“Kamu mau membantuku, kan?” tanya Sena dengan mata berbinar cantik. Reno yang sedang memasukan laporan keuangan kafe hari ini ke dalam komputer tercenung seketika, tak menyangka diminta demikian, dan kehilngan fokus. Ia melirik para pelangan yang menikmati makan di meja mereka. Berharap salah satu dari para pelangan itu kemudian berdiri dan membayar pesana, sehingga untuk beberapa lama ia tak perlu berpikir. “Kenapa wajahmu begitu? Kamu terganggu ya?” Wajah Sena berubah menjadi sendu. Reno menjadi panik. Ia langsung berdiri dari kursi putar di belakang meja kasir dan memaksakan diri tersenyum. “Tidak, bukan begitu.” Matanya lalu dengan liar mencari alasan. “Aku belum makan siang, jadi … maaf.” Reno membuang napas pasrah. Sena lalu tersenyum lebar. Ia lalu melirik papan menu di bagian pemesanan. “Ayo makan siang bareng. Hari ini aku libur pemotretan dan juga syuting,” katanya sambil berjalan ke bagian pemesanan. Reno melambai memanggil seorang
Read more