Semua Bab Mencintaimu Kesalahan Terbesarku: Bab 41 - Bab 50

96 Bab

episode 41

“Tinggalkan kami berdua, Car,” ucap Ara pelan sambil melihat kepada Kevin dan juga Carista. Kevin dan Carista segera berdiri dan pindah ruangan lainnya yang ada di apartemen mewah tersebut.“Maaf karena telah membuatmu kecewa dan sedih.” Gilang memulai pembicaraannya dengan Ara saat mereka telah berdua saja diruangan yang luas itu.“Kamu tidak salah, tetapi akulah yang salah,” ujar Ara.“Semua salahku karena telah membuat kamu bersedih. Aku sudah tidak ada hubungan apa apalagi dengan Belinda. Hubungan kami telah berakhir semenjak beberapa tahun yang lalu,” jelas Gilang yang berusaha menggenggam tangan Ara, akan tetapi ditepiskan oleh gadis tersebut.“Jangan sentuh aku lagi,” desisnya tajam, yang membuat perasaan Gilang teriris.“Jangan pernah sentuh aku lagi. Mulai sekarang kita sudah tidak punya hubungan apa apalagi. Semuanya sudah cukup sampai di sini. Terima kasih atas kebersamaan
Baca selengkapnya

episode 42

Gilang melangkahkan kakinya memasuki apartemen Kiara.Sebuah hunian dengan konsep natural yang menciptakan ketenangan dan kenyamanan.Aroma khas lavender, menyambutnya saat menjajakkan kakinya di apartemen ini.Apartemen Kiara merupakan apartemen dengan konsep soft-desain.Hunian seluas 112,81 meter persegi ini memiliki balkon di luar area living room dan main bedroom, sehingga walau tinggal di apartemen, pemiliknya tak akan khawatir akan cross-ventilation.Udara dan cahaya yang masuk dirasakan cukup. Apalagi ruangan ini tidak sesak dengan perabot.Hanya ada beberapa perabotan. Meskipun tidak dilengkapi dengan perabotan yang banyak, akan tetapi perabotan yang ada merupakan perabotan yang bermerek.Ara melangkah menuju kamarnya, yang diikuti Gilang disampingnya.“Sampai sini saja, kamu boleh pergi,” ucap Ara pelan. Sedangkan Gilang tidak mendengarkan ucapan Ara dan malah terus melangkah memasuki kamar. Gilang memperh
Baca selengkapnya

episode 43

“Mengapa, hhmmm?” tanya Gilang sambil menatap mata Ara yang diselimuti kesedihan.“Ganti lagunya dengan yang lain,” ucap Ara pelan.“Jangan diganti, aku suka lagunya. Lagunya sangat cocok untuk kita,” jawab Gilang dengan menyindir Ara.Ara mengalihkan pandangan keluar kaca mobil.Sayup terdengar alunan musik yang membuat mereka hanyut di dalam kesedihan meresapi lagu yang disampaikan melalui audio mobil.If I had to live my life without you near meJika aku harus menjalani hidupku tanpamu didekatkuThe days would all be emptyHari-hari akan terasa begitu sepiThe nights would seem so long, with you I see foreverMalam akan terasa panjang, denganmu aku melihat selamanyaOh, so clearly, I might have been in love beforeOh, sangat jelas, aku mungkin pernah jatuh cinta sebelumnyaBut it
Baca selengkapnya

episode 44

“Hhmm, semua tidak seperti yang kamu pikirkan, Bi,” ucap Ara pelan.“Ayolah, Kak Ara. Jangan merusak kebahagiaanku,” jawab Bianca cemberut.“Hanya meluruskan, Bi.”“Aku maunya Kakak yang menjadi pasangan Kak Gilang,” ucap Bianca menatap mata Ara dalam.“Kalaupun tidak seperti keinginan kamu, kamu tetap adek aku kan?” ucap Ara sambil memeluk Bianca.“Tetapi, mengapa Kakak di sini sekarang? Selama ini Kak Gilang tidak pernah membawa perempuan kesini. Berarti ada hubungan khusus, kan?”Ara hanya diam saja mendengarkan Bianca, berharap Gilang bisa memberikan penjelasan kepada adeknya tersebut.Gilang yang melihat interaksi antara Bianca dan Kiara hanya tertawa pelan. Begitu juga dengan Emira yang menyaksikan bagaimana antusiasnya Bianca terhadap Kiara.“Doakan ya, Bi. Semoga saja bisa meluluhkan hatinya,” ucap Gilang sambil melirik kepada Ara.
Baca selengkapnya

episode 45

“Karena ada izin dari Ayah sama Bunda. Makanya aku berani untuk menjalaninya. Tetapi takdir berkata lain, karena aku tidak seperti yang kamu harapkan.” Ara menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan rasa perih di hatinya.“Aku minta maaf. Mulai sekarang aku akan buktikan jika ucapanku tidak main main. Aku akan melamarmu langsung kepada Ayah dan Bunda.” Gilang menggenggam tangan Ara seolah menyalurkan kekuatannya kepada gadis tersebut.“Silakan dicoba jika kamu bisa meyakinkan orang tuaku.” Tantang Ara.“Baiklah. Berarti kamu tidak menolak untuk menikah denganku, kan?” ucap Gilang.“Kalau Ayah setuju, tidak ada salahnya. Aku hanya mengikut saja apa kata orang tua,” jawab Ara.Gilang mengecup pipi Ara dengan sayang sambil berujar “Terima kasih, sayang.”“Pikirkan terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh, Lang,” ucap Ara pelan.“Ini sudah kep
Baca selengkapnya

