Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 202 - Persembunyian

Share

202 - Persembunyian

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 07:33:42
Selama lebih dari seratus tahun, tak ada seorang pun yang bisa membuka peti hitam yang saat ini sedang dibawa oleh Zhou Fu. Tetapi, tak butuh waktu lama, Panglima Yeongjo dibuat kaget ketika Zhou Fu telah berhasil membuka peti itu.

“Aku sebenarnya lelah mengatakannya, tapi, kuakui, aku takjub pada kemampuanmu, Anak Muda!” Panglima Yeongjo menggeleng-gelengkan kepala keheranan, meski ia cukup yakin Zhou Fu akan berhasil membuka peti tersebut, tetap saja ia tak mampu membendung rasa herannya.

“Sebenarnya cara membuka peti ini cukup mudah, Panglima Yeong! Tekan dan putar ke kiri di bagian ini, lalu putar ke arah berlawanan di bagian sini!” Zhou Fu menunjukkan tentang cara membuka peti hitam itu yang ternyata memang cukup mudah.

“Pertanyaannya adalah, mengapa kau tahu jika bagian yang itu harus diputar ke kanan, bagian sebelahnya harus diputar ke kiri, lalu di saat yang bersamaan, lingkaran di tengah itu juga harus ditekan. Apakah jenis kotak ini sudah umum di negerimu?”

“Tidak juga. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   203 - Shufashen Pertama

    Mendengar pertanyaan dari Zhou Fu, Raja Jo Sun dan Panglima Yeongjo terkesiap sejenak. Dugaan Zhou Fu sepertinya benar. Kuburan Pahlawan kemungkinan menjadi tempat disembunyikannya harta tersebut. “Anak Muda, kami memiliki Monumen Kuburan Pahlawan di Distrik Tengah! Di sana, ada sebuah lapangan luas di atas bukit Puyeum yang digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir para keluarga kerajaan yang gugur setelah melakukan penyegelan negeri Yeongsan,” tutur Raja Jo Sun bersemangat. “Ya, di Kuburan Pahlawan, orang-orang kerap melakukan sesembahan, tak jarang dari mereka yang ingin menyentuh dan meraba arca-arca para pahlawan. Itu adalah tempat umum di mana semua orang bisa mendatanginya untuk sekadar mengenang jasa-jasa para pendahulu!” Panglima Yeongjo menambahkan. Zhou Fu mengangguk senang. Sebelumnya, ia teringat dengan tugu pahlawan yang berada di ujung lorong Desa Malam, di sana, ia melihat betapa pentingnya tugu pahlawan tersebut sehingga tak jarang, upacara-upacara penting j

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Penguasa Benua Timur   204 - Kenangan Jurang Neraka

    “Paman Yuan, pesan-pesan itu, isinya sama semua!” Zhou Fu menggaruk-garuk kepalanya setelah ia membaca setidaknya tiga ukiran batu yang berada di bagian bawah arca pahlawan. Arca-arca pahlawan itu memiliki satu pangkal berupa batu berbentuk persegi yang mana di bagian depan diberi nama-nama para pahlawan tersebut. Pada semua nama yang tertera, terdapat ukiran batu yang membentuk menyerupai ornament hiasan yang sebetulnya itu adalah pesan yang disampaikan oleh manusia terdahulu. “Harta itu tak lagi berbentuk tulisan. Temukan ia di sekitar tempat ini!” ucap Patriark Yuan Kai seraya menggeleng-gelengkan kepala. Beberapa kode yang tertulis pada bagian arca pahlawan memang terlihat memudar karena terkikis usia. “Paman! Lihat itu!” Zhou Fu menunjuk ke sebuah batu besar yang berisi ukiran tulisan yang menurut Raja Jo Sun, itu adalah sejarah singkat bagaimana negeri Yeongsan bisa tersegel dan hilang dari peta. Patriark Yuan Kai sedikit melotot ketika menemukan sebuah papan batu yang berisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Penguasa Benua Timur   205 - Lubang Zuchun

