“Keberatan, Yang Mulia!” sanggah pengacara kedua terdakwa. “Keberatan ditolak!” jawab Sang Pengadil. “Jika hanya meminjam, kenapa Saudara Rey mengenakan apron milik kedai?” Rahayu kembali melontarkan pertanyaan. “Itu-,” Yus menunduk sebelum menyelesaikan kalimatnya. “Keberatan, Yang Mulia!” Sekali lagi, pengacara itu mencari celah menyanggah. “Keberatan ditolak! Silakan lanjutkan, Saudari Rahayu!” perintah Hakim. “Jika hanya meminjam, alasannya tidak logis. Terlebih lagi, apron milik kedai tidak boleh digunakan untuk bermain-main. Ada yang janggal di sini.” Rahayu menekan sebuah tombol keyboard. Dalam sekejap, gambar dalam proyektor berubah. Menampilkan gambar dua orang masuk ke kedai lewat pintu belakang. “Akan wajar jika pelanggan masuk lewat pintu depan kedai untuk nangkring. Akan tetapi, masuk lewat belakang seperti ini bersama dengan pegawai menimbulkan kejanggalan dan mengarah pada kecurigaan,” terang Rahayu.
Read more