Home / Urban / Tuan Muda / Menuju Monarki 52

Share

Menuju Monarki 52

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2021-08-28 00:43:48
Bab52

"Jeremy, Case, kalian main dulu, oke. Tante mau keluar sebentar," kata Angela, kepada dua anak kembar itu.

"Oke, Tante." Case menjawab dengan santai, sedangkan Jeremy nampak asik dengan semua mainannya.

Angela keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan, yang keadaannya semakin memanas.

"Tante jahat! Tega sekali Tante merampas semua hak aku!" bentak Aluna Welas tak terima.

Merlin mendengkus. "Ini hak aku dan anakku! Karena aku adik kandung dari Welas."

"Tapi aku anaknya."

"Kamu anak yang durhaka! Demi lelaki pencabut nyawa kakakku ini, kamu rela hamil dan melahirkan anak sialannya," maki Merlin dengan keras.

"Nyonya! Jaga bicara Anda, jangan coba menguji kesabaran saya," pinta Wiliam, sambil menarik napas berulang kali, seakan mencoba menahan diri.

"Mengapa kalian seribut ini?" tanya Angela dengan santai, seolah dia tidak tahu apa- apa.

"Ibumu! Ibumu mengambil semua hak aku di istana ini," lirih Aluna Welas.

"Apa? Ibu, benarkah itu?" tanya Angela, sembari menatap Ibun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Muda   Demam 53

    Bab53 "Dasar buaya sialan," pekik Aluna Welas dalam hati, sembari mendelik tak senang pada Angela dan Wiliam. Benar saja, lelaki mengesalkan itu mengantarkan Aluna Welas ke depan hotel Grand Sakura. Semua karyawan berkumpul di depan hotel dan menunduk hormat, membuat Angela berdecak kagum pada Wiliam, yang begitu memiliki pengaruh besar. "Tidak buruk! Bahkan lelaki ini di mataku bukan Jeremy Mose, tapi Wiliam Alexander," gumam Angela dalam hati. Melihat tatapan kagum Angela pada Wiliam, Aluna Welas tidak senang. "Sudah! Aku perlu istirahat dengan cepat. Angela, kamu bisa sendiri kan?" tanya Aluna, sembari meraih lengan Wiliam. "Tentu saja, tuan Wiliam, terimakasih atas kebaikan hati Anda." Angela tersenyum manis pada Wiliam, membuat hati Aluna seakan meleleh kepanasan.______ Di dalam mobil, Wiliam terus menebar senyum. "Kau sangat begitu senang, apakah kamu menyukai sepupuku itu?" tanya Aluna Welas dengan tatapan menyelidik. Wiliam terkekeh, melihat wajah Aluna Welas yang b

    Last Updated : 2021-08-28
  • Tuan Muda   Hari Yang Berwarna 54

    Bab54 Melihat perhatian Wiliam pada anak mereka, Aluna merasa tersentuh. Ini pertama kalinya anak mereka demam dan sangat rewel. Andai saja tidak ada Wiliam, mungkin Jeremy kecil akan terus menangis. Apakah ini yang di namakan ikatan batin antara anak dan Ayahnya? Aluna berkali- kali menghela napas. Jika dulu di Negeri Awan, kedua anak kembarnya akan tercenung di tempat wisata, memandangi anak lainmya yang sedang asik bermain dengan Ayab mereka. Sedangkan mereka saat itu, hanya memiliki Aluna Welas seorang diri.______Pagi yang cerah menyambut mereka, Aluna Welas bangun dan tersenyum, melihat Jeremy kecil yang terlelap di dalam pelukan hangat Wiliam sang Ayah. "Demi kalian berdua, Ibu akan menekan ego," gumam Aluna, sembari memandangi Case dan Jeremy kecil bergantian. Wiliam merasakan tangan yang hangat membelai wajahnya. Perlahan, lelaki itu membuka mata, membuat si empu tangan tersentak kaget. "Hai cantik," sapa Wiliam, sembari membuka lebar matanya yang memang terasa sulit

