Beranda / Romansa / Pernikahan Palsu / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Pernikahan Palsu : Bab 11 - Bab 20

29 Bab

Bab. 11 Gia Sakit

Setelah makan malam Gia nampak tak enak badan, dia kemudian meminta pengasuhnya mengantarkannya kekamar tidur."Ibu Yuyun aku pusing" Ujar Gia saat berjalan menuju kamar"Ibu pijat ya nak" Kata Yuyun sambil membaringkan Gia ketempat tidur dan mulai memijat punggung gadis kecil itu"uoooooookkk" Gia muntah banyak sekali"Gia...." Teriak Yuyun yang membuat Abe menghampiri"Gia kenapa?" Abe menghampiri putrinya"Pusing papi...pusing""Papi panggil Dokter ya"Gia mulai menangis, Lia pun menghampiri adiknya dengan wajah sangat cemas."Halo dokter, putriku sakit. Tolong segera kemari" Telepon Abe pada dokter pribadinyaTak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gia."Putriku kenapa dokter?" Abe penasaran"Ini masalah psikologi pak, sebaiknya jangan bertengkar didepan putri bapak""Ah iya, tadi sore ada pertengkaran memang""Anak seusian Gia memang sangat sensitif, bapak harus benar-benar m
Baca selengkapnya

Bab. 12 Kantor Abe

Setelah kejadian kemarin yang cukup menegangkan, hari ini terasa lebih menyenangkan. Abe bangun tidur dengan senyum yang mengembang begitu pun anak-anak. Setelah menyelesaikan sarapan bersama dengan roti bakar dan susu murni mereka telah siap memulai hari ini dengan setumpuk aktifitas masing-masing.Tak lama setelah siap, anak-anakpun naik mobil dan diantar supir menuju sekolah. Sedangkan Abe memilih berangkat kekantor dengan menyetir sendiri mobilnya."Aku berangkat ya" Pamit Abe pada Rain."Iya, hati-hati dijalan ya""Jangan lupa makan siang, aku pulang agak telat"Merasa jenuh terus berada didalam rumah, Rain mulai berjalan-jalan diteras belakang rumah. Nampak banyak sekali tanaman yang kurang terawat, dia kemudian mulai membersihkan beberapa tanaman. Tak berapa lama kemudian ponselnya berbunyi, Rain bergegas menjawab panggilan telepon itu."Halo...""Rain, ini Abe""Ada apa?""Kertas kerjaku ketinggalan dimeja kerjak
Baca selengkapnya

Bab. 13 Kencan lagi

Hari menjelang siang, Abe pun pamit kepada rekan-rekan kerjanya. Dia kemudian mengajak Rain menuju salah satu mall yang tak jauh dari kantornya sembari makan siang. Rain nampak sangat bersemangat berjalan disamping Suaminya itu."Mumpung Abe ngak galak" PikirnyaSetelah menuruni lift, Abe mulai melajukan mobilnya. Rain duduk disampingnya sambil mengingat-ingat jalan yang mereka lalui.Setiba di mall, Abe kemudian memarkirkan mobil tak jauh dari pintu masuk mall."Ayo turun""Asiiik""Seneng banget kayaknya""Iya lah, ah besok aku mau kekantormu lagi biar pulangnya ke mall lagi""Ih ya ngak tiap hari juga lah" Jawab Abe sambil melotot.Mereka pun memasuki mall, Rain melihat-lihat snack yang dipajang begitu menggiurkan sepanjang jalan masuk. Abe hanya mengikuti langkahnya dari belakang."Kamu mau makan apa?" Tanya Abe"Apa ya? aku belum pernah kesini""Nasi atau pizza" Abe memberikan pilihan"Na
Baca selengkapnya

