"Pam, jangan bicara sembarangan,” ucap Nadine dingin. Walaupun Nadine tidak suka melihat sikap Marcus dan beberapa guru lainnya, tapi bukan berarti dia setuju dengan Michael. Bagi Perguruan Harapan, Michael adalah masa lalu yang memalukan. "Apa aku salah? Perguruan Harapan tidak akan seperti ini jika Michael masih hidup. Jika Michael ada di sini, mereka semua tidak akan berani menjelek-jelekan Perguruan Harapan dan kurang ajar di hadapan pemimpin perguruan!” jawab Pam dengan wajah dingin. Siapa yang berani membuat masalah di sini kalau ada Michael? Jangankan satu pengacau, bahkan sepuluh atau bahkan seribu pengacau pun bisa Michael kendalikan! "Plak!"Pam merasa wajahnya panas. Dia menatap Nadine dengan sinis. Nadine menatap tangannya yang telah menampar Pam dengan penuh penyesalan. "Jangan pernah menyebut nama si sampah itu lagi. Bukankah dia sudah sangat menyakitimu?” Nadine bahkan lebih sedih dari Pam karena Michael telah menyakiti putrinya sendiri. Oleh karena
Semua orang saling berpandangan saat mendengar ucapan Pam. Tatapan Stephen dan Nadine pun tampak tidak percaya. "Pam, apa yang kamu katakan tadi?” tanya Stephen pelan sambil mengernyit. Wajah Pam terkesiap. Dia menyadari kesalahannya yang telah membocorkan rahasia Michael. Namun dia kemudian menunduk dan berkata, “Tidak, aku tidak bicara apa pun.” "Si pria bertopeng adalah si Pria Misterius? Dan si Pria Misterius itu adalah Michael? Pam, kamu ... yang benar saja!” Guru Kedua mendesah. Ucapan Pam telah menjatuhkan dirinya sendiri di hadapan orang-orang Perguruan Harapan. Sikap Pam yang bagai dewi dingin dan sombong berubah total sejak kedatangan Michael di Perguruan Harapan. Dan pernyataannya hari ini seperti wanita gila. Michael telah lama mati, tapi Pam masih juga memikirkannya. Di mata Guru Kedua, Pam buta karena cinta. Tiga guru lainnya tidak dapat menahan diri, “Pam, apa yang telah berlalu biarlah berlalu. Kita harus melihat ke depan. Tidak baik untukmu dan or
Pondok jerami di puncak gunung itu tampak sepi. Terisolasi seorang diri bagai kuburan yang senyap. Pikiran Michael melayang ke segala arah saat berdiri di sebidang tanah yang sudah tidak asing lagi baginya. Tanah yang diinjaknya pertama kali dalam perjalanan pertamanya dengan Naga Unicorn ke Dunia Bafang kini dipijaknya kembali. Michael mendatangi makam Yve lalu membakar dupa dan mengajak semua orang untuk memberi penghormatan dengan tulus. Yve tidak banyak mengajarinya tapi telah memberi banyak hal pada Michael. Dia sangat berharga bagi Michael karena sudah mengorbankan nyawanya demi Michael. Bagi Michael, Yve adalah guru pertamanya di dunia yang tidak akan pernah hilang dari hatinya. "Guru, tidak, sebaiknya aku memanggilmu dengan sebutan Istri Guru, karena mungkin kamu akan lebih memilih dipanggil Istri Guru,” Michael tersenyum lembut dan berlutut di depan makam Yve. “Michael kembali. Bagaimana kabarmu di bawah sana?” "Ya, Michael kini telah jauh lebih maju. Kamu
"Sudah, jangan bertengkar,” ucap Stephen dingin sambil menatap mereka dengan tatapan tajam. “Terserah kamu mau ke luar dan memberitahu si Pria Misterius atau Michael. Tapi hidup mati Perguruan Harapan tidak ada hubungannya dengan dia. Dia akan pulang jika dia menyadari dari mana dia berasal. Jika dia tidak kembali, susunan pertahanan Perguruan Harapanku akan selalu tertutup untuknya.” "Jangan lakukan itu, Pimpinan,” Pam memohon sambil menangis. Pam mempunyai ikatan yang kuat dengan Perguruan Harapan karena dia lahir dan besar di Perguruan Harapan. Pam tidak ingin melihat Perguruan Harapan hancur di tangan Marcus. "Baik!” si murid mengangguk lalu berbalik. Pam sedih. Dia berusaha mengejar si murid. Stephen berkata dingin, “Pam, jika kamu berani mengejarnya, kamu tidak akan lagi dianggap sebagai murid Perguruan Harapan dan juga tidak bisa masuk ke dalam perguruan ini lagi.” Pam berhenti. Dia menatap Stephen tidak mengerti, “Mengapa?” Pam tidak mengerti mengapa sikap Ste
Hiruk pikuk terjadi di pagi hari keesokan harinya. Tetua Keluarga Fu dan Keluarga Ye memimpin ratusan ribu pasukan elit Kota Tianhu beriringan menuju kaki gunung Perguruan Harapan dengan mengendarai hewan-hewan aneh untuk berhadapan dengan ratusan ribu pasukan Paviliun Dewa Pengobatan. Mereka menempuh perjalanan dari jam tujuh sampai jam sembilan pagi. Sebuah suara menggelegar tiba-tiba terdengar di lokasi Perguruan Harapan berada. Awan berwarna merah muda membentang di tengah langit. Sepotong cahaya keberuntungan keluar dari puncak gunung. Tudung energi berbentuk busur setengah lingkaran terbuka perlahan di bawah cahaya keberuntungan. Sebuah gunung berpuncak enam juga muncul di hadapan semua orang menunjukkan proses pembukaan celahnya. Semua orang bisa melihat dengan jelas enam puncak dan aula utama saat tudung energi terbuka sempurna. Dua gunung yang awalnya terpisah kini mulai terhubung. Perguruan Harapan telah membuka larangannya dan memperlihatkan wujud aslinya.
