"Papa, aku gak bisa menikah dengan Erika." Aku duduk di sebelah papa. Bangku panjang taman ini memanjakan tubuh kami yang sedikit mengeluarkan keringat setelah berjalan-jalan mengelilingi Tugu Bajera Sandhi. "Kamu harus!" Papa menyunggingkan senyum, memandang langit. "Tapi, aku gak mencintai Erika." "Pras, sekarang ini gak ada pilihan untuk bisnis Papa selain menikahkan kamu dengan Erika." "Tuh, kan! Pernikahan ini bukan sekedar janji antar sahabat saja," batinku. "Maaf ,ya. Kamu jadi repot dan mengorbankan kisah cintamu." Papa mengerjap. Peluh menetes dari pelipisnya yang kerut. "Papa ingin kamu mengurus bisnis setelah itu bersama Erika nanti. Bahkan jika bisa kamu bisa menurunkannya ke cucuku." Nada papa merendah. "Apanya yang bisnis? Papa tahu sendiri kan, aku itu udah tiga kali gagal dalam membuat bisnis. Bahkan kedai mi ayam pun gak bisa memberikan Papa profit," sanggahku. "Maka dar
Last Updated : 2021-06-25 Read more