“Pras, mau kopi?” teriak Tante dari arah dapur. “Boleh,” sahutku. Mungkin akan nikmat kalau ngopi dengan Tante di ruang tamu. Jarang-jarang, kami ngopi bareng. Sejurus kemudian, Tante membawa dua cangkir kopi panas di atas nampan. Asap tipis mengebul dari dalam cangkir keramik warna cokelat dengan corak putih di bagian tengahnya. Tante meletakan jatah kopiku di atas meja di depanku. Miliknya diletakkan begitu saja di atas meja bersama nampannya.“Kelihatannya kamu stress berat, ya.”“Bukan stres lagi ini, aku nyaris gila.” Aku menegakkan badan.“Mungkin harus refres sebentar di rumah ini. Tapi, jangan lari dari masalah, loh.”“Hah, tidak lari saja, masalah terus mengejarku.” Aku mengeluh. Aku mengangkat cangkir, meniupnya sebentar lalu menyeruput sedikit. Panas pun sedikit menyengat ujung lidah
Read more