Home / Romansa / Mencintaimu Kesalahan Terbesarku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mencintaimu Kesalahan Terbesarku: Chapter 11 - Chapter 20

96 Chapters

episode 11

Kiara gadis yang baik, ramah, dan supel menurutku.Wawasannya juga lumayan tinggi. Sepertinya latar belakang pendidikannya juga oke, terbukti dari cara dia menjelaskan segalanya kepadaku.Ya, disinilah aku sekarang didepan penginapan Kiara, untuk keluar bersama mencari makanan yang bisa dinikmati dengan menu khas Padang.Kiara menyuruhku menunggu diluar saja, karena menurutnya nggak enak dipandang jika laki-laki dan perempuan didalam rumah berduaan.Untuk yang kesekian kalinya, Gilang terpana dengan Kiara. Sebuah alasan yang masuk akal menurutku.Aku berasumsi bahwa Kiara gadis yang baik, yang tidak sembarangan dengan laki-laki.Gadis yang masih memegang tradisi dan sopan santun yang masih kental.Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya yang kutunggu pun keluar dengan blouse lengan panjang selutut berwarna putih, dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam.Flat shoes putih, dan sebuah sling bag Louis Vuitton berwarna putih dengan
Read more

episode 12

Finally, setelah menikmati makanan dan minuman yang telah mereka pesan selama lebih dari dua jam lamanya, merekapun berdiri untuk membayar semua tagihan yang telah mereka nikmati tadi.“Aku yang bayar, Kia!” tegas Gilang saat Kiara akan mengeluarkan uang untuk membayarnya.“Nggak usah, Lang. Biar aku saja yang bayar,” tolak Kiara. “Aku saja. Nggak baik juga kalau cewek yang bayar. Sekalian aku yang traktir,” balas Gilang.“Yakin, nich?” tanya Kiara.“Sure!” angguk Gilang penuh keyakinan.“Terima kasih, Lang,” ucap Kiara.“Sama-sama, Kia," jawab Gilang sambil tersenyum.Mereka berjalan menuju kasir untuk membayar semua tagihan selanjutnya berjalan menuju mobil yang berada di parkiran restoran.“Kita kemana lagi?” tanya Gilang sambil memasangkan seat belt pada Kiara.Yang langsung membuat Kiara membeku untuk sepersekian d
Read more

episode 13

Setelah menunaikan kegiatan melukisnya selama dua jam, akhirnya Ara selesai juga dengan lukisannya.“Finish!” senyum Ara mengembang sambil memandang hasil lukisannya sore ini, dan menoleh ke arah Gilang yang tidak berkedip.“Selesai, Lang. Balik sekarang, atau bentar lagi?” tanyanya melihat Gilang yang tetap bungkam tanpa suara.“Bentar lagi, Kia! Lukisannya sangat bagus,” puji Gilang yang berhasil membuat rona kemerahan di wajah Kiara.“Terima kasih, Lang,” ujar Kiara.“Sama-sama, Kiara,” jawab Gilang.“Lukisannya sudah selesai semuanya?” tanya Gilang.“Poin yang penting-pentingnya sudah, Lang. Nanti tinggal finishing saja di penginapan atau ntar kalau sudah kembali ke Jakarta!” jelas Kiara.“Aku mau lukisannya!” pinta Gilang.“Boleh. Tapi di selesaikan dulu,Lang,” jawab Kiara.“Baiklah,” senyum
Read more

episode 14

Mereka menempuh perjalanan lebih kurang selama dua puluh menit.Akhirnya jam delapan malam, mereka pun sampai di penginapan Kiara.Gilang mengantarkan Kiara sampai ke depan pintu penginapannya berhubung karena Gilang  yang membawa tas ransel Kiara tadi.Setelah meletakkan tas ransel tersebut di dekat pintu masuk, Gilang langsung menuju ke parkiran untuk kembali ke hotel tempatnya menginap, dan diikuti Kiara disampingnya.“Terima kasih untuk hari ini, Lang,” ucap Kiara dengan senyum manisnya.“Sama-sama, Kia. Seharusnya, aku yang berterima kasih, karena sudah diizinkan untuk ikut denganmu,” jawab Gilang sambil tersenyum."Sama-sama kalau begitu. Aku juga sudah ditemani dari tadi," ucap Kiara.“Sampai jumpa besok, Gilang. Hati-hati dijalan,” Kiara menambahkan.“Baiklah. Besok tunggu aku sampai datang, ya,” Gilang mengingatkan kembali karena takut akan ditinggal jika terlambat.
Read more

episode 15

Kami berjalan melalui pemukiman penduduk. Disepanjang jalan kulihat Kiara bertegur sapa dengan penduduk disekitar tempat yang kami lewati.Aku tidak memahami apa yang dikatakan oleh Kiara saat melihat Kiara menunjuk sebuah gunung yang masih jauh.Mungkin penduduk menanyakan kemana tujuan kami. Aku sangat tidak paham dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat.Sedangkan Kiara hanya tersenyum ke arahku, tanpa berniat untuk menjelaskan apa yang telah dibicarakan dengan penduduk yang bertegur sapa dengannya.Hari sudah mulai terang. Perlahan kami bisa menikmati pemandangan alam yang tersaji didepan mata, yang ada disepanjang perjalanan.Sungguh sebuah pemandangan alam yang indah didaerah pegunungan.Dikaki gunung terdapat sungai yang mengalirkan air yang jernih dan segar.Kami berhenti sejenak untuk beristirahat sambil mencuci muka di air sungai yang mengalir indah.Terdapat banyak sawah dikiri dan kanan jalan dengan padi yang te
Read more

