Home / Romansa / Skandal Cinta Pilot Angkuh / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 81 - Chapter 90

214 Chapters

81. Jangan Macam-Macam Dengan Naomi

Jangan Macam-Macam Dengan Naomi “Papih, kok bisa sih?” teriak Naomi yang kaget mendengar perkataan Tresno. Mata Naomi membulat sempurna saat membaca surat perjanjian yang sudah Tresno tanda tangani dengan Fajar, bodoh ... ayahnya itu bodoh. Kenapa, ayahnya sampai menandatangani ini semuanya!“Papih kurang hati-hati Naomi, waktu itu Papih merasa di atas angin jadi, Papih langsung tanda tangani semuanya tanpa membaca lebih dulu.” Tresno menghempaskan bokongnya ke sofa ruang keluarganya sambil melepaskan dasinya dengan asal-asalan.Liby yang masih dalam proses pemulihan dari sakitnya hanya bisa memijat keningnya, pusing. Sakit kepalanya sepertinya bertambah tujuh kali lipat saat mendengar berita dari suaminya. “Papih, kok bisa kecolongan sih? Papih, kebiasaan deh.”“Papih benar-benar nggak tahu kalau Fajar minta bantuan Byan, kalian tahu sendiri ‘kan sebesar apa harga diri
Read more

82. Pemikiran Joya

Joya memanjangkan lehernya mencoba mencari sahabatnya di Bandara Internasional Ngurah Rai, matanya sama sekali tidak bisa menemukan di mana Szasza berada. “Ke mana sih, kamu?” tanya Joya sambil melihat layar ponselnya, berharap menemukan panggilan dari Szasza atau chat. Nihil, tidak ada notifikasi apa pun. Joya melihat papan pengumuman yang menampilkan tentang waktu kedatangan dan keberangkatan. Joya yakin, pesawat Szasza sudah mendarat tapi, ke mana sahabatnya ini? Please, jangan bilang Byan menghalanginya lagi karena nafsunya yang besar membuat Szasza tidak bisa ke Bali untuk liburan. Mesum. Kring ... Kring .... “Iya, Sza kamu di mana?” tanya Joya saat mengangkat teleponnya. “Aku di taksi, Joya.” “Lah, kok bisa? Aku sudah di Bandara ini dari tadi, kok bisa kamu sudah di taksi?” tanya Joya. “Aku tadi cari kamu nggak ketemu, Byan resek paksa aku buat cepat-cepat ke hotel dan video call. Padahal aku bilang lagi cari kamu, tapi,
Read more

83. Terbakar Api Cemburu

Joya masuk ke dalam taxi online yang sudah Joya pesan dan setelah menyebutkan tujuannya, Joya duduk dengan manis di kursi sambil menatap pemandangan di luar taksi. “Mbak, nggak keberatan kalau saya nyalain radio?” tanya sopir itu. “Nggak, nyalain saja, Pak.” Joya sama sekali tidak berkeberatan mendengarkan radio. Sedetik kemudian mengalun lembut musik dari audio mobil, membuat Joya memejamkan matanya untuk menikmati alunan musik. Sampai .... “Breaking News, semuanya tahukan siapa Naomi? Artis Indonesia yang namanya sedang digunjingkan semenjak pernikahannya gagal dilangsungkan?” Kelopak mata Joya langsung terbuka saat mendengar berita di radio, ada gosip apa lagi ini tentang Naomi dan Fajar? Jangan sampai dia terseret ke dalam skandal mereka berdua, nama baiknya bisa terancam. “Iya, bener banget Madam Manggo Banana, aku inget banget sama Naomi. Pernikahannya gagal karena dia menghilang dari lokasi acara, tapi, menurut gosip yang bereda
Read more

