Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Istri Kedua CEO: Bab 161 - Bab 170

227 Bab

161. Ayah Bodoh dan Bayi yang Malang

Bik Arum yang sedang menyiapkan makan malam di dapur, bergegas beranjak ke depan ketika mendengar Alvaro datang. Tanpa diminta wanita paruh baya yang berusia lima tahun lebih tua dari Mama itu mengambil alih tas kerja dan kemeja milik Alvaro.Padahal biasanya Cara yang selalu mengambil kemeja dan tas kerja miliknya. Namun, gadis itu telah pergi meninggalkan rumahnya. Menyisakan luka yang begitu dalam di hatinya.Ah, lagi-lagi dia malah memikirkan Cara."Terima kasih, Bik."Bik Arum mengangguk. Alvaro pun melepas dua kancing kemejanya paling atas lantas menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku untuk mengusir gerah.Wajahnya terlihat sangat lelah karena beberapa hari ini dia sulit tidur dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja. Namun, semua itu tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Alvaro."Apa Mello masih sering rewel, Bik?""Masih, Tua
Baca selengkapnya

162. Wanita Tidak Tahu Diri!

Sepertinya Mello tidak hanya merindukan Cara, tapi butuh. Bayi sekecil itu masih sangat membutuhkan kasih sayang dan juga perhatian dari ibu kandungnya.Hal itu terbukti dengan langsung tenangnya Mello setelah minum ASI Cara.Untung saja ada air susu Cara, jika tidak Alvaro sekarang pasti masih kebingungan menenangkan Mello. Apa lagi Angela seolah-olah tidak mau tahu dengan apa yang terjadi pada bayi mungil itu.Sementara itu Angela terus men-sroll layar ponselnya di ruang tengah. Wanita itu sedang melihat-lihat barang yang menurutnya menarik untuk dibeli karena hari ini kebetulan tanggal cantik dan aplikasi belanja online sedang mengadakan diskon gila-gilaan.Tanpa perlu pikir panjang dia langsung membeli baju atau tas yang menurutnya bagus. Lagi pula uang Alvaro tidak akan habis untu
Baca selengkapnya

163. Ciuman Terakhir

Langit perlahan-lahan berubah menjadi gelap karena tertupi awan mendung. Udara pun terasa lebih dingin dari pada biasanya. Hampir setiap hari hujan selalu mengguyur ibu kota padahal sekarang sudah memasuki bulan ketiga.Cara mengeratkan jaket tipis yang dipakainya lantas mempercepat langkahnya menuju rumah Alvaro agar tidak kehujanan karena ingin memberi air susunya untuk Mello.Namun, setitik air tiba-tiba jatuh dari langit dan tidak lama kemudian hujan pun turun dengan sangat lebat.Orang-orang yang tidak membawa payung atau pun jas hujan memilih berteduh agar tubuh mereka tidak basah karena kehujanan. Namun, Cara malah berlari menerobos hujan karena dia harus memberikan air susunya pada Mello. Meskipun mereka berpisah, dia tetap ingin memberikan yang terbaik untuk Mello.Cara menekan bel yang ada di hadapannya dengan tangan gemetar karena kedinginan. Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya datang
Baca selengkapnya

164. Kau Bukan Istriku Lagi!

Cara mengusap cairan hangat yang kembali meleleh dari kedua sudut matanya. Gadis itu selalu saja menangis setiap kali merindukan Mello. Biasanya Mello selalu terbangun saat tengah malam karena ingin menyusu, dan tanpa menunggu waktu lama dia akan memberi bayi mungil itu ASI agar tidak rewel lagi. Namun, Mello sekarang berada jauh darinya.Siapa yang akan memberi Mello susu sekarang?Apa Alvaro dan Angela bisa merawat buah hatinya itu dengan baik?Cara kembali mengusap air mata yang membasahi pipinya. Perasaan gadis itu tidak pernah tenang sejak berpisah dengan Mello. Dia selalu dilanda rasa takut, bingung, dan cemas hingga tidak bisa tidur nyenyak karena terus memikirkan Mello.Apa Mello sudah minum susu hari ini?Apa Angela bisa menenangkan Mello jika rewel?Apa Angela mau merawat Mello seperti anak kandungnya sendiri?Cara menggigit bibir bawahnya kuat-k
Baca selengkapnya

165. Apa Ini Jalan Terbaik?

Mello menangis sangat keras ketika Alvaro mengucapkan kata cerai untuk Cara. Bayi mungil itu seolah-olah tidak rela jika kedua orang tuanya berpisah."Sayang, tenang, ya?" Alvaro berusaha  keras menenangkan Mello meskipun perasaannya sekarang terasa campur aduk.Jujur, Alvaro merasa berat sekali untuk menceraikan Cara karena bagaimana pun juga dia masih menyimpan perasaan pada gadis itu. Lagi pula mereka pernah hidup bersama dalam waktu yang lumayan lama. Suka duka telah mereka lewati bersama. Bahkan sekarang ada Mello di antara mereka.Namun, rasa kecewa yang dirasakannya akibat pengkhianatan yang Cara lakukan jauh lebih besar dibandingkan dengan perasaannya pada gadis itu.Cara telah menghancurkan impian serta harapannya dalam sekejab. Dan dengan berat hati akhirnya dia memutuskan untuk menceraikan gadis itu."Bik, tolong buatkan susu yan
Baca selengkapnya

