Beranda / Romansa / Pengawal Nona Muda / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Pengawal Nona Muda: Bab 51 - Bab 60

95 Bab

Covert Operation

“Bukankah itu Grace?” tanya Prince, matanya menyipit untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. “Sedang apa dia?” Begitu Ben menepikan mobilnya, Prince langsung turun menghampiri Grace. Di belakangnya, Ben pun menyusul, setelah mengantongi sebuah senapan di saku mantel kirinya. Sedangkan Grace hampir terkena serangan jantung saat melihat dua pria itu muncul di sebelahnya. “Apa yang kau lakukan di sini, Grace?” tanya Prince. “Aku …” “Dan di mana Ella?” lanjut Prince. “Kenapa kau sendirian?” “Dia—” “Apa temanmu itu nekat melakukan hal bodoh?” sergah Ben. “Apa dia pergi ke gudang James sendirian?” Grace mengangguk. “Aku sudah memintanya untuk tidak pergi, tapi Ella tetap bersikeras ke sana. Bahkan aku juga menyuruhnya untuk lapor ke polisi, tapi—” “Nic!” teriak Prince saat melihat Ben tiba-tiba berlari. “Kau mau ke mana?” “Aku akan menyusul si Bodoh Ella!” “Tunggu!” “Sebaiknya kalian tunggu di sini,” ucap Ben. “Kalau aku tidak kembali dalam waktu setengah jam, kalian h
Baca selengkapnya

Jensen Baxter

Kening Ben mengerut saat ia mendapati gudang James sudah dikepung oleh banyak polisi. Lebih dari lima mobil dan puluhan polisi menggrebeknya. Selain itu, puluhan, bahkan mungkin ratusan orang—dan mungkin dari seluruh penjuru dunia dan segala umur—yang terlihat kebingungan ada di sana. Namun, wajah-wajah bingung itu, perlahan berubah menjadi penuh kelegaan dan tangis bahagia. Berulang kali beberapa dari mereka mengucapkan terima kasih pada para polisi. Sedikit demi sedikit, mereka diangkut oleh mobil polisi dan ambulans meninggalkan tempat itu. Melihat kekacauan ini, Ben segera menghubungi Prince dan Grace, meminta mereka untuk menyusul. “Apa yang terjadi?” tanya Ben pada salah seorang polisi yang berjaga. Bukannya menjawab, polisi itu malah meminta identitas Ben dan menginterogasinya. Melihat dan mendengar tingkah serta jawaban Ben yang mencurigakan, polisi itu hendak menggiring Ben ke mobil polisi dan memborgolnya. “Nicholas? Apa yang kau lakukan di sini?” “Jensen, apa yang ter
Baca selengkapnya

Witness Protection

Ella tidak benar-benar bisa mengingat bagaimana ia bisa sampai di tempat ini. Bau menyengat disinfektan, terakhir ia mencium aroma yang sama adalah saat ia meninggalkan rumah sakit tempat Nana dan Rosaline dirawat. Hal terkahir yang ia ingat adalah wajah seorang pria dan suaranya yang terus berteriak di dekat telinga Ella agar ia tetap membuka mata. Namun, bukan pria itu, pria yang berdiri yang saat ini berdiri di dekatnya hanya diam menatapnya. Sedetik kemudian, ia segera berlari—entah ke mana. Ella mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan seketika ia menyadari di mana dirinya berada saat ini. Sedikit nyeri di bagian perutnya, membuatnya meringis dan memaki dengan suara kecil. Ella berusaha bangkit, tapi kepalanya masih terasa sedikit pening dan entah mengapa tubuhnya terasa lelah sekali. “Radella Softucker? Atau kau lebih suka dipanggil dengan nama Radella Loshen?” Ella menoleh ke arah pintu dan melihat seorang pria—dan Ella yakin, bahwa itu adalah pria yang sama, yang berteria
Baca selengkapnya

Back to Blackford

Sudah berhari-hari Garrett Wade tidak berhenti tertawa puas setiap kali membaca atau mendengar berita tentang penangkapan James Softucker. Bahkan pria itu mengadakan pesta perayaan di rumahnya untuk merayakan kejatuhan lawannya. Ia juga memberikan banyak diskon di toko-toko retail miliknya, sekaligus bonus bagi karyawannya. Namun, entah mengapa semua gegap gempita ini tidak serta merta membuat Ben puas. Rasa-rasanya, masih ada yang mengganjal di batinnya, terlebih saat ia mengingat ucapan Ella saat terakhir kali mereka bertemu—seminggu yang lalu—di taman rumah sakit. Satu sisi hatinya ingin memercayai apa yang diucapkan Ella, tapi sisi hatinya yang lain masih meragu. “Nic, kau mendengarkanku?” Suara Garret membuat Ben kembali tersadar dari lamunannya. “Maaf.” “Akhir-akhir ini, kulihat kau sering melamun. Ada apa?” tanya Garret lagi, sambil memotong steiknya. “Apa ada masalah dengan pekerjaan?” Ben menggeleng. “Tidak ada. Aku … aku hanya memikirkan tentang orang tuaku.” “Hm, ya,
Baca selengkapnya

