Share

A stolen kiss

Penulis: Oot
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dominic terbangun entah berapa jam kemudian. Kepalanya sangat pusing, rasanya seperti baru selesai naik roller coaster. Ternyata tidur tidak menyelesaikan masalah.

"Arrgghhhhh ...." Dia bangun sambil memegangi kepalanya. Sakit sekali. Bersusah payah dia berdiri dari kasur. Sempoyongan dan hampir saja terjatuh kalau tidak berpegangan pada dinding.

Dia sukses masuk ke kamar mandi tanpa terjatuh. Berendam di bath tub sampai rasa pusing di kepalanya hilang. Setelah kesadarannya pulih, dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah kalah pada alkohol. Ngomong-ngomong kenapa harus sampai mabuk begini hanya gara-gara perempuan gila itu? Menghabiskan waktu saja. Dia mengeluh sendiri.

Setelah selesai mandi, dia keluar hanya dengan memakai handuk. Untungnya pelayan club selalu membersihkan kamarnya. Sehingga jika sewaktu-waktu dia datang, dia tidak perlu kerepotan dengan segala urusan domestik.

Niatnya sih ingin menuju lemari, namun mata Dominic langsung menyipit melihat ada sesuatu yang sedikit aneh di pojok pintu.

Bukankah itu manusia? Pikirnya.

Dia melangkah untuk memastikan 'sesuatu' itu apakah benar-benar manusia. Dan ...

Mata Dominic langsung membesar saat menyadari 'sesuatu' itu ternyata seorang gadis. Oh My God!! Apa tadi malam saya membawa seorang wanita ke sini?? Apa kami melakukan hal yang tidak-tidak?? Oh tidak!! Batinnya ketakutan.

Dominic melihat seluruh pakaian gadis itu masih lengkap. Tidak ada bekas sobekan atau apa pun yang menunjukkan kalau dia sudah menyerang wanita itu dalam keadaan mabuk semalam. Semuanya aman. Hanya saja wajahnya sedikit kacau. Mascara dan bedaknya sudah luntur akibat ... air mata?

Kenapa dia menangis sampai matanya membengkak seperti ini? Apakah saya melakukan sesuatu tanpa sadar? Pikir Dom lagi.

"Dek ... hei bangun!" Dominic menyentuh lengan gadis itu dengan cukup hati-hati.

Tidak ada respon. Dominic mengguncang sedikit lebih kencang pun tidak ada pergerakan.

Kemudian pria itu melewatkan satu jarinya ke bawah hidung si gadis. Tidak ada aliran udara sama sekali.

Dia pingsan? Astaga!! Apa yang harus diaA lakukan??

Tentu saja, berpakaian!!

Pria bertubuh besar dan berotot itu berlarian ke seluruh penjuru kamar. Mengambil kaos yang ada di lemari dan juga celana training. Kemudian dia mengangkat gadis itu ke atas kasur dan membetulkan posisi supaya rok mininya tidak tersingkap.

Dom menelepon pihak club dan meminta seseorang datang untuk membawa kotak P3K.

Sambil menunggu pesanannya, Dominic memandangi wajah pucat gadis yang sedang tergeletak di atas kasurnya. Ini anak sepertinya masih remaja. Ngapain dia di tempat seperti ini? Batinnya.

"Tok ... tok ... tok ...." suara ketukan pintu terdengar. Dominic langsung bergegas. Dia membuka sedikit pintu. Tidak ingin ada yang tau kalau ada perempuan di dalam kamarnya. Dia tidak ingin ada yang menebar gosip tidak penting.

"Ini kotak P3K-nya, Tuan Dom." Entah kenapa pihak club harus mengirim perempuan dengan baju kurang bahan ini. Dikira Dom ingin main perempuan kah?

"Terimakasih." Dominic mengambil kotak itu dan ingin segera menutup pintu. Namun wanita itu menahan pintu dengan salah satu tangannya.

"Barangkali Tuan Dom ingin dibantu mengobati lukanya?" tawarnya dengan suara seksi dan mendesah.

"No, thank's ...." Dominic menutup pintu dengan paksa dan langsung menguncinya. Sekujur tubuhnya merinding jijik melihat wanita itu.

Oke, kembali ke kasur, pikirnya.

Dia mencari-cari minyak angin di kotak P3K. Ketemu!! Dia pun mengoleskan cairan itu ke bagian atas bibir gadis itu.

