Perih. Saat Dominic tersadar dari tidur panjangnya, dia merasa seluruh wajahnya perih. Sekujur tubuhnya serasa patah tulang. Dia tidak bisa bergerak bahkan hanya untuk sekedar membuka mata. Dia kaku, raganya seakan mati, sama seperti hatinya.Aroma obat-obatan memenuhi penciumannya. Walau netranya masih terpejam, Dom cukup sadar kalau saat ini dia berada di sebuah ruangan rawat inap. Dominic juga lama-lama bisa merasakan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya. Fix, dia memang berada di unit kesehatan yang entah di mana, dia tidak tau.Bagaimana dia bisa berujung di sini? Bukankah tadi siang dia dibuang begitu saja di pinggir jalan? Siapa yang sudah berbaik hati memungut sampah sepertinya?"Argggggghh," desis Dom saat dia merasa pusing kepala yang luar biasa."Kamu sudah sadar, Dom?"Suara itu? Ayahnya??Dominic berusaha membuka kedua matanya. Rasa pegal di sekitaran indera penglihatannya begitu terasa lantaran tadi siang Chris ju
Baca selengkapnya