Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Penguasa Benua Timur: Chapter 321 - Chapter 330

794 Chapters

314 - Sesuatu yang Terjatuh

Jendela-jendela ruang pengobatan terbuka lebar oleh hempasan angin yang baru saja diciptakan oleh si pria asing. Membuat ruang pengobatan dimasuki oleh cahaya rembulan, sama artinya dengan memberi peluang kepada si pria asing untuk menggunakan jurus Gerhana Matahari lagi. Benar saja, begitu cahaya rembulan masuk menelisik ke dalam ruangan, bayangan-bayangan berukuran besar mulai bertebaran di mana-mana. Membuat pria asing mampu melesat lesat ke beberapa titik lokasi tanpa sempat diketahui oleh Zhou Fu. Bum!!! Bum!! Bum!!! “Itu hukuman untuk Bocah kurang ajar sepertimu!” teriak si pria asing kepada Zhou Fu. “Sialan Kau!” Zhou Fu mendengkus kesal sebagaimana beberapa kali ia kewalahan mendapat kiriman serangan mendadak dari arah arah yang tak terduga. “Jika seperti ini terus, teman temanku bisa terkena dampak pertarungan kami!” batin Zhou Fu sambil mengelap setitik darah yang keluar dari ujung bibirnya. Zhou Fu pun menggiring musuhnya untuk keluar dari ruang pengobatan dan menuju ke
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

315 - Kedatangan Chen Long

Chen Long berenang membawa tubuh Yao Ming dan Fang Zhixuan menuju ke kapal Guichuan yang masih melabuh. Kala itu matahari masih belum benar-benar terbit dan bulan juga belum sempat pergi, menandakan jika pagi masih terlalu pagi. Tetapi, itu bukanlah hari yang sama dengan hari di mana Zhou Fu bertemu dengan sosok pria asing yang mengenakan pakaian Xu Jun. Chen Long baru muncul ke permukaan satu hari selepas pertempuran di kapal Guichuan. Perjalanannya menjemput Yao Ming dan Fang Zhixuan terhadang oleh pria asing yang mengenakan pakaian yang cukup mirim dengan Lin Fan. Setelah menjalani pertarungan yang melelahkan, Chen Long keluar sebagai pemenang tetapi dua temannya kehilangan kesadaran akibat serangan si pria asing. Kala itu, ketika Chen Long telah muncul di permukaan lautan, matanya terbelalak lebar ketika menangkap kerusakan hebat pada beberapa sisi kapal Guichuan. “Kapal Guichuan telah diserang?!” Chen Long membatin sejenak, ia sedikit curiga jangan-jangan kapal Guichuan juga dis
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

316 - Manuskrip Kuno

Titik merah di telapak tangan Zhao Yunlei, Yang Zi, dan Patriark Yuan Kai berangsur-angsur menajam kembali setelah beberapa saat memudar dan nyaris tak terlihat warnanya. Kala itu, Patriark Yuan Kai yang tengah berada di sebuah pulau kecil, merasakan kedatangan sosok yang sepertinya memiliki kekuatan besar. Ia memasang kewaspadaan selagi getaran kekuatan pendekar hebat kian lama kian ia rasakan keberadaannya. “Tunggu! Sepertinya aku mengenali getar aura ini!” gumam Patriark Yuan Kai seraya menyisir seluruh sudut hutan yang ia tempati. Hari telah siang di Hutan Krisan, tetapi, dedaunan dari pepohonan tinggi telah membuat Hutan Krisan selalu temaram. Hanya ada sedikit cahaya yang bisa menembus rimbun dedaunan pohon di Hutan Krisan. “Pendekar Yuan! Ini aku!” Terdengar suara seorang pria mendekat. “Rubah Perak! Kakek Zhou Fu!” Secara tiba-tiba, Li Xian telah berada tepat di hadapan Patriark Yuan Kai. “Ah, Senior mengagetkan saya!” ucap Patriark Yuan Kai memberi salam hormat pada Li Xian
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

