Suara Dwi terisak, di dekatnya terdengar kegaduhan yang membuatku panik.“Dwi, apa yang terjadi?”[Tolong aku, Ka-][Woy, Pras. Kalau ingin adik iparmu selamat datang dan bawa dokumen pailit Jayanta Group]“Rey?”[Besok, jam lima sore di gudang kosong kompleks pertokoan Sudirman]“Tung-“ Panggilan diputus sebelum aku selesai bicara.“Aaaaraaagh! Masalah apalagi ini?” pekikku. Kulihat jam di layar ponsel, sudah menunjukkan jam setengah dua belas. Sudah mau selarut ini tapi masalah masih datang. Sudah tidak ada energi lagi rasanya, terkuras rasa marah, dendam dan kesal. Kalimat Erika masih saja berputar di kepalaku. Itu adalah kebenarannya, pernikahanku dengan Erika adalah upaya untuk menghancurkan hidupku. Semua yang kami lakukan di ranjang, rayuannya, sikap dingin dan lembut Erika bis
Baca selengkapnya