Moving In

Sudah hampir seminggu Ella bersama Rosaline menemani Nana yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Menurut dokter,jika hasil lab dan pemeriksaan Nana siang ini hasilnya baik, maka besok Nana sudah diperbolehkan untuk pulang. Sebuah kabar baik yang sangat dinantikan oleh Ella. Namun, tidak hanya kabar baik yang hadir untuknya, melainkan juga kabar buruk. Saat ini, ia tidak memiliki tempat tinggal untuk kembali. Beberapa hari yang lalu, Jensen Baxter mengatakan bahwa seluruh aset Softucker akan disita sebagai barang bukti kejahatan James, termasuk mansion milik Nana—yang ternyata sudah digadaikan James ke rekan bisnis ilegalnya. Tidak ada pilihan lain bagi Ella, selain mencari tempat tinggal yang lebih murah, tapi tetap layak untuknya dan Nana. Kediaman Loshen? Jangan ditanya apa yang dilakukan Tuan Loshen saat kabar bahwa James Softucker ditahan oleh polisi sampai ke telinganya. Ella mendadak dianggap sebagai aib yang harus segera disingkirkan dari pohon keluarga Lo
Baca selengkapnya

No Safe Place

Ben mematikan mesin mobil, lalu turun, dan berjalan memutar untuk membukakan pintu Ella. Perempuan itu merengut dengan kedua tangannya yang terikat ke belakang. Ella tidak menyangka, bahwa pria itu menyimpan tali di mobil—bahkan untuk hal-hal seperti ini? Ella pun tidak mengira bahwa Ben akan membawanya ke pondok musim panas keluarga Softucker.Ben mengambil pisau lipat dari saku celanannya, memotong garis polisi, lalu berjongkok sebentar di dekat undakan untuk mengambil kunci cadangan pondok yang sempat ia simpan di sana."Aku menyimpannya, siapa tahu dibutuhkan," jelasnya tanpa diminta, lalu berjalan masuk dan menyuruh Ella untuk duduk di sofa di depan perapian. Sedangkan dirinya berjalan menuju dapur dan memeriksa isi lemari dapur dan lemari pendingin. Tidak ada apa pun di sana, hanya ada dua kaleng makanan yang hamp
Baca selengkapnya

No Trace

Prince memeluk Abby begitu erat saat mendengar putusan hakim yang membebaskan Arian dari segala tuduhan yang menyebabkan dia dipenjara. Ibu dan anak itu menangis, terharu, sekaligus bahagia, di saat bersamaan memikirkan rencana-rencana mereka di masa depan, yang mereka susun di rumah baru mereka yang mungil di pinggiran kota.Setelah menjalani persidangan yang melelahkan selama hampir enam bulan, kini Prince bisa bernapas lega melihat ibu dan ayahnya bisa kembali berpelukan. Air matanya sedikit menetes dan ia buru-buru mengusapnya. Tuhan memang sangat baik padanya, tidak hanya mendapatkan kedua orang tuanya kembali, kehidupannya juga perlahan membaik.Ketika tidak lagi menjadi pewaris kekayaan keluarga Loshen, Prince harus mencari pekerjaan untuk kehidupannya. Sudah tiga bulan terakhir ini ia berusaha mencari, tapi keb
Baca selengkapnya

The New Me

 "Kau yakin ingin tinggal di sini? Aku bisa saja menempatkanmu di sebuah apartemen di Rotterfort dan menyuruh polisi untuk bersiaga di sekitarnya."Ella menggeleng. "Tidak. Aku tidak ingin peristiwa kemarin terulang lagi dan membuat semua orang khawatir. Lagi pula, kita tidak tahu apakah Max benar-benar akan berhenti mencariku, seperti janjinya. Juga anak buah Rodriguez masih ada di luar sana," ucap Ella sambil mengeluarkan barang-barangnya dari dalam kardus pindahan. "Di sini jauh lebih aman. Seperti katamu, ini hanya sebuah peternakan, mereka tidak akan berpikir bahwa aku sanggup tinggal di tempat seperti ini, 'kan?""Kau tidak perlu khawatir mengenai Rodriguez dan anak buahnya lagi. Saat dia dihukum mati dua bulan lagi, bersamaan dengan itu seluruh organisasinya
Baca selengkapnya

I Will Find You

Prince beberapa kali melirik spion tengah mobil untuk melihat apa yang dilakukan Ben bersama Kim di kursi penumpang belakang. Tidak ada. Seperti biasanya, keduanya duduk, berjarak, dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Entah apa yang dipikirkan Kim, tapi beberapa hari terakhir ini, dia nampak sering melamun dan tidak cerewet seperti biasanya. Sedangkan Ben, pria itu terus menunduk menatap layar ponselnya. Kesunyian itu berlangsung hingga mereka tiba di kediaman keluarga Wade."Aku akan langsung ke kantor," ucap Ben yang membuat Kim urung untuk membuka pintu di sebelahnya."Kita baru saja pulang dari perjalanan bisnis, kau mau langsung bekerja?""Masih ada banyak hal yang harus aku urus.""Oh, maksudmu wasiat aya
Baca selengkapnya

Goodbye, Benedict Cerg

"Apa harus seperti ini?" tanya Ben dari tempatnya berdiri—berjarak tiga meter dari Ella. "Maksudku, tidak bisakah aku duduk di sampingmu? Kurasa sisa bangku itu masih cukup untukku."Ella mendengus sebal dan menatap Ben tajam. "Dengar, Max—""Ben.""Ya, Ben! Siapa pun namamu, aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengingatkanmu, bahwa kau harus menjaga jarak denganku. Bahkan mungkin lebih baik lagi, kalau kau tidak usah mencariku!" kesal Ella, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Jensen. "Atau aku akan melaporkanmu pada polisi."Sudah cukup Ben berdiri di tempatnya seperti orang bodoh. Ia tidak akan pernah menuruti perintah konyol pengadilan, apalagi perintah Ella. Ben langsung menghampiri Ella dan mereb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status