84. Klik ... Klik ... Klik

Fajar melepaskan kecupannya di bagian kewanitaan Joya, membuat Joya terkesiap membendung kekecewaan.“Jar, ini nggak jadi?” tanya Joya cepat.Fajar dengan cepat menggendong tubuh Joya dan membawanya ke beranda kamar Joya. “Jadi, tapi, aku mau di sini.”“Ngaco kamu Jar. Ini di luar kamar, kalau ada yang lewat bagaimana?” tanya Joya cemas sambil melihat ke kanan dan ke kiri, ada perasaan waswas menyelimutinya. Pikirannya langsung kalut.“Sensasi, Joy.” Fajar mendekati Joya, lengan-lengan kokohnya merangkul tubuh Joya, merapatkan dadanya dengan payudara Joya yang bagian putingnya sudah mengeras.“Fajar.”Joya merasakan bibir Fajar yang lembut dan manis, menekan bibirnya meleburkan ketegangan otot-otonya dan membuyarkan pikirannya bahwa saat ini ia sedang berada di beranda kamarnya yang untungnya menghadap langsung ke privat beach dan tidak ada seorang pun di sana.Bibir Fajar ya
Read more

85. Kejiwaan Joya.

“Joy.” Fajar membangunkan Joya dari tidurnya, dengan cara menghujani wajah Joya dengan kecupan.“Fajar,” rengek Joya sambil mendorong-dorong bahu Fajar pelan, “aku masih ngantuk ini.”“Anak perawan nggak boleh bangun siang-siang.” Fajar menyentuh ujung hidung kekasihnya dengan gemas.Aneh mendengar Fajar mengatakan kalimat itu, anak perawan katanya? Joya rasanya ingin menarik mulut Fajar dan berkata kalau dia sudah tidak perawan lagi dan Fajarlah yang mengambil semua miliknya. Mengikatnya.“Siapa yang anak perawan?” tanya Joya sambil menekan wajahnya ke dada Fajar, menghirup wangi alami kekasihnya.“Lupa aku kamu nggak perawan, Joy. Anak perawan nggak ada yang seliar tadi di kamar mandi.” Fajar mengenang apa yang Joya lakukan saat mereka bercinta di bath up kamar mandi. Kekasihnya itu benar-benar liar dan membuat seluruh bagian tubuhnya mendapatkan kenikmatan.Kekehan ke
Read more

86. Komitmen

Jemari Fajar menyelusuri tengkuk Joya, memberikan sensasi nyaman. “Jar, apa?” tanya Joya saat merasakan bibir Fajar mulai menyelusuri tengkuknya.“Kita sudah di dalam bath up hampir dua Jam, Joy.” Fajar mengingatkan Joya betapa lamanya mereka di sana, kulit-kulitnya sudah mengerut seperti jeruk purut karena menemani Joya di dalam bath up.“Hahaha ... kamu kalau mau duluan, duluan saja. Aku masih mau di sini,” ungkap Joya sambil menyentuh air hangat yang keluar dari kran air. Air di dalam bath up sudah beberapa kali di ganti oleh Fajar, agar tetap hangat. Sepertinya, kekasihnya itu tidak ingin Joya kedinginan.“Kamu ini titisan putri duyung atau apa sih? Aku perhatiin kamu kalau mandi lama.” Fajar mengelus punggung Joya pelan, campuran air dan sabun membuat badan Joya licin.“Aku suka Jar, aku suka mandi lama-lama kalau lagi banyak pikiran,” ucap Joya.Kepala Joya saat ini benar-benar berat
Read more

87. Cari Aku, Jika Aku Pergi

"Joya." Langkah Joya terhenti saat sedang berjalan mendekati salah satu meja makan, "Szasza." "Maaf ya, kemarin aku ninggalin kamu di Bandara, sumpah Byan bikin kepala aku pusing dan yang bikin kesal pas aku sampai dia lagi nangkring saja di kursi terus teriak kejutan. Ih ... minta aku tarik kepalanya, kesel," cerocos Szasza kesal bukan main dengan kelakuan Byan yang sangat suka seenaknya. "Eh ... untunglah, kalau kamu ke kamar bisa-bisa kamu malah ketemu aku sama Fajar." Joya benar-benar melupakan keberadaan Szasza, pesona seorang Fajar benar-benar membuyarkan konsentrasinya. "Sudah aku duga, pantes nggak nelepon atau nyariin aku. Ternyata sedang terlena dan terbuai di bawah selimut nafsu," kekeh Szasza sambil mengedipkan sebelah matanya. "Eh ... bukannya anda sama saja?" tanya Joya sambil menunjuk hidung Szasza. Ekspresi kaget langsung terlihat dari wajah Szasza, "Eh ... kamu ya, kok kaya begitu sih?" "Bokis, sumpah ya." Joya
Read more

