Joya mengerucutkan bibirnya sambil menatap pemandangan jendela pesawat terbang. Dia kesal bukan main karena Szasza malah asik kuda-kudaan bersama Byan sedangkan, dirinya disini bersama Fajar yang dari tadi membuat dirinya kesal.
"Joy, kopinya nggak enak. Enak kamu yang bikinin," ucap Fajar saat meminum kopi kemasan.
"Bikin sendiri sono!?" ucap Joya geram sambil menyilangkan kedua tangannya di dada membuat payudaranya mengembul.
"Wow ... punya kamu gede juga yah," ucap Fajar sambil menatap payudara Joya.
"Ya tuhan ... tolong itu otak sama matanya dicuci dulu deh. Pake detergen biar bersih," ucap Joya sambil menutup dadanya dengan kardigan miliknya. Joya menyesal mengenakan dress ini, seandainya dia tau kalau akan bertemu Fajar mungkin dia akan menggunakan baju tertutup atas
Setelah perjalanan pesawat mereka langsung menaikispeed boatuntuk sampai ke pulau tujuan. Pulau milik Byan yang akan Byan jadikan resort khusus kalangan atas dengan harga yang fantastis. Di sana mereka sudah disambut oleh pegawai Byan, ada satu orang ketuanya namanya Danang."Pak Byannya nggak ada?"tanya Danang pada Joya dan Fajar."Nggak ada dia dateng mungkin beberapa hari l
Joya memejamkan matanya, tangannya meremas selimut tanpa ampun. Napasnya sesak, dia sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya. Setiap inci tubuhnya menjerit dan mendamba bibir Fajar, fantasi erotis Joya yang terkubur lama seperti merengsak keluar dari dalam pikiran terdalamnya. Dia ingin bibir Fajar mengecupi tubuhnya, dia ingin Fajar mengentaknya!?"Fajar," desah Joya.Fajar yang merasakan gairah Joya langsung tersenyum, rasanya
"Kok bisa?" tanya Joya bingung, resort semahal ini bisa kebanjiran gimana caranya. Joya melirik Fajar yang hanya bisa mengangakat bahunya santai. "Iya, itu Nona tanggul pengumpul air pecah, saya sedang menunggu acc pak Byan. Ternyata pak Byan nggak datang-datang keburu pecah." Danang berkata sambil takut-takut. "Terus gimana?" tanya Joya bingung. "Saya mau minta bantuan Pak Fajar." "Apa?" tanya Fajar sambil turun dari kasurnya. Joya terkesiap melihat betapa liat dan kerasnya badan Fajar. V line milik Fajar membuat Joya membayangkan segala-gala hal erotis. Fajar dengan santai memeluk Joya dan mengecup bahu Joya. Joya langsung mencoba melepaskan pelukkan Fajar tapi, tenaga F
Seharian ini Joya menghabiskan waktunya untuk membereskan segala perlengkapan dan lantai yang basah. Barang-barang milik Joya dan Fajar, Joya angkat dan jemur di luar. Seprai dan selimut Joya lipat sedemikian rupa agar tidak mengenai lantai.Ada seorang pegawai perempuan yang membantunya, bahkan pegawai tersebut membawakan makan siang dan malam untuk dirinya.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Joya sama sekali belum menerima kabar dari Fajar entah kenapa perasaan Joya tidak enak. Di tatapnya makan malan Fajar yang makin mendingin.Tok ... tok ... tokSpontan Joya langsung berlari ke arah pintu kamarnya, saat membuka pintu Joya kaget melihat keadaan Fajar yang kepayahan. Wajah Fajar pias.
Joya terbangun saat merasakan remasan di dadanya, tangan itu mencengkeram dada Joya walau dada Joya masih terbungkus bra cengkeraman itu masih bisa Joya rasakan."Jar!?" seru Joya sambil mengibaskan tangan Fajar dari dadanya."Oh ... udah bangun?""Udahlah, cuman orang gila yang nggak bangun kalau dadanya dicengkeram sebegini kerasnya." Joya langsung beranjak dari tidurnya."Tidur lagi, Joy." Fajar memaksa Joya untuk kembali berbaring, Fajar suka menggerayangi tubuh Joya yang lembut dan wangi bayi."Ogah," ucap Joya sambil menyentuh dahi Fajar untuk mencek suhu tubuhnya. "Kamu udah sehat?"Fajar langsung beringsut dari posisinya kemudian berakting sakit meriang. Melihat itu Jo
"Joya!?" teriak Fajar sambil mencari ke sekeliling air terjun."Joya!?" teriak Fajar lagi sampai urat-uratnya tampak di leher. Kepalanya semaput mencari Joya, ketakutan langsung menyelimuti dirinya. Masalahnya air terjun tersebut tidak terlalu dalam hanya sedadanya saja. Sehingga, membuat Fajar ketakutan Joya terantuk batu di bagian dasar."Joya ... kamu di mana?" jerit Fajar sambil berjalan ke pinggir air terjun kearah ba
Joya tersentak saat mendapati dirinya tertidur di atas tubuh Fajar, dirinya dengan cepat berguling ke kiri. Namun, dengan cepat Fajar menangkapnya lagi dan memidahkan tubuh Joya ke atas tubuhnya."Jar," protes Joya."Diem di badan aku. Mau tidur di batu hah?" tanya Fajar sambil membuka matanya.
Joya mendesah saat merasakan kehangatan dan gelitikan lidah Fajar di bagian putingnya. Joya langsung meremas rambut Fajar sambil terus mendesah dan menengadahkan wajahnya.Lidah Fajar terus menari di payudara Joya, sedangkan tangannya menyelusup ke bagian kewanitaan Joya, menggelitiknya dan menghanyutkan Joya.Jemari Fajar berputar dan menyelusup lebih dalam pada bagian pribadi Joya, Joya menggelinjang dan menjinjitkan kakinya u