317 - Percakapan di Dengguang

“Ada sebuah syair yang tertulis di gulungan rahasia di Paviliun Bunga Teratai Daratan Luzon. Syair tentang sosok yang terpilih. Tulis kembali isi syair itu secara terbalik dalam huruf Shufashen, maka, kau akan menemukan pesan rahasia yang sangat berharga. Ingat, tulis ulang syair itu secara terbalik, dimulai dari kata terakhir dan diakhiri dengan kata pertama,” ucap Patriark Yuan Kai membaca isi Shufashen yang ada bersamanya. Li Xian terlihat ternganga sejenak, seolah ia telah menemukan satu pecahan misteri yang baru saja terungkap. “Ah, sudah kuduga syair itu ada hubungannya dengan batu Shufashen!” pekik Li Xian seraya mengepalkan kedua tangannya. “Syair tentang sosok yang terpilih? Senior Li tahu tentang syair itu?” “Ya. Aku bahkan menghafalnya dan sekaligus meminta cucuku mengingat syair itu. Wang Yuji yang memberitahuku tentang syair itu sebagaimana ia pernah tinggal di daratan Luzon. Tunggu, apakah kau bisa menulis dalam huruf Shufashen? Aku akan membacakan syair itu kepadamu!”
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

318 - Pantulan dalam Cermin!

“Ah, kau memang suka bercanda! Kukira kau benar-benar baru akan pulih setelah tiga hari! Ha ha ha, untunglah sekarang kau terlihat telah sehat kembali!” Chen Long memukul pundak Zhou Fu yang tengah mengunyah daging ikan dengan lahap. Kala itu, hari telah beranjak siang di Perairan Timur daratan Shamo. “Ya… Aku sendiri tak menyangka setelah melahap masakanmu, tubuhku berangsur pulih. Ha ha, sepertinya rasa letih yang kualami beberapa saat lalu itu hanyalah sebuah sinyal kelaparan!” balas Zhou Fu sambil memukul-mukul perutnya yang mulai penuh. “Itu artinya, setelah selesai makan, kau harus membantuku membereskan kekacauan di kapal cantikmu ini!” Chen Long bangkit berdiri dan melakukan perenggangan tangan, jika tubuh Zhou Fu telah pulih, Chen Long yakin Zhou Fu tak akan bisa tinggal diam melihat kapalnya mengalami kerusakan di sana-sini. “Tidak! Aku akan menyelam dan mengambil batu Feishi! Bukankah kau bilang kau gagal mengambilnya lantaran dihadang penyusup itu?” Chen Long hampir men
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

319 - Pantulan di Dalam Cermin II

“Bagaimana bisa ada gambar naga di punggungku?!” Zhou Fu tak bisa berhenti mengerutkan dahi setiap kali ia memandang sebentuk tato naga yang seolah terukir di kulit punggungnya. Kala itu, gambar naga tersebut tengah sedikit menyala dengan rupa keemasan. “Apakah benda itu yang memberi kesembuhan pada tubuhku?” Zhou Fu bertanya pada Chen Long. Sebagaimana yang ia perkirakan sebelumnya, Zhou Fu merasa energi di tubuhnya telah berada di titik terendah. Butuh waktu berhari-hari untuk melakukan pemulihan energi yang berada di titik rendah. Tapi, hari itu, tepat ketika pagi merangkak menuju siang, Zhou Fu justru merasa energinya telah terisi kembali. Luka-luka dalam di tubuhnya berangsur memudar. “Saudara Zhou, aku khawatir itu adalah pertanda tertentu! Ingat, sebisa mungkin jangan biarkan siapapun tahu soal gambar naga itu di punggungmu!” Chen Long meletakkan cermin ke meja, lantas buru-buru meminta Zhou Fu untuk menutup punggungnya lagi. “Lapisi punggungmu dengan sesuatu, setidaknya, jang
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

320 - Sebuah Pesan

Sungai Air Tawar di Perairan Timur daratan Shamo memancarkan kemilau cahayanya ketika Zhou Fu telah tiba di bibir sungai. Ia masih belum bisa memahami, mengapa tempat-tempat yang memiliki sungai air tawar di dalam lautan selalu memberi efek hilangnya tenaga dalam untuk sementara. Di Laut Luzon, untuk pertama kalinya Zhou Fu mengalami hilang tenaga dalam dan tanpa sadar tubuhnya mengaktifkan sumber kekuatan Yokomoya. ‘Apakah Daratan Luzon juga memiliki kesamaan dengan Negeri Yeongsan?’ batin Zhou Fu seraya mengumpulkan bebatuan Feishi dan memasukkannya ke dalam ruang penyimpanan. ‘Negeri Yeongsan dulunya ada di sekitar perairan ini. Panglima Yeongjo menyebutkan jika tak lama setelah leluhurnya menemukan keberadaan sungai air tawar di periairan dekat Yeongsan, negerti tersebut terlempar ke dimensi lain!’ Zhou Fu terus bergumam dalam batin sebagaimana ia mulai mencurigai adanya kesamaan antara negeri Yeongsan dengan Daratan Luzon. ‘Ah, ini sudah cukup!’ Zhou Fu menganggukkan kepala lant
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

