Aula utama Perguruan Harapan berguncang. Angin kencang lalu bertiup. Angin itu membawa bau tanah dan tanaman. Para murid perguruan sudah lama tidak mencium bau alam seperti ini. Semua orang terdiam. Yang terdengar hanya terdengar deru napas mereka. Marcus dan lainnya menatap ke sekeliling. Rasanya waktu berjalan lambat. Stephen dan Nadine juga terdiam."Apa yang terjadi?" Wiley memicingkan matanya untuk mencari sesuatu yang janggal. Tidak ada yang janggal, hanya saja nuansa yang dia rasakan sangat berbeda.Guru Kelima dan Keenam tanpa sadar memundurkan langkah. Mereka takut. Stephen juga melakukan hal yang sama. Tangannya berkeringat.Pertahanan Perguruan Harapan rusak. Pertahanan itu sudah lama berdiri ribuan tahun. Sekarang pertahanan itu hancur. Stephen tidak tahu apakah dia merasa senang atau merasa sedih. "Mustahil. Sihir Perguruan Harapan tidak bisa dihancurkan tanpa bantuan ribuan orang. Mustahil, sangat mustahil," ujar Marcus sambil menggelengkan kepala. Dia tida
Michael terbang sambil memegang Kapak Pangu. Wajahnya ditutupi topeng. Tubuhnya mengeluarkan sinar keemasan. Michael tampak seperti dewa perang yang siap menguasai dunia. Orang-orang di dalam aula utama bisa merasakan efek kekuatan yang dipancarkan Michael. Marcus dan lainnya saling menatap. Mereka tercengang "Hei, apa yang kalian lihat? Cegah dia masuk!" teriak Marcus. Meskipun begitu, tidak ada seorang pun yang bisa menggerakkan kakinya. Lawan mereka adalah si Pria Misterius. Siapa yang berani menghadapinya? Ini namanya cari mati. "Ayo!" teriak Marcus lagi. Kedua belas tabib saling menatap. Kemudian mereka maju. Wiley juga bergerak. Dia melakukan sebuah jurus. Kemudian Wiley menyuruh pengikut Paviliun Dewa Pengobatan untuk menghadapi Michael. Michael tersenyum melihat para lawannya datang. Kedua belas tabib datang bersama para pengikutnya yang datang dari puncak Kelompok Dua, Kelompok Tiga, dan Empat. Dia menatap Kapak Pangu dan tersenyum, "Aku tahu selama ini kamu me
Pam merasa tidak nyaman. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Ucapan Michael ada benarnya. Stephen dan lainnya harus menanggung akibat keputusan mereka. Ini salah mereka. Namun, murid-murid Perguruan Harapan tidak bersalah. Pam tidak ingin saudara-saudari perguruannya menderita karena Marcus.Nadine adalah ibunya sendiri. "Apakah kamu benar-benar Michael?" Nadine bertanya sambil menggertakkan giginya. Michael berdecak kesal, "Aku tidak peduli. Sekarang, menyingkirlah!""Jika kamu adalah Michael, jangan hancurkan Perguruan Harapan ….""Bagaimana kalau kamu memohon?" tanya Michael sambil mengerutkan kening. Nadine menggertakkan gigi dan berkata, "Aku mohon padamu!"Michael terdiam. Kemudian, seberkas sinar dari tubuhnya mengenai Nadine dan membuat tubuh Nadine terlempar ke belakang, "Sia-sia saja. Kamu mengharapkan iblis membantumu? Bagaimana bisa iblis membantu?"Setelah itu, Michael membalikkan badan. Alasan Michael berkata seperti itu adalah karena Nadine dan guru lainnya
Stephen, Nadine, dan lainnya terkejut mendengar pengakuan Mick, Tyn dan Marcus. Michael dan Peach tidak bersalah sama sekali. Mereka dimanfaatkan oleh Marcus! Jadi, bisa dibilang Marcus adalah biang pelakunya!Stephen jadi sakit kepala. Guru Ketiga dan Nadine merasa bodoh. Mereka merasa dipergunakan oleh Marcus. Bahkan mereka mendengarkan apa yang dikatakan begundal itu dan menghancurkan Perguruan Harapan. Bahkan di momen seperti itu, mereka masih tetap percaya pada Marcus dan menolak Michael!Bukankah ini ironi?!Betapa bodohnya mereka. Pam sudah memperingatkan mereka tapi mereka tidak mau mendengar. Sekarang, mereka kena batunya. Michael menatap Marcus dengan pandangan menusuk.Wajah Marcus menjadi pucat. Tanpa sadar, dia mundur dan menggelengkan kepala, "Tidak, bukan aku. Mick dan Tyn hanya mengada-ngada. Bukan aku.""Bagaimana mungkin itu bukan kamu?" Tyn merentangkan tangannya, "Kamu menyuruhku memberikan bubuk ini diam-diam pada Peach. Ngaku saja."Tyn bukan orang bodoh
