Home / Romansa / My Possessive Sugar Daddy / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of My Possessive Sugar Daddy: Chapter 1 - Chapter 10

152 Chapters

First met.

(The English version are available now! Just find it on your app by insert the title or the author's name on search bar. Thank youuu!) Seorang gadis kecil bertubuh mungil baru saja tersadar dari tidurnya. Suhu air conditioner di dalam ruangan sepertinya terlalu rendah sehingga membuat tubuh polosnya sedikit kedinginan. Saat dia merasakan sebuah tangan kekar masih melingkar di atas perutnya, barulah dia menyadari jika dia masih berada di dalam apartemen seseorang. Dia memutar tubuh dan menghadap ke arah seseorang yang selama satu tahun belakangan menjadi teman dekatnya. Lebih tepatnya, seorang pria dewasa yang tidak lain adalah sugar daddy-nya. Dominic Ethan Louis. "Dad ... Dad, wake up!" Gadis itu menepuk pipi Dominic dengan lembut. Wajah tenang dan damai Dominic selalu sayang untuk diganggu. Tapi gadis itu tidak punya pilihan lain karena jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Hmmmhhhh," geram Dominic seraya berusaha membuka kedua kelopak matanya yang masih tera
Read more

A stolen kiss

Dominic terbangun entah berapa jam kemudian. Kepalanya sangat pusing, rasanya seperti baru selesai naik roller coaster. Ternyata tidur tidak menyelesaikan masalah. "Arrgghhhhh ...." Dia bangun sambil memegangi kepalanya. Sakit sekali. Bersusah payah dia berdiri dari kasur. Sempoyongan dan hampir saja terjatuh kalau tidak berpegangan pada dinding. Dia sukses masuk ke kamar mandi tanpa terjatuh. Berendam di bath tub sampai rasa pusing di kepalanya hilang. Setelah kesadarannya pulih, dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah kalah pada alkohol. Ngomong-ngomong kenapa harus sampai mabuk begini hanya gara-gara perempuan gila itu? Menghabiskan waktu saja. Dia mengeluh sendiri. Setelah selesai mandi, dia keluar hanya dengan memakai handuk. Untungnya pelayan club selalu membersihkan kamarnya. Sehingga jika sewaktu-waktu dia datang, dia tidak perlu kerepotan dengan segala urusan domestik. Niatnya sih ingin menuju lemari, namun mata Dominic langsung menyipit me
Read more

Random night.

"Oh ya?" Benar kan? Dominic sudah gila. Kenapa dia sangat bangga mendengar pengakuan gadis kecil itu? Mengapa rasanya sangat senang menjadi yang pertama menyicipi bibir tipisnya yang begitu memabukkan. Iya. Memabukkan. Dom tidak munafik. Entah kapan dia terakhir berciuman. Mungkin saat pemberkatan pernikahan paksa nya dengan Reina? Ah, kalau itu termasuk dalam kategori ciuman, tapi kenapa dia sama sekali tidak merasakan seperti apa yang dia rasakan barusan? Getaran-getaran dan detak jantung yang meletup-letup saat lidah mereka saling terpaut. Hawa panas menjalari tubuh Dom kala gadis itu menatapnya tajam penuh rasa kecewa. Dia merasa tertantang ingin mencoba lagi. Apalagi posisi tubuh Dom sekarang berada di atas gadis yang belum dia ketahui namanya itu. "Jadi, bagaimana rasanya? Apa itu membuat kamu berdebar sama seperti saya sekarang?" "E ... eh?" Dominic menurunkan wajahnya lagi. Mencoba peruntungan apakah gadis itu masih mau dicium
Read more

Rejected.

