Home / Romansa / PERFECT HUSBAND / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of PERFECT HUSBAND: Chapter 61 - Chapter 70

180 Chapters

HARI BARU

“Ini apa sayang? Kenapa kamu masih memakai cincin ini?’ujarnya aku bungkam dan gemetar, perlahan aku elus leherku taka da kalung pemberian mas Feri dan sialnya aku lupa tarok dimana, malah cincin Aldo aku pakai. Tanpa menjawab sepatah katapun aku mengibas tanganku dan berlalu pergi, Aku tidak  banyak bicara bicara setelah kejadian tadi, sepanjang  jalan  aku kalud entah bagaimana caranya agar tidak terbawa perasaan saat bersama Aldo,“Ina kamu kenapa?”Tanya mas Feri yang tengah fokus menyetiir mobil melaju hendak pulang. Aku menoleh dan sedikit menyunggingkan senyum pada mas Feri.“Ina rasanya gak enak badan aja mas.”ujarku lirih. Mas Feri mengelus pipiku sedikit dan berkata.“Ya udah kamu sabar ya, sebentar lagi akan kita istirahat.”ujarnya aku mengangguk dengan senyumSesampai dirumah, aku langsung merogoh semua tasku dan laci untuk mencari sesuatu aku coba ingat lagi waktu
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

CINTA LUAR BIASA

“Katakan sayang? Apa kamu mencintainya?” Ina tampak tertunduk dengan meremas tanganku erat,, sedikit aku lirik jari manisnya yang tlah di hiasi cincin mahal berpermatakan berlian itu.“Aldo sudah melamarmu kah?”tanyaku, Ina mendegup dan coba menghela nafas untuk bicara.“Aku tidak yakin dengan perasaanku waktu itu, yang jelas, aku nyaman bersamanya, aku berharap itu tidak cinta.”ucapnya, aku menatap lekat wajahnya dengan seksama.“Benarkah hanya sebatas itu?”tanyaku, Inan menghapus air matanya dan mengangguk pasti. Nafasku tersengal dan coba teringat sesuatu yang mengganjal lagi di hatiku. Karna memaang Aku pernah melihat secara langsung bahwa Ina sangat nyaman di cumbui Aldo. Walau hatiku tersayat, aku kembali tegar dan bertanya.“Sudah berapa jauh, hubungan itu..”lirihku menatap matanya, mata Ina sayu tak sanggup untuk menatap mataku dia menggeleng  pelan, namun aku mengar
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

ANUGRAH CINTA

Diatas mobil aku kacau dan pusing sekali entah apa yang membuat pikiranku jadi runyam begini ,ini benar-benar menyedihkan, apa aku akan hidup dalam rasa bersalah ini  selaamanya, bagaimana caranya aku mengusir seluruh keresahan ini, aku bahkan tak punya tempat untuk berkeluh kesah sekarang, dan bahkan tidak bisa manangis dalam pelukan mas Feri atas kesalahanku ini.“sepertinya aku telah membayar kesalahanku sendiri untuk keputusanku di awal dulu,”bisikku menyibak belahan rambutku gundah sembari menyetir mobil menuju pulang, namun sebelum itu aku singgah dulu di mall untuk membeli beberapa kebutuhan sebelum pulang, aku sangat setres mungkin sedikit belanja bisa menghibur diriku, Aku masuk kedalam mall dan langsung mencari barang-barang yang aku butuhkan setelah semua selesai aku menjinjing barang belanjaan  keluar, melangkah pasti namun aku terkejut di cegat oleh seseorang wanita paruh baya, yang tampak lusuh, wajahya pucat dan keriput, matanya
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

INA

POV FERIEntah berapa lama aku tertidur diatas sofa ini, saat aku bangun, kudapati Ina sedang tertidur didadaku, sedikit aku elus pipinya dan beringsut duduk.“Sayang, ini sudah sore,kamu ikutan tidur juga disini. Gimana makananya”lirihku mengelus pipinya, Ina terbangun dan sedikit beriyak melihat wajahku dengan senyum.“Abis kamu tidurnya nyenyak banget sih mas, aku gak tega banguninya,”rengeknya dengan sedikit mannyun, aku menggeleng dengan mencubit pipinya,“Eh kok bisa gitu? Keburu dingin donk makanannya”geramku, Ina terkekeh,“Ya udah di panasin lagi ayok.”titahnya, menarik lenganku, aku mengikuti langkahnya kemeja makan.  Dan menunggu Ina memanaskan sebentar makanannya, kami mulai menyantap hidangan itu dengan riang hati hingga, aku gagal fokus sama cincin di tangan Ina.“Kamu masih pake cincinya?”tanyaku, sejenak Ina diam dan melirik jemarinya. Ia menghela nafas berat da
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

SUDAHI

POV INA. Sore hari saat dirumah sendirian, aku nanar sembari menggenggam sesuatu di tanganku entah sudah berapa lama aku pandangi cincin berlian pemberian Aldo ini, didalam kotak perhiasan yang aku simpan, akhiirnyaa aku putuskan untuk menghubunginya aku harus selesaikan ini semua, beban hatiiku sudah sangat berat, aku harus lepaskan satu persatu yang membeban di hatiku,Tuuuut tuuuuuut….Tak butuh waktu lama Aldo mengangkat dan reflek berkata.“Hallo Ina, aku tau kamu pasti akan  menghubungiku lagi,”ujarnya aku menghela nafas dan berkata,“Kamu dimana aku mau berikan sesuatu”ucapku,“Ada sayang, aku dirumah. Apa perlu aku jemput?”tanyanya, aku mendegup.“Aku bisa sendiri.”lirihku“Baiklah, aku tunggu.’’Sesampai disana, aku melihat Aldo menungguku di gerbang rumahnya aku turun saat memarkirkan mobilku dia menyambut dan reflek memelukku s
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