88. Cincin Pengikat

“Janji, Joy, aku bakal cari kamu sampai pelosok dunia.” Fajar mengeratkan pelukannya.“Baguslah, jadi aku bisa kabur dengan tenang,” kekeh Joya sambil menatap pemandangan di sekitarnya, angin yang keras memainkan rambutnya dan membuat tubuhnya sedikit kedinginan. Untungnya, lengan-lengan kokoh Fajar mampu menghangatkan dirinya.“Di sini enak ya.” Joya mengusap-usap lengan Fajar yang sedang melingkar di dadanya. “Sejuk dan bikin aku bisa mikir jernih, kayanya kalau ada apa-apa aku bakal ke Bali dan datang ke sini, buat merenung.”“Note, aku bakal catat di pikiran aku kata-kata kamu ini.”“Kenapa?”“Karena, kalau kamu kabur berarti tinggal cari ke sini, pasti kamu lagi duduk manis dan mikir kenapa kamu ninggalin aku. Palingan sambil nangis,” ucap Fajar sambil membayangkan Joya duduk sendirian sambil menangis tersedu-sedu karena menyesal ia tinggalkan.“Ka
Read more

89. Pemaksaan Fajar

“Kamu cemburu?” tanya Joya kaget, aneh rasanya merasakan dicemburui oleh lawan jenis. Ini adalah pengalaman pertama Joya merasakan itu semuanya.“Iya, Joy. Aku cemburu, dia siapa?” tanya Fajar sambil memundurkan kembali mobilnya, Fajar membutuhkan kejelasan sehingga demi keselamatan dirinya dan Joya dia lebih suka memarkirkan mobilnya.“Dia Gege,” jawab Joya seraya membuka seat belt-nya dan duduk menghadap Fajar, sepertinya pembicaraannya dengan Fajar akan lama.“Ngapain dia di sini?” Fajar melakukan hal yang sama dengan Joya sehingga mereka berdua saling bertatapan.“Eh ... ia apa si Gege di sini ya?” Joya malah balik bertanya pada Fajar yang membuat Fajar hanya bisa menahan tawanya karena melihat ekspresi bingung Joya yang menggemaskan.“Kamu itu ya, bisa saja bikin aku ketawa. Kenapa coba dia di sini?” tanya Fajar.“Sebentar,” ucap Joya sambil mengambil po
Read more

90. Mencoba Menutupi Kebenaran

"Beneran kita nggak usah kenal?" tanya Fajar setelah sampai parkiran Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.Waktu benar-benar berlalu dengan cepat bagi Fajar dan Joya, tak terasa mereka akhirnya harus kembali ke realita, hari ini adalah waktunya mereka kembali bekerja sebagai seorang pilot dan pramugari. Namun, ada perasaan gugup bercampur cemas yang Joya rasakan untuk perjalanan kali ini.Hari ini pertama kalinya Joya dan Fajar bekerja sebagai sepasang kekasih yang parahnya harus mereka berdua tutupi atas permintaan Joya. Joya ketakutan bila orang-orang beranggapan dirinya adalah perebut kekasih orang, akibat dari pemberitaan di luar sana yang Naomi giring dengan cantiknya. Membuat masyarakat Indonesia mengasihani Naomi, kemudian mencerca wanita yang merebut Fajar, yang tak lain dan tak bukan adalah dirinya."Ya nggak gitu juga, Jar." Joya merapikan name tag dan dasi milik Fajar."Ya terus gimana? Aku nggak bisa kalau pura-pura nggak kenal kamu. Apalagi
Read more
PREV
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status