Dulu status Tyn lebih tinggi dari Michael. Sekarang, status mereka lebih rendah dari Michael. Ironis."Michael, maafkan aku. Maafkan kami. Aku mohon," Tyn meminta maaf sambil memukul-mukul dahinya hingga kulitnya menjadi merah. Wiley menatap Marcus. Kemudian dia bergerak maju. Wiley mencekik leher Mick dan Tyn, "Sekarang kalian menyesal. Sudah terlambat."Wiley meremukkan tulang leher Mick dan Tyn. Tyn dan Mick meronta-ronta liar. Mata mereka melebar. Mereka kesulitan bernapas. Percuma saja. Lama kelamaan tubuh mereka melemah. Tangan mereka terkulai jatuh. Wiley menatap Michael dan menundukkan kepala dan berkata, "Aku sudah membunuh kedua sampah ini. Sebenarnya, Marcus tidak terlibat, tapi .… ""Apa aku bilang mereka harus dibunuh?" Michael menginterupsi ucapan Wiley. Michael tidak berminat membunuh Mick dan Tyn, meskipun mereka sudah pernah memperlakukan Michael dengan buruk. Di mata Michael, Mick dan Tyn hanyalah semut. Bagaimana mungkin dia tertarik membunuh semut?Mick da
Pam tidak bisa meyakinkan Michael untuk memaafkan mereka. Kenapa Pam tidak bisa melihat bahwa sebenarnya dia dimanfaatkan oleh mereka?Mereka berlagak seolah-olah merekalah yang paling benar. Mereka menatap orang lain dengan pandangan merendahkan. Di pikiran mereka hanya ada salah dan benar. "Kami tidak pantas," Stephen menundukkan kepalanya, "Sebagai orang biasa, aku tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sebagai pimpinan, aku keras kepala. Michael, aku punya satu permintaan.""Tolong jaga Pam. Dia sangat mempercayaimu. Dia juga selalu mendukungmu. Seperti katamu, kami akan bertanggung jawab atas kesalahan kami."Nadine mengangguk, "Pam sudah memilihmu. Dia sangat percaya padamu. Permohonanku juga sama. Tolong jaga dia."Nadine dan Stephen sudah berdiskusi. Mereka sudah mengambil keputusan. "Tidak," Pam mendongak. Dia menatap Michael dengan mata bengkak, "Michael. Aku mohon. Aku mohon, kabulkan keinginanku.""Kamu …." Michael menggeleng-gelengkan kepala. "Michael, aku mo
Wajah Michael menunjukkan kesedihan. Dia menuruti permintaan terakhir Caden. Michael memungut pedangnya dan mendekati Caden. "Jangan sedih begitu, Nak," Caden mengelus kepala Michael dengan lembut. Dia tersenyum, "Nadine adalah istriku. Bagaimana mungkin aku membiarkan dia mati dibunuh? Begini-begini juga aku adalah laki-laki yang mencintai istriku.""Lagi pula, seharusnya aku sudah mati sejak aku melakukan dosa-dosaku di Desa Wuyou. Kejadian ini akan membuat kematianku semakin bernilai, ""Sebetulnya dendam Vye akibat perbuatanku.""Bagaimana bisa begitu?" Michael mengerutkan kening. "Vye adalah adik seperguruanku. Kami belajar dari satu guru yang sama. Aku tahu dia menyimpan rasa padaku. Sayangnya aku bertemu dengan Nadine," Caden menatap Nadine.Pipi Nadine basah dengan air mata. Dia mengangguk. "Aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika bertemu Nadine. Namun, di mata Vye, Nadine adalah sosok yang merebut cinta pertamanya. Aku hendak menjelaskan padanya, tapi Vye menol
Tubuh Caden menjadi kaku. Kemudian, dia menghembuskan napasnya yang terakhir dan menutup matanya. Caden meninggal di pangkuan Nadine sambil tersenyum. "Tidak!""Ayah!" Pam cepat-cepat menghampirinya. Dia menangis, "Bangun! Bangun! Bukankah kamu ingin mendengarku memanggilmu Ayah? Bangunlah.""Ayah!"Michael tidak tahan lagi ketika mendengar suara tangisan Pam. "Bang!"Michael memukul lantai dengan tinjunya. Retakan besar menjalar di sekitarnya. Sorot mata Michael menunjukkan kesedihan mendalam. Kemudian dia berdiri dan berjalan melangkah keluar."Ah!!"Michael berteriak keras. Sinar keemasan muncul menerangi semuanya. "Bang, bang, bang!"Empat patung gajah hancur lebur setelah terkena cahaya keemasan. Tanah berguncang. Para pengikut Paviliun Dewa Pengobatan berjalan oleng. Padahal mereka baru memulihkan diri dari serangan Api Langit Roda Bulan. Setelah terkena cahaya keemasan itu, mereka berjatuhan lagi seperti semut. Aula utama bergetar. Marcus dan lainnya ketakutan. Me