Home / Urban / Tuan Muda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tuan Muda: Chapter 51 - Chapter 60

147 Chapters

Tersenyum Jahat 51

Bab51 "Untuk apa menikah? Demi anak, bukan karena cinta?" Wiliam menghela napas. "Aku merasa seakan mengkhianati Esmeralda, jika aku mencintai wanita lain," ungkap Wiliam, membuat hati Aluna hancur semakin dalam. Kini tubuhnya seakan melayang, pijakkannya terasa melemah seketika, membuat wanita itu nyaris kehilangan keseimbangan tubuh. "Selugas itu, kamu seakan tidak mengerti, bahwa ungkapan semacam itu, sangat melukai hati." "Maaf," lirih Wiliam. "Tapi ini tentang kejujuran. Ayolah Aluna, berhenti bersikap kekanakan. Bagaimana pun juga, kita ini orang tua." Aluna berkali- kali menghela napas berat. "Menikahlah denganku," pinta Wiliam lagi. "Biarkan aku berpikir lagi," sahut Aluna. "No, waktuku tidak banyak di negeri ini, aku harus kembali ke kota Monarki. Jika kamu tidak bisa memberikan jawaban, kedua anak itu aku bawa sekarang juga," tegas Wiliam. "Kau ...." Aluna menunjuk wajah Wiliam dengan suara serak. "Jangan memaksaku! Kau tidak berhak membawa mereka!" bentak Aluna W
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

Menuju Monarki 52

Bab52 "Jeremy, Case, kalian main dulu, oke. Tante mau keluar sebentar," kata Angela, kepada dua anak kembar itu. "Oke, Tante." Case menjawab dengan santai, sedangkan Jeremy nampak asik dengan semua mainannya. Angela keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan, yang keadaannya semakin memanas. "Tante jahat! Tega sekali Tante merampas semua hak aku!" bentak Aluna Welas tak terima. Merlin mendengkus. "Ini hak aku dan anakku! Karena aku adik kandung dari Welas." "Tapi aku anaknya." "Kamu anak yang durhaka! Demi lelaki pencabut nyawa kakakku ini, kamu rela hamil dan melahirkan anak sialannya," maki Merlin dengan keras. "Nyonya! Jaga bicara Anda, jangan coba menguji kesabaran saya," pinta Wiliam, sambil menarik napas berulang kali, seakan mencoba menahan diri. "Mengapa kalian seribut ini?" tanya Angela dengan santai, seolah dia tidak tahu apa- apa. "Ibumu! Ibumu mengambil semua hak aku di istana ini," lirih Aluna Welas. "Apa? Ibu, benarkah itu?" tanya Angela, sembari menatap Ibun
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more

Demam 53

Bab53 "Dasar buaya sialan," pekik Aluna Welas dalam hati, sembari mendelik tak senang pada Angela dan Wiliam. Benar saja, lelaki mengesalkan itu mengantarkan Aluna Welas ke depan hotel Grand Sakura. Semua karyawan berkumpul di depan hotel dan menunduk hormat, membuat Angela berdecak kagum pada Wiliam, yang begitu memiliki pengaruh besar. "Tidak buruk! Bahkan lelaki ini di mataku bukan Jeremy Mose, tapi Wiliam Alexander," gumam Angela dalam hati. Melihat tatapan kagum Angela pada Wiliam, Aluna Welas tidak senang. "Sudah! Aku perlu istirahat dengan cepat. Angela, kamu bisa sendiri kan?" tanya Aluna, sembari meraih lengan Wiliam. "Tentu saja, tuan Wiliam, terimakasih atas kebaikan hati Anda." Angela tersenyum manis pada Wiliam, membuat hati Aluna seakan meleleh kepanasan.______ Di dalam mobil, Wiliam terus menebar senyum. "Kau sangat begitu senang, apakah kamu menyukai sepupuku itu?" tanya Aluna Welas dengan tatapan menyelidik. Wiliam terkekeh, melihat wajah Aluna Welas yang b
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more

