"Sudah, jangan bertengkar,” ucap Stephen dingin sambil menatap mereka dengan tatapan tajam. “Terserah kamu mau ke luar dan memberitahu si Pria Misterius atau Michael. Tapi hidup mati Perguruan Harapan tidak ada hubungannya dengan dia. Dia akan pulang jika dia menyadari dari mana dia berasal. Jika dia tidak kembali, susunan pertahanan Perguruan Harapanku akan selalu tertutup untuknya.” "Jangan lakukan itu, Pimpinan,” Pam memohon sambil menangis. Pam mempunyai ikatan yang kuat dengan Perguruan Harapan karena dia lahir dan besar di Perguruan Harapan. Pam tidak ingin melihat Perguruan Harapan hancur di tangan Marcus. "Baik!” si murid mengangguk lalu berbalik. Pam sedih. Dia berusaha mengejar si murid. Stephen berkata dingin, “Pam, jika kamu berani mengejarnya, kamu tidak akan lagi dianggap sebagai murid Perguruan Harapan dan juga tidak bisa masuk ke dalam perguruan ini lagi.” Pam berhenti. Dia menatap Stephen tidak mengerti, “Mengapa?” Pam tidak mengerti mengapa sikap Ste
Hiruk pikuk terjadi di pagi hari keesokan harinya. Tetua Keluarga Fu dan Keluarga Ye memimpin ratusan ribu pasukan elit Kota Tianhu beriringan menuju kaki gunung Perguruan Harapan dengan mengendarai hewan-hewan aneh untuk berhadapan dengan ratusan ribu pasukan Paviliun Dewa Pengobatan. Mereka menempuh perjalanan dari jam tujuh sampai jam sembilan pagi. Sebuah suara menggelegar tiba-tiba terdengar di lokasi Perguruan Harapan berada. Awan berwarna merah muda membentang di tengah langit. Sepotong cahaya keberuntungan keluar dari puncak gunung. Tudung energi berbentuk busur setengah lingkaran terbuka perlahan di bawah cahaya keberuntungan. Sebuah gunung berpuncak enam juga muncul di hadapan semua orang menunjukkan proses pembukaan celahnya. Semua orang bisa melihat dengan jelas enam puncak dan aula utama saat tudung energi terbuka sempurna. Dua gunung yang awalnya terpisah kini mulai terhubung. Perguruan Harapan telah membuka larangannya dan memperlihatkan wujud aslinya.
Stephen dan Guru Kedua, Ketiga dan Keempat menunggu di aula utama. Mereka mengernyitkan kening dan gugup melihat begitu banyak pasukan beterbangan. Saat mereka memutuskan untuk masuk ke aula, Marcus datang bersama beberapa orang. "Aku datang, tapi kalian tidak menyambutku sama sekali. Kalian mau pergi ke mana?” Marcus tersenyum dingin dan perlahan mendarat di depan Stephen. "Kamu harus mengikuti aturan Paviliun Dewa Pengobatan karena kamu telah bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Mengapa kamu tidak berlutuT saat melihat kedatangan Jenderal Marcus?” tanya Wiley. Stephen, Guru Ketiga dan Nadine saling berpandangan mendengarnya. Nadine berkata dingin, “Melihat dari sisi senioritas, kami ini guru dan juga pemimpin tertinggi. Kamu ingin kami berlutut pada Marcus? Kuatkah dia menerimanya?” Meminta para senior berlutut pada junior sungguh tidak beretika. Permintaan Wiley sangat menghina Nadine dan kelompoknya. "Sudahlah!” Stephen cepat-cepat menghentikan Nadine kem
Tidak hanya Nadine, Guru Kedua pun sudah tidak dapat menahan diri lagi melihat sikap Marcus. "Marcus, kami sudah berbaik hati mau bergabung denganmu. Apa begini caramu memperlakukan kami?”"Ya, jangan berlebihan. Ini masalah besar.” Guru Kedua dan Ketiga marah besar. Mereka menyesali keputusan mereka. "Diam!” gertak Stephen dingin. Dia menggertakkan gigi dan menatap Marcus, “Aku akan menjilatnya!” Stephen berjalan beberapa langkah ke arah Marcus. "Siapa yang mengizinkanmu berjalan mendekatiku? Memangnya siapa kamu? Apa kamu pantas berdiri di hadapanku?” teriak Marcus dingin. Stephen menggertakkan gigi, berlutut dan perlahan merangkak mendekati Marcus. Guru Kedua dan Nadine tergolek lemas ke satu sisi saat Stephen memegang kaki Marcus. Stephen adalah pemimpin sekaligus simbol Perguruan Harapan. Bagaimana mungkin mereka tidak tertekan saat Stephen dipermalukan?! Stephen juga merasa malu. Ini pertama kalinya dia dipermalukan selama dia hidup puluhan tahun. Tap