KALAH

Sesampai dirumah aku lega ternyata mas Feri belum sampai dirumah, bergegas aku merapikan diri dan menyiapkan makanan didapur. Tak butuh waktu lama mas Feri datang, aku sangat lega saat  semuanya sudah selesai, bergegas aku sambut mas Feri yang tampak capek sekali pulang kerja,“Mas kok telat pulangnya?”ujarku dia tampak lesu berjalan kerumah hingga aku buntuti. Sesampai didalam dia menghenyak di atas sofa dengan sedikit menghela nafas,“Kamu capek banget ya, mau mandi dulu, atau makan dulu?”tanyaku sedikit mas Feri memijit batang hidungnya dan berkata.“Aku mau mandi, dan pengen langsung istirahat, bantu siapin air hangat,”ujarnya, aku mengangguk dan beranjak kekamar mandi.“Ini mas,udah.”teriakku dari kamar, mas Feri beranjak menaiki anak tangga selesai mandi dia langsung tidur, aku yang sudah cukup lama menunggu dia di meja makan itupun naik keatas untuk menemuinya, melihat suamiku itu merebah diatas ka
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

DIAM

POV INA.TRAKT..Bunyi hempasan pintu terdengar sangat keras aku terkejut dan sontak memanggil suamiku,“Mas..”panggilku duduk sembari meraba bantal disebelahku berbaring namun mataku membulat saat melihat mas Feri tak ada disebelahku, aku terkejut dan kembali menoleh kearah pintu kamar, aku takut jikalau yang mendobrak pintu depan itu  adalah penjahat, segeraku berdiri dengan gemetar, namun langkahku terhenti saat melihat ternyata mas Feri yang berdiri di pintu kamar menatapku lekat.“Mas kamu dari mana, di tengah hujan badai begini?”tanyaku, mas Feri tampak menelan serek kerongkongannya, dia mendekat dan menatap mataku tajam sembari berdesis gundah,“Aku, belum benar-benar kehilanganmu 'kan Ina?”tanyanya pelan dan datar, aku mendegup mencoba melihat manik matanya. Masih bisa aku ingat ucapanku saat aku mengetahui waktu itu mas Feri menikahi Rara.“Mas, maksud kam-“ucapanku terhenti.
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

TALAK

POV INAEntah bagaimana malam berlalu, aku masih bersandar rapuh di sudut ruangan ini, menyaksikan fajar mulai menampakkan cahayanya, aku berdiri dan berjalan melewati kaca belink yang berserakan di mana-mana. Sembari batinku tetap menangis, kemana sekarang akan aku langkahkan jalanku, saat jembatan kebahagiaanku sudah putus seperti ini, aku menghela nafas yang begitu terasa sangat berat.“Mama…”lirihku menangis sesegukan, bergegas aku bersiap merapikan diri dan beranjak ke tempat mama,Ting nong…“Mama…”panggilku memencet-mencet tak butuh waktu lama  mama membuka kan mata, sontak saja mata mama membulat melihat aku datang dengan keadaan kacau begitu, mataku sembab karna menangis dan ada sedikit lebam di sudut bibirku karna tamparan semalam.“Ina? Apa yang terjadi?”lirih mama menggapai badanku , aku masuk kedalam pelukan mama sembari menangis sesegukan.“Mama…hiks.&rd
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

SETENGAH HATI

POV FERI“Bagaimana dengan putri saya dok?’’tanya mama rania, saat dokter keluar dari ruangan Ina.“Tidak ada masalah serius, anak ibuk tengah mengandung dan dia  hanya sedang kecapeka’an, coba atur lagi jam tidur dengan benar. Darahnya rendah sekali.”ujar dokter,  mama Rania tampak terkejut dengana rasa syukur.“Benarkah Dok, syukurlah.”ucapnya dengan air mata merintik sedikit ia menoleh padaku dan bergegas masuk kedalam ruangan, menemui Ina sedangkan aku memilih beranjak ke taman untuk melepaskan sedikit penat hatiku. Aku  teranyuh hebat saat mendengar ungkapan dokter tadi aku menghenyak di kursi taman sembari merintikkan air mata, bukannya bahagia mendengar kabar kehamilan ini aku malah dilema, aku tau  betul itu adalah darah dagingku, apakah aku harus lanjutkan pernikahan ini walau ada duri seperti ini, aku tidak mau merasa seperti  pecundang selamanya, tapi aku juga tidak boleh egois,
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more

ACUH

POV INA.Hari semakin larut setelah mengobrol banyak sama mama tadi, aku langsung beranjak kekamar tiduur untuk istiraahat, mas Feri tampak sibuk mengotak atik laptopnya, sedangkan kamar, masih berantakan masih sama seperti malam tadi, sigap aku mengambil sapu peralatan lain untuk membersihkannya sesekali, aku melirik mas Feri yang tampak tak peduli dengan keberadaanku, setelah selesai aku melangkah kekamar mandi untuk mengganti pakaiannku, aku terasa sangat lemes sekali karna masih sakit, kepalaku pening dan mencoba berusaha kembali keluar, sedikit aku hela nafas menguaatkann kaki beberapa langkah lagi untuk tempat tidur, aku tau mas Feri takkkan mau membantuku,  langkahku oleng berusaha mendarat di atas kasur dengan cepat, dan aku lega juga bisa merebah sebentar menstabilkan kembali kepalaku yang pusing, sedikit aku hela nafas dan menarik selimut, namun karna selimutnya nyangkut di kakinya aku menoleh padanya,“Minta Ina selimutnya mas.”lirihku, dia
last updateLast Updated : 2021-06-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status