166. Terkuaknya Sebuah Kebenaran

"Allend!" Allendra benar-benar terkejut karena Angela tiba-tiba menubruk tubuhnya dan memeluk dengan erat hingga nyaris saja jatuh ke kolam renang yang berada tepat di sampingnya.Allendra pun melepas kaca mata hitam yang sejak tadi bertengger di hidung mancungnya untuk melindungi matanya dari sinar ultraviolet matahari agar bisa melihat ekpresi Angela lebih jelas."Kenapa kau terlihat senang sekali, Baby? Apa kau baru saja mendapat endorse yang sangat besar?""Apa kau tahu, Allend?" Angela tersenyum sangat lebar seolah-olah menunjukkan perasaannya yang sedang berbunga-bunga.Allendra menghela napas panjang. "Tentu saja aku tidak tahu karena kau belum mengatakannya. Apa yang membuatmu terlihat senang sekali, Baby?"Allendra mengubah posisinya menjadi miring agar bisa menatap Angela yang berbaring di sebelahnya dengan lebih jelas."Aku punya kabar baik untukmu."
Baca selengkapnya

167. Kekalutan Alvaro

Mama terlonjak kaget karena Alvaro membanting pintu rumahnya dengan keras sepulang dari kantor hingga membuat Mello menangis karena kaget. Untung saja dia bisa cepat menenangkan cucu kesayangannya itu."Kenapa kamu terlihat kalut sekali, Al? Apa kau tidak berhasil bekerja sama dengan perusahaan Mr. Johanes?" tanya Mama terdengar khawatir karena Alvaro sekarang terlihat sangat kalut.Alvaro menyugar rambut hitamnya ke belakang. Amarah dan kekecewaan masih tergambar jelas di wajahnya yang tampan. Rasanya Alvaro ingin sekali berteriak dengan sangat keras untuk melampiaskan kekecewaan juga amarahnya pada Angela karena sudah berani membohonginya. Namun, dia terlalu malu untuk melakukannya karena sekarang ada Mama.Sedikit pun Alvaro tidak pernah menyangka Angela tega membonginya. Istri pertamanya itu bahkan terus meminta uang pada d
Baca selengkapnya

168. Menyingkirkan Istri Tidak Tahu Diri

"Alvaro, tenanglah!" Mama menggenggam kedua tangan Alvaro dengan erat agar berhenti memukuli kepalanya sendiri.Namun, Alvaro terus saja memberontak dan berusaha melayangkan kepalan tangannya ke kepala sendiri untuk melampiaskan kekecewaannya.Alvaro merasa sangat menyesal kenapa waktu itu tidak mau mendengarkan penjelasan Cara. Andai saja dia mau mendengarkan, dia tidak akan menceraikan gadis itu dan mereka pasti akan hidup bahagia sampai sekarang."Alvaro, tenanglah! Jangan sakiti dirimu sendiri!" Mama menangkup kedua pipi Alvaro. Ada kesedihan yang terpancar dari kedua sorot matanya saat menatap anak kandungnya tersebut.Mama benar-benar sedih melihat Alvaro yang terus menyiksa dirinya sendiri untuk melampiaskan kekecewaannya."Alvaro benar-benar bodoh, Ma! Alvaro benar-benar bodoh!"
Baca selengkapnya

169. It's Ok Not To Be Ok!

"Lepaskan aku, Bangsat—ah!" Angela jatuh terjerembab karena petugas keamanan tersebut mendorong tubuhnya lumayan keras karena Alvaro tadi berpesan pada mereka agar tidak sungkan berbuat kasar jika Angela melawan."Berengsek kalian semua!" Angela menatap nyalang pada kedua pria berpakaian serba hitam tersebut. Padahal mereka dulu bekerja untuknya, tapi sekarang malah berani berbuat kasar pada dirinya.Menyebalkan!"Aku bersumpah akan membuat perhitungan dengan kalian!" ancamnya terdengar penuh amarah.Kedua pria tersebut malah menyeringai karena mereka tidak takut dengan ancaman Angela sama sekali. Lagi pula Alvaro pasti akan menjamin keselamatan mereka.Angela berdiri, lantas membersihkan gaunnya yang kotor akibat terjatuh. Amarah masih
Baca selengkapnya

170. Aku Bukan Pelakor

Elish terus menghela napas panjang sambil menatap ke arah pintu kontrakannya, berharap sang sahabat akan membuka pintu tersebut lantas menampakkan diri di hadapannya. Namun, selama apa pun dia menunggu, Cara ternyata tidak kunjung datang, padahal dia sangat mengkhawatirkan gadis itu. Apa lagi kondisi psikis Cara sekarang sedang tidak stabil.Semoga saja sahabat baiknya itu baik-baik saja dan selalu dalam lindungannya di mana pun dia berada.Elish pun beranjak dari tempat tidurnya karena ingin membereskan kontrakannya. Helaan napas panjang kembali lolos dari bibirnya ketika melihat baju Mello yang tergeletak di dekat bantal.Tatapan mata gadis itu seketika berubah sendu karena Cara setiap malam selalu memeluk baju Mello saat tidur. Cara pasti amat sangat merindukan buah hatinya dan Elish sepenuhnya menyadari hal itu.Tiba-tiba saja pintu kontrakan Elish diketuk dari luar saat gadis itu sedang merapikan temp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status