Share

ACUH

Penulis: Queen Lathi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-04 01:54:29

POV INA.

Hari semakin larut setelah mengobrol banyak sama mama tadi, aku langsung beranjak kekamar tiduur untuk istiraahat, mas Feri tampak sibuk mengotak atik laptopnya, sedangkan kamar, masih berantakan masih sama seperti malam tadi, sigap aku mengambil sapu peralatan lain untuk membersihkannya sesekali, aku melirik mas Feri yang tampak tak peduli dengan keberadaanku, setelah selesai aku melangkah kekamar mandi untuk mengganti pakaiannku, aku terasa sangat lemes sekali karna masih sakit, kepalaku pening dan mencoba berusaha kembali keluar, sedikit aku hela nafas menguaatkann kaki beberapa langkah lagi untuk tempat tidur, aku tau mas Feri takkkan mau membantuku,  langkahku oleng berusaha mendarat di atas kasur dengan cepat, dan aku lega juga bisa merebah sebentar menstabilkan kembali kepalaku yang pusing, sedikit aku hela nafas dan menarik selimut, namun karna selimutnya nyangkut di kakinya aku menoleh padanya,

“Minta Ina selimutnya mas.”lirihku, dia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PERFECT HUSBAND   TAK BISA

    …………..“Mungkin aku harus temui Rara”bisikku beranjak, aku belum menemuinya semenjak hari itu, bagaimanapun dia pernah menjadi bagian dari hidupku, aku harus lihat perkembangannya sekarang.POV INA.Ting nong.Bunyi bel bergema mungkin mbok Lastri sudah sampai, kuusahakan berjalan keluar untuk membukakan pintu, asisten mama yang sudah tidak muda lagi itu tampak tersenyum.“Maaf Non, macet. Jadi makin lama deh datang.”ujarnya aku mengangguk dengan lemes dan mempersilahkan.“Gak apa-apa bik, istirahat bentar, abis itu langsung kedapur ya. Mas Feri belum sarapan.”ujarku.“Baik non”sigapnya, aku menghenyak di sofa denga rasa letih yang teramat sangat. Dalam lelahku merebah itu aku melihat mas Feri menuruni tangga, kucoba berdiri untuk menyambut,“Mas, kamu turun buat sarapan ya? Maaf mbok Lastri baru datang, aku gak kuat nyiu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   RUMIT

    Keesokan paginya setelah berberes aku turun kebawahh menghampiri mas Feri yang tiidur di atas sofa. Hatiku hangat dan beranjak kedapur menemui mbok Lastri.“Non, itu sarapanya udah, tapi itu the gak mbok bikin karna kemaren bikin gak di minum sama aden, nona Ina yang bikin aja ya”ujarnya, aku mengangguk.“Ya mbok biar Ina yang bikin.’’sahutku. Bergegas aku bikin karna gak tahan lama-lama di dapur. Kembali aku menemui mas Feri yang tengah berada di sofa,“Mas bangun, kamu tidurnya jam berapa sih mas, kesiangan gini.”ujarku mengellus sedikit pipinya dia tampak sedikit beringsut dan mengucek sedikit matanya.‘’Dah pagi…”ucapnya sembari menguap. Aku memaandangnya lekat dan berkata.“Kamu begadang ya semalaman?’’ujarku mas Feri coba turun dari sofa dan beranjak kekamr mandii.“Ini ya mas Tehnya aku tarok disini,”sorakku, dia tak menoleh dan tetap foku