Stephen dan Guru Kedua, Ketiga dan Keempat menunggu di aula utama. Mereka mengernyitkan kening dan gugup melihat begitu banyak pasukan beterbangan. Saat mereka memutuskan untuk masuk ke aula, Marcus datang bersama beberapa orang. "Aku datang, tapi kalian tidak menyambutku sama sekali. Kalian mau pergi ke mana?” Marcus tersenyum dingin dan perlahan mendarat di depan Stephen. "Kamu harus mengikuti aturan Paviliun Dewa Pengobatan karena kamu telah bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Mengapa kamu tidak berlutuT saat melihat kedatangan Jenderal Marcus?” tanya Wiley. Stephen, Guru Ketiga dan Nadine saling berpandangan mendengarnya. Nadine berkata dingin, “Melihat dari sisi senioritas, kami ini guru dan juga pemimpin tertinggi. Kamu ingin kami berlutut pada Marcus? Kuatkah dia menerimanya?” Meminta para senior berlutut pada junior sungguh tidak beretika. Permintaan Wiley sangat menghina Nadine dan kelompoknya. "Sudahlah!” Stephen cepat-cepat menghentikan Nadine kem
Tidak hanya Nadine, Guru Kedua pun sudah tidak dapat menahan diri lagi melihat sikap Marcus. "Marcus, kami sudah berbaik hati mau bergabung denganmu. Apa begini caramu memperlakukan kami?”"Ya, jangan berlebihan. Ini masalah besar.” Guru Kedua dan Ketiga marah besar. Mereka menyesali keputusan mereka. "Diam!” gertak Stephen dingin. Dia menggertakkan gigi dan menatap Marcus, “Aku akan menjilatnya!” Stephen berjalan beberapa langkah ke arah Marcus. "Siapa yang mengizinkanmu berjalan mendekatiku? Memangnya siapa kamu? Apa kamu pantas berdiri di hadapanku?” teriak Marcus dingin. Stephen menggertakkan gigi, berlutut dan perlahan merangkak mendekati Marcus. Guru Kedua dan Nadine tergolek lemas ke satu sisi saat Stephen memegang kaki Marcus. Stephen adalah pemimpin sekaligus simbol Perguruan Harapan. Bagaimana mungkin mereka tidak tertekan saat Stephen dipermalukan?! Stephen juga merasa malu. Ini pertama kalinya dia dipermalukan selama dia hidup puluhan tahun. Tap
Kedua belas tabib mendampingi Pam berjalan masuk ke dalam pintu gerbang aula utama. Meskipun Pam sudah melawan sekuat tenaga, sudah jelas dirinya bukan lawan yang sepadan. Setelah melawan mati-matian, Pam dikalahkan oleh kedua belas tabib. Meskipun Pam masih sadar, tapi seluruh titik energi tenaga dalamnya dikunci. Sekarang Pam seperti orang biasa. Dia ditangkap oleh kedua belas tabib dan kembali ke aula utama. "Pam!" Nadine menjadi cemas. Pam adalah anak perempuannya. Ibu mana yang tidak mengkhawatirkan anak perempuannya? Wajah Pam terluka. Dia menatap Marcus dengan pandangan menusuk. Titik tenaga dalamnya sudah ditutup. "Nah, si burung emas sudah datang," Marcus berdecak. Dia menendang Stephen supaya minggir dan berjalan mendekati Pam."Dasar binatang!" Pam berkata dengan emosi. Dia menggertakkan gigi. Pam masih mengingat dengan jelas pengkhianatan Marcus. Laki-laki ini bukan manusia, tapi iblis dari dasar neraka. "Binatang? Kamu menyamakanku dengan binatang?" Marcus ber