Home / Romansa / PERFECT HUSBAND / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of PERFECT HUSBAND: Chapter 71 - Chapter 80

180 Chapters

TAK BISA

…………..“Mungkin aku harus temui Rara”bisikku beranjak, aku belum menemuinya semenjak hari itu, bagaimanapun dia pernah menjadi  bagian dari hidupku, aku harus lihat perkembangannya sekarang.POV INA.Ting nong.Bunyi bel bergema  mungkin  mbok Lastri sudah sampai, kuusahakan berjalan keluar untuk membukakan pintu, asisten mama yang sudah tidak muda lagi itu tampak tersenyum.“Maaf Non, macet. Jadi makin lama deh datang.”ujarnya aku mengangguk dengan lemes dan mempersilahkan.“Gak apa-apa bik, istirahat bentar, abis itu langsung kedapur ya. Mas Feri belum sarapan.”ujarku. “Baik non”sigapnya, aku menghenyak di sofa denga rasa letih yang teramat sangat. Dalam lelahku merebah itu aku melihat mas Feri menuruni tangga, kucoba berdiri untuk menyambut,“Mas, kamu turun buat sarapan ya? Maaf mbok Lastri baru datang, aku gak kuat nyiu
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

RUMIT

Keesokan paginya setelah berberes aku turun kebawahh menghampiri mas Feri yang tiidur di atas sofa. Hatiku hangat dan beranjak kedapur menemui mbok Lastri.“Non, itu sarapanya udah, tapi itu the gak mbok bikin karna kemaren bikin gak di minum sama aden, nona Ina yang bikin aja ya”ujarnya, aku mengangguk.“Ya mbok biar Ina yang bikin.’’sahutku. Bergegas aku bikin karna gak tahan lama-lama di dapur. Kembali aku menemui mas Feri yang tengah berada di sofa,“Mas bangun, kamu tidurnya jam berapa sih mas, kesiangan gini.”ujarku mengellus sedikit pipinya dia tampak sedikit beringsut dan mengucek sedikit matanya.‘’Dah pagi…”ucapnya sembari menguap. Aku memaandangnya lekat dan berkata.“Kamu begadang ya semalaman?’’ujarku mas Feri coba turun dari sofa dan beranjak kekamr mandii.“Ini ya mas Tehnya aku tarok disini,”sorakku, dia tak menoleh dan tetap foku
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

RUMAH SAKIT

Sore berkunjung kembali aku lihat mas Feri bersiap hendak pergi, kali ini aku diam tak mau mencegatnya lagi aku memilih membuntutinya dia sangat tidak nyaman dirumah sekarang, aku ingin tau selama ini dia kemana sih, kalo pergi-pergi bahkan sampai tidak pulang, Bergegas aku ambil kunci mobil dan mengikuti laju mobilnya mas Feri aku melihat mas Feri singgah di toko untuk membeli bingkisan, benakku berfikir kalo mas Feri akan menjenguk Rara di rumah sakit, aku gemetar dan tetap fokus mengikutinya, namun aku bingung dia terus melaju melewati jalan menuju RSJ itu. Apa jangan-jangan dia masih sibuk dengaan bisnis barunya karna memang, dia sangat ingin bekerja sendiri, aku bingung dan terus saja mengikutinya, hingga akhirnya aku melihat mas Feri berhenti disebuah kontrakan sederhana, dia turun dengan menjinjing bingkisan itu, mataku membulat saat meelihat wanita paruh baya menyambutnya dengan senang hati, aku gemetar dan mataku berkaca-kaca. Selama ini mas Feri membohongiku,
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

KEMBAR

POV INADetik jam terus saja berdetik hingga malam semakin larut, aku masih terlungkup bangun  dengan memeluk bantal, gundah mengingat sikap mas Feri akhir-akhir ini, apa yang harus aku lakukan supaya dia bisa seperti dulu lagi. Walau aku sebenarnya menolak mas Feri bebankan semua kesalahan ini padaku. Tapi tak apa saja. Apapun itu aku hanya ingin suamiku disini kembali seperti dulu lagi, ini akan sangat susah karna masalahnya memang terlalu fatal, aku bahkan ingin kembali kedetik itu dan membunuh saja semua keangkuhanku, aku tidak bisa berfikir dengan jernih, hingga aku harus menggadaikan cintaku pada mas Feri, ketulusanku tidak semurni kasih sayang suamiku, sekarang bagaimana saat kepercayaan dirinya terinjak-injak seperti ini, aku memang sangat bertanggung jawab akan semua gejolak yang ada dalam hatinya tapi aku bingung, apa yang bisa aku lakukan, perlahan air mataku merintik, mungkin aku juga harus bersikap seperti dia, karna memang dia sudah tak suka lagi melihatku,
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

IKHLAS

POV INAAir mataku tak hentinya mengucur karna haru sepanjang jalan, sesampai dirumah kami berdua masuk bergandengan dan saling merangkul dalam pelukan hangat, sisa kebahagiaan tadi masih melekat erat melihat kami harmonis begitu mbok Lastri tampak heran. Karna memang semenjak dia datang aku dan mas Feri tidak pernah akur.“Duh seneng banget deh mbok liatnya, hari ini terasa berbeda.” Ujarnya aku dan mas Feri tersenyum, Mas Feri membawaku kedalam rangkulan dan berkata,“Tentu saja mbok, hari ini patut dirayakan, karna Ina mengandunng janin kembar.”ujarnya, mbok lastri tampak membulatkan mata dan mendekat.“Wah beneran non, nyonya Rania harus tau donk kalo begitu.”ucapnya girang , kami berdua mengangguk.“Kamu telpon mama gih mas?”ucapku, mas Feri tampak mengangguk.“Baik sayang.”ujarnya, aku menghenyak di sofa di iringi mbo Lastri.“Gak sabar non, mbok liat baby cewek b
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