Usaha Dom berhasil. Gadis itu segera menggeliat. Dahinya berkerut dan wajahnya bergerak-gerak merespon aroma minyak kayu putih.

Dominic lega. Dia belum mati. Setidaknya masalah tidak jadi menghampirinya.

"Kamu sudah sadar?" tanya Dominic pelan. Namun membuat gadis itu spontan berjingkat dari posisi tidur jadi terduduk.

"Om!! Om apain sayaa!!!!" dia spontan menyilangkan tangannya di dada. Lagi-lagi memori beberapa jam yang lalu terngiang di kepalanya.

Dahi Dominic berkerut. Kenapa gadis ini seperti ketakutan? Pikirnya.

"Saya nggak ngapain-ngapain kamu. Kamu yang ngapain di kamar saya?" Nada suara Dominic masih rendah. Dia sadar gadis itu masih belia. Mungkin tidak baik jika berbicara terlalu kasar.

"Ngapain Om bilang??? Om yang menarik ... hiksssss ... Om yang menarik saya kemariiiii huaaaaaaa!! Mama papa saya pasti udah nyariin saya!!" Gadis itu menangis tersedu-sedu di atas lututnya. Melihat pria yang bangun-bangun malah lupa ingatan membuat kesedihannya semakin menjadi. Sial sekali rasanya menjadi tawanan orang mabuk tapi setelah sadar malah tidak ingat apa-apa.

"Sa ... saya yang bawa kamu ke sini? Gi ... gitu? Tapi ... tapi ... saya nggak apa-apain kamu kan?" Dominic tergugup. Benarkah dia yang membawa anak kecil itu kemari? Dimana akal sehatnya?

Gadis itu masih menangis saja, tidak berkenan menjawab pertanyaan Dominic.

"Nama kamu siapa? Kamu punya nomor telepon orang tua kamu kan? Biar saya coba telepon."

Tak ada sahutan.

"Lagian kamu ngapain masuk ke sini? Ini hanya tempat untuk orang dewasa. Kamu sepertinya masih anak SMA."

"Itu urusan saya! Om nggak usah kepo! Sekarang saya mau pulang!"

Dominic melirik jam di dinding. Sudah pukul satu dini hari.

"Tapi ini sudah jam satu pagi. Kamu bahaya kalau pulang sendiri. Biar saya antar."

Anak gadis itu tidak mempedulikan Dominic. Dia memakai sepatu yang tadi sempat dibuka oleh pria itu. Siall! Apakah sewaktu menggendongku dia curi-curi kesempatan melihat isi rokku? Tanya gadis itu di dalam hati.

"Jangan lewat pintu depan, nanti orang-orang mengira kita ada apa-apa."

Gadis itu tiba-tiba menoleh dengan wajah penuh amarah. "Om memang pantas diselingkuhin!! Om memang sepertinya tidak bertanggungjawab sama istri Om, makanya istri Om selingkuh!! Lihat aja, yang bawa saya ke sini itu siapa? Om kan??! Sekarang Om takut orang-orang melihat saya keluar dari kamar ini. Om memang pengecut!! Saya doakan istri Om sadar dan segera ceraikan Om!!"

Dominic melongo. Apakah baru saja seorang anak kecil mengucapkan sumpah serapah kepadanya? Lagian, dari mana gadis itu tahu perihal istrinya yang selingkuh?? Apakah dia sudah meracau tanpa sadar saat mabuk?? Dan apa katanya? Pengecut?? Wooahhhhhhhh!

"Kamu tau apa makanya bisa bilang saya pengecut? Memangnya kamu yang ada di posisi saya?" Dominic meladeni omelan gadis yang sedang berkacak pinggang di hadapannya.

"Pokoknya Om pengecut! Ada masalah larinya ke alkohol! Bukannya diselesaikan sama istri! Kemarin juga Om bilang kalau Om bawa saya ke kamar ini karena lihat istri Om sama selingkuhannya. Om mau nunjukin ke istri Om kalau Om juga bisa kayak istri Om. Apa-apaan itu?? Apakah orang dewasa selalu menyelesaikan masalah dengan masalah baru??? Asal Om tau ya! Kalau saya terseret dalam rumah tangga Om, saya nggak akan tinggal diam. Saya nggak mau disangka simpanan laki-laki semacam Om!!"

