Home / Lain / Menikahi Bu Manajer / Gambar di Laptop

Share

Gambar di Laptop

Author: Ursa Mayor
last update Last Updated: 2021-10-03 23:41:16

     Erika mengembarakan mata dari ujung rambut hingga ujung kakiku. Berdecak kesal.

“Kenapa warna outfitmu mesti sama, sih?” keluhnya.

   Aku baru ingat kalau dia mengenakan pakaian warna biru langit. Karena tadi di tempat tidur aku tidak memerhatikannya.

“Gak sengaja,” jawabku.

“Ya udah. Yuk, ah!”

    Mobilku melaju dengan kecepatan konstan, berhenti di bawah lampu merah bersama mobil-mobil lainnya. Erika yang sedari tadi sibuk dengan smartphone kemudian mengalihkan pandangan ke kemacetan di depan kami. Tidak ada suara darinya.

“Gimana produknya?” tanyaku.

“Sudah dimulai beberapa waktu lalu. Kuserahkan kepada Bu Dewi sebagai koordinator pengawas.”

“Jadi, beliau sudah tidak menguji siklamat lagi?” tanyaku sembari memelankan injakan pada pedal gas.

“Sudah ada orang lain yang menangani itu. Kamu bantu dia saja!”

“Oke.”

    Lampu hijau men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikahi Bu Manajer   Nyaris Keceplosan

    “Ketemu, gak?” Bu Dewi mendekat, buru-buru aku mengklik tombol tanda silang di pojok bagian kanan atas sehingga semua tampilan jendela tertutup. “Eng … Enggak ketemu,” jawabku gugup. Bu Dewi mengambil alih tetikus, tangannya lihai mengklik folder dimana hanya dia yang tahu tempatnya. “Nah, terbuka,” seru Bu Dewi. Muncul tampilan data di komputer. “Tolong dilanjutkan dari sini.” Bu Dewi membuka buku folio, menyodorkannya padaku. Tanganku tertahan pada buku itu. Kutatap Bu Dewi lekat-lekat. Aku ingin menanyakan kenapa bukti penting persidangan ada di dalam laptop kerja milik Bu Dewi. Seharusnya aku melontarkan kata tanya akan tetapi, otakku mendadak beku. “Pak Pras … Pak Pras!” Suara Bu Dewi membuyarku. Tanganku masih memegang erat buku itu. “Maaf, saya melamun,” ucapku. “Tolong ya, Pak Pras.” Aku mengangguk. B

    Last Updated : 2021-10-04
  • Menikahi Bu Manajer   Dua Pilihan

    Dentingan sendok dan garpu beradu di atas piring. Erika menyantap makanannya dengan lahap. Sekarang dia bisa merasakan kenikmatan setelah indera perasanya kembali seperti semula. “Makanlah pelan-pelan!” ucapku. “Kamu makan terlalu pelan!” ucap Erika. Mulutnya penuh dengan makanan. Aku mengelupas kulit ayam goreng, mencocol di atas saus tomat kemudian menyantapnya. Nafsu makanku berkurang secara tiba-tiba hari ini jadi, aku hanya pesan ayam goreng dan minuman soda. “Dua hari lagi sidang lanjutan. Aku akan bolos lagi,” ucapku sambil mengunyah kulit ayam goreng. “Lagi? Kamu resign saja kalau gitu,” ucap Erika ketus. Sepotong kentang goreng dimasukannya ke mulut. “Mau bagaimana, aku harus datang ke persidangan.” “Ya sudah. Aku juga gak bisa nahan kamu, Pras. Lagipula itu urusanmu sekarang.” Padahal dia yang menjadikan urusanku tambah rumit dengan melaporkan kasus itu.

    Last Updated : 2021-10-05
  • Menikahi Bu Manajer   Pasrah

    Kembali ke ruang riset. Bu Dewi dan dua karyawan lainnya sudah duluan mengambil pekerjaan pasca makan siang. Aku pun melanjutkan tugas yang diberikan Bu Dewi. Sekali lagi, hasratku untuk membuka folder berjudul “Kasus Kedai Mi Ayam” tidak terbendung lagi. Segera setelah mengamati kemungkinan Bu Dewi tidak menghampiriku, aku mengklik folder itu. Foto pun terbuka, semakin aku melihat foto, semakin dadaku terbakar oleh sesuatu. Pertanyaan di tempurung kepalaku pun berubah, dugaanku tentang Bu Dewi yang terlibat dengan kasus ini malah membuatku jadi mempresepsikan kalau dia juga terlibat dengan kasus ini. Buktinya sudah jelas dengan folder ini ada di dalam laptop kerjanya. Bukti penting yang kuperlukan untuk menjebloskan kedua pengkhianat itu ke dalam penjara. Bu Dewi … Wanita itu sepertinya sekarang sedang mengkhianatiku juga. Akan tetapi, tidak ada alasan kuat untuk menyerangku dari belakang. Dia sudah mendapatkan posisi field coordinator un

