Entah sudah berapa lama mereka melaju, Ella tidak tahu, karena sepanjang perjalanan ia memejamkan matanya, terlalu takut untuk melihat kegilaan yang dilakukan Ben. Berkali-kali Ben menekan klakson, diiringi putaran setir yang membuat tubuh Ella terdorong ke samping berulang kali. Pada akhirnya kegilaan itu baru benar-benar berhenti, ketika Ben membuka pintu di sisi Ella. “Turun!” Takut-takut Ella membuka matanya, ia memperhatikan keadaan sekitar dan terkejut saat menyadari di hadapannya berdiri kokoh pagar besi dan bebatuan yang terlihat sudah tidak terawat. Bahkan jalanan yang seharusnya nampak, tertutup oleh tumpukan dedaunan kering yang gugur. Perlahan, Ella menuruti perintah Ben, dan begitu ia menjejak tanah, tangannya langsung bergerak merapatkan mantelnya. Selain sepi, embusan dingin angin musim gugur membuat tubuh Ella merinding dan kedinginan. “Di mana ini?” Ben tidak menjawab, tapi dia menggandeng tangan Ella dan mengajaknya melangkah memasuk
Baca selengkapnya