“Ada sebuah syair yang tertulis di gulungan rahasia di Paviliun Bunga Teratai Daratan Luzon. Syair tentang sosok yang terpilih. Tulis kembali isi syair itu secara terbalik dalam huruf Shufashen, maka, kau akan menemukan pesan rahasia yang sangat berharga. Ingat, tulis ulang syair itu secara terbalik, dimulai dari kata terakhir dan diakhiri dengan kata pertama,” ucap Patriark Yuan Kai membaca isi Shufashen yang ada bersamanya. Li Xian terlihat ternganga sejenak, seolah ia telah menemukan satu pecahan misteri yang baru saja terungkap. “Ah, sudah kuduga syair itu ada hubungannya dengan batu Shufashen!” pekik Li Xian seraya mengepalkan kedua tangannya. “Syair tentang sosok yang terpilih? Senior Li tahu tentang syair itu?” “Ya. Aku bahkan menghafalnya dan sekaligus meminta cucuku mengingat syair itu. Wang Yuji yang memberitahuku tentang syair itu sebagaimana ia pernah tinggal di daratan Luzon. Tunggu, apakah kau bisa menulis dalam huruf Shufashen? Aku akan membacakan syair itu kepadamu!”
“Ah, kau memang suka bercanda! Kukira kau benar-benar baru akan pulih setelah tiga hari! Ha ha ha, untunglah sekarang kau terlihat telah sehat kembali!” Chen Long memukul pundak Zhou Fu yang tengah mengunyah daging ikan dengan lahap. Kala itu, hari telah beranjak siang di Perairan Timur daratan Shamo. “Ya… Aku sendiri tak menyangka setelah melahap masakanmu, tubuhku berangsur pulih. Ha ha, sepertinya rasa letih yang kualami beberapa saat lalu itu hanyalah sebuah sinyal kelaparan!” balas Zhou Fu sambil memukul-mukul perutnya yang mulai penuh. “Itu artinya, setelah selesai makan, kau harus membantuku membereskan kekacauan di kapal cantikmu ini!” Chen Long bangkit berdiri dan melakukan perenggangan tangan, jika tubuh Zhou Fu telah pulih, Chen Long yakin Zhou Fu tak akan bisa tinggal diam melihat kapalnya mengalami kerusakan di sana-sini. “Tidak! Aku akan menyelam dan mengambil batu Feishi! Bukankah kau bilang kau gagal mengambilnya lantaran dihadang penyusup itu?” Chen Long hampir men
“Bagaimana bisa ada gambar naga di punggungku?!” Zhou Fu tak bisa berhenti mengerutkan dahi setiap kali ia memandang sebentuk tato naga yang seolah terukir di kulit punggungnya. Kala itu, gambar naga tersebut tengah sedikit menyala dengan rupa keemasan. “Apakah benda itu yang memberi kesembuhan pada tubuhku?” Zhou Fu bertanya pada Chen Long. Sebagaimana yang ia perkirakan sebelumnya, Zhou Fu merasa energi di tubuhnya telah berada di titik terendah. Butuh waktu berhari-hari untuk melakukan pemulihan energi yang berada di titik rendah. Tapi, hari itu, tepat ketika pagi merangkak menuju siang, Zhou Fu justru merasa energinya telah terisi kembali. Luka-luka dalam di tubuhnya berangsur memudar. “Saudara Zhou, aku khawatir itu adalah pertanda tertentu! Ingat, sebisa mungkin jangan biarkan siapapun tahu soal gambar naga itu di punggungmu!” Chen Long meletakkan cermin ke meja, lantas buru-buru meminta Zhou Fu untuk menutup punggungnya lagi. “Lapisi punggungmu dengan sesuatu, setidaknya, jang
Sungai Air Tawar di Perairan Timur daratan Shamo memancarkan kemilau cahayanya ketika Zhou Fu telah tiba di bibir sungai. Ia masih belum bisa memahami, mengapa tempat-tempat yang memiliki sungai air tawar di dalam lautan selalu memberi efek hilangnya tenaga dalam untuk sementara. Di Laut Luzon, untuk pertama kalinya Zhou Fu mengalami hilang tenaga dalam dan tanpa sadar tubuhnya mengaktifkan sumber kekuatan Yokomoya. ‘Apakah Daratan Luzon juga memiliki kesamaan dengan Negeri Yeongsan?’ batin Zhou Fu seraya mengumpulkan bebatuan Feishi dan memasukkannya ke dalam ruang penyimpanan. ‘Negeri Yeongsan dulunya ada di sekitar perairan ini. Panglima Yeongjo menyebutkan jika tak lama setelah leluhurnya menemukan keberadaan sungai air tawar di periairan dekat Yeongsan, negerti tersebut terlempar ke dimensi lain!’ Zhou Fu terus bergumam dalam batin sebagaimana ia mulai mencurigai adanya kesamaan antara negeri Yeongsan dengan Daratan Luzon. ‘Ah, ini sudah cukup!’ Zhou Fu menganggukkan kepala lant
