Home / CEO / Istri Kedua CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Istri Kedua CEO: Chapter 151 - Chapter 160

227 Chapters

151. Menikah Denganmu Sekali Lagi

Gabriella meminta Cara untuk berhenti sebentar ketika tiba di depan pintu lalu kembali memeriksa penampilan gadis itu untuk memastikan jika tidak ada yang kurang agar Cara tampil sempurna di depan Alvaro.Jantung Cara berdebar semakin tidak karuan, telapak tangannya pun terasa sangat dingin dan basah. Perutnya seolah-olah terlilit sebuah tali yang tidak terlihat karena dia merasa sangat gugup sekarang."Pakai ini."Cara tergagap karena Gabriella memasang sebuah kerudung putih yang mirip sekali dengan kerudung yang dipakai oleh seorang pengantin."Kak, ini—""Sudah jangan banyak tanya. Pegang ini juga."Cara terkejut karena Gabriella memintanya untuk menggenggam seikat bunga baby's breath. Bunga yang melambangkan kelembutan dan ketulusan cinta. Cara tidak tahu dari mana Gabriella mendapatkan bunga tersebut karena dia terlalu sibuk menduga-duga apa yang direncanakan ol
Read more

152. Malam Pertama yang Tertunda

"A-apa? Malam pertama?" Wajah Cara sontak dijalari rasa panas meninggalkan semburat merah di kedua pipinya mendengar pertanyaan Alvaro barusan.Alvaro mengangguk, lantas menaruh ponselnya di meja kecil samping tempat tidur dan beringsut mendekati Cara. Kedua tangannya mendekap tubuh gadis itu dengan erat. Rasanya begitu hangat dan nyaman.Alvaro seolah-olah menemukan rumah dalam diri Cara setelah tersesat sekian lama pada pernikahannya yang terasa begitu hambar dan bersama Angela.Hidupnya terasa begitu monoton saat menikah dengan Angela. Dia menyiapkan semua keperluannya sendirian karena Angela tidak bisa apa-apa. Yang bisa dilakukan model seksi itu hanya bermalas-malasan dan menghabiskan uangnya untuk perawatan tubuhnya seperti kucing angora.Akan tetapi kehidupannya berubah drastis setelah menikah dengan Cara. Tanpa diminta gadis itu
Read more

153. Jamuan Terburuk

Alvaro dan Felix tiba di Kuala Lumpur Internasional Airport tepat jam dua siang. Alvaro langsung mengirim pesan pada Cara untuk memberi tahu kalau dia sudah sampai Malaysia sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Penang.Felix melirik ponsel Alvaro karena ingin tahu apa yang menyebabkan sahabatnya itu senyum-senyum tidak jelas begitu turun dari pesawat.Helaan napas panjang sontak lolos dari bibirnya karena Alvaro ternyata sedang asyik berbalas pesan dengan Cara sementara ponselnya sejak tadi tidak ada notifikasi apa pun. Padahal dia ingin sekali mendapat perhatian dari Gabriella seperti yang Cara lakukan pada Alvaro."Lix!"Felix tergagap karena mendengar suara Alvaro. Dia pun cepat-cepat menghampiri Alvaro yang berada tidak jauh di depannya."Aku memintamu menemaniku ke Malaysia untuk bekerja, bukan untuk melamun," decak Alvaro terdengar kesal karena Felix sejak tadi asyik dengan pikirann
Read more

154. Jangan Ambil Anakku!

Suhu udara di Perancis saat bulan Februari bisa sampai tujuh derajat celcius. Sangat dingin. Karena itu orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah dari pada di dluar. Mereka menyalakan kayu di perapian agar ruangan terasa lebih hangat sambil menikmati secangkir teh panas. Allendra dan Angela masih asyik bergelung di dalam selimut. Cuaca yang dingin membuat mereka enggan beranjak dari tempat tidur. "Apa kau sudah bangun, Allend?" tanya Angela sambil merapatkan tubuhnya pada Allendra agar merasa lebih hangat. "Belum," sahut Allendra dengan mata terpejam. Angela terkekeh geli mendengarnya. "Mana ada orang belum bangun tapi bisa menjawab pertanyaan, Allendra. Kau ini aneh sekali." Allendra sebenarnya sudah ban
Read more

155. Dia Anakku, Bukan Anakmu!

Dalam sekejab dunia Cara seolah-olah runtuh. Dadanya mati rasa seolah-olah paru-parunya lupa bagaimana caranya bernapas karena Angela memintanya untuk meninggalkan rumah Alvaro.Terlalu banyak kenangan indah yang telah dia lewati bersama Alvaro dan Mello di rumah ini. Dia tidak sanggup jika harus meninggalkan semuanya karena Alvaro sangat berharga bagi dirinya, terutama Mello.Bayi mungil itu seperti oksigen. Tanpa Mello Cara tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa tetap hidup. Lebih baik dia mati jika harus hidup berpisah dengan buah hatinya."Ta-tapi bagaimana dengan, Mello?" Hati Cara begitu teriris mendengar Mello yang sedang menangis.Sepertinya anak itu juga tidak ingin berpisah dengan ibu kandungnya."Mello masih sangat kecil dan membutuhkan saya, Nyonya. Tolong
Read more

