Home / Romansa / (Not) A Queen / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of (Not) A Queen: Chapter 101 - Chapter 110

128 Chapters

Chapter 101 Luka

  Feris terkejut dengan pesan pendek yang barusan dibaca. Pesan itu berasal dri Freya yang isinya tentang perberitahuan kalau Feris bisa tinggal di vila ini bersama Alecta. “Kenapa baru diperbolehkan sekarang?” Mata Feris mentpit di balik lensannya. Padahal dulu dia pernah meminta hal semacam ini, tapi tidak diperbolehkan dengan alasan dia adalah kepala pelayan di sana. “Apakah gara-gara ini, Bibi Lani harus turun paksa sebeum sampai di vila. Dia bahkan harus menaiki taksi untuk kembali ke rumah itu dan tidak jadi memasakkan makanan untuk Alecta.” Feris mendesah, itu sebabnya dia memakai apron dan berdiri di dekat kompor dan pan. Kali ini dia memasak sosis dan roti isi. Sedangkan Alecta sedang ada di kamarnya. Tadi, ia sudan menawarkan diri untuk membantu Feris dalam urusan memasak. Tapi Feris menolaknya dan menyuruh Alecta untuk membersihkan diri dan beristirahat Tak lama kemudian, ada pesan baru lagi yang berasal dari Naratama kalau nan
last updateLast Updated : 2021-10-24
Read more

Chapter 102 Obrolan Serius

 “Kamu membeli bir varian ini?” Sudah jelas Feris tidak bisa menahan tawanya, karena Naratama membeli bir varian nol persen alkohol, yang artinya tidak ada kandungan alkoholnya sama sekali. Hampir mirip seperti minuman malt berperisa buah. Padahal Feris lebih menyukai bir berkadar alkohol 2-5%.“Yang penting namanya bir, Sensei. Itupun aku harus bertengkar dengan Lusi di meja kasir saat membeli minuman ini,” jawab Naratama.Feris tidak bisa menahan tawanya. “Kalian memang cocok menjadi pasangan sejati.”“Dia? Mohon maaf lebih baik saja hidup sendiri seumur hidup kalau dia jadi jodohku.” Tatapan Naratama berubah menjadi aneh.Di bawah pohon yang rindang, jauh dari vila, dan hanya ada hamparan rerumputan disertai angin yang sepoi-sepoi adalah perpaduan yang menyenangkan untuk sekedar mengobrol.“Beberapa hari ini banyak rumor yang beredar tentang Sensei yang memutuskan untuk berhenti
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Chapter 103 Percaya

  “Kenapa kamu memandangiku seperti itu? Ada yang salah dengan pakaianku?” Alecta menyipitkan matanya. Sedari tadi, ia merasa diawasi oleh kekasihnya itu. Feris sontak menggeleng, lalu memalingkan wajahnya. “Tidak.” Alecta yang merasa gemas, akhirnya duduk di sebelah Feris, dan menyingkirkan ponsel di tangannya. “Sedari tadi kamu mengawasiku. Terkadang kamu menatapku penuh amarah, tapi ketika aku memergokimu, pasti kamu hanya bilang tidak, lalu memalingkan wajah. Ada apa?” “Tidak.” Feris membetulkan letak kacamatanya yang miring. “Tidak ada jawaban lain selain tidak?” Alecta menggerutu. “Katamu, aku ini adalah kekasihmu. Kita bisa berbagi cerita. Kamu terbiasa mendengarkan keluh kesahku selama ini. Sekarang giliran aku yang akan mendengarkan keluh kesahmu. Aku akan di sini, duduk manis sambil mendengarkan ceritamu.” Alecta mengerjapkan matanya seperti kucing agar terlihat lebih imut. “Tidak. Tidak ada yang perlu diceritaka
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Chapter 104 Pembalasan 1