    Semua orang menoleh ke arah Panglima Yeongjo yang tengah membuka balutan perban kain di telapak tangannya. “Dengan pusaka ini, kau memiliki ruang penyimpanan yang besar di dalam tubuhmu! Kau bahkan bisa menyimpan kapal di dalamnya, tentu semua bergantung dengan seberapa besar energi di dalam tubuhmu!” ujar Panglima Yeongjo seraya menunjukkan sebuah lingkaran yang menganga di telapak tangannya. “Lihat ini!” pekik Panglima Yeongjo seraya menghadapkan lingkaran di telapak tangannya ke arah papan lukisan Shufashen. Seketika, papan batu tersebut seolah lenyap dari pandangan. “Nah, benda itu sekarang telah tersimpan di tanganku!” ucapnya lagi dengan penuh keyakinan. “Bagaimana bisa?” Patriark Yuan Kai yang baru pertama kali menjumpai hal aneh tersebut, merasa jika apa yang ia lihat nyatanya cukup ajaib untuk dipercaya. “Apakah kau yakin benar-benar menyimpannya? Jangan-jangan, kau baru saja menghilangkan benda berharga kami, Panglima!” “Nah kalau begitu, lihat ini!” Panglima Yeongjo terli

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Penguasa Benua Timur   206 - Ritual Pemasangan Zuchun 1

    Satu minggu setelah penemuan Shufashen yang pertama… Negeri Yeongsan perlahan-lahan telah kembali mendapatkan kedamaiannya. Sisa-sisa kekacauan peperangan telah diperbaiki dengan sangat cepat oleh pemerintah yang dibantu dengan sukarela oleh masyarakat. Sebuah gambaran dari negeri yang makmur di mana antara masyarakat dan pemerintahannya bergerak seirama dengan mengutamakan kedamaian bersama. “Pantas saja Dewa mengirimkan hadiah berupa keberadaan Roh Suci di negeri ini!” ucap Patriark Yuan Kai di siang itu, ketika ia turut membantu warga Yeongsan dalam membangun kembali Terowongan Malam yang sebelumnya telah hancur. “Cih! Siapa yang menyangka jika Roh Suci yang dihadiahkan kepada Negeri Yeongsan ternyata justru diambil alih oleh warga yang bukan berasal dari negeri ini! Ha ha ha, sungguh sebuah ironi yang patut ditertawakan!” tukas Panglima Yeongjo yang juga tengah bersama-sama melakukan perbaikan Terowongan Malam. “Ironi katamu? Ingat, tanpa strategi yang kulakukan, Distrik Tengah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Penguasa Benua Timur   207 - Ritual Pemasangan Zuchun II

    Ketika Panglima Yeongjo meresapi ucapan dari Patriark Yuan Kai, ia baru menyadari jika pendekar di depannya itu sejatinya sedang mengolok-olok perbedaan kualitas wajahnya dengan wajah rupawan yang dimiliki Zhou Fu. “Pendekar sialan! Kita harus berduel jika ada kesempatan!” pekik Panglima Yeongjo seraya mengepalkan dua tangannya dengan posisi seperti memukul. “Ha ha ha, kau bahkan hendak mendaftar menjadi murid dari muridku! Bagaimana bisa seorang murid dari muridku ingin menantang duel?!” “Hassh…! Kalian ini berisik sekali! Sewaktu aku semuda kalian, aku bahkan bisa bekerja dengan lebih baik dari kalian berdua!” pria sepuh yang berada di dekat Panglima Yeongjo terlihat menggeleng-gelengkan kepala kesal, pria sepuh itu pun pergi mencari tempat yang lebih tenang. “Daripada mengganggu ketenangan di sini, ayolah, Panglima, saya sudah siap menerima pusakan Zuchun!” pinta Zhou Fu setengah memaksa. “Haah, baiklah. Lebih baik bersamamu ketimbang bersama dengan pendekar sialan seperti dia!