    Last Updated : 2021-10-06
  • Menikahi Bu Manajer   Dualisme

    Aku dan Erika pulang ke rumah saat langit sudah mulai gelap. Membawa sebungkus makanan cepat saji untuk Tuan Putri Dwi. Erika segera melenggang ke kamar tanpa berkata apa-apa. Sementara Dwi, masih kudapati di kamar dengan bukunya. Sang Tuan Putri, entah kenapa begitu betah menghabiskan waktu di kamarnya. Sejak kehamilannya diketahui, dia tidak pergi kuliah. Pasti mentalnya akan jatuh kalau teman-temannya tahu dia sedang mengandung. Dirundung dan ditertawakan lalu, hilang semua keceriaannya. Saat ini, tinggal di rumah adalah pilihan yang tepat untuk menghindari hal seperti itu di kampus sampai anak yang dikandungnya lahir ke dunia. “Dwi, makan dulu. Dibeliin ayam goreng Kakek Sanders nih sama Erika!” perintahku sambil mendongak ke kamar dari pintu. Namun, sambutan tidak kudapatkan, sepertinya kekesalannya kemarin masih mengendap di dasar hatinya. Dia membalik badan, enggan menoleh ke arahku. “Ya sudah

    Last Updated : 2021-10-07
  • Menikahi Bu Manajer   Sidang Kedua

    Dua hari itu, cepat sekali datangnya. Hari yang dijadwalkan untuk kelanjutan sidang pun tiba. Aku tiba di pengadilan lebih awal, duduk di mobil sambil menunggu Rahayu. Semalam kami berjanji untuk bertemu di halaman parkir pengadilan. Tetapi, janji wanita untuk tepat waktu sepertinya memang tidak bisa dipegang teguh. Hampir tiga puluh menit sejak mobilku diparkir di sini pengacara itu belum datang juga. Entah sudah keberapa kali aku melirik jam tangan sambil bermain candy swipe di smartphone untuk meghilangkan rasa bosan. Tok … Tok … Tok! Ketukan di jendela wagon yang terbuka seperempat sontak membuatku memalingkan wajah. “Turun!” perintah wanita berambut bob yang sedari tadi kunantikan kedatangannya. Aku melepas sabuk pengaman, bergegas keluar dari dalam mobil. “Lama banget, sih!” protesku. “Maaf, jalanan macet. Ayo!” kelit Rahayu. &nbs

    Last Updated : 2021-10-10
  • Menikahi Bu Manajer   Pembelaan Yang Tak Masuk Akal

    “Keberatan, Yang Mulia!” sanggah pengacara kedua terdakwa. “Keberatan ditolak!” jawab Sang Pengadil. “Jika hanya meminjam, kenapa Saudara Rey mengenakan apron milik kedai?” Rahayu kembali melontarkan pertanyaan. “Itu-,” Yus menunduk sebelum menyelesaikan kalimatnya. “Keberatan, Yang Mulia!” Sekali lagi, pengacara itu mencari celah menyanggah. “Keberatan ditolak! Silakan lanjutkan, Saudari Rahayu!” perintah Hakim. “Jika hanya meminjam, alasannya tidak logis. Terlebih lagi, apron milik kedai tidak boleh digunakan untuk bermain-main. Ada yang janggal di sini.” Rahayu menekan sebuah tombol keyboard. Dalam sekejap, gambar dalam proyektor berubah. Menampilkan gambar dua orang masuk ke kedai lewat pintu belakang. “Akan wajar jika pelanggan masuk lewat pintu depan kedai untuk nangkring. Akan tetapi, masuk lewat belakang seperti ini bersama dengan pegawai menimbulkan kejanggalan dan mengarah pada kecurigaan,” terang Rahayu.

