Ben meletakkan nampan makan malamnya di meja, matanya menyisir sekitarnya. Sudah hampir satu bulan Ben merasakan ketenangan dalam kehidupan penjaranya. Tidak ada lagi gangguan dari anak buah James, karena sang Pemimpin itu sudah mati di kursi listrik. Mungkin sesekali mereka mendatangi Ben, tapi tidak untuk mencari keributan. Hanya sekedar mengobrol biasa, seolah tidak ada sejarah buruk di antara mereka. Ben tidak heran dengan sikap mereka itu, karena Ben pernah mengalaminya selama 15 tahun.Namun, tidak dengan pria tampan yang duduk di pojokan, menunduk, dan menatap ke nampan makannya yang sudah kosong itu. Sudah hampir sebulan pula ia berada di sini. Seorang mantan pengacara, karena rasa cintanya pada seorang perempuan, harus berakhir mendekam di penjara. Ya, Ben tidak akan menyalahkannya, karena Ben juga melakukan hal yang sama.Ben beranjak setelah menghabiskan porsi makannya, berjalan menghampiri Gabriel yang masih diam di tempat favoritnya itu. Pria itu tersenyum kecil sebagai s
Baca selengkapnya