321 - Gadis yang Memasuki Kamar Zhou Fu

Karena kerusakan kapal telah dibenahi seluruhnya oleh para pemuda Shamo, Kapal Guichuan mampu melaju dengan kecepatan maksimal ke arah utara. Tujuan perjalanan kapal Guichuan berikutnya adalah Pulau Kelinci, sebuah pulau kecil pecahan dari Daratan Shamo yang merupakan markas ke dua pasukan Putra Mahkota Huang. Jika Perkemahan Lembah Merah nyaris dipenuhi oleh pasukan yang bertugas sebagai mata-mata, maka Pulau Kelinci adalah markas pasukan yang berisi prajurit perang dan juga pendekar-pendekar terpilih yang menjadi panglima perang. Malam itu, Zhou Fu dan para pemuda Shamo menggelar pesta makan malam seperti yang pernah mereka lakukan pasca berburu Montipora Purba. Kala itu, ruang pesta makan malam menjadi sedikit lebih lengang sebab jumlah pasukan mereka telah berkurang enam orang. Meski sempat berduka, 14 pemuda Shamo yakin jika enam sahabat mereka pasti bangga pada kematian mereka. Mati sebagai pejuang adalah cara terbaik untuk hidup abadi dalam kenangan. “Jika suatu saat aku gugur
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

322 - Mimpi Berikutnya

Melihat beberapa bagian tubuh Zhou Fu basah, Xiao Lang akhirnya berdeham beberapa kali dengan pandangannya mengarah ke langit-langit kamar. “Baiklah, sepertinya kau butuh mandi dan membersihkan diri. Setelahnya, kau bisa bergabung bersama kami untuk sarapan pagi!” Setelah mengucapkan kalimatnya, Xiao Lang pergi tanpa menunggu respon dari Zhou Fu. Gadis itu keluar dari kamar Zhou Fu dengan banyak tanda tanya di kepalanya. Xiao Lang menebak nebak, apa yang telah terjadi pada Zhou Fu sehingga pemuda itu berkeringat banyak di pagi yang dingin sedingin hari itu. Ketika Xiao Lang telah menutup pintu kamarnya, Zhou Fu menarik napas dalam dan merasa sedikit linglung. Sesekali ia memijit dahinya sendiri dan sesekali ia menekan dadanya yang dipenuhi dengan perasaan berdebar-debar. “Jantungku belum pernah terasa setegang ini sebelumnya!” Zhou Fu bergumam seraya meraih segelas air putih di meja dekat dipan miliknya. Satu gelas air putih sepertinya masih tak cukup untuk membuat degup jantungnya
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

323 - Sel Tahanan Markas Yianju

Di suatu pagi yang cerah di markas Yianju, Wang Yuji telah duduk-duduk di Paviliun pribadi milik Dan Mengxue dan tengah menikmati sajian arak sekaligus tarian dari perempuan-perempuan cantik. Kedatangan Wang Yuji yang membawa Feng Yaoshan telah disambut hangat oleh kepala Markas Yianju, Dan Mengxue. Meski tahu bahwa Wang Yuji telah membelot dari Sang Kaisar dan memilih bergabung dengan aliansi Sanzu, Dan Mengxue tetap menyambut kedatangan pria itu dengan senang hati. “Nona, tolong hentikan musiknya. Aku ingin bertanya sesuatu,” pinta Wang Yuji pada sosok gadis pemain kecapi yang menghiburnya. “Baik, Tuan…” Wang Yuji melihat ke arah kanan dan kiri, setelah dirasa aman, ia bertanya setengah berbisik. “Aku baru saja berjalan-jalan di sel tahanan Markas ini, ada sedikit pemandangan yang aneh. Mengapa kalian justru membunuh tahanan-tahanan yang sehat dan membiarkan tahanan penyakitan untuk tetap hidup?” Si gadis pemain kecapi mengangguk sopan. Apa yang dikatakan Wang Yuji memang benar.
last updateLast Updated : 2021-11-23
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
80
DMCA.com Protection Status