Hari Yang Berwarna 54

Bab54 Melihat perhatian Wiliam pada anak mereka, Aluna merasa tersentuh. Ini pertama kalinya anak mereka demam dan sangat rewel. Andai saja tidak ada Wiliam, mungkin Jeremy kecil akan terus menangis. Apakah ini yang di namakan ikatan batin antara anak dan Ayahnya? Aluna berkali- kali menghela napas. Jika dulu di Negeri Awan, kedua anak kembarnya akan tercenung di tempat wisata, memandangi anak lainmya yang sedang asik bermain dengan Ayab mereka. Sedangkan mereka saat itu, hanya memiliki Aluna Welas seorang diri.______Pagi yang cerah menyambut mereka, Aluna Welas bangun dan tersenyum, melihat Jeremy kecil yang terlelap di dalam pelukan hangat Wiliam sang Ayah. "Demi kalian berdua, Ibu akan menekan ego," gumam Aluna, sembari memandangi Case dan Jeremy kecil bergantian. Wiliam merasakan tangan yang hangat membelai wajahnya. Perlahan, lelaki itu membuka mata, membuat si empu tangan tersentak kaget. "Hai cantik," sapa Wiliam, sembari membuka lebar matanya yang memang terasa sulit
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Kesayangan Ayah55

Bab55 Aluna Welas memalingkan wajahnya. "Jangan berusaha mengurung hatiku lagi, jika pada akhirnya, kau tidak memberi keadilan dan keputusan yang baik." "Mengapa bicara sedalam itu?" "Aku terlalu lelah untuk berharap, aku juga sudah banyak kehilangan tenaga untuk bersabar, dan aku telah kehilangan akal untuk berjuang." "Luna, apakah cintamu sedalam itu?" Aluna Welas kembali menoleh Wiliam. "Menurut kamu bagaimana? Apakah aku seperti wanita penggoda, yang hanya suka dengan uang, uang dan uang." Wiliam terkekeh. "Kamu wanita penggoda di mataku, wanita yang selalu ingin aku sentuh." Wajah Aluna Welas memerah. "Dasar lelaki mesum," desisnya kesal. Wiliam semakin terkekeh. "Jika aku tidak mesum, maka kedua bocah kembar itu tidak akan ada di dunia kita. Bukankah mesumku ini bermanfaat untukmu." "Kau gila," tukas Aluna Welas semakin kesal. "Dan kau suka," sahut Wiliam dengan mengedipkan satu matanya pada Aluna. "Enyalah, kau menghilangkan semangat pagiku." Aluna berkata sembari me
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Jalan- jalan 56

Bab56 "Mengapa menatapku seperti itu?" tanya Wiliam, yang tidak senang dengan tatapan dingin Aluna Welas. Wanita itu hanya mendengkus, kemudian menegak minumannya hingga tandas. "Ayah sama Ibu selalu saja bertengkar, padahal kalau kita yang bertengkar, Ibu selalu bilang tidak boleh," celoteh Case. "Iya," timpal Jeremy. Angela meninggalkan kediaman istana Wiliam dengan perasaan yang sulit dia jabarkan. Perasaan gundah, yang mengganggu ketenangan hatinya kini. "Bu, kapan kita jalan- jalan? Sudah lama Case pengen," rengek anak perempuan itu. "Oke! Case mau jalan kemana? Ayah akan bawa kalian?" "Ibu nggak ikut!" sahut Aluna ketus. "Baiklah, jika Ibu kalian tidak ikut, Ayah akan ajak tante Angela, agar ikut dengan kita jalan- jalan," seru Wiliam, membuat Aluna Welas melotot. "Ibu ikut! Nggak usah ajak Angela," sahut Aluna Welas, membuat Wiliam tersenyum kecil. "Dasar wanita," gumam Wiliam terkekeh pelan, sedangkan Aluna Welas memasang wajah datar dan bersikap santai. Keempat
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

Menghilang 57

Bab57 "Mengapa tidak langsung kamu bunuh saja lelaki itu?" Angela menoleh ke arah Dorista Joni. "Tidak mungkin kubunuh dia! Tubuhnya harus dalam keadaan hidup, untuk di jadikan uji coba pada hasil penemuan baru di keluarga Catwalk." "Semenjak kematian Alberto Mose, kakek Jhon Mose belum memunculkan dirinya sama sekali," desah Dorista kecewa. "Kau yakin bukan lelaki tua itu yang telah mati?" "Tentu saja aku yakin, yang mereka bunuh itu adalah kakekku. Maka dari itu aku menyusun semua ini, Welas juga terlibat paling utama, hingga membuatku sangat dendam pada anak keturunannya." "Katamu mereka kembar! Jadi Jhon Mose juga kakekmu!!" sahut Angela, menatap heran pada pemikiran Dorista. "Ah, aku tidak akan mengakui penjahat sepertinya, brengsek!" maki Dorista pelan, kemarahan kembali berkobar di benaknya. "Aku akan menyusup ke keluarga Jeremy!" lanjut Dorista. "Kamu nekat sekali, yakin?" Angela bertanya dengan raut kekhawatiran di wajahnya. "Yakin!" Dorista menjawab mantap. "Jika
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

