"Sudah, jangan bertengkar,” ucap Stephen dingin sambil menatap mereka dengan tatapan tajam. “Terserah kamu mau ke luar dan memberitahu si Pria Misterius atau Michael. Tapi hidup mati Perguruan Harapan tidak ada hubungannya dengan dia. Dia akan pulang jika dia menyadari dari mana dia berasal. Jika dia tidak kembali, susunan pertahanan Perguruan Harapanku akan selalu tertutup untuknya.” "Jangan lakukan itu, Pimpinan,” Pam memohon sambil menangis. Pam mempunyai ikatan yang kuat dengan Perguruan Harapan karena dia lahir dan besar di Perguruan Harapan. Pam tidak ingin melihat Perguruan Harapan hancur di tangan Marcus. "Baik!” si murid mengangguk lalu berbalik. Pam sedih. Dia berusaha mengejar si murid. Stephen berkata dingin, “Pam, jika kamu berani mengejarnya, kamu tidak akan lagi dianggap sebagai murid Perguruan Harapan dan juga tidak bisa masuk ke dalam perguruan ini lagi.” Pam berhenti. Dia menatap Stephen tidak mengerti, “Mengapa?” Pam tidak mengerti mengapa sikap Ste
Baca selengkapnya