Home / Fiksi Remaja / Hey, Danish! / Kabanata 61 - Kabanata 70

Lahat ng Kabanata ng Hey, Danish!: Kabanata 61 - Kabanata 70

78 Kabanata

59. Kembali Uwu

“Nish...”Sayna memanggilnya dan dengan begitu Danish langsung melepas pegangan tangan mereka berdua. Dia benar-benar gugup setengah mati, walau sudah puluhan kali latihan di kamar mandi demi menyambut kedatangan Sayna hari ini, Danish tetap susah mengontrol diri. Dia bahkan bilang pada ibunya untuk menyiapkan buah nangka sebab Twisko dan Teh Kotak terlalu biasa. Danish sudah sering membelikannya, hanya nangka yang belum pernah.Mereka sampai di halaman belakang rumah, Danish sendiri lupa kapan terakhir kali dia berkunjung ke sini. Rasanya sudah lama sekali. Tahu-tahu tanaman dan bunga-bunga milik ibunya sudah bermekaran dan tumbuh tinggi. Di antaranya ada bunga lily yang mekar dan mencolok karena ukurannya yang besar-besar. Cantik, seperti seseorang di sebelahnya saat ini.“Maaf ya, Nish... kedatangan gue hari in—”“Gu...gue dulu,” potongnya buru-buru. Danish menghadap gadis itu. “Gue dulu yang ngomong.&rdq
Magbasa pa

60. Kuntilanak Di Rumahnya

Rencananya Danish akan tidur nyenyak malam ini setelah hari-hari yang berat kemarin boleh dikatakan akan segera berakhir. Tapi semua niat itu ia urungkan melihat seseorang datang tengah malam buta dengan menyeret kopernya yang berwarna merah menyala dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Tidak akan melakukan apa-apa, tidak habis kabur dari ibu dan adiknya selama berhari-hari setelah memutuskan untuk menikahi orang asing bulan depan.Dinara tergolek di sofa ruang tengah dengan kaki terangkat satu ke sandarannya.“Mbak, aku mau ngomong.” Dia tidak menahan diri lagi. Danish berdiri di sebelah kakaknya yang terbaring, tepat di atas kepalanya.“Apa?”“Soal pernikahan Mbak Dinar bulan depan itu.”“Nish...” panggil ibu mereka. “Besok lagi, kasihan mbaknya capek.”Danish membuang napas kasar. “Kalau dia capek dan nggak mau diajak ngomong sama siapa-siapa, Mbak Dinar harusnya lan
Magbasa pa

61. Akur Lagi

Seperti ada kupu-kupu beterbangan di sekitar dadanya, Sayna merasakan efek melayang hingga dia tidak ingin makan dan susah sekali tidur. Matanya menolak untuk dipejamkan. Dia terus merasa segar meski tidak tidur semalaman dan perutnya kenyang terus menerus padahal dia belum makan. Itu sebabnya orang kadang tidak berpikir panjang, nyatanya seperti ini memang, makan cinta saja sudah cukup, Sayna kenyang.Mungkin di sekolah Danish masih bertingkah malu-malu, tapi sisi baiknya dia tidak menghindari Sayna lagi. Danish tersenyum saat mereka tak sengaja berkontak mata, meski dia belum berani dekat-dekat dengan mejanya. Pasti Danish masih pikir-pikir untuk itu, karena lambe-lambe di sekitar mereka akan membuat berita, opini, bahan gosip hingga ledekan yang menghebohkan. Jadi, ada baiknya memang sama-sama menahan diri dulu.Pada kenyataannya, mereka berbaikan saja sudah cukup.“Hai, Danish!” panggil Sayna begitu dia sampai ke parkiran dan melihat Danish bersa
Magbasa pa