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Penguasa Benua Timur   208 - Rahasia Pusaka Zuchun

    Ritual pemasangan Pusaka Zuchun pun kembali dilakukan. Panglima Yeongjo merapal beberapa mantra yang tak begitu diketahui oleh Zhou Fu, sementara Zhou Fu mempersiapkan mengalirkan tenaga dalam untuk dimuarakan ke sisi telapak tangan kirinya. Tempat di mana dia ingin menempatkan pusaka Zuchun di tubuhnya. Setelah beberapa saat berselang, ketika Panglima Yeongjo merasakan getaran tenaga dalam di telapak tangan Zhou Fu telah memusat, ia menarik napas dalam dan memberi aba-aba pada Zhou Fu untuk menyatukan ke dua tangannya dengan tangan Panglima Yeongjo. “Fu’er, sekarang!” Zhou Fu segera mengangkat dua tangannya dan menyatukan telapak tangannya pada telapak tangan Panglima Yeongjo. Saat itu, ia benar-benar yakin jika hari itu akan menjadi hari di mana dia berhasil mendapatkan pusaka Zuchun di tangannya. Ketika dua tangan Zhou Fu menyatu dengan tangan Panglima Yeongjo, terjadi sebuah penyelarasan energi beberapa saat. Hal tersebut menjadi pertanda baik karena di hari-hari sebelumnya, pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Penguasa Benua Timur   209 - Pertandingan Catur

    “Jang Mi! Ah, Maksudku, Putri Misil… Aku sudah menghabiskan hampir separuh kudapan yang kau bawa! Ayo lekas katakan maksud dari ucapanmu barusan!” Terlihat, Panglima Yeongjo memang melahap kudapan yang dibawa Putri Misil dengan tergesa-gesa, seolah, pria itu ingin segera menghabiskan makanan tersebut sehingga Putri Misil tak memiliki alasan untuk tak segera bercerita. “Ya, Jang Mi, katakanlah! Tak peduli siapa yang salah di antara kami, aku hanya ingin mengetahui kebenaran yang kau simpan!” Zhou Fu turut melahap buah-buahan dan kudapan yang ada di depan matanya. Dengan begitu, Putri Misil tak lagi memiliki alasan untuk menunda bercerita. “Baiklah,” tutur Putri Misil memulai percakapan. “Panglima Yeong, harap Panglima Yeong ingat jika Pusaka Zuchun bukanlah pusaka yang bisa dimiliki oleh sembarang orang. Dia bukan pusaka yang bisa direbut oleh orang lain! Terkait mengapa Kakak Zhou gagal menerima pusaka itu, tentu semuanya adalah kesalahan dari Panglima Yeong sendiri.” Sejenak, Pang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Penguasa Benua Timur   210 - Perwira Tinggi Permainan Catur

    Bidak-bidak telah tertata rapi di tempat mereka masing-masing. Putri Misil mendapat giliran pertama melangkah, gadis itu memajukan satu bidak tengahnya untuk menjaga wilayah sentrum. Melihat langkah pertama Putri Misil, Panglima Yeongjo mengangguk-angguk sejenak, ia segera tahu jika Putri Misil memang memiliki pengetahuan yang bagus dalam permainan catur. “Nah, jangan kira karena kau telah menjaga petak sentrum, kau akan memimpin permainan, Jang Mi! Hati-hati, aku pandai membalikkan keadaan!” Panglima Yeongjo memberi peringatan pada Putri Misil sebagaimana pria itu memang kerap memenangkan permainan bahkan setelah musuh merasa unggul segala-galanya. “Saya terima peringatan itu, Panglima Yeong. Harap Panglima juga berhati-hati melangkah, karena kekalahan acapkali diawali oleh kesombongan!” jawab Putri Misil dengan satu senyuman ramah, ia lantas membalas langkah-langkah bidak lawan. Karena baru pertama kali melihat permainan catur, Zhou Fu mengamati dua bidak pemain dengan cukup seriu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status