"Semacam apa maksudmu!!??"

"Ya semacam Om, lah! Nggak gentleman!!"

"Tau apa kamu, dasar anak kecil!" Dominic tanpa sadar menyentil kening gadis itu dengan cukup keras. Hei! Apa-apaan itu? Kenapa tubuhnya cepat bereaksi atas gadis kecil ini? Dia juga tanpa sadar sudah gemas dengan cara gadis itu menyerocos terhadapnya.

"Awwww!! SAKITT!! Kaaaaaaannnnn!!! Saya bilang juga apaa, Om itu jahattt!!!! Huuuhuhuuuuuuu ...."

Mungkin sentilan Dominic terlalu keras dan membuat gadis itu benar-benar merasa perih. Saat dia mengomel lagi matanya berkaca-kaca dan hampir menangis.

"Aduh, maaf maaf, saya nggak sengaja. Habisnya kamu kebanyakan bicara!!" Dominic membentak sambil menarik kepala gadis itu supaya mendekat.

"Mau diapain lagi! Awasss!!!"

"Hehh anak kecil diam!!"

Gadis itu meringis dalam diam. Membiarkan Dominic melakukan apa pun itu di keningnya yang memerah. Paling ditiup, pikirnya. Tapi ...

CUP!!

Mata gadis itu terbelalak. Om-om itu menciumnya!! MENCIUMNYA!!

"IIIIIIHHHHHHHHH!!! KENAPA DICIUMM??!!!" teriaknya histeris sambil cepat-cepat menepis bekas bibir Dominic di keningnya. Seolah-olah dia akan terkena penyakit kulit jika tidak segera membersihkannya.

"Sudah nggak sakit kan?"

"APANYA YANG NGGAK SAKIT! OM ITU SEMBARANGAN YA NYIUM-NYIUM!!"

Dominic merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Kenapa dia semakin tertarik dengan gadis kecil ini? Rasanya teriakan yang meledak-ledak itu terdengar begitu merdu di telinga Dominic. Berbeda dengan suara Reina, istrinya. Sehalus dan se lembut apa pun itu, malah terdengar seperti radio rusak di telinganya.

"Kamu mau diam nggak? Nanti saya cium yang lain loh!"

Gadis itu langsung bungkam. Tapi kutukannya masih berlanjut di dalam hati.

"Ini sudah jam satu pagi. Apa orang tua kamu tidak akan marah kalau kamu pulang jam segini?"

....

"Hei ...." Dominic mencolek lengan gadis itu.

"Kamu ke sini dengan siapa? Coba hubungi mereka. Siapa tau mereka masih di sini."

....

"Sekarang kamu mendadak bisu, heh?"

"Tadi disuruh diam. Sekarang diajak ngobrol lagi. Benar deh ya! Om itu pantas diselingkuhin. Om plin-plan dan pasti nggak bisa buat keputusan. Biar Om tau ya, perempuan paling nggak suka dengan laki-laki yang plin-plan. Biasanya laki-la___"

Bibir gadis itu langsung dibungkam oleh bibir Dominic yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Gila! Gila! Gila! Kenapa dia sangat bernapsu melihat bibir tipis itu mengoceh dan memaki-makinya?? Bukannya sakit hati, Dominic justru merasa lucu dan itu menimbulkan gelanyar aneh dalam dirinya. Apakah anak kecil itu sedang mengajarinya tentang bagaimana menjadi seorang pria? Dominic tertawa di dalam hati.

"Hmmppphhh ...."

Dominic tidak membiarkan gadis itu melepaskan pagutan bibir mereka. Dom menyesap semua inci bibir dan mendesak lidahnya ke dalam rongga mulut wanita itu. Dan hal yang paling disukai Dom sekarang adalah, dia sedang memeluk anak kecil itu dengan posesif tepat di pinggang dan tengkuknya.

Gadis itu melakukan perlawanan secara terus menerus sampai tenaganya habis. Sampai pukulan-pukulannya melemah dan tubuhnya terkulai dalam pelukan pria berdada bidang tersebut. Otaknya sudah korslet. Penolakannya seakan bertolak belakang dengan debaran jantungnya.