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   RUMAH SAKIT

    Sore berkunjung kembali aku lihat mas Feri bersiap hendak pergi, kali ini aku diam tak mau mencegatnya lagi aku memilih membuntutinya dia sangat tidak nyaman dirumah sekarang, aku ingin tau selama ini dia kemana sih, kalo pergi-pergi bahkan sampai tidak pulang,Bergegas aku ambil kunci mobil dan mengikuti laju mobilnya mas Feri aku melihat mas Feri singgah di toko untuk membeli bingkisan, benakku berfikir kalo mas Feri akan menjenguk Rara di rumah sakit, aku gemetar dan tetap fokus mengikutinya, namun aku bingung dia terus melaju melewati jalan menuju RSJ itu. Apa jangan-jangan dia masih sibuk dengaan bisnis barunya karna memang, dia sangat ingin bekerja sendiri, aku bingung dan terus saja mengikutinya, hingga akhirnya aku melihat mas Feri berhenti disebuah kontrakan sederhana, dia turun dengan menjinjing bingkisan itu, mataku membulat saat meelihat wanita paruh baya menyambutnya dengan senang hati, aku gemetar dan mataku berkaca-kaca. Selama ini mas Feri membohongiku,

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   KEMBAR

    POV INADetik jam terus saja berdetik hingga malam semakin larut, aku masih terlungkup bangun dengan memeluk bantal, gundah mengingat sikap mas Feri akhir-akhir ini, apa yang harus aku lakukan supaya dia bisa seperti dulu lagi. Walau aku sebenarnya menolak mas Feri bebankan semua kesalahan ini padaku. Tapi tak apa saja. Apapun itu aku hanya ingin suamiku disini kembali seperti dulu lagi, ini akan sangat susah karna masalahnya memang terlalu fatal, aku bahkan ingin kembali kedetik itu dan membunuh saja semua keangkuhanku, aku tidak bisa berfikir dengan jernih, hingga aku harus menggadaikan cintaku pada mas Feri, ketulusanku tidak semurni kasih sayang suamiku, sekarang bagaimana saat kepercayaan dirinya terinjak-injak seperti ini, aku memang sangat bertanggung jawab akan semua gejolak yang ada dalam hatinya tapi aku bingung, apa yang bisa aku lakukan, perlahan air mataku merintik, mungkin aku juga harus bersikap seperti dia, karna memang dia sudah tak suka lagi melihatku,

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   IKHLAS

    POV INAAir mataku tak hentinya mengucur karna haru sepanjang jalan, sesampai dirumah kami berdua masuk bergandengan dan saling merangkul dalam pelukan hangat, sisa kebahagiaan tadi masih melekat erat melihat kami harmonis begitu mbok Lastri tampak heran. Karna memang semenjak dia datang aku dan mas Feri tidak pernah akur.“Duh seneng banget deh mbok liatnya, hari ini terasa berbeda.” Ujarnya aku dan mas Feri tersenyum, Mas Feri membawaku kedalam rangkulan dan berkata,“Tentu saja mbok, hari ini patut dirayakan, karna Ina mengandunng janin kembar.”ujarnya, mbok lastri tampak membulatkan mata dan mendekat.“Wah beneran non, nyonya Rania harus tau donk kalo begitu.”ucapnya girang , kami berdua mengangguk.“Kamu telpon mama gih mas?”ucapku, mas Feri tampak mengangguk.“Baik sayang.”ujarnya, aku menghenyak di sofa di iringi mbo Lastri.“Gak sabar non, mbok liat baby cewek b

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   ANCAM

    POV FERISiang ini aku sangat sibuk di kantor, ada beberapa harus aku handle sebelum nanti aku kasih ke mama karna memang aku harus kembali pulang, Ina akhir-akhir sangat manja sekali, dia bisa-bisa bête dirumah kalo aku telat pulang. Dari luar ruangan asistenku datang membuyarkan fokusku.“Pak, mohon maaf, di luar ada Direkture Al company.”ujarnya sejenak aku menghentikan aktifitasku dan sedikit buang nafas,“Apa ada metting?”tanyaku.“Tidak, dia hanya ingin bertemu.”ujarnya, nafasku tersengal dan coba berkata dengan tegas.,“Ya sudah, suruh dia masuk.”ujarku. asistenku itu beranjak keluar dan tak lama setelahnya Aldo. Masuk aku memandanginya datar dan berkata.“Apa ada yang bisa saya bantu pak direkture,’’ujarku tanpa menoleh. Aldo terdengar mangatur nafas.“Ekhem..”desisny terdengar memperbaiki tenggorokan.“Kamu mengembalikan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   HARAPAN