  Dua hari sebelum semuanya berakhir.     Alecta selalu menyukai perlakuan Feris yang menunjukkan kasih sayangnya. Jika digambarkan, Feris adalah suami idaman perempuan manapun karena ia selalu sigap memberikan apapun yang dibutuhkan Alecta. Pagi ini, Alecta telah muntah beberapa kali, dan tubuhnya terasa lemas. Kata dokter yang menanganinya, hal ini adalah wajar. Dokter itu juga memberi Alecta beberapa suplemen makanan dan vitamin harus diminumnya setiap pagi. Ketika sore dan cuaca sedang bagus, Feris selalu mengajak Alecta untuk berjalan-jalan santai di taman, lalu dilanjutkan mengobrol di bangku taman seakan tidak peduli dengan hal-hal lain di sekitarnya. “Aku tidak tau kalau merasakan hamil akan memiliki banyak pengalaman yang tak terduga. Terkadang aku merasa lemas dan ingin menangis kalau makan, lalu dimuntahkan kembali, atau tidak tahan dengan bau tertentu. Tapi, di sisi lain, aku menyadari ada yang beruba
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Chapter 105 Impas

  Sesuai perhitungan Alecta, Freya datang sendirian tanpa Naratama. Alecta bisa melihatnya dari balkon, karena perempuan itu keluar dari bagian kemudi dan tidak ada tanda-tanda anjingnya itu. Di hadapan Alecta, kotak kado perwarna pink lembut telah disiapkannya jauh-jauh hari dan sebuah amplop berwarna putih yang berisi foto-foto kebersamaannya dengan Priam. Detik-detik yang berlalu, menunggu kedatangan Freya untuk naik ke lantai atas membuat Alecta semakin gugup. Beberapa kali, dia harus mengelus-elus perutnya seolah menyapa buah kehidupan yang masih zigot. Suara langkah kaki terdengar di telinga Alecta, kemungkinan Freya sedang menaiki tangga itu. Tak lama kemudian, Freya datang dengan wajah sumringah dan tampak bahagia. “Hai, Alec. Apa kabarmu?” Seperti biasa, Freya akan memeluk dan menempelkan pipinya ke pipi Alecta lalu duduk di kursi kosong di hadapan Alecta. Kini meja menjadi pembatas mereka. “Aku baik, Frey. Dia ju
last updateLast Updated : 2021-10-28
Read more

Chapter 106 Kengerian

  Denting lonceng ketika pintu toko dibuka, menandakan seorang pelanggan sedang mencari barang yang diinginkannya. Feris sedang mencari bunga mawar  putih di Toko Bunga Ametari. Beruntung si pemilik ini tau kalau Feris sering membeli bunga di sini. “Aku butuh mawar putih,” pinta Feris. “Berapa tangkai, Tuan Pradana?” tanya nona cantik denga nama Ametari tersemat di dadanya. “Anda tau namaku?” Mata Feris membulat di balik lensanya. “Anda salah satu pelangga setia saya. Jadi wajah Tuan cukup saya kenali. Untuk nama Tuan, saya baru mengetahui saat beberapa hari yang lalu ketika Tuan datang ke toko ini untuk membeli bunga. Salah satu perempuan yang duduk di kursi mobil bagian belakang memanggil namamu secara lengkap.” Feris masih dalam mode terkejutnya. Lalu, dia baru tersadar setelah seorang karyawan tokoh ini menyerahkan sepuluh tangkai toko bunga kepadanya. “Terima kasih,” ucap Feris sebelum karyawan itu menghi
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Chapter 107 Kengerian 2

  Alecta mengumpulkan sisa energinya. “Kamu masih berhubungan dengan David Mirman di belakang Priam.” Entah itu nyata atau tidak, ucapan Alecta berhasil memmbuat cengkeraman Freya sedikit melonggar. Tentu saja kesempatan sempit ini tidak mungkin dilewatkan oleh Alecta. Dia langsung menendang perut Freya dengan kakinya. Freya meringis kesakitah hingga dia sedikit mundur. Alecta segera mencari benda apapun yang bisa membuat Freya makin kesakitan. Kemudian, tangan Alecta menemukan sebuah talenan yang biasa digunakan Lusi untuk memotong daging. Talenan itu terbuat dari kayu yang cukup tebal, hingga Alecta terpaksa menghantamkan benda itu ke kepala Freya. Pisau yang digenggamnya pun terjatuh. Freya berteriak cukup keras, lalu memaki Alecta dengan kasar. “Dasar Jalang brengsek!” Alecta tidak memperdulikan itu. Yang dia pikirkan adalah lari. Lari dari vila ini dan Lari dari Freya yang sedang marah. Sayangnya, Alecta itu tipikal manusia yang gamp
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