Ini pertama kalinya dia berciuman dan ... ternyata rasanya seperti ini. Dua bibir yang sama-sama kenyal menyatu. Lidah pun saling bertabrakan dan saling membelit. Sensasinya kini menimbulkan rasa geli di beberapa titik tubuh gadis itu. Terutama bagian bawahnya. Rasanya ... dia mulai basah.

Dominic menyadari gadis itu sudah pasrah. Memanfaatkan kesempatan, dia memutar posisi sehingga gadis itu kembali terjerembab di kasur. Lidah mereka sudah terpisah dan Dominic merangkak ke atas tubuh gadis itu serta mensejajarkan wajah mereka.

"Jangan pulang. Di sini saja sampai pagi."

BUKKK!!

Satu pukulan keras mendarat di dadanya. Kaos oblongnya mencetak bekas kepalan tangan gadis itu.

"OM BUKAN CUMA NGGAK GENTLEMAN. OM JUGA BRENGSEK! ITU CIUMAN PERTAMA SAYA OM!!!!!!"

*****

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Riana aja
wkwkwkk.. sampai dsini sangat lucu dan menghibur hati
goodnovel comment avatar
Nita Nita
knp bahasanya agak kaki y
goodnovel comment avatar
Tarra
mulai membaca,menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Possessive Sugar Daddy   Random night.

    "Oh ya?" Benar kan? Dominic sudah gila. Kenapa dia sangat bangga mendengar pengakuan gadis kecil itu? Mengapa rasanya sangat senang menjadi yang pertama menyicipi bibir tipisnya yang begitu memabukkan. Iya. Memabukkan. Dom tidak munafik. Entah kapan dia terakhir berciuman. Mungkin saat pemberkatan pernikahan paksa nya dengan Reina? Ah, kalau itu termasuk dalam kategori ciuman, tapi kenapa dia sama sekali tidak merasakan seperti apa yang dia rasakan barusan? Getaran-getaran dan detak jantung yang meletup-letup saat lidah mereka saling terpaut. Hawa panas menjalari tubuh Dom kala gadis itu menatapnya tajam penuh rasa kecewa. Dia merasa tertantang ingin mencoba lagi. Apalagi posisi tubuh Dom sekarang berada di atas gadis yang belum dia ketahui namanya itu. "Jadi, bagaimana rasanya? Apa itu membuat kamu berdebar sama seperti saya sekarang?" "E ... eh?" Dominic menurunkan wajahnya lagi. Mencoba peruntungan apakah gadis itu masih mau dicium

  • My Possessive Sugar Daddy   Rejected.

    Dominic terdiam saat singa kecil itu memeluknya tanpa beban, alias karena kemauannya sendiri. Seluruh tubuh kecil mungil itu kini menempel padanya. Terutama gundukan yang sedari tadi menguji iman Dom. Pria itu menahan napasnya saat Chalondra merebahkan kepalanya di dada bidang Dom. "Om yang semangat ya. Semoga masalahnya dengan istri cepat selesai. Ingat Om, mabuk-mabukan itu nggak baik untuk kesehatan. Jangan jadikan minum sebagai pelarian." Dominic menyentuh bahu Chalondra dan sedikit mendorongnya agar dia bisa menatap wajah anak singa itu. "Memangnya saya ngomong apa saja pas mabuk?" "Om bilang istri Om selingkuh, terus ketahuan media dan reputasi Om jadi jelek. Memangnya Om orang terkenal ya?" tanya Cha polos. "Menurut kamu tempat ini besar nggak?" "Tempat ini? Club ini maksud Om?" Dominic mengangguk. "Iya. Kata temenku ini salah satu club terbesar dan terkenal di Jakarta." "Kalau saya adalah yang punya club

  • My Possessive Sugar Daddy   Deal!

    Dua minggu berselang setelah peristiwa aneh itu terjadi, Chalondra berusaha menjalani hidupnya seperti biasa. Layaknya anak yang baru lulus SMA dan sedang giat-giatnya ikut les sebelum mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi. Walau pun berasal dari keluarga yang berada, ibunya selalu mengajarkan mereka kesederhanaan. Seperti tetap ikut jalur umum untuk masuk ke universitas. Namun Chalondra tidak bisa menyangkal bahwa ada yang kosong di dalam dirinya. Mungkin hatinya? Entah lah. Bayang-bayang kejadian malam itu masih selalu terlintas di pikirannya. Ciuman pertamanya yang sudah dicuri seorang laki-laki beristri dan sentuhan-sentuhan mematikan itu. Semuanya masih menari-nari dalam ingatannya, bahkan segala rasanya pun masih bisa dia rasakan, seperti baru terjadi kemarin. Terlalu nyata untuk sesuatu yang sudah berlalu hampir dua minggu lamanya. Gadis polos seperti Chalondra, yang belum pernah mengenal cinta, atau ketertarikan dengan lawan je

  • My Possessive Sugar Daddy   Tidak sekarang.

