Home / Romansa / (Not) A Queen / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of (Not) A Queen: Chapter 81 - Chapter 90

128 Chapters

Chapter 81 Alasan untuk Kembali

  Mobil yang dikendarai Feris berhenti di halaman rumahnya. Sudah lima hari ini dia melepaskan pekerjaannya untuk sementara waktu dan mengurusi tentang penyerangan di kediamannya serta melukai asisten rumah tangganya. Hari ini Bu Marie bersikeras ingin pulang. Padahal dokter menyarankan agar Bu Marie tetap dirawat di rumah sakit selama beberapa hari lagi, tapi Bu Marie bilang ingin rawat jalan saja. Ia tak mau merepotkan Feris. Insiden penyerangan beberapa hari yang lalu masih menimbulkan perasan was-was pada Feris. Setiap hari, dia selalu menanyakan kepada Lusi dan Alecta, apakah ada orang yag mencurigakan di sekitaran vila?  Sampai hari ini jawaban mereka masih aman. Sesekali Naratama mampir untuk melihat kondisi vila. “Bu Marie harus istirahat. Biar aku saja yang mengurus rumah ini,” ucap Feris lembut kepad Bu Marie yang ingin merapikan kamar Feris. Padahal Feris bisa melakukannya sendiri. “Kalau sakit lalu istirahat, sakitnya aka
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Chapter 82 Puzzlenya Hampir Utuh

  Sebelum menuju ke tempat Florian, Feris menyempatkan diri untuk membeli tiket di Gedung Teater. Dia sudah memasang catatan pengingat kalau hari ini adalah hari pertama pembelian tiket dibuka. Tadi, Feris menelepon Alecta dan menanyakan apakah dia mau dibawakan sesuatu? Tapi, Alecta dengan mudahnya menjawab tidak. Jujur Feris jadi bingung harus membawakan apa. Lalu, dia terpikirkan untuk membawa tiket menonton teater dan memilih tempat duduk paling nyaman untuk menonton. Feris membeli lima tiket dengan nomor duduk yang berurutan. “Ini bisa jadi oleh-olehku untuk Alecta, semoga dia suka.” Setelah mendapat lima tiket itu, Feris melajukan mobilnya ke arah kawasan kelas II untuk bertemu dengan Flo. Sejak berangkat dari kediamannya, dia merasa ada sesuatu yang hilang. Amplop cokelat yang berisi tentang laporan dari Laurent tidak ada di mobil. Padahal seingat Feris, dia menyimpan amplop itu di mobil. Atau mungkin dia sudah menyimpannya di ruangan mili
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Chapter 83 Ternoda

  Feris membawa tas yang diperuntukkan untuk menyimpan laporan Flo beserta foto dan diska lepas (Flasdisk). Hari ini banyak kejutan yang datang tiba-tiba termasuk hubungan gelap majikannya, otak penusukan Alecta adalah David Mirma yang motifnya amat sederhana, dan kemungkinan Alecta sudah tau masa lalu Freya tapi tidak berani membicarakannya. Feris mengembuskan napas kasar. “Bagaimana kalau Priam tau semua ini?” Feris melajukan mobilnya ke rumah keluarga Ardiaz untuk memenuhi panggilan dari Freya. Dia merasa tak masalah kehilangan amplop yang berisi laporan dari Laurent karena laporan itu palsu. Kemungkinan Laurent sudah bekerjasama dengan Freya agar menutupi perselingkuhannya ini. Feris merasa tidak seharusnya dia mencari tau seperti ini. Dia menyalahkan diri sendiri karena keingintahuannya membuat dia makin tersiksa untuk tinggal di rumah itu. “Apa saatnya aku harus pergi?” Feris mengeleng, karena dia belum saatnya pergi dari rumah itu.
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Chapter 84 Keseriusan Perasaan

