Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Penguasa Benua Timur: Chapter 201 - Chapter 210

794 Chapters

196 - Pembaca Shufashen Terakhir

Tolong dukung author dengan buka bab menggunakan Koin Top Up, bukan Koin Bonus. Maaf dan terima kasih sebelumnya. ------------------------- Pria yang berjalan menggunakan bantuan tongkat kayu itu melangkah mendekat dan semakin mendekat. Dengan isyarat tangannya, pria itu meminta dua penasihat raja Jo Sun untuk pergi bersama dengan sang raja. Karena lebih tertarik dengan musuh yang baru datang, Ji Xiangg dan Bao Chunlai membiarkan dua penasihat raja untuk pergi begitu saja. “Bagaimana kabarmu, Fu’er? Ah, sepertinya kau memang selalu terlibat dalam masalah besar!” “Paman Yuan Kai? Bagaimana bisa…” kalimat Zhou Fu terputus sebab ia kebingungan untuk mengucapkan pertanyaan mana yang akan ia berikan terlebih dahulu. Benar, pria bertongkat kayu yang datang saat itu adalah Patriark Yuan Kai, si Pendekar Harimau Utara. Zhou Fu ingin bertanya banyak hal tentang bagaimana bisa Patriark Yuan Kai ada di tempat tersebut di waktu yang sangat tepat. Tetapi, mengingat ada dua musuh yang sedang be
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

197 - Kejutan untuk Ji Xiang & Bao Chunlai

Untuk mendukung author, harap buka bab dengan koin Top Up. Boleh sesekali pakai Koin Bonus, tapi jangan setiap saat pakai bonus ya kak. Trims dan maaf sebelumnya. _______________________ “Maaf sekali jika jawaban saya akan membuat kalian kecewa. Sejujurnya, kami berdua adalah para pembaca Shufashen. Tidak ada yang namanya Pembaca Shufashen terakhir karena kalian bahkan tak pernah tahu ada berapa kelahiran baru yang dihasilkan dari benih-benih pembaca Shufashen seperti kami!” Patriark Yuan Kai sedang menggiring opini bahwa bisa jadi, ada keturunan darinya atau juga Zhou Fu yang telah tersebar di tempat-tempat lain yang nantinya akan menjadi bibit-bibit baru para pembaca Shufashen. “Apakah kalian sedang mencoba menakut-nakuti kami?! Sayang hal itu sama sekali tak membuat kami takut!” Bao Chunlai turut menarik pedang miliknya. “Tidak, Tuan-Tuan! Paman Yuan hanya sedang mengatakan sebuah kebenaran. Jika ternyata kabar tersebut membuat kalian takut, itu lain urusan!” ucap Zhou Fu menim
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

198 - Cara untuk Menang

Dalam situasi yang sangat tak menguntungkan posisinya itu, Bao Chunlai tak mau mengambil risiko yang lebih besar. Dilihat dari segi mana pun, ia yakin takdirnya adalah bertemu dengan kekalahan. Lebih-lebih, pikirannya masih dipenuhi dengan ucapan Zhou Fu yang membuat nyalinya semakin ciut. “Yang satu adalah pembunuh Mao Mingzao, satunya lagi adalah pembunuh Kaili sekaligus Jenderal Fu Lian! Mengharapkan sebuah kemenangan adalah lelucon paling memalukan dalam situasi ini!” bisik Bao Chunlai pada rekannya, Ji Xiang. “Peringatanmu itu, justru membuat posisi kita terlihat semakin mengenaskan! Diamlah sejenak selagi aku masih memikirkan jalan yang terbaik!” Ji Xiang mulai kesal dengan kegelisahan Bao Chunlai yang juga telah turut menjalari kepalanya. “Memikirkan cara katamu? Apa kau sedang mengigau? Kita sudah kalah!” “Memangnya, selain putus asa, kau punya rencana yang lebih baik?!” Ji Xiang melotot, ia semakin marah pada Bao Chunlai yang hanya menularkan pikiran dan perasaan buruk. S
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more