62. Sembunyi di Kamar Perawan

“Lo udah nggak mau ngurus Bolu lagi?” tanya Danish mulai tak enak hati.“Bukan gitu.” Sayna bergumam pelan. “Gue... sori, Nish.” Gadis itu tidak meneruskan, dia jusru menggulingkan tubuhnya dan meringkuk di tempat tidur dengan wajah menghadap Danish.“Bilang,” desak Danish merasa gadis itu tidak selesai dengan kalimatnya.“Gue mau lo ke sini tanpa alasan apa-apa.” Sayna mengatakannya sambil memicingkan mata. “Ke sini aja, jangan karena mau antar makanan Bolu atau apa. Kita kan temenan. Emang gue nggak bisa jadi alasan lo buat main ke sini?”“Gue nggak pernah setuju kalau kita cuma teman, Sayna.” Danish berujar tidak senang.“Ya, apalah itu pokoknya.” Gadis itu merengek frustrasi. “Kalau mau ke sini, ya ke sini aja, jangan nunggu pakan Bolu habis. Itu sih bisa gue beli sendiri.”Danish terkekeh pelan melihat tingkahnya.“Ma
Magbasa pa

63. Mempersiapkan Diri

Setelah kejadian Danish yang terkurung dalam kamarnya itu terbongkar karena Ikrar pulang dengan gusar lalu menyelamatkan Danish yang sempat-sempatnya tidur di tempat persembunyian, hubungan keluarga Danish dan Sayna semakin dekat. Sore itu Danish dibawa turun oleh Ikrar dan seluruh kesalahan dilimpahkan pada Sayna. Mereka berdua benar-benar digrebek oleh pak RT seperti pasangan mesum di berita-berita yang banyak beredar.Untung saja, ketua RT di sana adalah ayahnya Sayna.“Nggak, Teh... kamu dapat ide dari mana nyembunyiin Danish di kamar kayak gitu?”“Ya, nggak tahu. Tiba-tiba kepikiran aja, Bu. Kan kalau aku turun bareng dia dari atas berdua buat ketemu sama Ibu, yang ada Ibu malah mikir macem-macem sama aku.”“Ih, nggak gitu. Kalau nggak ngapa-ngapain kenapa harus disembunyiin, kan? Justru nyembunyiin Danish di kamar itu ide paling buruk yang pernah ibu tahu. Pas ketahuan gini ibu sama ayah makin nggak bisa berpikir jernih
Magbasa pa

64. Kakak Ipar lucknut

“Yuk, masuk dulu! Mama nyiapin gaun buat lo pakai di nikahan Mbak Dinar nanti, biar seragaman sama punya kita semua.”Sayna mengangguk dan mengikuti ajakan Danish untuk masuk ke rumahnya. Dan dia sangat terkejut mendapati rumah Danish yang biasanya rapi, bersih, sepi, saat ini justru berantakan sekali. Ruang tengahnya penuh dengan berbagai kotak, paper bag, dust bag serta gaun-gaun yang menggantung di rak beroda.Salah satu penghuni rumah ini memang akan benar-benar menikah, sehingga kehebohan jenis ini terjadi, sama seperti di keluarga lainnya. Sayna diam-diam mengulum senyum, merasa senang karena ada gelenyar hangat menjalar di dadanya.“Nih, mama suruh coba yang ini dulu.”Danish memberinya sebuah kebaya berwarna pastel lalu meminta Sayna mencobanya di kamar pas yang sudah mereka siapkan mendadak demi semua persiapan ini.“Nish, Mbak Dinar-nya mana? Gue kan belum ketemu.” Sayna celingukan men
Magbasa pa

65. Danish Jadi Wali

Hari pernikahan Dinara tiba, mereka semua sudah berkumpul sejak semalam di Hotel Singosari yang kabarnya adalah hotel milik calon suami wanita itu. Bukan hotel terbaik di Jakarta, tapi cukup mewah untuk pernikahan mendadak sepasang orang yang bahkan belum genap dua bulan saling kenal. Danish sudah siap dengan setelan terbaiknya hari ini, tadi Sayna bilang kalau dia tampan sekali memakai beskap seperti sekarang. Sebab Danish adalah wali nikah Dinara, maka dia juga diperhatikan tak kalah penting dengan pengantinnya sendiri. Danish begitu berdebar karena akan menikahkan seseorang hari ini. “Pake yang itu, iya. Yang warna pastel.” Dia menolehkan kepala saat mendengar kakak kandungnya itu terus-terusan membuat Sayna serba salah karena apa pun yang dikenakan Sayna akan diprotes olehnya. Danish tidak menyangka jika Dinara akan memusuhi Sayna terang-terangan seperti itu. Meskipun setelahnya mereka berdua justru tampak lucu, saling serang tapi juga saling memperhatika
Magbasa pa

