Beranda / Romansa / (Not) A Queen / Chapter 108 Hukuman

Share

Chapter 108 Hukuman

Penulis: Ilamy Harsa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-30 16:10:53

Kemarahan Freya sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia sangat puas melihat Alecta babak belur, darah mengalir di sudut bibirnya dan terpojok seperti tidak berdaya. Saat ini tidak ada yang bisa menghentikan Freya.

Freya sudah tidak butuh perempuan di hadapannya itu. Tepat ketika dia ingin menikam Alecta dengan pisau, sebuah tangan menggenggam pisau  yang tinggal beberapa sentimeter lagi akan menembus kulit Alecta.

Freya langsung menatap tangan yang mengentikan tindakannya itu. “Feris!”

Feris merasakan tangannya tergores pisau yang digenggamnya itu. Dia merebut pisau itu, lalu membuangnya. Dia tidak peduli kalau tangannya terluka.

“Kenapa Anda menyakiti Alecta?” tanyanya tajam.Sekembalinya dia dari Toko Bunga Ametari. Dia melihat ada mobil yang terparkir di pekarangan. Dia memang sengaja untuk memakirkan mobilnya agar jauh, lalu berjalan kaki dengan hati-hati menuju vila ini.

Tepat di depan matanya, dia melihat Freya sedang men

Ilamy Harsa

Update lagiii. Btw, maaf banget ya ... beberapa episode ini ada unsur kekerasannya. Mohon disikapi dengan bijak yaaa. gak usah ditiruin di rumah, karena adegan ini bukan untuk ditiru. wkwkkwk. Buat kamu yang nggak tau di mana itu Kota Zen, aku jelasin dikit. Kota Zen itu kota metropolitan yang daerahnya dibagi menjadi dua. Daerah untuk orang kaya/pejabat. yang satunya pinggiran untuk masyarakat golongan menengah ke bawah. Di sana bawa-bawa senjata itu legal. kadang cewek cantik pun bawa pistol, wkwkwk.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
olabintan9 3
ceritanya bertele²...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • (Not) A Queen   Chapter 109 Ketegangan

    Mata Feris terbelalak ketika mendengar dua saran dari Freya. Pertama, menampar Alecta. Tentu saja hal ini tidak akan dilakukannya karena sejak kecil, dia diajarkan untuk menghormati, melindungi, dan tidak boleh menyakiti perempuan.Tapi, Alecta telah mengkhianatinya. Itu fakta yang tak terbantahkan. Apalagi foto yang tadi dilihatnya dan Alecta berusaha tidak menyangkalnya sudah jadi bukti kalau Alecta berhubungan dengan Priam. Tapi, sejak kapan? Bukankah hampir setiap hari Feris ada di rumah ini? Tidak ada kunjungan Priam kecuali saat Alecta selesai melakukan surogasi. Itu saja mereka tidak bertemu.Kalau ditanya, apakah Feris marah? Iya, sudah jelas dirinya marah karena merasa dikhianati. Tapi, apakah pantas kalau dia menampar seorang perempuan yang wajahnya saja sudah babak belur, ditambah bekas cekikan melingkar merah di lehernya? Tentu Feris tidak bisa melakukan itu. Ada cara lain untuk meluapkan rasa marahnya tapi tidak dengan kekerasan fisik.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • (Not) A Queen   Chapter 110 Kediaman Pradana

    “Kamu apakan istriku?” Kini Priam datang dengan wajah yang mengerikan dan siap untuk membunuh Feris yang berusaha meraba di mana kacamatanya terjatuh. Uluran tangan Alecta yang membawa kacamata Feris, langsung disambut oleh pemilik kacamtanya. Feris segera memakai kacamata itu dan menatap siapa yang telah melayangkan pukulan di pipinya. “Kenapa kamu menyakiti istriku, Feris! Tadi, aku dengar dia merintih kesakitan akibat tindakanmu.” Kini Priam tampak semakin galak. Tapi, ekspresinya berubah ketika melihat ada luka lebam di wajah Alecta. Perempuan itu bersembunyi di belakang Feris. Seketika Freya menangis seperti dibuat-buat. Ia bilang kalau Feris menyakitinya dan mendorongnya. Selain itu Freya juga bilang kalau kepalanya juga dipukul oleh Alecta. Tapi Priam tidak memperdulikannya. Justru ia berjalan mendekati Alecta. “Kenapa wajahmu seperti itu?” Alecta tidak menjawab. Ia malah bersembunyi di punggung Feris. “Alecta ham

