Home / Romansa / Pernikahan Palsu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pernikahan Palsu : Chapter 1 - Chapter 10

29 Chapters

Bab. 1 Pertemuan Pertama

Nampak tak ada yang istimewa dari gadis 21tahun ini, tubuhnya yang kurus dan rambutnya yang nampak tak terurus membuatnya semakin tampak tak menarik bagi siapapun yang memandangnya. Dia memang gadis cuek luar biasa yang selalu berharap bertemu pria kaya raya yang mau mempersuntingnya. Hari ini dia memutuskan berjalan-jalan sendirian ke mall tak jauh dari kosnya di Malang, dengan langkah yang gontai akhinya perjalanan 30 menit itu membawanya kepintu masuk mall. Matanya terus menatap ke lantai dua entah mencari apa, tiba-tiba dia menabrak sesuatu didepannya. "Waduh" teriak Rain KagetTubuhnya terjatuh dan terasa sangat sakit."Maaf, kau tak apa" Ujar pria yang ditabraknya sambil berusaha membantunya berdiri. Mata Rain langsung terbelalak melihat sosok yang begitu tampan didepannya, pria itu menggenakan hem putih dengan celana abu-abu dengan ikat pinggang yang membuatnya nampak semakin menarik matanya. "Ah maafkan aku" Rain berusaha
Read more

Bab. 2 Kamu Dimana?

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan tak terasa sudah 3 bulan lamanya Rain putus kontak dengan Abe, sebenarnya dia ingin sekali memulai lebih dulu menghubungi Abe tapi entah rasanya ada sebuah larangan dari dasar hati yang membuatnya menunda untuk menghubungi pujaan hatinya itu lebih dulu. Setiap menatap nomer kontak Abe dia hanya bisa menarik nafas panjang kemudian bergumam. "Jangan Rain, jangan. Dia tak mungkin membuatmu menunggu jika dihatinya ada dirimu. Tunggu Rain jangan" Entah sudah berapa ratus kali tangannya ingin menghubungi pria yang sangat dikaguminya sejak awal mereka bertemu namun semakin Rain berharap, semakin keras hatinya melarangnya. "kenapa kamu?" Tanya Una yang tiba-tiba muncul dari balik pintuKehadiran Una membuat Rain terkaget-kaget hingga membuatnya membelalakkan matanya. "Ya ampun Una" "Ih kamu seperti melihat hantu saja" "Kamu membuatku kaget Una" "Ah, kamu ini kebanyakan mela
Read more

Bab. 3 Rinduku Semu

Rain sungguh sangat bahagia hari ini, dia akhirnya bisa menjawab semua pertanyaan yang berbulan-bulan ini membuatnya tak nyaman."Aku pamit pulang ya?" Rain mulain membereskan tasnya dan bersiap pulang."Tunggu dulu, biar aku antar pulang" Cegah Abe sambil memandang Rain penuh harap"Kalian masih ngobrol kan?" "Tidak, tunggu sebentar lagi ya"Melihat Abe yang begitu berharap, Rain kembali duduk ditempatnya tadi."Biar aku bayar dulu, setelah itu ku antar pulang ya" "Baik lah, aku tunggu, ngak enak kalau pulang terlalu larut""Larut? Ini masih jam 5 sore nona" Goda Abe pada Rain.Setelah membayar pesanan, mereka pun menuju tempat parkir."Nanti turun didepan gang kaya kemarin?" Tanya Abe sambil membukakan pintu depan mobilnya mempersilahkan sambil mempersilahkan Rain Naik."Iya" Jawab Rain singkatSetelah mereka masuk mobil, Abe pun menyalakan mesin mobil merahnya itu.Mobilpun mulai menuruni
Read more