66. Dinara's Wedding Day

Nenek lampir di sebelahnya ini tengah menyamar jadi pengantin alias ratu sehari. Sejak pagi dia sudah mengomeli Sayna karena gagal menurunkan 2 kilogram berat badan, salah memilih korset yang tampak bengkak dibungkus kebaya. Lalu memastikan berkali-kali bahwa geng mereka—terutama Sayna, tampil lebih cantik dan memukau dibanding geng pager ayu keluarga Ranajaya.“Geseran,” bisik Dinara pelan sambil mendelik kepadanya.Di sisi kiri sana para gadis ayu asal Surabaya yang mewakili keluarga Ranajaya berfoto bersama mereka. Di sisi kanan, tepat di samping Dinara, Sayna dan sepupu-sepupunya yang cantik berdiri berjejeran agar terlihat imbang. Untungnya dari segi fisik mereka tidak terlalu timpang, meski kentara sekali gadis-gadis Jawa original itu sangat anggun dan terbiasa memakai kebaya, sedangkan Sayna ingin sekali mengangkat roknya tinggi-tinggi saat dia berjalan.“Lo harus tampil cantik nanti malam. Harus.” Dinara lagi-lagi berbisik p
Magbasa pa

67. Pengantin Pengganti

Seratus juta memang menggiurkan sekali, tapi bukan itu yang Sayna inginkan. Dia tahu kalau jadi Dinara hari ini pasti berat sekali, dia tahu pernikahan kakak kandung Danish itu tidak seperti kebanyakan orang menikah yang pernah dia temui. Sayna mengerti kenapa Dinara dan Arya ingin segera kabur dari pelaminan mereka sendiri.Kalau melihat sekeliling, bingkai-bingkai foto berbunga itu polos. Harusnya ada foto mempelai di sana, biasanya diambil saat pre-wedding, tapi semua orang tahu kalau Dinara dan Arya tidak memilikinya. Semua orang hampir mengerti, meski tidak bisa menahan rasa penasaran mereka sejak tadi.Jadi, Sayna dan Danish memutuskan untuk tidak menerima sogokannya. Mereka berdua sudah mendapat banyak sekali dari Arya dan Dinara. Selain mobil dan cek senilai 1 miliar yang diterima Danish, Sayna juga memiliki banyak gaun dan sepatu cantik yang Dinara beli. Jika dijumlahkan, uang yang dikeluarkan pasangan itu sudah banyak sekali. Mereka tidak mau menamba
Magbasa pa

68. Siap-siap Berpisah

Selain menikah secara dadakan dengan orang yang baru ditemuinya beberapa waktu lalu, kakak kandung Danish melakukan hal lain yang lebih gila lagi. Dia menyelinap pergi ke kamar pengantin dengan sang suami lalu mengunci pintunya dan tidak muncul lagi hingga acara selesai.Tebak saja siapa yang menggantikan mereka berdua di pelaminan, Danish dan Sayna. Keduanya berpakaian ala pengantin gadungan dan cekikikan menyalami para tamu undangan. Mereka menjelaskan sedikit tentang keadaan pengantin sungguhan yang sedang berganti pakaian meski itu bohong belaka.Anehnya, Sayna terlihat senang. Danish kira gadis itu akan mengumpat kakaknya seperti yang sudah dia lakukan. Ternyata tidak, Sayna baik-baik saja, mereka bahkan berfoto berdua ala-ala pengantin aslinya. Kalau sudah begitu ya, lama-lama Danish juga senang. “Nish!” Sayna menepuk punggungnya dari arah belakang. Acara sudah selesai, tamu-tamu sudah pergi, mereka pun bersiap untuk kembali ke ka
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status