    EPS 6. FIRST TOUCH. Begitulah kesepakatan mereka terjadi. Chalondra, gadis kecil yang baru pertama kali merasakan getaran aneh terhadap lawan jenis itu membuat sebuah keputusan yang cukup berani, yaitu menjadi Sugar Baby seorang om-om beristri seperti Dominic. Jika ditanya kenapa dia mau? Chalondra akan menjawab untuk saat ini dia memang nyaman saat bersama pria dewasa itu. Tidak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti dia bosan, mengingat sifatnya yang masih labil, dia akan melepaskan diri dari Dominic. Jadi dia tidak terlalu ambil pusing. "Jadi, bagaimana perjanjiannya? Aku harus ngapain, Om?" "Tugas pertama kamu sebagai sugar baby saya, temani saya tidur sebentar. Saya capek, Cha. Kamu tau nggak setiap hari saya datang ke sini dari jam tujuh sampai jam sebelas malam cuma untuk nungguin kamu ..." Dominic masih menggendong Cha di atas pahanya. Tapi itu tidak membuatnya kesusahan untuk menggeser posisi mereka ke tengah-tengah kasur. Dominic merebahkan tubuh

  • My Possessive Sugar Daddy   Meet Reina.

    Pertemuan kedua Chalondra dengan sang sugar daddy mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Dia seakan mendapat asupan energi seratus kali lipat yang membuat dirinya kembali bersemangat. Padahal sebulan terkahir dia persis mayat hidup yang seakan mati segan hidup tak mau. Malam itu mereka tidur bersama untuk yang kedua kalinya. Gadis itu memang sudah ijin ke ibunya akan menginap di rumah sahabatnya, Heidy. Ibunya sama sekali tidak khawatir karena Heidy juga lumayan dekat dengan keluarga mereka. Chalondra diantar Dominic ke rumah Heidy tepat jam lima pagi, seperti bulan yang lalu. Mereka melewati malam yang sangat panjang. Bertukar cerita untuk saling mengenal satu sama lain. Sesekali berciuman panjang dan saling menggoda dengan sentuhan-sentuhan yang intim. Tentu saja masih dalam batas yang wajar. "Jadi fix ya, Rabu malam, dan Sabtu malam. Saya akan kabari tempatnya..." Dominic mengingatkan kembali kesepakatan mereka sebelum Chalondra turun dari mobil

  • My Possessive Sugar Daddy   Berkah arisan.

    Chalondra dan Dominic saling melempar tatapan sekilas. Hanya beberapa detik. Kemudian Chalondra ikut tersenyum mendengar ucapan ibunya terhadap Reina. "Ini suamiku, Tan. Tante belum pernah ketemu kan?" Reina menarik Dominic untuk dikenalkan pada Amber. Amber dan Chris memang tidak hadir di acara pernikahan putri temannya itu. Waktu itu mereka ada keperluan di luar negeri. Dan di hari-hari berikutnya pun mereka belum pernah bertemu lagi. Reina pun bisa dibilang hampir tidak pernah ikut arisan. Sangat jarang. Mungkin bukan kebiasaannya. Dominic tentu tau apa yang harus dia lakukan. Memberi salam pada wanita yang jelas sekali sudah dia kenal. Dia adalah istri pengusaha Chris Ellordi, ibu dari gadis kecil yang saat ini sedang berusaha menghindari tatapannya, Chalondra. "Dominic, Tante..." "Wahh, kamu tampan sekali. Kalian pasangan yang serasi." Amber memuji. Tanpa sadar, gadis kecil yang ada di sebelahnya semakin patah hati mendengar pujian ibunya.

  • My Possessive Sugar Daddy   Rencana.