  Feris menghentikan mobilnya ketika sudah memasuki pekarangan vila. Sebelum kemari, sesi perbincangannya dengan Freya sangat membuatnya penasaran. Ditambah Freya yang tidak menjelaskan, tapi malah menutupinya dengan tertawa. Feris berharap akan segera mendapat jawabannya. Nanti dia akan bertanya dengan Lusi dan Alecta. Kali ini, dia benar-benar seperti orang bodoh yang ketinggalan beberapa hal yang penting. Saat memasuki vila, Lusi menyambut kedatangan Feris seperti biasa.  “Lusi, apakah ada sesuatu yang mencurigakan selama aku izin?” tanya Feris. “Tidak ada, Pak.” “Apakah Tuan Priam datang kemari saat aku tidak ada?” Pertanyaan itu sontak membuat Lusi sedikit kaget. “Tidak. Selama lima hari ini hanya Naratama dan Nyonya Freya yang datang.” Ucapan Lusi memiliki separuh kebohongan dan separuh kebenaran. “Baiklah.” Feris tersenyum. Dia memberikan dua lembar tiket pertunjukan teater kepada Lusi. “Untukmu dan Nar
last updateLast Updated : 2021-10-07
Read more

Chapter 85 Satu Ranjang

 “Apakah kamu bersedia menerimaku apa adanya dan tidak mempermasalahkan masa laluku? Kalau kamu keberatan , kamu boleh menarik ucapanmu, Feris.”Alecta mencengkeram selimur yang menutupi kakinya. Dia merasa takut, cepat atau lambat nantinya Feris akan mengetahui rahasianya.“Aku tau, ternyata kamu masih ada di sana. Tempat yang menyedihkan bernama masa lalu.” Feris menyandarkan punggungnya ke kursi. “Aku memang masih pemula untuk ukuranmu. Maksudku tentang cinta. Tapi yang aku tau, kalau hidup bersama itu berarti harus menerima segala kekurangan termasuk juga bagian masa lalu. Ayolah Alecta, apalagi yang kamu ragukan dariku?”Alecta memberi ruang kosong untuk pertanyaan itu. Dia memeluk kakinya, lalu matanya menatap Feris. “Entahlah, sepertinya aku tidak tau pasti.”“Lalu, apa yang membuatmu ragu?” Feris terus mendesak.Kata orang mata itu tidak bisa berbohong, Alecta menatap
last updateLast Updated : 2021-10-10
Read more

Chapter 86 Motif

 “Apa yang sedang kamu lakukan?” Feris langsung mengalihkan pandangnya. Ia tidak menyangka kalau perempuan di hadapannya akan membuka pakaian tepat di depan matanya.“Membuatmu merasakan hal baru. Melebur sebuah kenikmatan menjadi satu.” Tepat ketika Alecta membuka pakaian dalamnya, Feris langsung menutup tubuh Alecta dengan selimut.Gerakan Alecta sempurna membeku. Dia menatap mata Feris. “Kenapa?”“Aku ada di sini bukan untuk ini.” Feris mendekap tubuh Alecta dengan selimut.“Kamu menolakku?” Aroma maskulin milik Feris menyambar indra penghidunya. Dekapannya yang lebar disertai selimut membuat tubuh Alecta menjadi hangat dan tertutup. Padahal tadi saaat Feris belum melakukannya, tubuh Alecta terasa dingin karena alat pendingin ruangan yang masih menyala.“Jangan tersinggung. Aku melakukan ini bukan karena aku menolak. Aku juga pria dewasa yang ingin melakukan hubungan
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Chapter 87 Prom Night

 Acara prom night adalah awal dari dendam Alecta kepada Freya. Saat itu Alecta yang menghadiri acara prom night sempat mendengar Freya dan gengnya termasuk David Mirman sedang berdiskusi. Di sana ada seorang gadis yang tampak mencolok di antara kerumunan Freya dan gengnya.Gadis itu bernama Oliv. Alecta kenal dengan Olive, tapi tidak akrab. Yang Alecta tau, Oliv dari kelas unggulan dan telah menyumbang banyak sekali piala dan penghargaan lomba olimpiade. Bisa dikatakan, Oliv adalah siswa berprestasi, tapi kepopulerannya harus hilang karena ia memiliki skandal yang berat untuk ukuran anak SMA. Videonya yang berhubungan dengan salah satu guru di sekolahnya yang tersebar membuat kepopuleran kalau Oliv adalah gadis yang baik dan berprestasi harus musnah.Banyak guru yang sudah tidak mempercayai Oliv, guru yang berhubungan dengan Oliv sudah dipecat secara tidak hormat. Tapi, Oliv masih bisa bersekolah karena memang saat itu Oliv telah selesai
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Chapter 88 My Bee