    POV ALDOAku menghenyak di atas sofa sembari menghela nafas, walau itu hanya sekedar ancaman untuk Feri, tapi aku sangat merasa bersalah pada mba Ina, aku putus asa sekali sekarang selain sangat kecewa akaan keputusannya, ada masalah lain. Papa akan kembali satu minggu lagi jika dia lihat bisnisku tidak ada progress begini dia akan sangat murka, bagaimana tidak jika aku jadikan asset papa seperti mainan gini,aku gak boleh biarkan Feri melepas kontraknya, aku harus dapatkan project perusaahaan luar negri itu.“Tuan muda ada telpon dari bos.”ucap asistenku. Aku menoleh pada telpon di tanganya dan reflek menyambar,“Hallo pa?”“Bagaimana dengan projectmu?”tanyanya to the point, papa tidak tau saja aku tengah pusingkan ini dari tadi.“Ya pa, semuanya baik-baik saja,’’ucapku pelan“Baiklah jika memang begitu, papa khawatir dengan tindakanmu yang berisiko ini, jangan bilang kamu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • PERFECT HUSBAND   RARA

    POV FERIHari ini aku masih tetap ngantor seperti biasanya, project kerja sama dengan perusahaan luar itu tidak sesuai ekspektasi pencapaian kami tidak sesuai target, sekarang aku lebih banyak bertemu Aldo karna membahas masalah ini. Terlebih tekanan yang harus aku lakukan menghadapinya ialah aku terkesan patuh padanya, karna dia punya kelemahanku, aku tau pria seperti Aldo masih terbilang bocah dan labil mudah baginya membeberkan semua ini,yang akan membuat semuanya berantakan. Apalagii Aldo memiliki perusahaan yang sangat berpengaruh, sekali terendus media Ina bakal jadi sorotan hebat, dan aku tau betul ini akan jadi beban batin yang begitu dalam untuknya,“Sekarang bagaimana? Apa kamu punya solusi untuk masalah ini?”Tanya Aldo saat kami dalam ruangan metting sejenak aku terbangun dari pikiran kaludku dan menoleh padanya.“Aku akan usahakan berikan yang terbaik.”ujarku, Aldo manggut-manggut dengan sedikit mencibir.&l

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04

Bab terbaru

  • PERFECT HUSBAND   OBSESI

    POV AZZAM“ Pihak Shanum sama sekali tidak mengubris.” Ucap Naira melempar ponselnya ke atas ranjang, sejenak aku abaikan itu dan mencari pakaianku di lemari. Naira terus saja mendumel.“Udah ya Nai, jangan terlalu di pikirkan, ngabisin tenaga tau lebih baik kita bahas yang lain.’’“Tapi Kak,kayaknya kakak itu jauh lebih santai menghadapi ini?’’ Ucapnya tak habis pikir, sedikit aku menoleh pada Naira dan mengenakan piyama tidur.“Ya ampun Nai, kamu juga ngapain terlalu di pikirin? Lagi pula ini bisa di selesaikan, tanpa harus kamu buang-buang tenaga, karna kan kenyataannya, bayi itu bukan tanggung jawabku.’’ Geramku tak habis pikir, Naira terdiam sejenak dan tertunduk dengan manyun, aku menghela nafas panjang dan membuangnya, melihat istriku terdiam begitu aku mendekat padanya dan duduk di sampingnya.“Aku ak

  • PERFECT HUSBAND   CINTA VANO

    POV INA.“Papa…,” panggilku saat mencari mas Feri di kamar, karna sibuk dengan urusan rumah, aku jadi sedikit mengabaikannya, aku melihat berkas dan laptop mas Feri di atas kasur namun bunyi mobilnya terdengar melaju keluar pagar.“Loh mas Feri mau kemana?’’ bisikku membuka jendela aku menoleh ke barang-barangnya di kasur mendekat dan menghenyak di kasur,“Mungkin mas Feri keluar sebentar, kalau ke kantor gak mungkin dia tinggalkan barang-barangnya.” Bisikku, aku memeriksa tas dan dan dompetnya, sedikit aku menautkan alis melihat ada kartu nama dokter spesialis,“Mas Feri, konsul pada dokter spesialis penyakit dalam buat apa?’’ bisikku coba mengotak atik semua berkas dan tasnya, namun aku tidak temukan apa-apa selain kartu nama itu, aku mulai cemas dan coba menghubunginya.Tuuuuuuut…..Panggilan itu tersambung dan