Bab. 14 Malang

Pagi ini semua bangun lebih pagi, Rain kemudian membantu asisten rumah tangga untk menyiapkan sarapan seluruh anggota keluarga.Roti bakar, selai coklat dan susu murni tertata rapi dimeja beberapa saat sebelum anak-anak turun untuk sarapan. Abe yang nampak sudah siap dengan pakaian kerjanya, mengecek kembali semua keperluan kerjanya hari ini dengan lebih santai.Setelah semua siap, sarapan pagipun segera dimulai"Hari ini mami Rain pulang ke Malang ya""Yaaa... Gia ditinggalin" Gia nampak kecewa"Nanti sabtu mami balik lagi kok sayang" Rain mencoba menjelaskan"Jangan lama-lama mami, Gia kangen mami" Jawab gadis kecil itu lagiRain hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Anak-anak yang lain tampak tak terpengaruh dengan pengumuman dari Abe dan hanya melanjutkan sarapan mereka.Setelah selesai sarapan mereka pun pergi dengan mobil masing-masing, Rain pun menuju mobil yang sudah disiapkan sopir."Aku berangkat ya" Pami
Baca selengkapnya

Bab. 15 Ibu Tiba

Setelah Una pulang, Rainpun mengirimkan pesan WA kepada Abe, dia berharap suaminya itu mau mengijinkan ibunya tingga bersamanya walau beberapa hari bagus lagi jika boleh berlama-lama dari pada rumah itu sepi."Abe, kau sibuk?" Pesan Rain pada Abe memulai pembicaraan.Membaca pesan Rain, Abe kemudian menelepon istrinya itu"Ada apa? aku malas ngetik""Abe aku sudah di Malang, Urusan kos sudah beres""Uang sewa kos bulan ini sudah kau bayarkan?""Iya sudah beres pokoknya""Ok terus ada apa?""Abe, bolehkan ibuku tinggal dirumah ini dengan ku?""Tentu saja, lakukan yang kau suka" Jawab Abe lagi"Boleh lama?""Tak apa, itu kan rumahmu sekarang. Lagi pula kan yang kau ajak ibumu. Jadi tak usah lah kau ijin dulu padaku""Aku takut kau marah""Hmmmmm.... semenakutkan itukah aku?""Iya... lupa kalau kau marah seremnya seperti apa?""Ahhh biasa aja, lagi pula kapan aku marah?""Ya
Baca selengkapnya

Bab. 16 Terbaik

Kehadiran Ibu sungguh membuat hati Rain sangat senang, dia tau betul hanya ibunya tempatnya menceritaikan semua isi hatinya saat ini, Ibu pun mendengarkan cerita putrinya.Sambil berbaring dipangkuan ibunya, Rain terus bercerita, "Sebenarnya Abe punya putri yang sangat lucu bu, tapi ya karena masih sekolah di Surabaya jadinya aku ngak bisa bertemu dia setiap hari" Rain mulai bercerita"Tak apa nak, nanti kapan-kapan kita main kerumah Abe di Surabaya ya" Ibu menjawab sambil tersenyum"Oiya, ibu suka baju pemberian Abe?" Rain bangkit dari pembaringannya kemudian menatap wajah ibunya"Belum ibu coba, nanti lah" jawab ibu sambil membelai rambut putrinya itu"Abe beli dimall besar bu, aku ingin sekali ibu kesana, tempatnya sangat bagus" Rain bercerita begitu bersemangat"Iya, nanti ajak ibu liat-liat ya, pasti seru sekali" Ibu membalas sambil tersenyumRain bangkit lagi dari pangkuan ibunya, kemudian berjalan menuju da
Baca selengkapnya

Bab. 17 Ibu Abe

Saat ibu mulai bercerita tentang sinetron kesukaannya itu, Abe menelpon "Halo..." Jawab Rain begitu menganggkat ponselnya "Rain, mama ngak apa-apa, cuma ada benturan dikepalanya. Kau tak usah cemas ya" "Alhamdulillah kalau mama baik-baik saja" "Iya aku dan anak-anak menginap di Jogja mungkin dua atau tiga hari ya" "Oooo... Iya tak apa, tunggu sampai mama cukup sehat saja" "Setelah itu sepertinya mama tinggal dengan aku saja dulu di Surabaya" "Iya tak apa, lebih baik begitu. Kasihan kalau mama tinggal terpisah dari Abe" "Terima kasih kau begitu pengertian" Jawaban Abe ini membuat jantung Rain berdegub sangat kencang. Wajah Rain kemudian memerah dan membuat ibu tersenyum simpul. "Baiklah kalau begitu, aku tutup telponnya ya" Ujar Rain salah tingkah "Oh iya, kau istirahat saja, ibu ada disitu kan?" "Iya ada, kenapa?" "Tidak, rumahku itu sepi sekali kalau malam, mangkanya mending kau tidur de
Baca selengkapnya