    Sampai hari ini, Dominic masih memandangi tangan kanannya seperti orang bodoh. Tangan lebar dan besar yang sudah dijadikan Chalondra sebagai objek pemuas nafsunya kemarin siang. Haaaahhh, bisa-bisanya gadis kecil itu memanfaatkannya untuk mencari kepuasan sendiri? Tidak melibatkan Dominic, sama sekali! Juniornya merasa terlecehkan! Bisa-bisanya kalah sama tangan!"Ddd... dad..." Dominic masih mengingat jelas raut wajah dan tatapan sendu Chalondra saat gadis itu mencapai klimaksnya sendiri dengan menggesek-gesekkan miliknya di tangan Dominic. Sangat seksi dan membuat gairah pria itu naik ."Apa, Chalondra? Enak?" ejek Dominic yang mengetahui ini adalah hal baru bagi sang sugar baby. Lihatlah, bibir seksinya itu sedikit digigit, minta ditarik saja."Daddd... jangan ngejek. Aku kan masih baru kayak gini.""Iya, Chalondra, Sayang. Saya ngerti kok. Makanya saya tanya, enak?"Chalondra mengangguk pelan. Kedua tangannya masih menggantung di leher Do

  • My Possessive Sugar Daddy   Cuma kenalan.

    Hanya berbekal nomor ponsel Chalondra, teman Dominic yang ahli di bidang IT bisa melacak keberadaan gadis kecil itu lewat GPS ponselnya. Dominic sudah berganti pakaian menjadi setelan santai, berupa kaos putih oblong dan jogger pants. Tidak lupa dia memakai topi untuk menutupi setengah wajahnya.Dia mendatangi mall tempat Chalondra dan Heidy shopping. Tadi dia pamit kepada Marcus dan terang-terangan mengatakan ingin kencan. Dia dan Marcus memang dekat. Tidak ada rahasia di antara mereka. Tapi kali ini Dominic masih ingin merahasiakan identitas Chalondra, mengingat gadis itu adalah putri kompetitor terbesar mereka. Dominic tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak penting."Dasar Head Manager tidak tau diri." Marcus mengejek anaknya saat berpamitan."Papa mau pengganti Reina kan? Jangan protes.""Kau selalu bilang Reina selingkuh. Nyatanya kau juga, Nak. Papa tidak pernah mengajarimu berbuat curang seperti itu."Dominic menarik napas kecil.

Bab terbaru

  • My Possessive Sugar Daddy   Dari author.

    (Yokk nangis berjamaah duluu hahahaaa.)HAHHH! FINALLYYY TAMAT JUGAAAAAAAAAA. AKU MEWEK NIHH NULISNYA HIKSSSSSSSS :( :(Nggak kerasa M.P.S.D ini sudah menemani kita selama 7 bulan yaaa (Mei-November 2021). Ahhhh, time fliessss.Masih ingat awal-awal aku ngerencanain novel ini, nggak ada persiapan yang matang sama sekali. Cuma mau cek ombak Goodnovel sambil nulis di aplikasi hijau (K.B.M). Karakter Dom dan Cha ini bahkan aku bikin ngalir aja, nggak ngarep banyak. Cover juga hasil crop foto random dari G**gle.TAPI SAMPAI SE-BOOMING INI, hikssss. Aku gak nyangka M.P.S.D sudah membawaku ke tahap ini. Bisa kasih penghasilan, buat namaku sedikit dikenal juga. Bisa bertemu dengan banyak pembaca yang sekarang udah aku anggap kayak saudara :( :(..GAIISSSS MAKASIH YAAAAAAA.WITHOUT YOU I'M NOTHINGGGG. ASLIII.Itu IG-ku yang Ootbaho baru berisi setelah ada Dom-Cha. F

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 32. Fireworks and love (TAMAT)

    "Buruan, B! Pesawat kita sudah mau berangkat!!""Don't push me, J! Siapa suruh kau tidak membangunkan aku!" Setelah menikah, Brandon jadi terbiasa memanggil istrinya dengan sebutan 'J' saja, sama seperti Janice yang memanggilnya dengan 'B'."Siapa suruh kau begadang? Sudah tau kita harus flight pagi!""Shiitt!" Brandon memaki dirinya sendiri yang bisa-bisanya menganggap sepele jam terbang mereka. Berharap tangan dan kakinya bisa bergerak dua kali lebih cepat sekarang. Janice pasti akan menggorok lehernya jika mereka ketinggalan pesawat. Dia tidak ingin diceramahi dua SKS jika tiket mereka hangus dan jika mereka harus beli tiket on the spot yang tentunya jauh lebih mahal.Sepanjang perjalanan Janice hanya diam karena pikirannya tidak tenang. Pergerakan mobil yang sudah sangat maksimal di dini hari tetap terasa begitu lambat baginya. Kenapa di saat genting seperti ini supir pribadi Brandon terkesan tidak lihai dalam membawa mobil?"J, kita tidak akan

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 31. Prepare.