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • (Not) A Queen   Chapter 111 Adaptasi

    Alecta merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit kamar yang baru ditempatinya. Suasananya terasa baru, meskipun kamar ini tidak seluas kamar sebelumnya, tapi rasanya tetap nyaman. Alecta sudah mengamati setiap jengkal kamar ini. Kalau ingin melihat pemandangan luar dari jendela, pastinya akan disuguhkan pemandangan terbaik. Karena di dekat kamar Alecta ada kolam ikan koi lengkap beserta bunga teratai yang masih kuncup. Alecta menebak-nebak kapan bunga teratai itu akan mekar. Kalau ingin menikmati dinginnya kolam ikan koi, ada pintu geser yang berada di sisi lain kamar ini. Di sana ada serambi. Tadi, Bu Marie selaku asisten rumah tangga di rumah ini bilang, kalau Alecta boleh mencelupkan kakinya ke kolam itu sambil duduk di pinggiran serambi. Mungkin di lain hari, Alecta akan mencobanya. Tidak saat ini, sebab dia masih merasa malu untuk keluar dari kamar apalagi keluar dari rumah yang hampir 80 persennya bermaterial ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • (Not) A Queen   Chapter 112 Second Male Lead

    Alecta merasa bosan berdiam diri di kamar ini. Sampai malam ini Feris belum kembali. Sudah beberapa kali Alecta menanyakan hal ini kepada Bu Marie. Terakhir ia menjawab kalau Feris akan kembali setelah urusannya selesai. Sebenarnya, Alecta merasa gemas dengan kondisinya saat ini. Jika memungkinkan, dia ingin sekali menelepon Feris melalui ponsel milik Bu Marie, tapi setelah di pikir-pikir itu adalah tindakan tidak etis dan sedikit egois. Apa salahnya menunggu? Alecta mencoba menjinakkan rasa egois yang ada di hatinya saat ini. "Aku ingin menjelajah rumah ini," gumamnya. Alecta benar-benar dilanda rasa bosan yang akut. Tadi, dia sempat menawarkan diri untuk membantu Bu Marie memasak makan malam. Tapi, perempuan paruh baya itu menolak dengan tegas. Karena ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Alecta. Padahal Alecta sudah merasa tidak lelah lagi karena tubuhnya sudah berendam di air hangat. Jadi, saat ini dia berkeliling. Tujuan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • (Not) A Queen   Chapter 113 Calon Istri

    Tangan Feris yang terluka telah dibersihkan dan telah balut dengan perban. Bibi Lani yang mengobatinya. Perempuan paruh baya itu sekarang masih duduk di ruangan khusus yang diperuntukkan oleh Feris. Ia menatap iba pria berkacamata yang sangat dikenalinya. "Jadi keputusanmu terjadi hari ini?" Feris yang masih memindahkan barang-barangnya ke kardus menjawab tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya. "Aku sudah memutuskannya secara bulat dan mutlak. Lagipula Bibi sendiri, kan yang beberapa waktu lalu menanyakan soal ini?" "Iya memang." Sorot teduh sepasang mata Bibi Lani memandang perban di tangan Feris. "Aku tidak menyangka akan terjadi hari ini." "Kalau tidak hari ini, kapan lagi? Kondisi di rumah ini sudah tidak stabil sejak kematian mendiang Nyonya Camelia. Ada banyak rahasia dan keburukan yang terjadi di rumah ini. Seolah menormalisasikan pelanggaran aturan yang telah ditetapkan. Percayalah Keluarga Ardiaz tidak cocok mewarisi semua ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • (Not) A Queen   Chapter 114 Genie

    Alarm tubuh Alecta bekerja seperti biasanya. Kali ini dia bangun dengan perasaan yang sangat bugar dan segar. Dia sudah membuktikan kalau cairan rempah dibuat oleh Bu Marie terbukti ampuh menghilangkan rasa pegal dan nyeri yang kemarin sempat mendera tubuh ringkihnya.Sepagi ini, kabut masih berselimut lumayan tebal. Alecta tau itu saat dia membuka jendela. Embun masih bergelayut dan sebuah aroma harum menyergap hidungnya."Sepagi ini Bu Marie sudah masak?"Tak perlu waktu lama, Alecta segera keluar kamar menuju ke arah dapur. Di sana Bu Marie sedang memasak rebusan sayur dan ada beberapa potongan tahu.Alecta tidak tau itu makanan apa, kuahnya bening dan aromanya menggugah selera.Setelah rebusan itu matang, Bu Marie mematikan kompor. "Sup miso-nya sudah matang. Nak Alecta ingin mencicipinya?"Alecta menggeleng pelan. "Nanti saja." Dia sebenarnya ingin mencicip sup itu, tapi dia lupa kalau obat anti mualnya tertinggal di vila. D