Bab. 18 Malu Tapi Rindu

Rain menutup sambungan teleponnya dengan Abe dan beranjak menuju dapur, dia kemudian memasak nasi sambil menunggu Ibunya bagun.kreeeeeek ..... Terdengar seseorang membuka pintu belakang dengan sedikit memaksa.Rain yang kaget segera melemparkan badannya mengarah kesumber bunyi."Ibu....." Rain kaget sambil terbelalak"Kenapa kau seperti melihat hantu?""Aku pikir ibu masih tidur""Haah masih tidur? Kau ini, ibu sudah bangun dari tadi""Kok aku tidak mendengar ibu meninggalkan kamar?""Kau tertidur terlalu nyenyak sampai tak dengar ibu pergi""Oh, ibu dari mana?""Jalan-jalan pagi, ternyata perumahan ini luas juga""Ibu pergi sendiri?""Iya nona, aku pergi berkeliling sendiri. Kan kau masih tidur""Udaranya pasti segar, aku juga maulah jalan-jalan""Jangan...!" Cegah ibu"Kenapa?""Disini banyak anjing berkeliaran, ibu juga buru-buru pulang."Wah masa???"&nb
Baca selengkapnya

Bab. 19 Di Awasi

Setelah merasa cukup, Kara kembali kekamarnya untuk membersihkan diri. Setelah itu dia kemudian mulai kedapur untuk mengecek kondisi kebersihan dapur yang nampak sangat mewah itu.Nampak hanya beberapa kaleng sarden serta potongan sayuran terdapat didalam tempat sampah, dia juga kemudian mengecek ketersediaan beras yang ada dalam kotak taperware besar tak jauh dari rice cooker.Setelah mengawasi dapur, Kara kemudian menuju ketempat penyimpanan kebutuhan pokok, disana terdapat sabun mandi, sampo, ditergen dan masih banyak lagi barang yang semuanya masih tertata sangat rapi tanpa sedikitpun sudah pernah digunakan."Sabunnya masih lengkap bu?" Tanya Kara saat Rain menghampiri"Iya, kalau mencuci aku beli sabunnya sendiri""Kenapa tidak pakai yang ada dilemari ini?""Aku pikir semua ini untuk dijual lagi""Ah tentu bukan, ini semua bisa digunakan kok""Tapi apa Abe tidak marah?"Mendengar jawaban Rain, Kara nampak terkaget.
Baca selengkapnya

Bab. 20 Una Yang Tegar

Setelah membuat janji dengan Una, hari ini Rain berencana mengurus kuliahnya yang telah lama terbengkalai, dengan wajah sumringah Rain berpamitan dengan Ibu dan Ibu Kara, dia melangkah begitu pasti menuju pintu rumah."Kenapa tidak sarapan dulu Rain?" Tanya ibu yang nampak khawatir melihat putrinya"Tidak ibu, aku sudah berjanji pada Una akan datang pagi agar tak kesiangan daftar praktikum. Nanti aku sarapan bareng Una ya. Dia pasti sangat senang kalau aku mentraktirnya di kantin""Baiklah kalau begitu, tapi kau tak boleh lupa untuk sarapan ya""Siap ibu" Rain kemudian melangkah menuju kampus dengan semangat.Mendengar percakapan itu Ibu Kara nampak tak senang, sekali lagi dia mendengar langsung bahwa Rain sudah mulai senang menghamburkan uang dengan mentraktir temannya. Dia benar-benar semakin yakin bahwa Rain akan mulai menghabiskan uang Abe seperti yang ditakutkan Isa.=====Sesampai digerbang kampus, Rain melihat Una sudah menungg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status