"Tidak!!" teriak Nadine. Air mata mengalir pipinya. Stephen dan para guru lainnya memalingkan kepala mereka. Pelecehan kepada Pam sama saja seperti melecehkan Nadine, tapi mereka tidak punya pilihan lain selain memejamkan mata mereka. Apa yang terjadi hari ini adalah pilihan dari keputusan mereka. Mereka tidak bisa menyalahkan orang lain. Mereka hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri. Jangan harap kejadian ini bakal berubah. Pam menderita gara-gara keputusan mereka. Boom!!!!!Tanah Perguruan Harapan tiba-tiba bergoyang. Semua orang merasakan badan mereka oleng. Marcus dan lainnya melihat ke sekelilingnya."Ada apa ini?" tanya Marcus. "Aku tidak tahu. Apa itu gempa?" tanya salah satu kedua belas tabib balik bertanya. "Jangan-jangan …." Wiley menggelengkan kepala. Matanya melebar, "Ada yang menyerang perbatasan!"Wiley membuat gerakan mantra dengan tangannya. Muncul pemandangan di depan mereka. Terlihat perbatasan perguruan dan sesosok laki-laki berdiri di depannya.
Wiley menggerakkan tangannya untuk membuat mantra lagi. Lingkaran cahaya bertambah dua, tiga, dan seterusnya. Kemudian lingkaran-lingkaran cahaya itu saling menyatu. Di luar perbatasan, Michael mengerutkan kening. Perbatasan Perguruan Harapan bersinar terang. Michael menutupi matanya dengan tangannya.Kemudian, sinar itu meredup dengan membentuk cangkang kura-kura. Sebelum Michael memberikan reaksi, badannya dililit oleh semacam benang yang keluar dari cangkang tersebut.Michael ingin melepaskan diri dari ikatan itu, tapi ternyata ikatan itu cukup kuat. Memang dia bisa melepaskan diri, tapi itu butuh waktu. "Pria misterius itu ingin menerobos masuk perbatasan perguruan. Percuma saja. Perbatasan itu membalikkan serangan dia dan menjerat tubuhnya," Stephen mencoba menjelaskan pada semua orang. Marcus tersenyum, "Aku pikir Pria Misterius itu orang kuat tapi ternyata dia sangat bodoh. Ini menarik.""Kamu pikir ini menarik? Aku pikir ini sudah selesai," ejek Wiley. Kemudian dia
Tubuh Michael diliputi sinar keemasan, seolah-olah dia adalah dewa emas. "Rasakan ini!" teriak Michael. Dia mengayunkan Kapak Pangu di tangannya. Tidak ada yang tidak bisa dipotong oleh Kapak Pangu. Ikatan yang membelit tubuhnya langsung terpotong dengan mudah. Michael mengayunkan kapaknya di atas kepala. "Ribuan pedang, heh? Aku bisa menghadapinya dengan satu kapak!" Sorot mata Michael membara. Ekspresi wajahnya langsung berubah. Kapak Pangu!Tekanan udara langsung terasa. Kapak Pangu diayunkan dan menyerang ribuan pedang. Boom!!!Suara keras terdengar. Ribuan pedang itu langsung terpotong dengan Kapak Pangu. Bagus.Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan dan pasukan Keluarga Yefu masih berperang. Mereka terpental terkena energi dari Kapak Pangu. Di dalam perguruan, Marcus dan lainnya terguncang oleh tekanan Kapak Pangu. Wajah mereka tampak terkejut. Setelah ribuan panah itu musnah, tubuh Michael masih bersinar keemasan. Dia tampak seperti dewa perang. "Apa yang terjadi
Aula utama Perguruan Harapan berguncang. Angin kencang lalu bertiup. Angin itu membawa bau tanah dan tanaman. Para murid perguruan sudah lama tidak mencium bau alam seperti ini. Semua orang terdiam. Yang terdengar hanya terdengar deru napas mereka. Marcus dan lainnya menatap ke sekeliling. Rasanya waktu berjalan lambat. Stephen dan Nadine juga terdiam."Apa yang terjadi?" Wiley memicingkan matanya untuk mencari sesuatu yang janggal. Tidak ada yang janggal, hanya saja nuansa yang dia rasakan sangat berbeda.Guru Kelima dan Keenam tanpa sadar memundurkan langkah. Mereka takut. Stephen juga melakukan hal yang sama. Tangannya berkeringat.Pertahanan Perguruan Harapan rusak. Pertahanan itu sudah lama berdiri ribuan tahun. Sekarang pertahanan itu hancur. Stephen tidak tahu apakah dia merasa senang atau merasa sedih. "Mustahil. Sihir Perguruan Harapan tidak bisa dihancurkan tanpa bantuan ribuan orang. Mustahil, sangat mustahil," ujar Marcus sambil menggelengkan kepala. Dia tida