episode 46

Kevin melihat kepada Gilang yang baru masuk dengan tatapan meminta penjelasan.“Aku bisa jelasin semuanya,” ucap Gilang seakan mengerti arti pandangan Kevin.“Aku dan Reza memang bersaudara. Akan tetapi, aku tidak pernah mengetahui jika Kiara adalah tunangan Reza,” ucap Gilang.“Bagaimana mungkin kamu tidak mengetahuinya? Sedangkan tunangannya saja dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak.” Kevin menatap curiga kepada Gilang karena merasa dibohongi.“Aku benaran tidak mengetahui semua itu, Vin. Yang aku tau saat itu Reza telah bertunangan, tetapi dengan siapa orangnya aku benaran tidak mengetahuinya,” jujur Gilang.“Jangan membohongiku, Lang,” dengus Kevin kesal.“Saat mereka bertunangan, kami sekeluarga sedang tidak di sini akan tetapi kami sedang di Belanda,” jelas Gilang.***Waktu terus berlalu, tanpa disadari sudah sebulan Gilang tidak saling menghubun
Baca selengkapnya

episode 47

“Berarti, Ara menerima pilihan orang tuanya?” tanya Tante dengan mimik wajah yang serius.“Menurut penuturannya, iya Tante,” jawab Gilang lesu.“Bagaimana dengan kamu?” Tante Audelina menatap Gilang dan  menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh Gilang.“Justru karena itulah, Tante. Makanya aku kesini. Sepertinya, semua ini terjadi semenjak Ara mengetahui hubungan antara aku dan Reza.” Gilang menyampaikan dugaannya.Tante Audelina menghela napas dalam “Semua itu bisa saja, Lang. Mengingat hubungan antara Reza dan Ara yang hampir menikah. Mungkin Ara kecewa karena kamu tidak menjelaskan semuanya.”“Tetapi, aku benaran tidak mengetahui hubungan yang terjalin antara Reza dan Ara, Tante,” lirih Gilang.“Ada banyak hal yang harus kamu ketahui, Lang,” ucap Tante Audelina sambil melangkahkan kakinya menuju lantai dua rumah mewah itu. Gilang mengikuti langka
Baca selengkapnya

episode 48

Bel panjang berdering di seluruh penjuru sekolah, sebagai pertanda bahwa seluruh kegiatan pembelajaran telah berakhir. Sekarang saatnya untuk pulang kembali kerumah masing masing. Ara bergegas mengemasi buku buku dan berlari keluar dari kelas.“Hai, Kia,” sapa Reza yang juga baru keluar dari kelasnya. Mereka berbaur dengan semua murid di sekolah ini yang sudah seperti kapas beterbangan karena sudah jam pulang.Ara menoleh kepada pemilik suara “Hai, Re,” sapanya dengan senyuman.“Pulang sama siapa?” tanya Reza yang terus memperhatikan Ara yang baru dikenalnya tadi pagi.Ara menjawab dengan entengnya “Dengan sepeda saja, Re. Kalau kamu pulang sama siapa?” tanya Ara sambil membuka gembok sepedanya yang terletak di parkiran sekolah.“Tadi aku diantar, Kia. Sekarang pulangnya juga dijemput, tetapi jemputan belum datang.”“Ooo. Aku ribet kalau diantar jemput gitu. Terasa jadi tidak
Baca selengkapnya

episode 49

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tanpa terasa, Reza dan Ara sudah menghabiskan waktu di sekolah ini selama tiga tahun. Besok merupakan hari pengumuman kelulusan. “Kia, besok kita berangkat bareng, ya!” ujar Reza saat mereka tengah istirahat di tempat latihan taekwondo milik Om Ardi. “Aku berangkat sama sepeda, Re,” ucap Ara dengan napas yang masih ngos ngosan dan kening berkerut karena Reza mengajak berangkat bareng sedangkan rumah mereka berjauhan. “Besok berangkat sama aku saja. Besok aku jemput,” seru Reza yang telah melanjutkan latihannya kembali. “Tetapi, Re….” Ara menghentikan ucapannya yang belum selesai karena Reza telah menghilang di ruangan lain untuk kembali latihan. Selanjutnya, Ara juga melanjutkan latihannya kembali. Tepat jam lima sore, latihan baru selesai. Ara segera mengganti pakaiannya dan mengemasi barang barang. Sore ini, Ara akan pulang dengan kendaraan umum karena dia tidak membawa kendaraan. “Kia,” panggil seb
Baca selengkapnya

episode 50

Ara hanya diam saja mendengarnya, karena dia juga tidak tahu harus berkata apalagi.“Kenapa tidak mau berangkat bareng aku? Apa sudah ada janji dengan Elang?” tanya Reza dengan mata yang memerah.“Sebenarnya kamu kenapa sih, Re??? ucap Ara tidak kalah kesal karena kata kata Reza daritadi mampu membuat suasana hatinya menjadi buruk.“Jangan tanya aku kenapa, Kia. Akan tetapi, tanya hatimu,” ucap Reza sambil berjalan meninggalkan Ara yang terbengong sendirian.“Sebenarnya apa sih, salahku?” ucap Ara pelan karena tidak mengerti dengan perubahan sikap Reza yang tiba tiba.“Bisa dipercepat tidak, langkah kakinya?” dengus Reza dari dalam mobil.“Tinggalkan aku divsini, aku mau pulang dengan taksi saja. Maaf karena telah merepotkan kamu. Besok besok, jangan temui aku lagi,” ucap Ara dengan kesal dan berjalan melewati mobil Reza.“Dasar perempuan,” umpat Reza &ldquo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status