ANCAM

POV FERISiang ini aku sangat sibuk di kantor, ada beberapa harus aku handle sebelum nanti aku kasih ke mama karna memang aku harus kembali pulang, Ina akhir-akhir sangat manja sekali, dia bisa-bisa bête dirumah kalo aku telat pulang. Dari luar ruangan asistenku datang membuyarkan fokusku.“Pak, mohon maaf, di luar ada Direkture Al company.”ujarnya sejenak aku menghentikan aktifitasku dan sedikit buang nafas,“Apa ada metting?”tanyaku.“Tidak, dia hanya ingin bertemu.”ujarnya, nafasku tersengal dan coba berkata dengan tegas.,“Ya sudah, suruh dia masuk.”ujarku. asistenku itu beranjak keluar dan tak lama setelahnya Aldo. Masuk aku memandanginya datar dan berkata.“Apa ada yang bisa  saya  bantu pak direkture,’’ujarku tanpa menoleh. Aldo terdengar mangatur nafas.“Ekhem..”desisny terdengar memperbaiki tenggorokan.“Kamu mengembalikan
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

HARAPAN

POV ALDO Aku menghenyak di atas sofa sembari menghela nafas, walau itu hanya sekedar ancaman untuk Feri, tapi aku sangat merasa bersalah pada mba Ina, aku putus asa sekali sekarang selain sangat kecewa akaan keputusannya, ada masalah lain. Papa akan kembali satu minggu lagi jika dia lihat bisnisku tidak ada progress begini dia akan sangat murka, bagaimana tidak jika aku jadikan asset papa seperti mainan gini,aku gak boleh biarkan Feri melepas kontraknya, aku harus dapatkan project perusaahaan luar negri itu.“Tuan muda ada telpon dari bos.”ucap asistenku. Aku menoleh pada telpon di tanganya dan reflek menyambar,“Hallo pa?”“Bagaimana dengan projectmu?”tanyanya to the point, papa tidak tau saja aku tengah pusingkan ini dari tadi.“Ya pa, semuanya baik-baik saja,’’ucapku pelan“Baiklah jika memang begitu, papa khawatir dengan tindakanmu yang berisiko ini, jangan bilang kamu tidak
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

RARA

POV FERIHari ini aku masih tetap ngantor seperti biasanya, project kerja sama dengan perusahaan luar itu tidak sesuai ekspektasi  pencapaian kami tidak sesuai target, sekarang aku lebih banyak bertemu Aldo karna membahas masalah ini. Terlebih tekanan yang harus aku lakukan menghadapinya ialah aku terkesan patuh padanya, karna dia punya kelemahanku, aku tau pria seperti Aldo masih terbilang bocah dan labil mudah baginya membeberkan semua ini,yang akan membuat semuanya berantakan. Apalagii Aldo memiliki perusahaan yang sangat berpengaruh, sekali terendus media Ina bakal jadi sorotan hebat, dan aku tau betul ini akan jadi beban batin yang begitu dalam untuknya, “Sekarang bagaimana? Apa kamu punya solusi untuk masalah ini?”Tanya Aldo saat kami dalam ruangan metting sejenak aku terbangun dari pikiran kaludku dan menoleh padanya.“Aku akan usahakan berikan yang terbaik.”ujarku, Aldo manggut-manggut dengan sedikit mencibir.&l
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

TERANCAM

POV RARA“Dok, besok antarin Rara kekantor polisi.”ucapku saat kami sudah berada dalam mobil untuk sejenak Dokter Bagas diam,“Tapi Ra, kamu belum sembuh. Polisi tidak akan menangani kasus ini jika kamu bel-“ucapanya aku cegat.“Belum apa dok?”singkatku menoleh pada Dokter Bagas.“Kamu  belum pulih itu saja.  Lagian Ina dan Feri tidak memperkarakan ini lagi, kamu bisa aman dengan keterangan dariku pada polisi.”ucapnya aku berdesih. “Lebih baik aku mendekam di penjara dari pada di anggap gila dok, aku akan lebih tenang dengan cinta ini dalam kesendiiriaan tanpa harus menyakiti siapapun.”ujarku, Dokter Bagas terdengar berdesih dan berkata.“Aku tidak akan menganggapmu sembuh sebelum kamu bisa menghapus cintamu untuk Feri.”ujarnya, aku terdiam dan tertunduk, mataku sedikit terasa basah, entah kenapa aku tidak yakin jika dokter Bagas memintaku untuk menghapus
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

SENSASI ALDO

 Setelah selesai makan malam aku menghampiri mas Feri yang memilih menyendiri di balkon kamar, aku tau banyak sekali hal yang menganggu pikirannya sekarang, dan sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa.“Sayang?”sapaku menghenyak di sampingnya, Mas Feri tampak beringsut pelan dan berkata.“Ya sayang..”ucapnya menggapai badanku mendekat.“Mas kenapa? Tadi dimeja makan mas gak habisin makanannya, sekarang ngelamun disini.’’ujarku mengelus pipinya, Mas Feri memaksa bibirnya untuk tersenyum.“Bingung aja sayang, gimana ngomongnya sama mama.’’ujarnya, aku sedikit menghela nafas dan berkata.“Bener cuman itu?”singkatku, mata mas Feri terlihat sayu dan mengangguk,“Bener..”ujarnya lagi, aku tau dia tidak akan mau terbuka karna mas Feri suka seperti dia akan menyembuyikan dariku, wajah lelah dan gundahnya ini sudah sangat jelas kalau dia sedang banyak pikiran, ba
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status