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • (Not) A Queen   Chapter 115 Perseteruan

    "Apa! Alecta tidak ada di rumah?" Sontak Feris terbangun di antara kardus-kardus dengan kesadaran penuh. Sepagi ini dia menerima telepon dari Bu Marie yang mengabarkan kalau Alecta tidak ditemukan di rumahnya. Pintu rumah juga terbuka, dan di dapur ada panci yang tergeletak dengan air yang tumpah ke lantai. Menurut penuturan Bu Marie yang bertanya kepada tetangga dekat, ada sebuah mobil yang terparkir tidak lama dan membawa paksa seorang perempuan berambut panjang dengan luka memar di sudut bibir dan pipinya. Feris sudah mengira kalau ciri fisik yang disebutkan adalah Alecta. Lalu siapa yang memaksanya untuk pergi dari rumah itu? "Bu Marie tau siapa orang yang membawa paksa Alecta?" tanya Feris penuh kecemasan. Dia hampir menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memberi Alecta sebuah ponsel. ["Tidak. Para tetangga juga tidak kenal pria itu."] Sejauh ini Feris menemukan ada dua orang yang ingin membawa paksa Alecta. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • (Not) A Queen   Chapter 116 Selangkah Lagi

    Hal inilah yang ditakutkan Feris selepas kepergian Priam. Pria yang menjadi mantan majikannya itu memiliki posisi yang kuat dibanding dirinya jika sudah menyangkut soal Alecta. Persoalan ini tidak bisa dihindari. Jika Feris tidak selangkah lebih maju, dia akan kehilangan Alecta. Feris menyandarkan punggungnya ke kursi plastik yang ada di ruangan itu. Alecta memilih tertidur untuk meredakan rasa sakitnya. Perempuan itu lagi-lagi meminta Feris untuk memperbolehkannya menjalani rawat jalan. Dia bersikeras untuk dirawat di rumah saja. Setelah berdiskusi dengan dokter, Feris mendapatkan jawaban kalau Alecta boleh menjalani rawat jalan dengan syarat Feris harus menandatangi surat pernyataan itu, dan membiarkan Alecta untuk beristirahat sejenak agar cairan infus yang masih mengalir itu habis, dia masih punya waktu beberapa jam lagi. Dari kejauhan Bibi Lani datang karena mendapat kabar dari Bu Marie soal hilangnya Alecta dan kini dirawat di Klinik Medi

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04

Bab terbaru

  • (Not) A Queen   Catatan Penulis

    Akhirnya selesai jugaaa, huft. (Not) A Queen telah tamat di tanggal 11 November 2021 (Hehehe ditulis aja, biar gak lupa) Terima kasih untukmu yang telah membaca kisah ini sampai tuntas. Entah mengapa aku merasa sangat lega dan yaaa akhirnya punya waktu untuk membaca buku lebih banyak lagi Aku mohon maaf kalau ada beberapa kata yang masih typo dan belum maksimal memberikan yang terbaik untukmu. Di buku yang akan datang, semoga bisa lebih baik lagi. Oh iya, aku pernah dapat pertanyaan semacam ini: apakah setelah tamat nggak ada skuelnya? Gimana yaaa, jawabnya? Memangnya butuh perpanjangan lagi? Ekstra chapter? Tapi, kurasa ini sudah cukup panjang. :0 Sebelum catatan ini selesai, aku pengen spoiler dikit tentang rencanaku. Sebenarnya ada satu novelku lagi yang ada di sini judulnya LEVIATHAN yang bergenre sci-fi. Sayangnya, belum muncul (sampai catatan ini ditulis).

