Beranda / Romansa / Pengawal Nona Muda / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Pengawal Nona Muda: Bab 71 - Bab 80

95 Bab

Start Again

Suasana sarapan pagi kali ini terasa begitu canggung, karena keheningan yang hadir sejak Kim memutuskan untuk bergabung. Siapa pun, bahkan Ben tidak menduga bahwa Kim akan datang pagi ini. Ben sempat meminta penjelasan pada Prince, tapi supir sekaligus orang kepercayaannya itu pun sama bingungnya dengan dirinya."Terakhir aku makan di sini, suasananya tidak sesunyi dan sedingin ini," ucap Kim sambil menusuk potongan daging di piringnya. "Apakah terjadi sesuatu?"Tidak ada yang menjawab pertanyaan Kim, mereka hanya saling pandang, dan berakhir sibuk kembali dengan sarapannya."Kalian tidak perlu merasa bersalah dengan apa yang terjadi padaku," lanjutnya. "Aku tidak akan marah pada kalian atas kelalaian—""Bagai
Baca selengkapnya

Early Warning

Jensen masih mendorong troli belanja berisi bahan-bahan untuk barbeque nanti malam. Mengikuti langkah Rosaline yang berjalan ke sana ke mari melewati lorong-lorong rak dan bagian daging berulang kali. Sudah lebih dari setengah dari daftar barang yang mereka perlukan menghuni troli hijau itu."Rose, kau tahu alasan mengapa Ella melakukan ini semua?" tanya Jensen, lalu menggigit buah apel di tangannya. "Aku tidak mengerti dengan jalan berpikirnya.""Kenapa kau tidak tanya pada Ella?""Aku bahkan tidak ingin mendengar penjelasannya, Rose, karena aku tahu, dia pasti berbohong."Rosaline menaruh tiga pak daging ke dalam troli. "Lalu kenapa kau malah bertanya padaku? Memangnya kau pikir aku tidak akan berbohong p
Baca selengkapnya

Asking for Help

"Apa yang kalian lakukan? Kalian memecat hampir setengah dari seluruh karyawan tanpa persetujuanku dan Kim?""Jika ingin Wade tetap berdiri, diperlukan pengambilan keputusan yang cepat. Beberapa hari belakangan ini, kau dan Kim sulit dihubungi. Kalian sibuk dengan proyek peternakan tidak berguna yang hanya menghabiskan uang perusahaan. Bahkan uang yang dipakai oleh Kim saja, belum ada pertanggung jawabannya. Para petinggi perusahaan tidak bisa lagi menunggu keputusanmu atau Kim.""Tapi memecat karyawan adalah keputusan yang salah!""Lalu apa yang harus kita lakukan? Menjual aset dan saham? Siapa yang mau membelinya? Perusahaan ini sudah di ambang kehancuran. Tidak seharusnya Tuan Wade memercayakan tampu kekuasaan dipegang oleh anak ingusan seperti kalian."
Baca selengkapnya

Dear, Ella

Ella memelotot kesal pada Ben yang malah asyik menyantap sarapannya. Sedangkan Ella harus mati-matian menelan makanannya, karena di hadapannya sudah duduk seorang pria bernama Jensen yang sepertinya siap melahapnya. Kehadiran Jensen yang tiba-tiba, ternyata berhasil membuat pagi hari Ella menjadi buruk. Tujuan kedatangannya tak lain dan tak bukan tentu saja menyeret Ella kembali ke Rochden."Kenapa kau mengizinkannya masuk?" kesal Ella, tapi diabaikan Ben. "Sudah kubilang, kalau aku aman di sini. Kau tidak melihat penjaga yang berdiri di depan pintu? Bahkan beberapa di antaranya adalah kesatuanmu!""Justru itu," sahut Jensen. "Terlalu banyak orang di sini dan kita tidak tahu latar belakang mereka, siapa mereka, dan bisa saja salah satu atau mungkin lebih memiliki motif buruk terhadapmu. Lebih bahayanya lagi, kalau mereka tern
Baca selengkapnya

Finding Morrison

"Kau yakin, ini dia?""Ya. Saya yakin seratus persen, bahwa perempuan itu adalah Radella Softucker.""Hm, fotonya tidak jelas. Kenapa justru pria ini yang menjadi fokus foto?""Itu ... itu, karena kami mendapatkannya dari unggahan seorang wanita. Kemungkinan, wanita itu adalah penggemar Gabriel Nielson.""Kau tidak bisa mencari foto yang lebih baik? Kalau begitu, bagaimana aku bisa yakin kalau itu Ella? Bagaimana kalau kau salah sasaran?""Maaf.""Cari info yang lebih pasti. Setelah itu, kau laporkan padaku."***
Baca selengkapnya