Chapter 108 Hukuman

  Kemarahan Freya sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia sangat puas melihat Alecta babak belur, darah mengalir di sudut bibirnya dan terpojok seperti tidak berdaya. Saat ini tidak ada yang bisa menghentikan Freya. Freya sudah tidak butuh perempuan di hadapannya itu. Tepat ketika dia ingin menikam Alecta dengan pisau, sebuah tangan menggenggam pisau  yang tinggal beberapa sentimeter lagi akan menembus kulit Alecta. Freya langsung menatap tangan yang mengentikan tindakannya itu. “Feris!” Feris merasakan tangannya tergores pisau yang digenggamnya itu. Dia merebut pisau itu, lalu membuangnya. Dia tidak peduli kalau tangannya terluka. “Kenapa Anda menyakiti Alecta?” tanyanya tajam.Sekembalinya dia dari Toko Bunga Ametari. Dia melihat ada mobil yang terparkir di pekarangan. Dia memang sengaja untuk memakirkan mobilnya agar jauh, lalu berjalan kaki dengan hati-hati menuju vila ini. Tepat di depan matanya, dia melihat Freya sedang men
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

Chapter 109 Ketegangan

 Mata Feris terbelalak ketika mendengar dua saran dari Freya. Pertama, menampar Alecta. Tentu saja hal ini tidak akan dilakukannya karena sejak kecil, dia diajarkan untuk menghormati, melindungi, dan tidak boleh menyakiti perempuan.Tapi, Alecta telah mengkhianatinya. Itu fakta yang tak terbantahkan. Apalagi foto yang tadi dilihatnya dan Alecta berusaha tidak menyangkalnya sudah jadi bukti kalau Alecta berhubungan dengan Priam. Tapi, sejak kapan? Bukankah hampir setiap hari Feris ada di rumah ini? Tidak ada kunjungan Priam kecuali saat Alecta selesai melakukan surogasi. Itu saja mereka tidak bertemu.Kalau ditanya, apakah Feris marah? Iya, sudah jelas dirinya marah karena merasa dikhianati. Tapi, apakah pantas kalau dia menampar seorang perempuan yang wajahnya saja sudah babak belur, ditambah bekas cekikan melingkar merah di lehernya? Tentu Feris tidak bisa melakukan itu. Ada cara lain untuk meluapkan rasa marahnya tapi tidak dengan kekerasan fisik.
last updateLast Updated : 2021-10-31
Read more

Chapter 110 Kediaman Pradana

  “Kamu apakan istriku?” Kini Priam datang dengan wajah yang mengerikan dan siap untuk membunuh Feris yang berusaha meraba di mana kacamatanya terjatuh. Uluran tangan Alecta yang membawa kacamata Feris, langsung disambut oleh pemilik kacamtanya. Feris segera memakai kacamata itu dan menatap siapa yang telah melayangkan pukulan di pipinya. “Kenapa kamu menyakiti istriku, Feris! Tadi, aku dengar dia merintih kesakitan akibat tindakanmu.” Kini Priam tampak semakin galak. Tapi, ekspresinya berubah ketika melihat ada luka lebam di wajah Alecta. Perempuan itu bersembunyi di belakang Feris. Seketika Freya menangis seperti dibuat-buat. Ia bilang kalau Feris menyakitinya dan mendorongnya. Selain itu Freya juga bilang kalau kepalanya juga dipukul oleh Alecta. Tapi Priam tidak memperdulikannya. Justru ia berjalan mendekati Alecta. “Kenapa wajahmu seperti itu?” Alecta tidak menjawab. Ia malah bersembunyi di punggung Feris. “Alecta ham
last updateLast Updated : 2021-11-01
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status