Home / Romansa / Skandal Cinta Pilot Angkuh / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 21 - Chapter 30

214 Chapters

21. Aku Suka Sama Kamu

“Ini makanan abis semuanya? Kamu makan sendirian?” tanya Fajar sambil melihat bekas bungkusan yang sangat banyak. Seingatnya dia membelikan makanan yang sangat banyak untuk Joya, hampir lima menu dia berikan dan detik ini dia sama sekali tidak melihat sisa makanan apa pun di meja makan.“Iya, kenapa? Keberatan?” tanya Joya sambil duduk di kursi sebelah Fajar."Nggak, ternyata makan kamu banyak banget yah. Nggak nyangka badan kecil tapi, makan ampe lima porsi dong," ucap Fajar sambil mengeluarkan sebungkus strawberry yang masih tersisa di sana."Bodo, dah makan tuh strawberry asem," ucap Joya.Sambil memakan strawberrynya, Fajar langsung melihat Joya yang sudah mengganti pakaiannya dengan piayama lengan panjang dan celana panjang. Fajar menatap bagian dada Joya dan tampak kecewa karena mendapati Joya sudah mengenakan branya.“Apa?” tanya Joya galak sambil menatap Fajar yang sedang menatap bagian dadanya.&l
Read more

22. Tangisan Joya

“Joya?!” teriak Szasza kaget saat melihat Joya menumpahkan wine ke meja.“Hah ... Oh, iya maaf.” Joya dengan cepat mundur dan mencari lap untuk membereskan winenya, seoarang petugas langsung membantu Joya. Setelah semuanya beres, Joya menatap gaunnya yang terkena wine.“Lo kenapa?” tanya Szasza bingung.“Nggak kenapa-kenapa, mungkin nggak enak badan. Tahu kan butuh hiburan,” dusta Joya, tidak mungkin Joya berkata kalau kepalanya sakit bukan main karena detik ini dia sedang ada di acara pernikahan Fajar. di hadapannya ada Fajar yang sedang mengobrol dengan Byan dan akan bersiap melakukan ijab kabul.“Butuh banget?” tanya Szasza curiga, tidak biasanya sahabatnya ini bertingkah sangat aneh.“Iya,” jawab Joya sambil menatap Fajar yang sialnya detik itu juga sedang menatap matanya sambil tersenyum manis.Joya rasanya ingin mengambil meja dan melemparkannya ke kepala Fajar, le
Read more

23. Pernikahan Fajar

"Mana si Fajar?" tanya Byan pada Szasza sambil merangkul bahu kekasihnya itu. "Nggak tahu, tadi dia ngejar Joya," jawab Szasza. "Wah ... beneran tebakkan aku, si Fajar suka Joya," ucap Byan sambil menegak vodka dengan santai. "Tahu dari mana? Jangan ngaco By. Joya selalu cerita kalau Fajar itu hobinya berantem mulu sama dia kalau lagi kerja. Mana Fajar itu sarkas banget sama Joya, saban Joya senyum di bilang jijiklah pura-pura lah—" "Itu karena Fajar suka sama Joya, dia kalau liat Joya inget almarhum Mamihnya. Mamih Fajar itu mirip banget sama Joya, apalagi kalau senyum beh ... mirip banget itu." Byan berkata sambil mengambil gelas yang sudah diisi bartender dengan vodka. Szasza hanya bisa terdiam sambil menghela napas melihat Byan yang sudah meminum vodka entah sudah gelas keberapa, alamat dia harus memapah Byan ke kamar hotel lagi hari ini. "By, sudah jangan minum aja. Ka
Read more

24. Bubar Jalan

"Naomi hilang, Mamih," jerit Rendalina panik. "Hah, ke mana?" tanya Liby bingung seingatnya tiga puluh menit yang lalu Naomi masih ada mengenakan baju kebaya putih yang sangat cantik di kamarnya.  "Nggak tau, Naomi hilang," jerit Rendalina sambil memutar-mutar badannya seperti orang sawan.  "Yang bener kamu!?" bentak Tresno sambil berjalan ke arah Rendalina sambil memelototkan matanya dan menarik lengan Rendalina geram. "Bener Pih, Naomi ilang. Nggak ada di mana-mana," ucap Rendalina sambil menggigiti syal miliknya. Para tamu undangan langsung berbisik-bisik saat mendengar perkataan Rendalina, beberapa orang bahkan ada yang menatap sedih ke arah Fajar yang duduk dan menatap Tresno, Liby dan Rendalina.  "Yang bener kam
Read more

25. Baku Hantam

Fajar kaget saat merasakan pukulan di wajahnya, saat dirinya sadar Fajar sudah merasakan rasa sakit dan pedih di bagian bibirnya. Kupingnya langsung berdenging parah, sakitnya bukan main. Badan Fajar tersungkur ke belakang dan terduduk di tanah. "Astaga Fajar," teriak Byan sambil berusaha menarik Tresno agar tidak mendekati Fajar lagi untuk memukul Fajar lagi.  "Kamu nggak bisa seenaknya Fajar, ingat permintaan terakhir Ayah kamu. Ayah kamu itu sahabat saya, saya yang tolong dia biar jadi orang. Kamu harus balas budi!?" Tresno mencoba mengingatkan Fajar, Tresno merasakan badannya di tarik oleh Liby agar tidak memukuli Fajar. "Mas sabar, kalau kamu pukul-pukulan masalah makin ribet. Makin susah surat perjanjian pemindahan perusahaan bisa kita dapetin," ucap Liby sambil berdiri menghalangi Tresno untuk memukuli Fajar lagi. "Tapi, anak itu kurang ajar Mah,
Read more

