirawat.An Ran nampak duduk di sofa, Rui meletakan minuman coklat dingin yang An Ran pinta tadi.
"Jika membutuhkan bantuan, katakan kepadaku," ujar Feng Chen."Jika sudah lebih baik, aku akan mengantarmu pulang," ujar Feng Chen lagi seraya pergi meninggalkan kamar Rui.Rui memandangi Feng Chen, lalu menggigit bibirnya karena menahan kesal kepada Zyan.Setelah sarapan dikamar Rui bergegas turun kebawah, melihat Feng Chen di ruang tamu, Rui pun menghampiri."Tuan terima kasih atas bantuannya semalam, aku pamit pulang," ujar Rui."Aku akan mengantarmu," ujar Feng Chen."Tidak perlu Tuan," ujar Rui."Ayo!" ujar Feng Chen seraya menarik tangan Rui dan masuk ke dalam mobil.Sementara itu Zyan,
"Bagaiamana kau bisa menemukanku?" tanya Su Meng."Kehendak langit," jawab Rui."Apa kau bisa berlari dengan kencang?" tanya Rui."Tentu," jawab Su Meng."Jika begitu bersiaplah, kita akan pergi dari sini," ujar Rui.Rui mengeluarkan botol berisi bubuk merica yang telah dicampurkan dengan bubuk cabai."Ini adalah senjata kita," ujarnya."Dan juga ini …" ujar Rui seraya mencabut panahan kecil dari papan permainan."Begitu aku keluar, maka kau segera lemparkan bubuk merica dan cabai itu yah!" perintah Rui kepada Su Meng."Baik," jawab
Mendengar ada yang melangkah masuk, Rui dan Feng Chen menoleh dan melihat Zyan berdiri bersedekap memandang dingin ke arah mereka. Feng Chen melepaskan tangannya dari Pipi Rui, "Direktur Liu," sapa Feng Chen. "Direktur Feng," balas sapa Zyan dengan nada dingin. Zyan duduk dengan elegannya di sofa, " nampaknya Feng Group sedang tidak memililki banyak pekerjaan," sindir Zyan. "Tuan! memperhatikan pekerja adalah salah satu moto Feng Group kami," jawab Feng Chen tak mau kalah. "Apakah memperhatikan istriku adalah salah satu moto-mu?" tanya Zyan menyindir lagi. Feng Chen "…." Rui yang merasa kepalanya semakin pusing karena dua pria dihadapannya ini malah bertengkar, Rui pun memutuskan keluar sejenak dari ruang rawat inap tersebut. Feng Chen melih
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil