Katha yang tadinya sibuk menyusun jadwal Kandara untuk bulan depan, jadi berhenti setelah melirik jam di dinding. Sudah hampir jam makan siang, tapi kakaknya itu tidak mengganggunya sama sekali sejak pagi. Ya, meski memang pekerjaan Kandara sedang banyak. Akan tetapi, tidak biasanya Kandara terpaku pada laporan-laporan atau proposal-proposal yang masuk selama itu. “Harus aku cek, nih,” gumam Katha. Dia berdiri dari kursinya, lalu berjalan menuju ruangan Kandara. Dia membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Ketika pintu ruangan terbuka, terlihat sosok Kandara yang benar-benar serius menekkuni berbagai berkas di atas meja. Bahkan berkas-berkas yang menumpuk itu sudah tampak seperti gunung. “Lo tumben kerja nonstop gini,” kekeh Katha sambil mendekat sampai ke depan meja Kandara. Sampai begitu saja, kakaknya itu tidak menoleh. “Ngerjain apa, sih, sampe sibuknya udah kayak presiden aja?” goda Katha sambil melirik berkas yang ada di hadapan Kandara. Itu proposal pe
Read more