Suara itu 58

Bab58 "Kamu ...." Wiliam berdiri dari duduknya dan segera menghubungi orang- orang kepercayaannya, untuk mencari kedua anaknya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mereka bisa menghilang?" tanya Wiliam. "Aku juga tidam tahu, ketika aku datang ke sekolah mereka, Case dan Jeremy sudah tidak ada di sana. Kata petugas keamanan sekolah, mereka di bawa kakeknya pulang," jelas Aluna terisak. "Kakeknya?" Wiliam mengernyit dan berpikir keras. Kemudian panggilan telepon tanpa nama, masuk ke ponsel Wiliam. Lelaki berbadan tegap itu langsung menjawab. "Ayah ..., Ayah ...." Terdengar suara teriakkan Jeremy. Wiliam terkejut. "Jeremy ...." Wiliam bersuara berat. Aluna tersentak dari tangisannya, mendengar Wiliam menyebut nama Jeremy. "Kau dengar itu!" seru suara berat di sebrang telepon Wiliam. "Siapa kamu! Mengapa kamu membawa anak- anakku!" tanya Wiliam dengan dingin. Suara terkekeh menyambutnya. "Kamu sudah lupa dengan suaraku?" Wiliam mengingat suara yang tidak asing lagi di telin
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

JAHAT 59

Bab59 Di kota Yuzong, Wiliam menggunakan helikopter menuju perbukitan kota Yuzong. Karena menurut Afkar Savire, di bukit Yuzong itu ada pendaratan untuk helikopter, kemudian baru menggunakan mobil, itu mempermudah mereka menuju vila Anggur yang sangat besar, megah dan terkenal mewah. Sayangnya, tak satupun yang tahu pemiliknya. Wiliam dan Aluna Welas lebih dulu sampai di depan pintu gerbang vila Anggur. Kedatangan mereka di sambut 2 penjaga pintu gerbang dan mempersilahkan mobil mereka memasuki halaman vila. Di halaman depan, seorang lelaki berbadan gendut dan hitam menunggu. Wiliam sedikit terkejut melihat lelaki yang sangat dia kenali itu. "Don Lee," lirih Wiliam. "Kamu mengenalnya?" tanya Aluna pelan. Wiliam mengangguk. "Tangan kanan kakek Jhon Mose. Sepertinya ada yang tidak benar," ungkap Wiliam. Aluna mengernyit. Namun wanita itu kembali fokus, ketika mobil mereka telah sampai terparkir di dekat lelaki yang berdiri itu. Wiliam dan Aluna Welas keluar. "Selamat datang,
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

Mati 60

Bab60 Jhon Mose terkekeh, melihat perubahan kulit Aluna Welas yang memerah. "Mengapa tampilanmu mendadak berubah seperti udang rebus?" ejek Jhon Mose. "Lepaskan anak- anakku, sebelum kalian semua mati hari ini," ancam Aluna Welas. Wiliam berkali- kali menyeka keringatnya, merasakan hawa teramat panas berada di dekat Aluna. Jhon Mose tertawa keras. "Aku ingin melihat kalian menderita dan kehilangan." "Lepaskan mereka!" titah lelaki itu kemudian. "No ...." Aluna Welas berteriak. Namun kedua anak itu mereka lepaskan begitu saja. Secepat kilat, Aluna berlari dan melompat dari balkon itu untuk menangkap kedua anaknya. Lompatan wanita itu melesat sangat cepat, kemudian memeluk kedua anaknya dan mendarat dengan posisi berdiri tepat di depan Don Lee yang berdiri di bawah balkon. "Tembak mereka!" titah Jhon Mose lagi. Wiliam mengeluarkan senjata apinya dan menembak kedua lelaki yang menjatuhkan anaknya tadi. Kini tersisa Jhon Mose yang terdiam, ketika senjata api Wiliam, mengarah ke
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status