Bab. 4 Berubah Drastis

Hari ini Rain bangun lebih pagi, dia kemudian bersiap dengan pakaian terbaiknya serta make up sebisanya.Melihat sahabatnya terlihat rapi Una pun tergelitik untuk mengetahui apa rancana Rain hari ini."Mau kemana, pagi-pagi udah rapi aja?""Abe mengajakku keluar" Jawab Rain dengan senyum genit."Ow, pantas saja sejak pagi kau sudah siap-siap. Memangnya mau kemana?""Mau ke Mall""Hah...mall, mmmmm Rain, mall itu bukanya jam 10. Ini jam 7 saja belum""Aku kan harus bersiap-siap biar maksimal""Maksimal? yang ada Abe datang make up mu dah luntur nona"Mendengar penjelasan temannya ini Rain pun tersipu malu."Baiknya kau sarapan dulu, jadi begitu Abe datang kau masih cantik dan bersemangat. Kalau kau tak sarapan, begitu Abe datang kamu malah lemes"Rain tertawa kencang, dia memang terlalu bersemangat untuk pertemuannya kali ini. "Ya dech aku mau sarapan d
Read more

Bab. 5 Penyelamatku

Sesampainya dirumah sakit, Rain menuju UGD. Disana nampak ibunya sedang kebingungan "Ayah mana bu?" Tanya Rain "Masih dirawat nak, untung kau cepat datang nak" "Ayah kenapa?"  "Gula darahnya naik, tadi dia tak sadarkan diri" "Ya Allah, ayah" "Ibu sedang bingung bayar rumah sakit, jika tidak bayar nanti ayahmu tak boleh pulang" Mendengar percakapan ibu dan anak itu Abe pun menghampiri. "Ibu" Sapa Abe "Dia siapa nak?" Tanya Ibu pada Rain "Dia temanku" Rain memperkenalkan Abe "Oh teman Rain" "Iya bu, Say Abe" Ibu kemudian menarik tangan Rain, dengan wajah tak percaya ibupun kembali bertanya. "Kau nemu pria seperti ini dimana?" "Dia temanku ibu" "Kalia
Read more

Bab. 6 Keluarga Abe

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Rain pun tiba, hari dimana dia akan menemani Abe menghadiri acara pernikahan sepupunya. Semau kemungkinan ada didalam pikirannya, dia sangat cemas jika diacara itu dia akan bertemu keluarga dan teman-teman Abe.Baju yang dibelikan Abe sudah siap dipakainya, sepatu dan tas yang semua berharga mahal itu pun segera dikenakannya."Kau cantik sekali hari ini" Sapa Una saat melihat sahabatnya itu selesai bersiap"Iya aku tak menyangka Abe begitu baik""Baik, kaya, tampan, mmmmm... kau sangat beruntung bisa mengenalnya Rain""Seperti mimpi bisa bertemu dengannya"Una nampak sangat bahagia melihat sahabatnya itu hari ini, mereka kemudian berbincang panjang hingga akhirnya Abe mengirimkan pesan singkat yang memberitahukan kalau dia sudah tiba didepan gang."Ah itu Abe, aku pergi dulu ya, daaa" Pamit Rain pada Una sambil mengunci pintu kamar kosnya."Hati-hati Rain""Iya... kau baik-baik di kosan
Read more

Bab. 7 Terpaksa Menikah

Rain kembali kekamar kosnya dengan hati yang sangat kacau, Una yang melihatnya begitu sedih menghapiri"Kenapa Rain""Una, ternyata Abe itu laki-laki bajingan" Rain kemudian menagis sesegukan"Kau ini bicara apa?""Dia tadi mengajakku menikah kontrak dengannya""Apaaa....mungkin dia bercanda""Mana mungkin dia bercanda, dia bilang dia hanya akan menikahiku beberapa tahun saja" Tangis Rain semakin menjadi-jadi"Ah kenapa kau tak tanyakan maksudnya dulu, jangan langsung marah begini""Sudah... sudah jelas dia bajingan. Kalau dia laki-laki baik mana mungkin dia mengajakku nikah kontrak begini""Ya sudah, tinggalkan saja dia""Aku tak menyangka dia seperti itu""Rain, tenang lah. Sudah jangan kau ingat lagi"Rain kemudian menangis sejadi-jadinya dan Una hanya bisa terdiam melihatnya.Una kemudian meninggalkan Rain yang mulai mengantuk. Dia tak berani banyak bicara akan apa yang terjadi pada sahaba
Read more