156. Mimpi Buruk Caramell

Cara masih terjaga padahal sekarang sudah lewat tengah malam. Dia hanya diam sambil memandangi Mello yang sedang tertidur lelap dalam dekapannya karena setiap detik terasa sangat berharga baginya. Sedikit pun Cara tidak pernah menyangka apa yang selama ini dia takutkan hingga membuatnya tidak bisa tidur nyenyak akhirnya menjadi kenyataan. Kedatangan Angela seolah-olah menjadi momok yang menghancurkan mimpi indahnya dengan Alvaro dalam sekejab. Wanita itu datang untuk mengambil Mello sebagai bentuk imbalan atas uang yang sudah wanita itu berikan pada dirinya untuk biaya operasi Ibu. Entah setan apa yang sudah merasaki pikirannya pada waktu itu hingga tanpa berpikir panjang mau menerima tawaran Angela untuk melahirkan anak dari benih Alvaro. Saat anak itu lahir dia harus menyerahkannya pada Angela sesuai dengan kesepakatan awal mereka. Cara seratus persen menyadari jika apa yang dia lakukan ini amat sang
Read more

157. Hancurnya Sebuah Harapan

Cara melangkahkan kakinya tidak tentu arah, tatapan kedua matanya pun terlihat kosong. Separuh hatinya seolah-olah direnggut dengan paksa karena Mello sekarang tidak ada lagi di sampingnya.Sedang apa Mello sekarang?Apa Angela bisa merawat buah hatinya itu dengan baik?Kristal bening itu jatuh begitu saja membasahi pipi Cara. Rasanya gadis itu ingin kembali ke rumah Alvaro untuk memastikan apakah Mello baik-baik saja.Namun, Angela mengancam akan menyakiti Mello jika dia berani menginjakkan kaki di rumah Alvaro lagi.Cara merasa sangat bingung sekarang. Apa yang harus dia lakukan?Cara terduduk lesu di pinggir trotoar lantas menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan. Menangis sejadi-jadinya hingga mengundang perhatian beberapa pengguna jalan yang kebetulan lewat di depannya.Mereka heran dan bertanya-tanya karena Cara menangis sendirian di pinggir jala
Read more

158. Gadis Pengkhianat

Alvaro tertegun. Sepasang mata hezel miliknya terpaku menatap seorang wanita bergaun merah yang berada tidak jauh darinya. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam sambil memandangi Angela yang sedang memangku Mello dengan pandangan tidak percaya.Sedikit pun Alvaro tidak pernah menyangka jika Angela sekarang ada di rumah. Istri pertamanya itu bahkan sedang memangku buah cintanya bersama Cara.Alvaro pikir Cara yang akan menyambut kepulangannya dari Malaysia. Namun, dugaannya ternyata salah karena bukan Cara yang pertama kali dia lihat begitu menginjakkan kaki di rumah, melainkan Angela.Alvaro pun mengedarkan pandang ke sekitar mencari Cara. Seharusnya Cara langsung menemuinya ketika tahu jika dia sudah datang untuk melepas rindu. Namun, gadis itu malah tidak terlihat batang hidungnya.Di mana, Cara?
Read more

159. Salah Paham yang Tak Berujung

"Caramell jelas-jelas memilih pergi. Kenapa kamu tidak rela Caramell meninggalkan rumah ini, Al? Bukankah memang seharusnya Caramell pergi dari rumah ini setelah melahirkan Mello?" Angela menatap Alvaro dengan lekat. Dari sorot matanya dia bisa tahu jiksa Alvaro tidak rela Cara pergi meninggalkannya.Alvaro hanya diam. Seharusnya dia segera menceraikan Cara setelah gadis itu melahirkan buah hatinya sesuai dengan perjanjian awal mereka. Namun, dia tidak sanggup menceraikan Cara karena sudah terlanjur jatuh hati pada gadis itu."Aku pikir kamu senang melihatku kembali karena kita sudah lama tidak bertemu. Tapi kamu malah memikirkan Caramell. Kamu ...." Angela memberi jeda dalam ucapannya agar Alvaro percaya kalau dia merasa sangat kecewa atas apa yang lelaki itu lakukan." ... membuatku benar-benar sedih, Al."Alvaro tertegun. Perasaan bersalah sontak menyelip dalam dirinya karena melihat Angela meneteskan a
Read more

160. MUAK!

Felix terenyak mendengar ucapan Alvaro barusan. Setiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu terdengar begitu tegas dan penuh dengan amarah."Kenapa kau melarangku menyebut nama Caramell? Apa kalian bertengkar?""Sudah aku katakan jangan pernah menyebut nama gadis itu di depanku, Lix!" geram Alvaro dengan suara sedikit lebih keras membuat Felix terlonjak kaget."Kenapa kau tiba-tiba melarangku menyebut nama istri keduamu itu?" Felix menuntut penjelasan dari Alvaro. Dia merasa heran karena Alvaro melarangnya menyebut nama Cara.Alvaro mengempaskan punggungnya di sofa lantas memijit kepalanya yang terasa penat. Entah kenapa udara yang dia hirup sekarang terasa begitu menyesakkan semenjak Cara pergi meninggalkannya.Alvaro sepenuhnya menyadari jika hidupnya bergantung penuh pada Cara. Setiap napas yang dia hirup dan embuskan semuanya untuk Cara. Tanpa gadis itu ... Alvaro tidak tahu lagi
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status