    Last Updated : 2021-10-14
  • Menikahi Bu Manajer   Penundaan Vonis

    “Itu tidak benar!” jawabnya. Aku mengepalkan tangan kuat-kuat, menahan emosi di dalam dada yang meluap. Gertakan gigiku begitu teras hingga ke pelipis. Ingin sekali aku menghajar pengkhianat ini. Jelas-jelas waktu itu dia memperlakukan tubuhku seperti sebuah samsak tinju secara bergantian. “Sudah jelas, Yang Mulia.” Pengacara itu menegakkan badannya. “Jika memang dijerat dengan kasus penganiayaan, satu-satunya bukti terkuat saat ini adalah sidik jari Saudara Yus. Saudara Rey tidak bisa dijerat dengan pasal tersebut karena tidak ada bukti yang mengarah kepadanya. Jadi, orang yang seharusnya terkena pasal penganiayaan adalah Saudara Yus.” Mataku membeliak, kupandangi wajah Yus dari samping yang memucat. Dia tersudut karena kuasa hukum yang seharusnya membelanya itu malah terkesan mengkambing hitamkan dirinya. Sedari Yus hanya menjawab pertanyaan dengan kebohongan. Lain halnya dengan Rey, dia hanya duduk sambil menyeringai bahkan saat

    Last Updated : 2021-10-15
  • Menikahi Bu Manajer   Bisikan Lembut

    Bertentangan dengan kebiasaanku yang suka melipir jika mumet sudah menyerang, hari ini aku tidak bermaksud singgah kemanapun untuk memberi ruang ketenangan di balik tempurung kepala, aku hanya ingin pulang saja. “Aku pulang!” ucapku pada penghuni rumah yang mungkin sedang tidak di rumah.’”Selamat datang!” Suara parau Erika menyambut dari ruang tamu. Erika yang mengenakan piama duduk bersila di atas sofa berwarna hijau. Menarik perhatianku. “Sejak kapan benda ini ada di sini?” tanyaku sembari berjalan ke ruang tamu. Erika tidak menjawab, dia malah menekan tombol remote dan mengganti saluran ke saluran internasional. “Kamu juga memasang TV berbayar dengan saluran internasional?” “Habisnya, rumah ini membosankan. Gak ada hiburan selain playstation.” Aku tidak menyadari keberadaan Dwi yang menjawab pertanyaan untuk Erika dari balik konter dapur. Bisa-bisany

    Last Updated : 2021-10-17

Latest chapter

  • Menikahi Bu Manajer   Surat Dari Penulis

    Kepada Pembaca, Kepada pembaca, dengan ini penulis menyatakan novel Menikahi Bu Manajer sudah tamat pertanggal 23 Desember 2021. Hampir 7 bulan menyelesaikannya karena kesibukan bekerja dan kadang juga dilanda malas. Menikahi Bu Manajer mungkin bukan karya yang sempurna tetapi, author berharap semua bisa menikmati karya yang tidak sempurna ini dan para pembaca bisa turut menikmati prosesnya. Author sangat berharap bisa membuat karya yang lebih sempurna lagi tentunya dengan kritik, saran dan masukan dari para pembaca. Jadi, silakan tuangkan sarannya di sini mengenai kekurangan dalam novel Menikahi Bu Manajer. Nantikan karya selanjutnya yang lebih baik, ya. Semangat semuanya.Salam dari langit utara,Ursa Mayor, Jangan lupa follow akun media sosial penulisF*: Omang YayuzI*: @mang_yayus

  • Menikahi Bu Manajer   Ekstra Bab : Memutus Penderitaan

    Dua bulan kemudian, hubunganku dengan Erika berangsur akur. Kami menjalankan semua kesibukan kami bersama dan yang menggembirakan adalah aku mendapat berita bahwa Rey masuk bui dengan pasal berlapis. Kabar itu kudapat dari Rahayu melalui pesan singkat Waktuchat. Ayahnya dipecat dari Jayanta Tambang. Dan hari ini, aku tidak sengaja bertemu Dita di sebuah kafetaria. Gadis ceria itu sangat senang melayaniku dan menguarkan keceriaannya kembali. Di sela-sela senggangnya, dia bahkan mendampingku seperti sekarang, duduk satu meja. “Kak Pras, aku sangat senang karena Yus sudah bebas. Padahal, aku juga sebenarnya tidak punya bukti apa-apa tentang kasus kedai itu.” Dita memulai pembicaraan. “Lupakan masalah itu. Aku tidak akan membiarkan dia di sana terlalu lama.” “Tapi, bagaimana Kak Pras membebaskannya tanpa syarat?” tanya Dita. Aku menyedot es capucino di depanku. “Rahasia!” jawabku kemudian sambil terse