  • (Not) A Queen   Chapter 127 Finale

    Freya akhirnya tertangkap sehari setelah kejadian yang memilukan itu. Sedangkan David perlu tiga hari karena berhasil kabur menuju kota lain. Berita mengenai hal ini langsung menjadi topik utama yang disiarkan berulang-ulang oleh acara berita disegala stasiun televisi. Kejadian itu menyita banyak perhatian masyarakat.Bibi Lani telah dimakamkan. Feris masih menangis. Lusi dan Naratama juga merasakan kesedihan mendalam akibat kehilangan itu.Alecta baru siuman setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Dia menangis saat diberitahu kalau Bibi Lani meninggal dunia demi menyelamatkan Baby Leon dan Alecta.Priam memutuskan untuk menjaga Baby Leon di rumahnya karena Alecta masih dirawat di rumah sakit. Tubuhnya dipenuhi banyak luka, dan beruntung tidak ada tulang yang patah.Feris telah memutuskan sesuatu. Malam ini dia akan membicarakan keputusannya dengan Alecta. Perempuan itu sudah lebih baik beberapa hari ini, dan kemungkinan dua hari lagi dia d

  • (Not) A Queen   Chapter 126 Vengeful

    Mobil yang dikemudikan David memasuki kawasan hutan. Setahunya, kawasan itu memang sepi dan ada sebuah bangunan yang mirip gudang penyimpanan kayu yang sudah lama tidak digunakan.Mobil berhenti di depan bangunan itu. David menyeret Alecta ke gudang itu, sedangkan Freya masih berkutat dengan Leon yang hanya bisa menangis.Setelah masuk ke dalam gudang tak terpakai itu, David meletakkan Alecta di tempat yang kering. Sementara Freya yang sudah pusing dengan tangisan bayi itu akhirnya menyerah. Dia meletakkan Leon di sebuah keranjang dari ayaman rotan yang kondisinya sudah tidak layak. David jadi berpikir, kalau Freya bukanlah ibu yang baik. David mendekati Freya dan menyerahan tongkat baseball yang tadi dipakai untuk memukul sopir tadi. Freya menerima tongkat baseball itu dan mengabaikan tangisan Leon.“Gunakan untuk menyiksanya.” David menunjuk Alecta yang tergeletak tak jauh dari jangkauannya. “Aku harus segera melak

  • (Not) A Queen   Chapter 125 Vicious

    Selama hampir saatu tahun ini, kondisi keuangan Freya mulai memburuk. Dia memiliki utang hampir ratusan juta karena tidak mampu menunjang gaya hidupnya. Setelah bercerai dengan Priam, Freya terpaksa menyewa apartemen kecil bersama David.Semua kontrak kerjanya dibatalkan termasuk iklan, sponsor, dan film yang harunya dibintanginya. Namanya terhempas seolah nama Freya Farista sudah tidak lagi bersinar. Freya telah jatuh, tersingkir, dan tidak dibutuhkan lagi.Kondisi diperburuk dengan David yang namanya sudah dicoret dari keluarga besarnya karena ketahuan menjalin hubungan dengan perempuan yang sudah bersuami. Alhasil, David menjadi pengangguran, kerjaannya hanya tidur, makan dan mabuk, hanya itu siklus hidupnya. Sementara Freya harus merelakan tabungannya menunjang kebutuhan dua orang terlebih lagi Freya harus memangkas pengeluaran untuk kecantikan karena dia juga harus makan.Hampir setahun ini Freya dan David persis seperti pasangan pengangguran

  • (Not) A Queen   Chapter 124 Tuan Muda

    Pada akhirnya Priam juga menerima keputusan dari Feris kalau untuk ‘untuk sementara waktu hingga belum ditentukan’ Baby Leon akan diasuh oleh Alecta dan Feris di rumah ini. Dua hari setelah kepulangan Alecta dari rumah sakit, Priam datang bersama dua pelayannya yang cukup menggemaskan. Di ruang tamu, Priam dan Feris berbicara layaknya teman meskipun penuh kecanggungan. Sementara di kamar Alecta, terdengar gelak tawa dari Naratama dan Lusiana. Mereka, dua pelayan yang menggemaskan, begitu sebutan dari Bu Marie. “Baby Leon sangat tampan sekali!” Lusi tampak sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk menggendong Baby Leon. “Bukankah seharusnya kita memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda?” Natatama menimpali. Dia hanya berani menyentuh pipi bulat Baby Leon. “Kamu benar, Nara. Aku tidak sabar melihat Tuan Muda Leon besar. Dia akan lebih menggemaskan lagi.” Lusi tertawa membayangkan hal itu terjadi. “Percayalah, Leon lebih suka dip