  • PERFECT HUSBAND   HATI AZZAM

    POV AZZAM.Ting nong…Bunyi bel bergema, Aku yang tengah menunggu Naira di ruang keluarga itu sedikit beringsut dan menoleh kea rah pintu, bisa aku lihat Art bergegas membukakan pintu. Aku juga menyusul karna aku tau itu papa, mama dan yang lainnya.“Siang papa..” sambutku pada keluargaku, dengan girang dua adik gadisku mengejar, akupun bersimpuh mendekap keduannya, mungkin mereka sangat merindukannku karna sudah beberapa minggu tidak bertemu.“Bang Azzam, Tata sangat merindukan bang Azzam.’’ Ucap bibir mungil salah satu dari mereka. Aku tersenyum manis dan mengacak rambut keduanya.“Abang Azzam, juga sangat merindukan kalian.”“Papa mama, ayo semua masuk.” Ajak Naira yang telaah turun dari kamarnya, aku berdiri dan mengajak mama masuk.“Ayo pa..”

  • PERFECT HUSBAND   EGOIS

    POV RARA.Dengan langkah gontai aku temui mas Bagas di kliniknya, semenjak pertikaian itu dia tidak pernnah menemuiku kerumah tidak mau bicara denganku atau bahkan mengusirku, langkahku terhenti saat mendengar chanel televise yang di tonton mas Bagas adalah berita terbaru tentang Shanum, tampak media mengkrumini apartemen anakku itu, aku mendegup dan berniat hendak kembali mas Bagas pasti tidak senang dengan berita ini.“Kamu lihat, anak yang besar karna asuhanmu.”ucapnya tanpa menoleh akupun menghentikan langkahku dan menoleh padanya.“Dia hanya bisa buat malu keluarga.”geramnya, aku menghela nafas dan bersiap hendak pergi lagi, mengajak bicara mas Bagas dalam kondisi seperti ini juga tampaknya sia-sia lebih baik aku pergi sekarang.“ Kamu mau kemana?” cegatnya, langkahku kembali terhenti dan enggan menoleh.“

  • PERFECT HUSBAND   SIBUK

    POV INA.Aku sangat di buat sibuk dengan acara yang akan mendatang, tapi tak mengapa demi Azzura aku harus lakukan semua ini, pesta pernikahan yang terbaik yang sesuai dengan impiannya."Mama sayang, mama dari mana sih."sambut putriku itu mendekap dan mencium pipi, sedikit aku berdengus dan tersenyum hangat."Mama habis dari gedung, dan kamu tau semua gedung itu bagus-bagus, mama jadi bingung mau sewa yang mana." ucapku, Zura sedikit manyun dan menghenyak di sofa."Kok mama gak ngajak?" aku menggeleng dan ikut juga menghenyak."Memang harus ya bawa kamu?""Ya iyalah, oh iya, mama tadi kekantor papa, papa mana?" tanyaku, aku sedikit melapas blezer dan meletakkan tas. 'papa lagi sibuk jadi mama pulang duluan oh iya, aanak-anak mana. Mama capek mau langsung istiraahat.""Ya udah mama istirahat aja, ma kalau baju pengantinyaya boleh gak Zura aja yang pilih bareng Vano?"tanya anakku, aku te