  • Menikahi Bu Manajer   Pulihkan Dengan Sebatang Cokelat

    Aku malah jadi frustasi karena semua ini. Mendadak jadi pemimpin hanya karena ancaman yang kulakukan. “Sebenarnya Papa mau aku gimana?” Aku mengumpat kepada papa yang sudah tidak ada dan tentu saja sudah tidak bisa mendengar keluh kesahku. Pernikahan dengan Erika yang membuat hidup berantakan, cerita-cerita yang tidak masuk akal dari ayah mertua, Erika atau mungkin juga dari Tante yang tidak masuk ke logikaku dan sekarang menjadikanku pemegang Jayanta Tambang. Sekarang aku baru menyadari sesuatu, pemicu sebenarnya dari kehidupanku yang berantakan bukanlah pernikahanku dengan Erika, tetapi kepemilikan saham. Aku tidak bisa mengatakan diriku ini alat untuk merebut kekuasaan karena di sisi lain aku juga yang diuntungkan, tetapi aku menyayangkan keputusan mereka. “Kamu ini gak sopan banget, malah melenggang gitu aja!” Erika sudah duduk di kursi di sebelahku, menutup pintu wagon dengan kesal. “Kenapa sih, Pras!” tanyanya sembari melipat t

  • Menikahi Bu Manajer   Aku Kecewa Tapi Mencintainya

    Suara TV dari ruang tamu membuat mataku terbuka padahal seingatku sebelum aku tidur semalam, aku sudah mematikannya. Namun, agaknya Erika bangun sebelum aku bangun. Bukan tanpa alasan mataku jadi terbuka tetapi, karena telingaku menangkap suara seorang pewarta yang membawakan berita pagi ini. “CEO Jayanta Tambang melaporkan kasus putranya….” Kalimat itulah alasan utama. Aku bangkit dari tempat tidur, melakukan peregangan pada bagian badan, menguap melepaskan sisa kantuk. Badanku terisi ulang dengan energi, tapi tenggorokan yang kering memaksa untuk pergi ke dapur dan mengambil minum. “Sebenarnya, apa yang kamu lakukan kemarin?” Erika masih dengan pakaian yang dia kenakan semalam, duduk bersila di sofa sambil menatap layar. Di layar TV terpampang highlight bertuliskan, “Putra Jayanta Tambang Tersandung Kasus.” Ternyata, secepat ini beritanya tersiar. “Jawab, Pras!” Erika menurunkan hodie telinga kucing, memand

  • Menikahi Bu Manajer   Piyama Erika

    Puas menghabiskan sisa hari ini bersama Tante dan Ryan, aku pulang ke rumah dengan bekal masakan hasil karya Tante ketika langit sudah mulai gelap. “Aku pulang!” Kudapati istriku itu sedang duduk di sofa mengenakan piyama putih sembari bersila. Ekspresinya sangat serius menonton tayangan luar negeri, seakan dia tidak menyadari kehadiranku dia sama sekali tidak menoleh atau bahkan membalas salam. Tetapi satu hal yang membuat aku terenyum adalah atasan tambahan yang dia kenakan. Atasan yang dia kenakan sangat kontras dengan kepribadiannya. Jaket rajut warna cokelat dengan hodie bertelinga mirip seperti hewan kucing atau semacamnya. Saking seriusnya menonton dan suara TV yang mengalahkan derap langkahku, aku berjalan mendekat, menarik salah satu telinga kucing pada hodienya. Masih belum juga menyadari kehadiranku dan mengira hodienya melorot aku ikut bersenandung ketika iklan dengan soundtrack anak-anak muncul. “