26. Ghibah

Fajar diam menatap handphonennya yang menggila. Dari kemarin sampai detik ini handphonennya sama sekali tidak berhenti berdering. Hampir semuanya notifikasi menanyakan keadaannya atau merasa kasihan pada dirinya karena tidak jadi menikah.Mereka tidak tau saja, Fajar sesungguhnya ingin menari dan membuat pesta merayakan itu semua. Fajar benar-benar berbahagia mengetahui dirinya tidak jadi menikah dengan Naomi. Tapi, ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Joya sama sekali tidak bisa dia hubungi."Astaga Joy, kenapa kamu nggak angkat telepon aku sih?" tanya Fajar geram sambil menatap layar handphonennya yang bertuliskan nama joya."Angkat Joy!?" seru Fajar geram, saking kesalnya dia lempar handphonennya ke kasur. Sudah semenjak kemarin malam Fajar berusaha menghubungi Joya tapi, Joya s
Read more

27. Sabar Joya

Joya yang baru bangun dari tidurnya hanya bisa berjalan kelur kamar. Di tatapnya ranjang Szasza yang sudah bersih dan rapi, Joya tersenyum dan mengerti Szasza pasti sudah pergi menunaikan tugasnya untuk memberikan kenikmatan pada Byan.Iya ... semenjak Szasza berpacaran dengan Byan, Szasza sudah tidak pernah lagi menjual dirinya pada para sugar daddy. Szasza pun hidup lebih baik, perekonomiannya benar-benar membaik semenjak bersama Byan. Dan yang terpenting Szasza hanya melakukan hubungan transfusi darah putih dengan Byan saja tidak dengan orang lain. Itu yang Joya syukuri.Mata Joya perih bukan main, semalaman dia menangis dan meraung seperti orang gila karena perkataan dan kelakuan Fajar yang tidak punya hati nurani. Menyentuhnya dan menciumnya gila-gilaan tapi menikah dengan Naomi. Astaga ... itu cowo titisan siluman buaya buntung ka
Read more

28. Kita Ke Resort Berdua

Joya dengan semangat empat lima berjalan di Bandara Soekarno Hatta. Tanpa seragam dan sepatu hak tinggi sialannya itu. Joya berjalan dengan menggunakan summer dress berwarna putih yang menunjukkan dadanya yang penuh. Joya tidak peduli dia ingin bebas dengan sepatu dan cardigan berwarna senada dengan dressnya.Saat berjalan di pemeriksaan Joya disapa oleh petugas bandara."Loh Mbak Joya nggak pake seragam?" tanya Petugas Bandara yang bernama Mulyana."Nggak Pak, saya mau jalan-jalan sama sahabat saya. Libur Pak, jangan kerja aja," ucap Joya sambil mengambil kopernya dan menyeret kopernya menjauhi bagian pemeriksaan.Setelah mengurus segala-galanya, Joya berjalan ke ruang tunggu. Szasza sudah mengirim tiket ke Batam lewat emailnya dan S
Read more

29. Si Maniak Byan

Byan yang sudah sampai di Bandara kaget saat mendapati handphonennya bergetar di saku celananya. Dengan cepat diangkatnya telepon dari sepupu kesayangannya itu. "Yup, kenapa Bro?" tanya Byan santai. "Lo di mana?" tanya Fajar. "Parkiran Bandara, belom telat lah. Pesawat jam sebelas kan. Ini masih jam sepuluh bisalah gue masuk," ucap Byan santai sambil melirik Szasza yang mengenakan dress selutut berwarna biru dongker. "Nggak usah masuk, lo pergi jauh-jauh," ucap Fajar. "Lah ... gimana cara? Kan gue mau ke pulau yanga bakal gue jadiin resort. Pulau punya gue napa gue nggak boleh kunjungin?" tanya Byan bingung, sepertinya Fajar kebanyakan minum vodka sampai melarang dirinya untuk d
Read more

30. Resenya Fajar

Joya mengerucutkan bibirnya sambil menatap pemandangan jendela pesawat terbang. Dia kesal bukan main karena Szasza malah asik kuda-kudaan bersama Byan sedangkan, dirinya disini bersama Fajar yang dari tadi membuat dirinya kesal."Joy, kopinya nggak enak. Enak kamu yang bikinin," ucap Fajar saat meminum kopi kemasan."Bikin sendiri sono!?" ucap Joya geram sambil menyilangkan kedua tangannya di dada membuat payudaranya mengembul."Wow ... punya kamu gede juga yah," ucap Fajar sambil menatap payudara Joya."Ya tuhan ... tolong itu otak sama matanya dicuci dulu deh. Pake detergen biar bersih," ucap  Joya sambil menutup dadanya dengan kardigan miliknya. Joya menyesal mengenakan dress ini, seandainya dia tau kalau akan bertemu Fajar mungkin dia akan menggunakan baju tertutup atas
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status