Karena kerusakan kapal telah dibenahi seluruhnya oleh para pemuda Shamo, Kapal Guichuan mampu melaju dengan kecepatan maksimal ke arah utara. Tujuan perjalanan kapal Guichuan berikutnya adalah Pulau Kelinci, sebuah pulau kecil pecahan dari Daratan Shamo yang merupakan markas ke dua pasukan Putra Mahkota Huang. Jika Perkemahan Lembah Merah nyaris dipenuhi oleh pasukan yang bertugas sebagai mata-mata, maka Pulau Kelinci adalah markas pasukan yang berisi prajurit perang dan juga pendekar-pendekar terpilih yang menjadi panglima perang. Malam itu, Zhou Fu dan para pemuda Shamo menggelar pesta makan malam seperti yang pernah mereka lakukan pasca berburu Montipora Purba. Kala itu, ruang pesta makan malam menjadi sedikit lebih lengang sebab jumlah pasukan mereka telah berkurang enam orang. Meski sempat berduka, 14 pemuda Shamo yakin jika enam sahabat mereka pasti bangga pada kematian mereka. Mati sebagai pejuang adalah cara terbaik untuk hidup abadi dalam kenangan. “Jika suatu saat aku gugur
Melihat beberapa bagian tubuh Zhou Fu basah, Xiao Lang akhirnya berdeham beberapa kali dengan pandangannya mengarah ke langit-langit kamar. “Baiklah, sepertinya kau butuh mandi dan membersihkan diri. Setelahnya, kau bisa bergabung bersama kami untuk sarapan pagi!” Setelah mengucapkan kalimatnya, Xiao Lang pergi tanpa menunggu respon dari Zhou Fu. Gadis itu keluar dari kamar Zhou Fu dengan banyak tanda tanya di kepalanya. Xiao Lang menebak nebak, apa yang telah terjadi pada Zhou Fu sehingga pemuda itu berkeringat banyak di pagi yang dingin sedingin hari itu. Ketika Xiao Lang telah menutup pintu kamarnya, Zhou Fu menarik napas dalam dan merasa sedikit linglung. Sesekali ia memijit dahinya sendiri dan sesekali ia menekan dadanya yang dipenuhi dengan perasaan berdebar-debar. “Jantungku belum pernah terasa setegang ini sebelumnya!” Zhou Fu bergumam seraya meraih segelas air putih di meja dekat dipan miliknya. Satu gelas air putih sepertinya masih tak cukup untuk membuat degup jantungnya
Di suatu pagi yang cerah di markas Yianju, Wang Yuji telah duduk-duduk di Paviliun pribadi milik Dan Mengxue dan tengah menikmati sajian arak sekaligus tarian dari perempuan-perempuan cantik. Kedatangan Wang Yuji yang membawa Feng Yaoshan telah disambut hangat oleh kepala Markas Yianju, Dan Mengxue. Meski tahu bahwa Wang Yuji telah membelot dari Sang Kaisar dan memilih bergabung dengan aliansi Sanzu, Dan Mengxue tetap menyambut kedatangan pria itu dengan senang hati. “Nona, tolong hentikan musiknya. Aku ingin bertanya sesuatu,” pinta Wang Yuji pada sosok gadis pemain kecapi yang menghiburnya. “Baik, Tuan…” Wang Yuji melihat ke arah kanan dan kiri, setelah dirasa aman, ia bertanya setengah berbisik. “Aku baru saja berjalan-jalan di sel tahanan Markas ini, ada sedikit pemandangan yang aneh. Mengapa kalian justru membunuh tahanan-tahanan yang sehat dan membiarkan tahanan penyakitan untuk tetap hidup?” Si gadis pemain kecapi mengangguk sopan. Apa yang dikatakan Wang Yuji memang benar.
“Tepat sekali! Ha ha ha!” Terdengar gelak tawa membahana dari arah jam dua, itulah Dan Mengxue. Sosok pria dengan perkiraan usia empat puluhan tahun, tetapi tentu saja usia sebenarnya tak mungkin semuda itu. “Lama tak berjumpa, Sahabatku!” Dan Mengxue melebarkan dua tangannya seolah meminta Wang Yuji untuk merangkul tubuhnya. Wang Yuji merangkul pundak Dan Mengxue sesaat lalu melepaskannya karena merasa sedikit tak nyaman. Kengerian yang terjadi di Markas Yianju setidaknya telah membuat Wang Yuji kehilangan senyumnya di hari itu. “Saudara Dan, jangan terlalu berakrab diri denganku. Ingat, kita berada di pihak yang berseberangan saat ini!” Dan Mengxue tertawa terbahak-bahak, ia merangkul kembali sahabat lamanya sebelum akhirnya saling duduk berhadapan dan minum arak berdua. “Kau memang tak pernah kurang akal! Kau memanfaatkan Feng Yaoshan untuk mengelabui Aliansi Sanzu agar kau bisa tandang ke markasku? Ah, cerdas sekali!” “Mengelabui? Maaf, aku kira aku masih cukup setia dengan alia
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.