    Keesokan harinya, kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu menghabiskan waktu seharian di hotel. Mereka bercinta, makan, tidur and repeat. Benar-benar menikmati hidup tanpa beban. Tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Baik keluarga maupun pekerjaan.Satu hari ini Janice merasa begitu dimanja oleh Brandon. Laki-laki itu sangat lembut baik dari tutur kata maupun caranya memperlakukan Janice. Sebaliknya, Brandon pun tidak ingin lepas atau jauh-jauh darinya. Persis seperti anak bayi yang ingin selalu berada di samping sang ibu.“I love you.”“I love you too, B. Sudah seratus kali loh ya. Aku bosan mendengarnya.”“What? Berani-beraninya?!” Bukannya tersinggung, Brandon malah menghujani pipi Janice dengan kecupan yang bertubi-tubi. Dia sepertinya sedang merasakan pelipatgandaan cinta setelah mereka resmi menjadi suami dan istri. Bagi Brandon, Janice adalah wanita sempurna yang membuat hidupnya lengkap, utuh dan bahagia. Di

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 30. Gol gol gol!

    Warning 21+ Yang fanatik agama tolong menyingkir, karena bab ini akan membuat anda pusing dang mual. Daripada lapor-lapor, mending sadar diri untuk out. Saya menulis bukan untuk tabungan saya di surga kelak. Paham ya? Buat yang udah nungguin belah duren manten baru, happy reading!! ***** Hari H pernikahan Brandon dan Janice sudah di depan mata. Gedung tempat diselenggarakannya pesta resepsi sudah dipenuhi oleh teman-teman sejawat Brandon dan rekanan bisnis semua keluarga. Keluarga Ellordi, keluarga Richard, keluarga Alexander. Janice dan Brandon benar-benar menjadi raja dan ratu sehari yang tidak berhenti menyapa semua tamu yang datang. Setelah kedua mempelai selesai berdansa, Janice mengganti sepatu pengantinnya dengan sepatu sneakers dengan sol sedikit tebal saat akan turun menyapa para tamu. Setidaknya tinggi tubuhnya bisa mengimbangi tinggi Brandon. Mereka menyapa teman satu sekolah yang memang diundan

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 29. Ziarah.

    "Brandon! Your hand!" Janice bolak-balik geram karena selama proses berganti di dalam kamar, Brandon seperti tidak sabaran ingin memijit betisnya. Sejak pulang dari konferensi pers tadi, pria itu kelihatannya sudah gatal ingin menyentuh tubuh calon istrinya.Brandon tidak perduli pekikan Janice. Dia menarik wanita itu ke atas kasur. Dress mahalnya sudah luluh ke lantai dan memang Brandon sengaja menunggu momen dimana dia hanya mengenakan sepasang pakaian dalamnya."B!""What?!" Brandon membalas seraya menaiki tubuh Janice dengan cara yang seksi."Wajahku masih penuh make-up! Aku mandi dulu, baru lakukan apa yang kau mau!""Tapi ada yang sudah mendesak ingin berdekatan dengan belahan jiwanya. Melihat kharisma mu di sepanjang acara tadi, jiwaku jadi meronta-ronta, Janice.""Kharisma yang bagaimana yang bisa membuat jiwa seseorang meronta-ronta? Aw! Brandon!" Janice memekik lantaran pria itu tanpa permisi menurunkan segitiga pengaman Janice. Da

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 28. Konferensi Pers.