  • (Not) A Queen   Chapter 123 Ego

    Feris masih merasa kesal karena pertemuannya dengan Alecta tertunda hampir empat puluh lima menit. Bagaimana tidak? Di dalam ruangan itu kekasihnya sedang bersenda gurau dengan Priam. Ditambah Bibi Lani menyarankan agar Feris menunggu sampai Priam selesai bertemu dengan buah hatinya.Hari ini, tanpa disangka Alecta melahirkan, dan ternyata perkiraan dokter itu meleset. Sebagai orang yang kurang berpengalaman dengan hal ini, Feris merasa menjadi orang bodoh. Harusnya dia tidak pergi hari ini. Harusnya, dia mengubah jadwal pertemuannya dengan Pak Edzard yang akan membeli rumah dan tanah warisan dari neneknya.Alasan kenapa Feris mau melepaskan properti itu karena dia ingin membeli rumah di Kota Milepolis. Dia bertekad ingin memulai kehidupannya yang baru bersama Alecta. Sebab, semakin Alecta di sini, semakin gencar pula Priam mendekatinya.Tapi sekarang, sepertinya Priam sudah mulai mendekati Alecta lagi. Mereka berbincang di dalam, padahal Feris sempa

  • (Not) A Queen   Chapter 122 Nama Bayi

    Priam sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. Alecta yang tertidur dengan wajah sedikit kelelahan dan ada bayi mungil yang sedang ditelungkupkan meminum asi. Dulu Priam selalu menganggap apa ang dilihatnya itu tidak pernah jadi kenyataan. Kini, hari ini, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat calon penerus keluarga Ardiaz telah lahir. Priam mendekati Alecta secara perlahan agar tidak membangunkan Alecta yang sedang tertidur. Dia mencoba menyelipkan jari telunjuknya ke tangan si bayi. Perlahan tapi pasti, tangan mungil bayi itu menggenggam jari Priam. Ada ledakan kebahagian membuncah di dada Priam. Tangan mungil bayi itu seolah menyapa Priam. Rasanya tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaan semacam ini. “Feris ... apa itu kamu?” tanya Alecta lirih. Priam terdiam. Alecta lalu menoleh ke arah orang yang di sampingnya. Dia terkejut ketika menemukan Priam duduk di sana. Padahal tadi dia sempat bermimpi kalau ynag dat

  • (Not) A Queen   Chapter 121 Hari Bersejarah

    Kehamilan Alecta memasuki bulan kesembilan. Perutnya sudah makin besar, tendangan ‘dia’ makin aktif dan terkadang membuat Alecta kesulitan untuk tidur. Setelah sarapan, Feris memutuskan akan pergi ke Kota Lunars. “Tapi sebentar lagi aku akan melahirkan,” ucap Alecta. Sejak pindah ke rumah ini, Alecta selalu mengecek kehamilan secara berkala bersama Feris. Kata dokter, Alecta diprediksi akan melahirkan satu minggu lagi. “Aku pergi tidak lama. Mungkin nanti pulang sore. Ada orang yang tertarik membeli propertiku di Kota Lunars, My Bee.” Feris mengelus kepala Alecta dengan penuh kasih sayang. Alecta menggeleng. Dia harus mencari cara agar Feris tidak pergi. “Dia ingin mendengarkanmu membaca cerita.” Yang dimakud ‘dia’ adalah kehidupan yang ada di perut Alecta. Beberapa waktu yang lalu, kata dokter kandungan yang memeriksa Alecta mengatakan, kalau Alecta akan melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Tentu saja Priam senang menden

  • (Not) A Queen   Chapter 120 Fakta yang Tak Terbantahkan

    Semua berjalan sesuai kehendak Semesta. Perut Alecta makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Feris juga selalu sigap ada di samping Alecta.Sekarang perubahan yang terjadi pada tubuh Alecta membuatnya tampak cantik dan menggemaskan. Entah mengapa kalau perempuan hamil selalu cantik meskipun pipinya mulai chubby dan bada yang berisi.Alecta juga mengalaminya. Kini pipinya agak mengembang. Dadanya makin menyembul padat dan perutnya makin buncit.Terkadang Feris membenamkan wajahnya ke dada Alecta. Katanya itu bagian favoritnya karena lebih kenyal, padat, dan menyenangkan. Kalau malam Feris lebih suka mengelus-elus perut Alecta yang buncit, dan dia yang ada di dalam pasti merespon dengan tendangan.Priam masih datang walaupun jaraknya tidak menentu. Kadang seminggu sekali, lima hari sekali, atau dua minggu sekali untuk melihat Alecta dan calon anaknya. Meskipun terkadang suasana ruang tamu jadi canggung.Priam yang meny

DMCA.com Protection Status