Prince hampir menghabiskan setengah stoples camilan yang disediakan di atas meja kerja Ben. Ia sudah duduk di sana—mungkin—selama hampir satu jam, hanya untuk melihat Ben berjalan mondar-mandir, duduk, membuka lembaran dokumen yang tidak sampai dua detik, berdiri lagi, meneguk wine—ya apa pun yang Ben lakukan, lama-lama membuat Prince lelah."Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan, bisakah sekarang aku pulang?"Ben menggeleng. "Kau baru boleh pulang, setelah memberiku ide untuk mendekati Ella," jawab Ben, lalu duduk di kursinya. "Kau pernah menjadi suaminya, kau pasti tahu semua yang membuat hati Ella luluh, apa yang disukainya, apa yang dibencinya—"Kedua bahu Prince berguncang hebat mendengar ucapan Ben yang belum selesai itu. Andai s
Baca selengkapnya