Dominic terdiam saat singa kecil itu memeluknya tanpa beban, alias karena kemauannya sendiri. Seluruh tubuh kecil mungil itu kini menempel padanya. Terutama gundukan yang sedari tadi menguji iman Dom. Pria itu menahan napasnya saat Chalondra merebahkan kepalanya di dada bidang Dom. "Om yang semangat ya. Semoga masalahnya dengan istri cepat selesai. Ingat Om, mabuk-mabukan itu nggak baik untuk kesehatan. Jangan jadikan minum sebagai pelarian." Dominic menyentuh bahu Chalondra dan sedikit mendorongnya agar dia bisa menatap wajah anak singa itu. "Memangnya saya ngomong apa saja pas mabuk?" "Om bilang istri Om selingkuh, terus ketahuan media dan reputasi Om jadi jelek. Memangnya Om orang terkenal ya?" tanya Cha polos. "Menurut kamu tempat ini besar nggak?" "Tempat ini? Club ini maksud Om?" Dominic mengangguk. "Iya. Kata temenku ini salah satu club terbesar dan terkenal di Jakarta." "Kalau saya adalah yang punya club
Read more

Deal!

Dua minggu berselang setelah peristiwa aneh itu terjadi, Chalondra berusaha menjalani hidupnya seperti biasa. Layaknya anak yang baru lulus SMA dan sedang giat-giatnya ikut les sebelum mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi. Walau pun berasal dari keluarga yang berada, ibunya selalu mengajarkan mereka kesederhanaan. Seperti tetap ikut jalur umum untuk masuk ke universitas.   Namun Chalondra tidak bisa menyangkal bahwa ada yang kosong di dalam dirinya. Mungkin hatinya? Entah lah. Bayang-bayang kejadian malam itu masih selalu terlintas di pikirannya. Ciuman pertamanya yang sudah dicuri seorang laki-laki beristri dan sentuhan-sentuhan mematikan itu. Semuanya masih menari-nari dalam ingatannya, bahkan segala rasanya pun masih bisa dia rasakan, seperti baru terjadi kemarin. Terlalu nyata untuk sesuatu yang sudah berlalu hampir dua minggu lamanya.   Gadis polos seperti Chalondra, yang belum pernah mengenal cinta, atau ketertarikan dengan lawan je
Read more

Tidak sekarang.

EPS 6. FIRST TOUCH. Begitulah kesepakatan mereka terjadi. Chalondra, gadis kecil yang baru pertama kali merasakan getaran aneh terhadap lawan jenis itu membuat sebuah keputusan yang cukup berani, yaitu menjadi Sugar Baby seorang om-om beristri seperti Dominic. Jika ditanya kenapa dia mau? Chalondra akan menjawab untuk saat ini dia memang nyaman saat bersama pria dewasa itu. Tidak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti dia bosan, mengingat sifatnya yang masih labil, dia akan melepaskan diri dari Dominic. Jadi dia tidak terlalu ambil pusing. "Jadi, bagaimana perjanjiannya? Aku harus ngapain, Om?" "Tugas pertama kamu sebagai sugar baby saya, temani saya tidur sebentar. Saya capek, Cha. Kamu tau nggak setiap hari saya datang ke sini dari jam tujuh sampai jam sebelas malam cuma untuk nungguin kamu ..." Dominic masih menggendong Cha di atas pahanya. Tapi itu tidak membuatnya kesusahan untuk menggeser posisi mereka ke tengah-tengah kasur. Dominic merebahkan tubuh
Read more

Meet Reina.

Pertemuan kedua Chalondra dengan sang sugar daddy mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Dia seakan mendapat asupan energi seratus kali lipat yang membuat dirinya kembali bersemangat. Padahal sebulan terkahir dia persis mayat hidup yang seakan mati segan hidup tak mau. Malam itu mereka tidur bersama untuk yang kedua kalinya. Gadis itu memang sudah ijin ke ibunya akan menginap di rumah sahabatnya, Heidy. Ibunya sama sekali tidak khawatir karena Heidy juga lumayan dekat dengan keluarga mereka. Chalondra diantar Dominic ke rumah Heidy tepat jam lima pagi, seperti bulan yang lalu. Mereka melewati malam yang sangat panjang. Bertukar cerita untuk saling mengenal satu sama lain. Sesekali berciuman panjang dan saling menggoda dengan sentuhan-sentuhan yang intim. Tentu saja masih dalam batas yang wajar. "Jadi fix ya, Rabu malam, dan Sabtu malam. Saya akan kabari tempatnya..." Dominic mengingatkan kembali kesepakatan mereka sebelum Chalondra turun dari mobil
Read more

Berkah arisan.