Kedua belas tabib mendampingi Pam berjalan masuk ke dalam pintu gerbang aula utama. Meskipun Pam sudah melawan sekuat tenaga, sudah jelas dirinya bukan lawan yang sepadan. Setelah melawan mati-matian, Pam dikalahkan oleh kedua belas tabib. Meskipun Pam masih sadar, tapi seluruh titik energi tenaga dalamnya dikunci. Sekarang Pam seperti orang biasa. Dia ditangkap oleh kedua belas tabib dan kembali ke aula utama. "Pam!" Nadine menjadi cemas. Pam adalah anak perempuannya. Ibu mana yang tidak mengkhawatirkan anak perempuannya? Wajah Pam terluka. Dia menatap Marcus dengan pandangan menusuk. Titik tenaga dalamnya sudah ditutup. "Nah, si burung emas sudah datang," Marcus berdecak. Dia menendang Stephen supaya minggir dan berjalan mendekati Pam."Dasar binatang!" Pam berkata dengan emosi. Dia menggertakkan gigi. Pam masih mengingat dengan jelas pengkhianatan Marcus. Laki-laki ini bukan manusia, tapi iblis dari dasar neraka. "Binatang? Kamu menyamakanku dengan binatang?" Marcus ber
"Tidak!!" teriak Nadine. Air mata mengalir pipinya. Stephen dan para guru lainnya memalingkan kepala mereka. Pelecehan kepada Pam sama saja seperti melecehkan Nadine, tapi mereka tidak punya pilihan lain selain memejamkan mata mereka. Apa yang terjadi hari ini adalah pilihan dari keputusan mereka. Mereka tidak bisa menyalahkan orang lain. Mereka hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri. Jangan harap kejadian ini bakal berubah. Pam menderita gara-gara keputusan mereka. Boom!!!!!Tanah Perguruan Harapan tiba-tiba bergoyang. Semua orang merasakan badan mereka oleng. Marcus dan lainnya melihat ke sekelilingnya."Ada apa ini?" tanya Marcus. "Aku tidak tahu. Apa itu gempa?" tanya salah satu kedua belas tabib balik bertanya. "Jangan-jangan …." Wiley menggelengkan kepala. Matanya melebar, "Ada yang menyerang perbatasan!"Wiley membuat gerakan mantra dengan tangannya. Muncul pemandangan di depan mereka. Terlihat perbatasan perguruan dan sesosok laki-laki berdiri di depannya.
Wiley menggerakkan tangannya untuk membuat mantra lagi. Lingkaran cahaya bertambah dua, tiga, dan seterusnya. Kemudian lingkaran-lingkaran cahaya itu saling menyatu. Di luar perbatasan, Michael mengerutkan kening. Perbatasan Perguruan Harapan bersinar terang. Michael menutupi matanya dengan tangannya.Kemudian, sinar itu meredup dengan membentuk cangkang kura-kura. Sebelum Michael memberikan reaksi, badannya dililit oleh semacam benang yang keluar dari cangkang tersebut.Michael ingin melepaskan diri dari ikatan itu, tapi ternyata ikatan itu cukup kuat. Memang dia bisa melepaskan diri, tapi itu butuh waktu. "Pria misterius itu ingin menerobos masuk perbatasan perguruan. Percuma saja. Perbatasan itu membalikkan serangan dia dan menjerat tubuhnya," Stephen mencoba menjelaskan pada semua orang. Marcus tersenyum, "Aku pikir Pria Misterius itu orang kuat tapi ternyata dia sangat bodoh. Ini menarik.""Kamu pikir ini menarik? Aku pikir ini sudah selesai," ejek Wiley. Kemudian dia
Tubuh Michael diliputi sinar keemasan, seolah-olah dia adalah dewa emas. "Rasakan ini!" teriak Michael. Dia mengayunkan Kapak Pangu di tangannya. Tidak ada yang tidak bisa dipotong oleh Kapak Pangu. Ikatan yang membelit tubuhnya langsung terpotong dengan mudah. Michael mengayunkan kapaknya di atas kepala. "Ribuan pedang, heh? Aku bisa menghadapinya dengan satu kapak!" Sorot mata Michael membara. Ekspresi wajahnya langsung berubah. Kapak Pangu!Tekanan udara langsung terasa. Kapak Pangu diayunkan dan menyerang ribuan pedang. Boom!!!Suara keras terdengar. Ribuan pedang itu langsung terpotong dengan Kapak Pangu. Bagus.Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan dan pasukan Keluarga Yefu masih berperang. Mereka terpental terkena energi dari Kapak Pangu. Di dalam perguruan, Marcus dan lainnya terguncang oleh tekanan Kapak Pangu. Wajah mereka tampak terkejut. Setelah ribuan panah itu musnah, tubuh Michael masih bersinar keemasan. Dia tampak seperti dewa perang. "Apa yang terjadi