    Last Updated : 2021-09-01
  • Tuan Muda   Kesayangan Ayah55

    Bab55 Aluna Welas memalingkan wajahnya. "Jangan berusaha mengurung hatiku lagi, jika pada akhirnya, kau tidak memberi keadilan dan keputusan yang baik." "Mengapa bicara sedalam itu?" "Aku terlalu lelah untuk berharap, aku juga sudah banyak kehilangan tenaga untuk bersabar, dan aku telah kehilangan akal untuk berjuang." "Luna, apakah cintamu sedalam itu?" Aluna Welas kembali menoleh Wiliam. "Menurut kamu bagaimana? Apakah aku seperti wanita penggoda, yang hanya suka dengan uang, uang dan uang." Wiliam terkekeh. "Kamu wanita penggoda di mataku, wanita yang selalu ingin aku sentuh." Wajah Aluna Welas memerah. "Dasar lelaki mesum," desisnya kesal. Wiliam semakin terkekeh. "Jika aku tidak mesum, maka kedua bocah kembar itu tidak akan ada di dunia kita. Bukankah mesumku ini bermanfaat untukmu." "Kau gila," tukas Aluna Welas semakin kesal. "Dan kau suka," sahut Wiliam dengan mengedipkan satu matanya pada Aluna. "Enyalah, kau menghilangkan semangat pagiku." Aluna berkata sembari me

    Last Updated : 2021-09-04
  • Tuan Muda   Jalan- jalan 56

    Bab56 "Mengapa menatapku seperti itu?" tanya Wiliam, yang tidak senang dengan tatapan dingin Aluna Welas. Wanita itu hanya mendengkus, kemudian menegak minumannya hingga tandas. "Ayah sama Ibu selalu saja bertengkar, padahal kalau kita yang bertengkar, Ibu selalu bilang tidak boleh," celoteh Case. "Iya," timpal Jeremy. Angela meninggalkan kediaman istana Wiliam dengan perasaan yang sulit dia jabarkan. Perasaan gundah, yang mengganggu ketenangan hatinya kini. "Bu, kapan kita jalan- jalan? Sudah lama Case pengen," rengek anak perempuan itu. "Oke! Case mau jalan kemana? Ayah akan bawa kalian?" "Ibu nggak ikut!" sahut Aluna ketus. "Baiklah, jika Ibu kalian tidak ikut, Ayah akan ajak tante Angela, agar ikut dengan kita jalan- jalan," seru Wiliam, membuat Aluna Welas melotot. "Ibu ikut! Nggak usah ajak Angela," sahut Aluna Welas, membuat Wiliam tersenyum kecil. "Dasar wanita," gumam Wiliam terkekeh pelan, sedangkan Aluna Welas memasang wajah datar dan bersikap santai. Keempat

    Last Updated : 2021-09-07
  • Tuan Muda   Menghilang 57

    Bab57 "Mengapa tidak langsung kamu bunuh saja lelaki itu?" Angela menoleh ke arah Dorista Joni. "Tidak mungkin kubunuh dia! Tubuhnya harus dalam keadaan hidup, untuk di jadikan uji coba pada hasil penemuan baru di keluarga Catwalk." "Semenjak kematian Alberto Mose, kakek Jhon Mose belum memunculkan dirinya sama sekali," desah Dorista kecewa. "Kau yakin bukan lelaki tua itu yang telah mati?" "Tentu saja aku yakin, yang mereka bunuh itu adalah kakekku. Maka dari itu aku menyusun semua ini, Welas juga terlibat paling utama, hingga membuatku sangat dendam pada anak keturunannya." "Katamu mereka kembar! Jadi Jhon Mose juga kakekmu!!" sahut Angela, menatap heran pada pemikiran Dorista. "Ah, aku tidak akan mengakui penjahat sepertinya, brengsek!" maki Dorista pelan, kemarahan kembali berkobar di benaknya. "Aku akan menyusup ke keluarga Jeremy!" lanjut Dorista. "Kamu nekat sekali, yakin?" Angela bertanya dengan raut kekhawatiran di wajahnya. "Yakin!" Dorista menjawab mantap. "Jika