199 - Tamu-Tamu Tak Diundang

Terowongan Malam meledak, menggemakan bising debuman keras sekaligus gemuruh suara reruntuhan bangunan. Ledakan itu muncul terhitung setelah setidaknya dua jam dari perpisahan antara Panglima Yeongjo dan Patriark Yuan Kai beserta Zhou Fu. Itu artinya, ledakan tersebut terjadi setelah adanya pertarungan antara kelompok Bai Chunlai dan Patriark Yuan Kai. “Ini adalah kehendak langit, tak perlu menyesalinya, Paman Yuan!” ucap Zhou Fu sedetik sebelum ledakan besar terjadi. Zhou Fu tak pernah menduga jika kejadiannya akan seperti itu. Begitu juga dengan Patriark Yuan Kai, di detik-detik menjelang ledakan besar terjadi, Patriark Yuan Kai berteriak meminta maaf kepada Zhou Fu, karena ia telah membuat keputusan yang keliru. Sayangnya, seribu maaf pun tak berarti apa-apa untuk saat itu. Sementara itu, di tempatnya berada, tubuh Panglima Yeongjo merosot ke tanah membayangkan apa yang terjadi pada tubuh Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai setelah diterpa ledakan sehebat itu. Sebuah ledakan yang bisa
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

200 - Sihir Roh Suci

Diceritakan dalam sejarah jika negeri Yeongsan diselimuti oleh Sihir Roh Suci. Sihir Roh Suci adalah sebuah sihir kuno yang mampu membuat seseorang yang telah mati, akan dikembalikan lagi ruhnya ke jasad. Dalam sejarah, diceritakan pula jika kedatangan Sihir Roh Suci ditandai dengan bertebarannya bunga Mugunghwa di jasad orang yang sebelumnya telah mati. “Setelah kematian raja-raja sebelumnya, sekaligus juga kematian Kim So Ra, aku sudah tak percaya lagi dengan legenda Sihir Roh Suci!” ucap Raja Jo Sun seraya menepuk-nepuk pundak Putri Misil. “Ya, saya ingat selama berhari-hari ayah menangis memohon kedatangan Roh Suci untuk berkenan mengembalikan nyawa ibu. Roh Suci tak pernah datang, dan ayah memaki-makinya kala itu.” Putri Misil mengelus punggung tangan ayahnya, seolah ia merasa ayahnyalah yang perlu dihibur atas kematian mendiang selir Kim So Ra. “Sudahlah… Itu adalah cerita lama. Yang penting, sekarang kita benar-benar telah menjadi saksi akan keajaiban dari Sihir Roh Suci. Ayo
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

201 - Membuka Peti Hitam

“Terima kasih… Terima kasih… Aku akan mengenang jasamu,” tutur Zhou Fu sesaat sebelum ia kehilangan kesadaran. “Aku yang seharusnya berterima kasih padamu.” Sayup-sayup, Zhou Fu mendengar seseorang berbicara padanya, ia mengenali suara tersebut dan sebisa mungkin berjuang untuk membuka matanya. “Panglima Yeong! Di mana… Di mana saya? Di mana Paman Yuan?” Zhou Fu segera terduduk bangkit begitu ia mendengar suara Panglima Yeongjo di telinganya. Ia melihat sekeliling, menyisir ke berbagai arah tapi matanya tak menemukan keberadaan Patriark Yuan Kai. “Sssst… Tenanglah… Pamanmu masih dirawat di ruang sebelah. Ia baik-baik saja, meski belum siuman,” ucap Panglima Yeongjo menenangkan kekhawatiran Zhou Fu. “Perang… Bagaimana dengan perang yang terjadi di Distrik Dalam… Bagaimana dengan… “Tenang... Semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Kau dan pamanmu hilang kesadaran selama sepekan. Selama seminggu ini, kau selalu mengingau dengan mengucapkan kalimat yang sama. Terima kasih dan terima
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Pesan dari author yang cerewet

Pesannya sama, tolong buka bab-bab berikut menggunakan koin top up. Jika koin bonus masih ada sisa, silakan tunggu sampai koin bonus habis, baru buka bab di bawah ini :DNovelnya author ini jenis kontraknya Non Eksklusif, gak seperti novel lain yang tetap mendapatkan fee dari goodnovel meski dibaca menggunakan koin bonus. Novel author berbeda.   Author cerewet dan baperan, karena satu-satunya cara agar author mendapatkan fee adalah, pembaca membaca menggunakan koin top up. Jadi mohon maaf jika author memang super cerewet dan rewel. Doakan saja author mendapatkan rejeki yang berlimpah hingga bisa meluangkan banyak waktu untuk menulis tanpa harus dibayang-bayangi dengan fee yang diterima hehe.   Sekian, semoga kalian semua diberkati dengan rezeki yang berlimpah, aamiiin....
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

