Aditya terlihat begitu tampan dengan balutan kemeja biru san celana jins gantung. Walau itu adalah pakaiannya seperti biasa, bagi Luna malam ini sungguh luar biasa. “Silakan masuk,” kata Reno mempersilakan dua temannya itu masuk.Adit masuk lebih dulu. Ia melemparkan tatapan kebencian ke arah Reno. Keinginannya untuk menghajar teman akrabnya itu masih belum padam saat ini. Sena menyusul setelah Adit berada di dalam ruangan. “Makasih, ya,” kata Sena saat melewati Reno. Reno menerima genggaman tangan Sena, memberi gadis itu selamat, dan kemudian berduka untuk perasaannya sendiri. Ia harus bebesar hati untuk karena Sena masih tetap sehat dan tidak terbaring koma karena kecelakaan di tangga saat itu.Sena mengambil napas dalam-dalam sebelum akhirnya menghenyakan tubuh di kursi. Lilin berwarna putih menyala di depan mereka, pencahayaan sudah diatur agak redup tak seterang bias
Baca selengkapnya