    Konferensi pers yang tadinya digelar hanya untuk klarifikasi hubungan antara Brandon dan Chelsea, nyatanya berubah menjadi konferensi pers besar-besaran karena Richard memutuskan untuk ikut tampil di depan media. Malahan setting tempat yang tadinya direncanakan di Cakrawala, kini berpindah ke kantor Richard, yaitu Rich Textile. Brandon dan Janice langsung saling beradu pandang lewat dinding kaca saat pesan dari Chris masuk ke ponsel mereka berdua, yang menyuruh keduanya untuk segera meninggalkan kantor dan hadir di konferensi pers. “Opa sepertinya ingin mengumumkan kamu sebagai penerus perusahaan.” Brandon menebak saat mereka sedang dalam perjalanan menuju perusahaan Richard. “Aku … dengan tampilan yang seperti ini?” Janice langsung panik karena sekarang dia hanya memakai celana jins berwarna hitam dan kemeja biru muda. Itu juga lengan pendek. Jelek sekali! “It’s oke. Kita ketemu opa dulu. Siapa tau mereka sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu.”

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 27. Janice's Birthday.

    Janice menghembuskan napasnya ke udara bebas. Dia sedang berdiri di balkon dan menikmati udara pukul dua dini hari. Dia tidak bisa tidur. Di antara mereka, hanya Brandon lah yang berhasil terlelap satu jam yang lalu. Dia tidak bisa berhenti memikirkan semua hal. Pernikahan dan tanggung jawab yang baru saja dia emban sebagai penerus keluarga Richard. Dia sempat bertanya secara diam-diam kepada opa-nya, kenapa bukan Dion saja yang mengelola perusahaan? Tapi Richard menjawab kalau Dion sudah mendapat hak-nya, yaitu perusahaan yang ada di Jepang. Dan Dion sendiri yang meminta demikian, karena dia tidak ingin menetap di Indonesia. Sebentar lagi hidup Janice tidak akan sama lagi. Menikah dengan Brandon saja sudah akan membuat statusnya berbeda dengan rekan-rekan di kantornya, apalagi menjadi penerus Richard. Janice tidak tau apakah ini sebuah berkat atau malah sebuah petaka yang akan membawanya ke kehidupan yang serba rumit. "Kau belum tidur?" Tiba-tiba sua

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 26. Pewaris tunggal.

    Notes : Bab ini berisi Brandon-Janice, dan sampai tamat juga akan tentang mereka. Kisah Dom-Cha udah selesai ya gaes, di ige -ku juga udah aku info kalau ekstra part hanya untuk BJ, karena aku ga jadi bikin buku khusus mereka. Kalaupun aku bikin Dom-Cha sesekali, itu buat selingan aja. Jadi, yang ga suka Brandon-Janice, skip aja yaa, thank youu. Happy reading. ***** “Janice … wake up.” Janice merasakan pipinya ditepuk seseorang. Sayup-sayup juga dia mendengar namanya disebut dan orang tersebut menyuruhnya bangun sekarang. Itu suara Brandon. Kedua kelopak mata Janice terbuka dan didapatinya Brandon sedang duduk di tepi kasur. Sudah dengan celana boxer pendek yang menutupi bagian bawahnya. “Sudah sore, Sayang. Kau harus mandi,” ucap Brandon seraya tersenyum manis. “Om dan tante sudah pulang?” “Belum. Mereka sudah langsung ke rumah opa Richard. Dan kita disuruh ke sana sekarang.” Janice spontan terduduk. Selimut ya

  • My Possessive Sugar Daddy   EP. 25. Bermain-main.

    "Kenapa kau sangat perhatian kepada Chelsea?" tanya Janice dengan nada yang sedikit curiga. Matanya memicing kepada Brandon yang duduk di sebelahnya. "What?" Pria itu pun tidak kalah kaget mendengar pertanyaan tunangannya. "Aku tidak salah dengar?" "Hm-m. Kenapa kau sepertinya begitu khawatir akan Chelsea?" ulang Janice seraya menatap Brandon yang sempat sesekali menoleh kepadanya. "Kau cemburu?" "Jelas. Aku tidak suka kau memikirkan wanita lain sampai sebegitunya. Apalagi sampai memikirkan nasib hubungan pertunangannya." Brandon langsung tergelak mendengar Janice yang tidak malu berterus terang. Gadis itu jelas-jelas sedang cemburu buta kepadanya. Ha-ha-ha. Menggemaskan sekali. Padahal tidak ada sedikitpun maksud tersembunyi di balik kekhawatiran Brandon kepada Chelsea. Murni hanya sudut pandang dia sebagai seorang laki-laki yang gentleman. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya melihat ini dari sudut pandang seorang pri

DMCA.com Protection Status