  • PERFECT HUSBAND   ANGGOTA BARU

    POV AZZAMPagi hari ini, kami tegah bersantai di ruang keluarga, selain menghibur mbak natsya yang tengah bersedih karna pengkhianatan Arga, Naira juga sedikit kurang enak badan, dan aku tak bisa kekantor melihat kondisinya."Selamat siang tuan nyonya." ucap Art, kemi semua menoleh."Ya ijah?""Itu nyonya, aden Arga pulang, dan dia-"ucapan Inem berhenti karna mbak Natsya berdiri, Naira yang tiduran di pahaku dari tadi juga beringsut untuk duduk"Apa mas Arga, membawa wanita itu?"bisiknya aku juga penasaran dan menoleh ke pintu, papa dan mama mertua juga tampak menyimak, hingga tak butuh waktu lama mereka bertiga masuk, dan tentunya bersama Shanum. Aku mendegup. Naira menggertakkan rahangnya dan berdiri, namun aku cegat dengan mencengkram lengannya."Sayang, jangan. Kita cukup nyimak saja."bisikku."Berani sekali dia, d

  • PERFECT HUSBAND   SHANUM HAMIL

    POV NAIRA.Kak Azzam tega sekali padaku, dia menyalahkan sikapku dan memperdulikan Shanum. Apa aku salah kalau aku menamparnya,“Ah sudahlah, aku bisa setres. Lebih baik sekarang aku temui mbak Natsya dulu di kamar.”bisikku sembari berjalan kekamar mbak natsya walau kesal dengan tingak dua pria dirumah ini yakni kak Azzam dan mas Arga, aku harus kasih perhatian pada mbakku, bagaimanapun sekarang dia sangat terpuruk sekali“Mbak….,’’ panggilku saat sudah sampai di pintu kamarnya, sedikit aku terheran karna kamarnya sunyi, aku mengerinyitkan dahi dan coba berfikir.“Apa mbak Nats, menemui mas Arga sekarang?”bisikku, aku membalik bergegas menuruni anak tangga dan berpapasan dengan papa dan mama di bawah.“Nai, kamu bukannya baru pulang ya kok pergi lagi?” tanya mama, aku sedikit menghela nafas dan berkata.

  • PERFECT HUSBAND   PERMOHONAN MAAF

    POV RARA.Sudah lelah aku mencari Shanum kemanapun, semalam dia pergi dari rumah karna marah padaku dan sekarang ini sudah hendak malam lagi,, nomornya belum lagi aktif aku sangat bingung sekali. Mana sekarang papinya sudah tidak peduli lagi padanya aku harus cari anakku kemana bahkan aku gak tau sekarang dia diimana, terkahir yang aku tau dia dekat dengan seorang pengusaha iparnya nya Azzam, mungkin aku bisa menghubungi Azzam?“Semoga saja aku masih punya kontaknya.”bisikku mengotak atik ponsel, namun aku kesal karna aku tidak punya kontak Azzam selain mas Feri.“Apa aku hubungi mas Feri? Tapikan nanti aku tanya apa? Mungkin aku bisa tanyakan nomor Azzam? Tapi apa nanti aku tidak dianggap sok akrab? Ah sialan sekali..”gerutuku sendiri akhirnya dengan ragu aku menghubungi juga nomor iitu.Tuuuuuuut.Aku gemetar saat panggilan itu tersambung

  • PERFECT HUSBAND   TAK ADIL (SHANUM)

    POV INA.Bahagia tak terhingga saat mas Feri rangkul dan peluk aku, menyaksikan kebahagian putrinya setelah sekian lama ia tampak merelakan Zura dengan orang yang tepat.“Akhirnya Zura menemukan seseorang yang sangat mencintainya,”lirihnya, bisa aku lihat ada yang terbendung di sudut matanya, aku terharu bersandar di bahu bidang suamiku itu.“Semoga selamanya kita akan tetap dapatkan kebahagiaan, jangan ada kesedihan lagi pah.”lirihku, mas Feri mengusap kepalaku dan mengecup keningku.“Hidup akan terus berjalan mama, suka duka itu pasti ada, hanya saja bagaimana kita menghadapinya.’’tuturnya aku tersenyum simpul dan berkata.“Dan aku ingin menjalani suka duka itu bersama Papa selamanya.’’ujarku mas Feri terkekeh kembali mendekapku erat.“Jangan manja, kamu ini tidak muda lagi. coba biasakan tanpa diriku.&rsq

DMCA.com Protection Status