Chalondra dan Dominic saling melempar tatapan sekilas. Hanya beberapa detik. Kemudian Chalondra ikut tersenyum mendengar ucapan ibunya terhadap Reina. "Ini suamiku, Tan. Tante belum pernah ketemu kan?" Reina menarik Dominic untuk dikenalkan pada Amber. Amber dan Chris memang tidak hadir di acara pernikahan putri temannya itu. Waktu itu mereka ada keperluan di luar negeri. Dan di hari-hari berikutnya pun mereka belum pernah bertemu lagi. Reina pun bisa dibilang hampir tidak pernah ikut arisan. Sangat jarang. Mungkin bukan kebiasaannya. Dominic tentu tau apa yang harus dia lakukan. Memberi salam pada wanita yang jelas sekali sudah dia kenal. Dia adalah istri pengusaha Chris Ellordi, ibu dari gadis kecil yang saat ini sedang berusaha menghindari tatapannya, Chalondra.  "Dominic, Tante..." "Wahh, kamu tampan sekali. Kalian pasangan yang serasi." Amber memuji. Tanpa sadar, gadis kecil yang ada di sebelahnya semakin patah hati mendengar pujian ibunya.
Read more

Rencana.

Sampai hari ini, Dominic masih memandangi tangan kanannya seperti orang bodoh. Tangan lebar dan besar yang sudah dijadikan Chalondra sebagai objek pemuas nafsunya kemarin siang. Haaaahhh, bisa-bisanya gadis kecil itu memanfaatkannya untuk mencari kepuasan sendiri? Tidak melibatkan Dominic, sama sekali! Juniornya merasa terlecehkan! Bisa-bisanya kalah sama tangan!"Ddd... dad..." Dominic masih mengingat jelas raut wajah dan tatapan sendu Chalondra saat gadis itu mencapai klimaksnya sendiri dengan menggesek-gesekkan miliknya di tangan Dominic. Sangat seksi dan membuat gairah pria itu naik . "Apa, Chalondra? Enak?" ejek Dominic yang mengetahui ini adalah hal baru bagi sang sugar baby. Lihatlah, bibir seksinya itu sedikit digigit, minta ditarik saja."Daddd... jangan ngejek. Aku kan masih baru kayak gini.""Iya, Chalondra, Sayang. Saya ngerti kok. Makanya saya tanya, enak?"Chalondra mengangguk pelan. Kedua tangannya masih menggantung di leher Do
Read more

Cuma kenalan.

Hanya berbekal nomor ponsel Chalondra, teman Dominic yang ahli di bidang IT bisa melacak keberadaan gadis kecil itu lewat GPS ponselnya. Dominic sudah berganti pakaian menjadi setelan santai, berupa kaos putih oblong dan jogger pants. Tidak lupa dia memakai topi untuk menutupi setengah wajahnya. Dia mendatangi mall tempat Chalondra dan Heidy shopping. Tadi dia pamit kepada Marcus dan terang-terangan mengatakan ingin kencan. Dia dan Marcus memang dekat. Tidak ada rahasia di antara mereka. Tapi kali ini Dominic masih ingin merahasiakan identitas Chalondra, mengingat gadis itu adalah putri kompetitor terbesar mereka. Dominic tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak penting."Dasar Head Manager tidak tau diri." Marcus mengejek anaknya saat berpamitan. "Papa mau pengganti Reina kan? Jangan protes.""Kau selalu bilang Reina selingkuh. Nyatanya kau juga, Nak. Papa tidak pernah mengajarimu berbuat curang seperti itu."Dominic menarik napas kecil.
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status