202 - Persembunyian

Selama lebih dari seratus tahun, tak ada seorang pun yang bisa membuka peti hitam yang saat ini sedang dibawa oleh Zhou Fu. Tetapi, tak butuh waktu lama, Panglima Yeongjo dibuat kaget ketika Zhou Fu telah berhasil membuka peti itu. “Aku sebenarnya lelah mengatakannya, tapi, kuakui, aku takjub pada kemampuanmu, Anak Muda!” Panglima Yeongjo menggeleng-gelengkan kepala keheranan, meski ia cukup yakin Zhou Fu akan berhasil membuka peti tersebut, tetap saja ia tak mampu membendung rasa herannya. “Sebenarnya cara membuka peti ini cukup mudah, Panglima Yeong! Tekan dan putar ke kiri di bagian ini, lalu putar ke arah berlawanan di bagian sini!” Zhou Fu menunjukkan tentang cara membuka peti hitam itu yang ternyata memang cukup mudah. “Pertanyaannya adalah, mengapa kau tahu jika bagian yang itu harus diputar ke kanan, bagian sebelahnya harus diputar ke kiri, lalu di saat yang bersamaan, lingkaran di tengah itu juga harus ditekan. Apakah jenis kotak ini sudah umum di negerimu?” “Tidak juga. S
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

203 - Shufashen Pertama

Mendengar pertanyaan dari Zhou Fu, Raja Jo Sun dan Panglima Yeongjo terkesiap sejenak. Dugaan Zhou Fu sepertinya benar. Kuburan Pahlawan kemungkinan menjadi tempat disembunyikannya harta tersebut. “Anak Muda, kami memiliki Monumen Kuburan Pahlawan di Distrik Tengah! Di sana, ada sebuah lapangan luas di atas bukit Puyeum yang digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir para keluarga kerajaan yang gugur setelah melakukan penyegelan negeri Yeongsan,” tutur Raja Jo Sun bersemangat. “Ya, di Kuburan Pahlawan, orang-orang kerap melakukan sesembahan, tak jarang dari mereka yang ingin menyentuh dan meraba arca-arca para pahlawan. Itu adalah tempat umum di mana semua orang bisa mendatanginya untuk sekadar mengenang jasa-jasa para pendahulu!” Panglima Yeongjo menambahkan. Zhou Fu mengangguk senang. Sebelumnya, ia teringat dengan tugu pahlawan yang berada di ujung lorong Desa Malam, di sana, ia melihat betapa pentingnya tugu pahlawan tersebut sehingga tak jarang, upacara-upacara penting j
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

204 - Kenangan Jurang Neraka

“Paman Yuan, pesan-pesan itu, isinya sama semua!” Zhou Fu menggaruk-garuk kepalanya setelah ia membaca setidaknya tiga ukiran batu yang berada di bagian bawah arca pahlawan. Arca-arca pahlawan itu memiliki satu pangkal berupa batu berbentuk persegi yang mana di bagian depan diberi nama-nama para pahlawan tersebut. Pada semua nama yang tertera, terdapat ukiran batu yang membentuk menyerupai ornament hiasan yang sebetulnya itu adalah pesan yang disampaikan oleh manusia terdahulu. “Harta itu tak lagi berbentuk tulisan. Temukan ia di sekitar tempat ini!” ucap Patriark Yuan Kai seraya menggeleng-gelengkan kepala. Beberapa kode yang tertulis pada bagian arca pahlawan memang terlihat memudar karena terkikis usia. “Paman! Lihat itu!” Zhou Fu menunjuk ke sebuah batu besar yang berisi ukiran tulisan yang menurut Raja Jo Sun, itu adalah sejarah singkat bagaimana negeri Yeongsan bisa tersegel dan hilang dari peta. Patriark Yuan Kai sedikit melotot ketika menemukan sebuah papan batu yang berisi
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
80
DMCA.com Protection Status