    Last Updated : 2021-09-07
  • Tuan Muda   Suara itu 58

    Bab58 "Kamu ...." Wiliam berdiri dari duduknya dan segera menghubungi orang- orang kepercayaannya, untuk mencari kedua anaknya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mereka bisa menghilang?" tanya Wiliam. "Aku juga tidam tahu, ketika aku datang ke sekolah mereka, Case dan Jeremy sudah tidak ada di sana. Kata petugas keamanan sekolah, mereka di bawa kakeknya pulang," jelas Aluna terisak. "Kakeknya?" Wiliam mengernyit dan berpikir keras. Kemudian panggilan telepon tanpa nama, masuk ke ponsel Wiliam. Lelaki berbadan tegap itu langsung menjawab. "Ayah ..., Ayah ...." Terdengar suara teriakkan Jeremy. Wiliam terkejut. "Jeremy ...." Wiliam bersuara berat. Aluna tersentak dari tangisannya, mendengar Wiliam menyebut nama Jeremy. "Kau dengar itu!" seru suara berat di sebrang telepon Wiliam. "Siapa kamu! Mengapa kamu membawa anak- anakku!" tanya Wiliam dengan dingin. Suara terkekeh menyambutnya. "Kamu sudah lupa dengan suaraku?" Wiliam mengingat suara yang tidak asing lagi di telin

    Last Updated : 2021-09-07
  • Tuan Muda   JAHAT 59

    Bab59 Di kota Yuzong, Wiliam menggunakan helikopter menuju perbukitan kota Yuzong. Karena menurut Afkar Savire, di bukit Yuzong itu ada pendaratan untuk helikopter, kemudian baru menggunakan mobil, itu mempermudah mereka menuju vila Anggur yang sangat besar, megah dan terkenal mewah. Sayangnya, tak satupun yang tahu pemiliknya. Wiliam dan Aluna Welas lebih dulu sampai di depan pintu gerbang vila Anggur. Kedatangan mereka di sambut 2 penjaga pintu gerbang dan mempersilahkan mobil mereka memasuki halaman vila. Di halaman depan, seorang lelaki berbadan gendut dan hitam menunggu. Wiliam sedikit terkejut melihat lelaki yang sangat dia kenali itu. "Don Lee," lirih Wiliam. "Kamu mengenalnya?" tanya Aluna pelan. Wiliam mengangguk. "Tangan kanan kakek Jhon Mose. Sepertinya ada yang tidak benar," ungkap Wiliam. Aluna mengernyit. Namun wanita itu kembali fokus, ketika mobil mereka telah sampai terparkir di dekat lelaki yang berdiri itu. Wiliam dan Aluna Welas keluar. "Selamat datang,

    Last Updated : 2021-09-07
  • Tuan Muda   Mati 60

    Bab60 Jhon Mose terkekeh, melihat perubahan kulit Aluna Welas yang memerah. "Mengapa tampilanmu mendadak berubah seperti udang rebus?" ejek Jhon Mose. "Lepaskan anak- anakku, sebelum kalian semua mati hari ini," ancam Aluna Welas. Wiliam berkali- kali menyeka keringatnya, merasakan hawa teramat panas berada di dekat Aluna. Jhon Mose tertawa keras. "Aku ingin melihat kalian menderita dan kehilangan." "Lepaskan mereka!" titah lelaki itu kemudian. "No ...." Aluna Welas berteriak. Namun kedua anak itu mereka lepaskan begitu saja. Secepat kilat, Aluna berlari dan melompat dari balkon itu untuk menangkap kedua anaknya. Lompatan wanita itu melesat sangat cepat, kemudian memeluk kedua anaknya dan mendarat dengan posisi berdiri tepat di depan Don Lee yang berdiri di bawah balkon. "Tembak mereka!" titah Jhon Mose lagi. Wiliam mengeluarkan senjata apinya dan menembak kedua lelaki yang menjatuhkan anaknya tadi. Kini tersisa Jhon Mose yang terdiam, ketika senjata api Wiliam, mengarah ke

    Last Updated : 2021-09-09

Latest chapter

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status