The Worst Nightmare

"Kau langsung pulang?" tanya Ella pada Jensen, ketika mereka sudah sampai di rumah Kim lagi.Jensen mengangguk. "Lagipula ini sudah larut malam. Gabriel juga sudah lebih dulu pergi. Ada apa?" tanyanya, saat melihat wajah Ella yang nampak khawatir."Apa?""Kau ... sepertinya sedang memikirkan sesuatu? Jangan bilang kalau sekarang kau berubah pikiran membantu Kim?"Ella menggeleng. "Bukan, bukan itu.""Kau memikirkan bagaimana caranya menghabiskan harta yang ditinggalkan ayahmu?" goda Jensen, mencoba menghibur.Ella terkekeh. "Ya, itu salah satunya.""D
Baca selengkapnya

Prime Suspect

Sudah hampir tiga jam Jensen menatap layar komputer di hadapannya. Jemarinya sibuk memuar tombol, menekan, keningnya mengerut, sesekali berdecak kesal, tapi masih belum menemukan yang ia cari dari rekaman cctv jalanan. Sejak ia memutar video rekaman semalam, ia tidak menemukan orang atau mobil siapa pun selain milik Ben yang mengarah ke peternakan, lalu berbelok memasuki pekarangan."Sampai kapan kau akan terus memeriksa rekaman itu?" tegur salah seorang rekan Jensen. "Itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa Nicholas Wells adalah pelakunya.""Dia tidak mungkin melakukannya.""Kenapa kau begitu yakin? Dia punya motif paling besar dibandingkan seluruh warga Rotterfort untuk menghabisi anggota keluarga Softucker. Kau menangani kasusnya, 'kan? James Softucker? Radella Softuc
Baca selengkapnya

'That Night-mare'

Ini sudah keempat kalinya Grace meneguk ludahnya dengan kedua matanya yang melihat waspada ke segala penjuru. Orang-orang banyak yang berkelompok, mereka berteriak, berlari tak tentu arah, bahkan ada yang tergeletak diam—mungkin sudah mati. Buku-buku jemarinya mengetat di setir mobil dan dalam hatinya cemas setengah mati menunggu Ella kembali ke dalam mobilnya.Ketika Ella muncul dari dalam gang yang tak jauh dari tempatnya parkir, Grace menyadari bahwa ini adalah sepuluh menit terlama yang pernah ia jalani. Buru-buru ia menyalakan kembali mesin mobilnya, membuka kunci pintu, dan begitu Ella sudah kembali duduk di sebelahnya, Grace langsung menginjak pedal gasnya."Kau baik-baik saja? Kenapa lama sekali? Apa kita perlu lapor polisi? Sebaiknya kita telepon Jensen!"
Baca selengkapnya

Building the Wall

"Sekarang kau bisa jelaskan padaku, El?" tuntut Grace dengan kedua tangannya di pinggang serta menatap Ella tak percaya. "Jadi, kau mengajakku ke sana, untuk mendapatkan benda ini?" lanjut Grace sambil menunjuk sebuah pistol yang tergeletak di ranjang."Maafkan aku, Grace. Aku tidak memberitahumu lebih dulu.""Bagaimana kau bisa tahu tempat itu? Kau ... kau ..." Grace kehabisan kata-kata. "Kau bahkan tidak tahu letak toilet di mal. Bagaimana kau bisa tahu tempat kumuh itu?"Ella menghela napas. "Ben pernah mengajakku ke sana.""Ben?"Ella mengangguk. "Saat itu, dia mencari teman mendiang ayahnya, yang dia anggap sebagai salah satu penyebab kematian ayahnya."
Baca selengkapnya

A Little Hope

Sidang Ben yang akan digelar besok lusa di pengadilan Rotterfort, tentu saja membuat Jensen hampir kehabisan waktu untuk menemukan lokasi Charlie dan Larry. Bahkan ia sampai tidak tidur berhari-hari demi mencari dua pria asing itu dan ia pun sudah sampai di tahap meminta bantuan koleganya yang paling menyebalkan di kantor, untuk membantu pencarian. Namun, sidang ini akan diadakan secara tertutup dan tanpa liputan media.Tentu saja keputusan ini tidak terlepas dari peran Ella yang mengajukan permohonan pada hakim agar masalah keluarganya tidak menjadi santapan publik. Ella tidak ingin memberi makan orang-orang yang lapar akan kehidupan keluarga Softucker. Sudah cukup mereka dijadikan bahan berita atas kasus-kasus besar yang terjadi di kota terkutuk ini."Hakim juga menyetujui permintaanmu dan Rosaline yang menolak untuk berada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status