episode 16

Setelah selesai mengemasi semua barang-barang, mereka pun memutuskan untuk memulai perjalanan menuju pulang kembali ke penginapan.Disepanjang perjalanan kami bertegur sapa dengan beberapa gadis Desa yang tersenyum ke arah kami, terutama ke arah Gilang.Bahkan tidak sedikit dari mereka yang meminta untuk berfoto bersama Gilang, dengan dalih untuk diperlihatkan atau dipamerkan kepada teman sekolahnya.Kiara hanya geleng-geleng kepala melihat antusiasnya mereka bertemu dengan Gilang, bahkan ada yang menjerit histeris seperti para fans yang bertemu dengan artis idola.“Bisa habis aku ntar kalau keseringan masuk Desa kayak gini, Kia!” cerewet Gilang karena sebenarnya sangat malas melayani hal yang seperti ini.“Hahahah. Sekali-sekali, kan nggak ada salahnya, Lang,” ucap Kiara sambil tertawa.“Iya sih. Tapi aku paling malas kalau kayak gini,” balas Gilang lesu.“Biasa aja, Lang. Itung-itung beramal
Read more

episode 17

Mereka melanjutkan perjalanan yang masih tinggal setengah lagi. Sesampainya di penginapan, Kiara langsung masuk ke dalam.Sedangkan Gilang beristirahat di teras penginapan.Lumayan capek rasanya, menempuh perjalanan selama empat jam lamanya dengan berjalan kaki. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Gilang.Berjalan sejauh itu, dengan banyak tantangan di perjalanan.Kiara menghampiri Gilang dengan membawa minuman dingin dan aneka kue.Kiara tersenyum memandang Gilang yang kelelahan setelah melakukan perjalanan yang cukup menyita waktu dan menguras tenaga karena ditempuh dengan berjalan kaki.“Capek, Lang?” tanya Kiara.‘Hhmmm,” jawab Gilang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.“Silahkan diminum, Lang.” Kiara meletakkan minuman dan kue di hadapan Gilang.“Terima kasih,” ucap Gilang sambil meminum air yang dihidangkan Kiara.Mereka menikmati makanan dan minuman di
Read more

episode 18

“Yakin nih? Kerjaan kamu gimana?” Kiara  mulai mengalah dengan penjelasan Gilang.“Semuanya kan bisa diatur, Kia. Hidup nggak melulu tentang kerjaan, kan? Kadang aku juga jenuh mikirin kerjaan terus, Kia. Aku juga pengen bebas kayak kamu. Sepertinya dengan refreshing bisa membuat kinerja otakku membaik.” Penjelasan Gilang cukup panjang.“Aku bisa begini mumpung lagi bebas. Makanya mau mengunjungi semua tempat,” ujar Kiara.“Setuju!” Senyum Gilang penuh kebahagiaan.“Andai kamu tau gimana sibuknya aku mengurus perusahaan, Kiara,” ucap Gilang dalam hatinya.“Ya sudah. Jangan mikirin kerjaan lagi. Yang penting dinikmati liburannya. Jarang-jarang bisa begini, kan? Mari kita nikmati selagi ada kesempatan,” ujar Kiara penuh semangat.“Terima kasih banyak Kiara. Hadirmu mampu mengalihkan duniaku yang selalu sibuk dengan pekerjaan,” bisik Gilang.
Read more

episode 19

”Jangan ngomong sendiri, Lang,” tegur Kiara.“Hmmm. Aku nggak ngomong apa-apa kok,” jawab Gilang gelagapan. Jangan-jangan Kiara bisa membaca pikiran. Pikir Gilang sendirian.“Berapa jam kesana, Kia?” Gilang mulai mengalihkan pembicaraan dari pada ntar dia sendiri yang terpojok.“Paling lama satu setengah jam, Lang,” jawab Kiara.Sepanjang perjalanan mereka mengobrol tentang banyak hal termasuk hal-hal umum yang mereka lihat disepanjang jalan.Sekedar untuk menghilangkan kebosanan agar tidak jenuh dengan perjalanan jauh yang mereka tempuh.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam lamanya, mereka pun menginjakkan kaki di Pesisir Selatan.Persisir Selatan merupakan bagian dari daerah Sumatera Barat yang menyimpan berbagai keindahan alam yang sangat menakjubkan.Kebanyakan orang mungkin masih merasa asing dengan daerah satu ini karena letaknya yang tidak terlalu populer di ban
Read more

episode 20

Sepertinya lagu tersebut sudah membawa Kiara pergi jauh menjemput kenangannya di masa lalu.Gilang pun sedikit-sedikit mulai memahami Kiara yang sepertinya memiliki beban berat dimata Gilang.Akan tetapi Gilang hanya diam saja melihat Kiara. Tanpa bertanya sepatah kata pun, karena menurut Gilang mungkin itu adalah privasi Kiara dan Gilang sangat menghargai privasi seseorang.Mungkin nantinya Gilang juga akan mengetahui semuanya jika Kiara percaya padanya.Gilang memperhatikan Kiara, yang sepertinya hanyut dalam lamunannya sendiri tanpa menyadari keberadaan Gilang disisinya.“Setelah ini, kita kemana lagi, Kia?” Gilang berusaha mengembalikan fokus Kiara, agar nyawanya kembali ke dalam raganya.Entah sampai kemana perjalanan angan Kiara.Saat pikirannya melayang jauh entah kemana yang tanpa disadarinya sampai meneteskan bulir bening di pipi mulusnya.“Maaf,” ucap Kiara sambil mengambil tisu yang tersedia d
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status