Bab. 8 Berbeda

Seminggu setelah meninggalnya ayah Rain, Merekapun kembali kerumah Abe di Malang. Rumah yang ini berada dibelakang mall dimana pertama kali bertemu. Rumah berlantai dua yang sangat mewah dengan cat putih dengan pilar yang membuat rumah ini terlihat sangat megah. Setibanya dirumah Abe mempersilahkan Rain masuk. "Masuklah, kau tinggal disini sekarng, nanti ku bantu mengambil barang-barang dikosanmu""Bukannya dulu kau bilang ini rumah temanmu?""Saat itu aku hanya pura-pura saja""Pura-pura?" Ujar Rain dengan wajah datar"Ayo masuk" Rain nampak begitu takjub dengan dekorasi rumah itu, sangat berkelas tak seperti rumahnya yang dindingnya saja tak di aci. "Kau tidur dikamar utama di lantai dua ya, aku sudah meminta asisten rumah tangga untuk membereskannya"Hati Rain masih tak menentu, entah dia harus senang atau sedih menjalani pernikahan pura-pura ini, dia kemudian menuju kamarnya dengan
Read more

Bab. 9 Kelemahan Abe

Rain kemudian menuju dapur dan menenangkan diri disana, Yani yang tau betul suasana hatinya mencoba menuangkan air putih dalam gelas mewah yang ada dirak piring."Ini nyonya, minumlah""Terima kasih ibu""Tuan memang seperti itu semenjak mendiang istri tuan meninggal""Dia kenapa?""Dulu tuan tidak begitu, tapi sepertinya tuan jadi sangat cemburu jika ada yang dekat dengan anak-anaknya""Tapi dulu dia tidak begitu ibu, yang ku kenal Abe sangat manis""Entahlah, dia sangat takut ada perempuan lain yang bisa dekat dengan anak-anaknya, seakan tuan tak ingin posisi ibu kandung anak-anaknya terganti oleh siapapun""Ow begitu, bisa jadi sih. Tadi dia sangat marah saat aku berusaha dekat dengan Gia""Ya begitulah tuan" Yani kemudian menarik nafas panjang"Tak apa ibu, semua akan segera berakhir, aku akan membuatnya bersedia menerimaku sebagai ibu anak-anaknya kini""Apa nyonya yakin?""Kita lihat saja" Jawa
Read more

Bab. 10 Kakinya Bertato

Sore itu Isa juga bercerita sedikit tentang Lidya, mendiang Istri Abe. Baginya Wanita itu adalah cinta pertama bagi kakaknya, tak ada yang dapat membuat Abe buta akan cinta selain Lidya. Namun sayang, selama pernikahan mereka Istri Abe ini terbilang sangat ringkih, mudah sakit.Pernah suatu ketika hanya karena kehujanan Lidya bisa sampai mimisan dan yang paling parah karena selimut lupa dicuci, tubuhnya bentol-bentol berhari-hari."Tapi ya begitulah, hidup ini adil Rain. Saat Lidya sangat lemah Abe lah yang menutupi semua kekurangan istrinya itu" Cerita Isa pada Rain."Aku rasa Abe memang pria yang baik, hanya saja dia masih enggan untuk melupakan mendiang istrinya itu""Karenanya kau harus sabar ya""Semoga, aku tak tau apa yang akan terjadi besok" Tutup Rain dengan wajah sedih.Isa yang melihat wajah sedih Rain tau betul bahwa gadis muda itu tak benar-benar berani menghadapi Abe yang tampaknya galak namun sebenarnya sangat pengertian. Saat
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status