  • Menikahi Bu Manajer   Anak Perempuan di Album Foto Lama

    Meski rumah ini sudah ditinggal oleh orang tuaku, pintu rumah yang selalu terbuka seakan selalu menyambutku kapan saja aku datang. Bagaimana pun keadaanku dan sesulit apapun masalah yang menghampiri, rumah ini adalah tempat aku meletakkan semua lelah untuk sesaat. Sekarang pun masih tetap sama hanya saja, dengan kasih yang datang dari orang berbeda. Kasih seorang ibu juga. Aku memasuki ruang tamu, kudapati Tante sedang membuka sebuah benda seperti buku. “Aku pulang!” Aku memberi salam. Tante pun menoleh untuk sesaat. “Eh, Pras,” sahutnya. “Lihat apa, Tante?” tanyaku sembari mendongak. Tampak beberapa foto nostalgia di dalam album foto yang dipangku Tante. “Mendadak Tante kangen sama orang tuamu. Juga beberapa fotomu waktu kecil.” Tante tersenyum sembari membalik album. “Oh ya, sebelum lupa-,” Aku mengeluarkan dokumen dari dalam saku jass kemudian memberikannya pada Tante-.”tolong disimpan dengan baik lagi, ya1"

  • Menikahi Bu Manajer   Riset Produk : Perintah Presdir

    “Selanjutnya, saya serahkan kepada Rahayu dan Bapak.” Aku bangkit dari posisiku. “Saya tunggu di law firm.” Rahayu menyodorkan kartu namanya kemudian menepuk pundakku memberi tanda untuk segera pergi. Kami berdua berjalan bergantian dengan derap langkah yang tegas. “Kok bisa-bisanya kamu berpikir tentang rencana ini?” tanya Rahayu ketika kami menuruni tangga, keluar dari gedung. “Yah, mau bagaimana lagi. Aku juga gak ada cara lain. Dengan begini pun firma hukummu seharusnya diuntungkan,” jawabku. “Apa Erika tahu tentang ini?” tanyanya lagi. “Ini tidak ada hubungannya lagi dengan Erika. Aku pun gak perlu validasi dari istriku.” Kami berhenti di depan mobil wagonku. Rahayu pun tersenyum untuk pertama kalinya kepadaku. “Kali ini, aku serahkan padamu.” Aku berbalik, membuka pintu mobil. “Tunggu!” “Apalagi?” “K

  • Menikahi Bu Manajer   Kemenanganku

    Aku duduk di sofa, menyilangkan kakiku dan merentangkan tangan di atas daun sofa. Pria paruh baya yang kulihat di TV pasca Rey dijebloskan dipenjara untuk pertama kalinya sekarang ada di di depanku. “Kamu siapa? Kenapa lancang masuk ke ruangan ini tanpa izin?” tanyanya. “Dia Pras, Ayah!” sahut Rey. “Salam, Pak!” Aku menangkupkan tangan sambil tersenyum. “Jadi kamu yang telah merebut Erika dari anak saya?" Pria itu mendekat sembari mengarahkan telunjuknya kepadaku. “Tenanglah, Pak!” ucapku santai. “Apa maksudmu datang ke sini tiba-tiba begini? Belum puas kamu membawa penderitaan kepada anakku?” Senyum di bibirku luntur seketika. Aku bangkit berdiri di hadapan pria yang sudah membesarkan Rey hingga dia menjadi seberengsek itu. “Penderitaan katamu, wahai Tuan CEO yang terhormat?” Kupandang wajahnya yang berkerut. Sesaat kemudian, aku beralih pandang ke Rey yang berdiri di depan meja kerja mewah ayahnya.

  • Menikahi Bu Manajer   Mendatangi Kantor Jayanta Tambang

    Sesaat kemudian, Tante turun membawa dokumen yang kuminta. Dia mengeluarkan seluruh isinya di hadapanku. “Kamu hanya perlu dokumen pailit, jadi Tante akan memberikan itu saja. Sisanya, Tante akan menyimpannya untukmu nanti.” Tante memasukan dokumen yang kuperlukan ke dalam amplop kemudian merapikan sisanya. “Ini.” Tante mengulurkan benda pipih cokelat itu kepadaku. Aku mengambilnya kemudian menyimpan di kantong bagian dalam jasku. “Sebenarnya Tante mengkhawatirkanmu. Maafkan, Tante atas tamparan itu. Kamu sudah seperti putraku sendiri, Nak.” Tante mulai terisak. Aku berjongkok di hadapan tante, meletakkan kepalaku di pahanya. “Tante, aku mencintaimu. Cuma Tante yang bisa gantiin sosok Mama dan orang tua untukku. Aku minta maaf karena lancang dan merepotkan selama ini. Terima kasih.” Aku kembali merasakan kehangat seorang ibu ketika tangan tante mengelus lembut kepalaku. A

DMCA.com Protection Status