 Keesokan harinya alarm alamiah Alecta bekerja. Dia bangun sekitar jam lima pagi. Tepat ketika membuka pintu, Alecta menemukan Feris masih tertidur dengan posisi meringkuk di sofa. Alecta mengambil selimut dan membawanya keluar dari kamar. Selimut itu dia bawa untuk menyelimuti tubuh Feris yang tampak kedinginan. Persis sepeti kemarin malam sata Feris menyelimuti tubuh Alecta.Feris tertidur sangat tenang, tidak mendengkur. Kacamatanya ada di meja dekat dengan dirinya. Sejujurnya, Alecta ingin sekali jalan-jalan bersama Feris tanpa berkacamata. Feris akan jauh lebih tampan dari Priam maupun pria yang selalu Alecta kagumi di majalah-majalan mingguannya.Alecta menelusuri setiap lekuk wajah Feris dan perhatiannya tertuju pada uban yang kini tumbuh semakin banyak. Dia menjadi khawatir dengan penampilan Feris.“Kalau rambutnya diwarnai lebih abu-abu, apakah akan cocok dengan wajah Feris?” Alecta menggeleng. Dia mulai membayangkan warna-warna
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Chapter 89 Surogasi kedua

  Alecta sudah menunggu tentang hari ini. Hari di mana proses surogasi kedua untuknya akan dilaksanakan. Hari ini juga adalah hari penantian Freya. Ia menunggu di ruang tunggu bersama Feris dan Naratama. Sedangkan Priam, sudah pasti tidak hadir. Sejak malam itu, Priam tidak pernah menghubungi Alecta meskipun hanya berkirim kabar melalui pesan singkat. Tapi, itu tidak menjadi masalah buat Alecta, sebab rasa kesepiannya sudah terobatan akan hadirnya Feris, dan itu sudah lebih dari cukup. Sekarang, Alecta sedang di tahapan pemindahan embrio ke dalam rahimnya. Baginya, prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi, setelah ini rasa kram dan sedikit nyeri akan menyertai dan terkadang timbul beberapa kali. Tak masalah, Alecta masih sanggup untuk menahannya. Semenjak tadi malam, Alecta selalu was-was akan tes kehamilan yang dilakukannya secara mandiri di vila. Dia takut, kalau ternyata dia hamil duluan karena pernah berhubungan intim dengan Priam. Tap
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

Chapter 90 Memukau

  [Saya mendapatkan tiket itu dari Pak Feris. Beberapa hari belakangan ini mereka membicarakan tentang teater itu. Nyonya Alecta terlihat antusias dan hari ini Nyonya Aleta keluar bersama Pak Feris. Saya tidak tahu persis mereka akan ke mana. Nyonya Alecta hanya bilang ingin jalan-jalan. Laporan saya cukup untuk hari ini, Tuan.]   Priam menerima pesan singkat dari Lusi. Pelayan itu juga mengirimkan dua foto tiket untuk menonton pertunjukan teater yang akan tampil nanti sore. Priam juga sudah memesan tiket melalui sekertarisnya, dan sialnya si sekertaris memesan tempat VIP yang ada di atas dan hanya diisi dua orang saja. “Sudah pasti Feris memesan tiket dengan tempat duduk yang reguler.” Priam mendengus.   ***   Feris datang dengan wajah sedikit merengut karena sedari ia berangkat bahkan di jalan pun saat mengemudikan mobil, ia diteror oleh Alecta agar cepat sampai. “
last updateLast Updated : 2021-10-14
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status