Michael terbang sambil memegang Kapak Pangu. Wajahnya ditutupi topeng. Tubuhnya mengeluarkan sinar keemasan. Michael tampak seperti dewa perang yang siap menguasai dunia. Orang-orang di dalam aula utama bisa merasakan efek kekuatan yang dipancarkan Michael. Marcus dan lainnya saling menatap. Mereka tercengang "Hei, apa yang kalian lihat? Cegah dia masuk!" teriak Marcus. Meskipun begitu, tidak ada seorang pun yang bisa menggerakkan kakinya. Lawan mereka adalah si Pria Misterius. Siapa yang berani menghadapinya? Ini namanya cari mati. "Ayo!" teriak Marcus lagi. Kedua belas tabib saling menatap. Kemudian mereka maju. Wiley juga bergerak. Dia melakukan sebuah jurus. Kemudian Wiley menyuruh pengikut Paviliun Dewa Pengobatan untuk menghadapi Michael. Michael tersenyum melihat para lawannya datang. Kedua belas tabib datang bersama para pengikutnya yang datang dari puncak Kelompok Dua, Kelompok Tiga, dan Empat. Dia menatap Kapak Pangu dan tersenyum, "Aku tahu selama ini kamu me
Pam merasa tidak nyaman. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Ucapan Michael ada benarnya. Stephen dan lainnya harus menanggung akibat keputusan mereka. Ini salah mereka. Namun, murid-murid Perguruan Harapan tidak bersalah. Pam tidak ingin saudara-saudari perguruannya menderita karena Marcus.Nadine adalah ibunya sendiri. "Apakah kamu benar-benar Michael?" Nadine bertanya sambil menggertakkan giginya. Michael berdecak kesal, "Aku tidak peduli. Sekarang, menyingkirlah!""Jika kamu adalah Michael, jangan hancurkan Perguruan Harapan ….""Bagaimana kalau kamu memohon?" tanya Michael sambil mengerutkan kening. Nadine menggertakkan gigi dan berkata, "Aku mohon padamu!"Michael terdiam. Kemudian, seberkas sinar dari tubuhnya mengenai Nadine dan membuat tubuh Nadine terlempar ke belakang, "Sia-sia saja. Kamu mengharapkan iblis membantumu? Bagaimana bisa iblis membantu?"Setelah itu, Michael membalikkan badan. Alasan Michael berkata seperti itu adalah karena Nadine dan guru lainnya
Stephen, Nadine, dan lainnya terkejut mendengar pengakuan Mick, Tyn dan Marcus. Michael dan Peach tidak bersalah sama sekali. Mereka dimanfaatkan oleh Marcus! Jadi, bisa dibilang Marcus adalah biang pelakunya!Stephen jadi sakit kepala. Guru Ketiga dan Nadine merasa bodoh. Mereka merasa dipergunakan oleh Marcus. Bahkan mereka mendengarkan apa yang dikatakan begundal itu dan menghancurkan Perguruan Harapan. Bahkan di momen seperti itu, mereka masih tetap percaya pada Marcus dan menolak Michael!Bukankah ini ironi?!Betapa bodohnya mereka. Pam sudah memperingatkan mereka tapi mereka tidak mau mendengar. Sekarang, mereka kena batunya. Michael menatap Marcus dengan pandangan menusuk.Wajah Marcus menjadi pucat. Tanpa sadar, dia mundur dan menggelengkan kepala, "Tidak, bukan aku. Mick dan Tyn hanya mengada-ngada. Bukan aku.""Bagaimana mungkin itu bukan kamu?" Tyn merentangkan tangannya, "Kamu menyuruhku memberikan bubuk ini diam-diam pada Peach. Ngaku saja."Tyn bukan orang bodoh
Dulu status Tyn lebih tinggi dari Michael. Sekarang, status mereka lebih rendah dari Michael. Ironis."Michael, maafkan aku. Maafkan kami. Aku mohon," Tyn meminta maaf sambil memukul-mukul dahinya hingga kulitnya menjadi merah. Wiley menatap Marcus. Kemudian dia bergerak maju. Wiley mencekik leher Mick dan Tyn, "Sekarang kalian menyesal. Sudah terlambat."Wiley meremukkan tulang leher Mick dan Tyn. Tyn dan Mick meronta-ronta liar. Mata mereka melebar. Mereka kesulitan bernapas. Percuma saja. Lama kelamaan tubuh mereka melemah. Tangan mereka terkulai jatuh. Wiley menatap Michael dan menundukkan kepala dan berkata, "Aku sudah membunuh kedua sampah ini. Sebenarnya, Marcus tidak terlibat, tapi .… ""Apa aku bilang mereka harus dibunuh?" Michael menginterupsi ucapan Wiley. Michael tidak berminat membunuh Mick dan Tyn, meskipun mereka sudah pernah memperlakukan Michael dengan buruk. Di mata Michael, Mick dan Tyn hanyalah semut. Bagaimana mungkin dia tertarik membunuh semut?Mick da