Share

Bab. 8 Berbeda

Penulis: Sisi Ryri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seminggu setelah meninggalnya ayah Rain, Merekapun kembali kerumah Abe di Malang. Rumah yang ini berada dibelakang mall dimana pertama kali bertemu. Rumah berlantai dua yang sangat mewah dengan cat putih dengan pilar yang membuat rumah ini terlihat sangat megah. Setibanya dirumah Abe mempersilahkan Rain masuk.

"Masuklah, kau tinggal disini sekarng, nanti ku bantu mengambil barang-barang dikosanmu"

"Bukannya dulu kau bilang ini rumah temanmu?"

"Saat itu aku hanya pura-pura saja"

"Pura-pura?" Ujar Rain dengan wajah datar

"Ayo masuk"

Rain nampak begitu takjub dengan dekorasi rumah itu, sangat berkelas tak seperti rumahnya yang dindingnya saja tak di aci.

"Kau tidur dikamar utama di lantai dua ya, aku sudah meminta asisten rumah tangga untuk membereskannya"

Hati Rain masih tak menentu, entah dia harus senang atau sedih menjalani pernikahan pura-pura ini, dia kemudian menuju kamarnya dengan kepala yang masih menunduk.

Melihat Rain begitu gontai Abe pun menghampiri

"Kenapa? Kau menyesal menikah denganku?"

Pertanyaan Abe ini terasa menusuk jantungnya, Rain hanya bisa terdiam sambil menatap mata suami sementaranya itu.

"Papiiiii..." Terdengar suara Gia keluar dari kamar

"Gia, kau disini? siapa yang mengantarmu kemari sayang" Sambut Abe sambil menggendong putrinya itu

"Aku kesini sama supir, tadi pak supir bilang papi mau pulang hari ini. Aku nangis biar diantar ketemu papi"

"Ah kau ini, sudah besar masa nagis"

"Biarin, aku kan kangen papi"

Rain tersenyum melihat putri kecil Abe itu,

"Hai Gia, kau masih ingat sama Rain"

"Eh kata nenek aku sekarang harus manggil mami" Jawab Gia sambil tersenyum

"Oh mami?" Rain nampak bingung

"Iya kan mami sudah nikah sama papi"

Rain dan Abe saling berpandang, gadis kecil itu kemudian mengajak mami barunya itu berkeliling rumah, ternyata tak cuma arsitektur rumah saja yang menawan.

Didalam rumah itu semua yang mereka butuhkan sudah tersedia, mulai kolam renang, dapur yang sangat luas dan lengkap serta tempat bermain untuk Gia dan kakak-kakaknya.

"Mami ini trampolin, Gia suka sekali main ini"

"Bagaimana mainnya?" Tanya Rain saat tiba dihalaman belakan rumah yang sangat luas itu

"Begini" Gia kemudian minta digendong naik keatas trampolin

"Hati-hati sayang"

"Mami liat ya" Gia kemudian mulai lompat diatas trampolin

"Wah kau senang sekali nampaknya"

"Wingg....wingg" Gia melompat makin tinggi

Rain terus mengawasi putri tirinya itu sambil terus tersenyum.

Abe yang sejak tadi berada didalam rumah nampak mulai sibuk dengan pekerjaannya, poselnya mulai berbunyi menandakan dia harus kembali ke aktifitas aslinya.

"Papi sibuk sekali tampaknya?" Tanya Rain sambil terus mengawasi Gia

"Papi tak pernah punya waktu untukku, dia selalu begitu setiap hari"

"Ow, papi orang penting nak, banyak pekerjaan yang harus dikerjakanya"

"Mami, apa papi menyayangiku?"

"Gia, kenapa kau bicara begitu?"

"Mami tidak tau sih, papi itu kalau lagi sibuk bisa sampai tidak pulang seminggu lo" Gia menjelaskan dengan wajah polos.

"Sayang, papi itu sangat sayannnnggg sekali sama Gia dan kakak-kakak"

"Kenapa mami bilang begitu, ketemu papi saja aku sulit, kalau tidak menangis dulu supir mana mau mengantarkan ku ketemu papi"

Rain lalu menatap wajah polos dia kemudian mencoba menjelaskan pada gadis mungil itu.

"Sayang, kalau papi tak bekerja keras mana bisa papi belikan Gia rumah bagus, baju bagus, mobil bagus. Mungkin papi jadi tak ada waktu untuk Gia. Tapi itulah cara papi menyayangi Gia"

"Apakah semua papi-papi seperti itu"

"Tidak semua nak, kau beruntung punya papi yang bisa membelikanmu segalanya, diluar sana banyak sekali keluarga yang bahkan tak mampu membelikan rumah sebagus punya Gia"

"Berarti selama ini Gia salah sangka donk ke papi"

"Iya nak, papi sayang sekali ke Gia"

"Mami mau ya temani Gia minta maaf sama papi"

"Boleh, kapan Gia mau minta maaf"

"Sekarang saja, mumpung papi dirumah. Nanti kalau papi kerja bisa lama lagi Gia nunggu papi pulangnya"

"Baiklah, ayo" Ajak Rain sambil menggandeng tangan Gia

Mereka pun tiba diruang tengah, nampak Abe sedang duduk selonjor sambil memperhatikan layar laptopnya.

"Papiiii" Panggil Gia manja

"Apa sayang" Jawab Abe sambil memperbaiki duduknya

Gia kemudian naik kepangkuan Abe

"Gia mau minta maaf sama papi"

"Gia nakal apa?"

"Gia salah ke papi" Gia mulai meminta maaf dengan wajah sedih

"Salah apa sayang?"

"Gia pikir papi ngak sayang sama Gia"

"Maksud Gia apa, papi ngak ngerti"

"Gia pikir papi ngak sayang sama aku dan kakak-kakak, tapi tadi mami bilang kalau papi ngak kerja papi ngak akan bisa belikan baju bagus, rumah bagus, dan semua-muanya"

Mendengar perkataan Gia, Abe kemudian menatap Rain.

"Bisa tinggalkan kami berdua" Ujar Abe kearah Rain

"Baik aku tinggalkan kalian berdua" Rain kemudian meniggalkan ruang tengah menuju dapur.

Dia kemudian membuka kulkas yang terisi penuh makanan

"Nyonya..." Terdengar seseorang memanggilnya

"Hai, kakak siapa?" Sapa Rain pada seorang wanita berusia tiga puluh tahunan itu

"Nyonya, perkenalkan saya Yani asisten rumah tangga dirumah ini"

"Oh, iya salam kenal ya, saya Rain"

Tak lama kemudian Abe datang menghampiri dengan wajah yang marah.

"Yani tinggalkan kami berdua"

"Baik tuan" Jawab Yani sambil pergi dengan wajah ketakutan

"Jangan dekat-dekat putriku" Teriak Abe membuat Rain ketakutan

"Ke..kenapa?"

"Sudah jangan banyak tanya, kenapa kau ini"

"A..aku salah apa?"

"Sudah ku bilang. pernikahan kita hanya pura-pura jadi janga berusaha membuatku kagum padamu dengan mendekati anak-anakku, kau dengar"

Betapa kagetnya Rain melihat sikap Suaminya hari ini, dia benar-benar bingung dan merasa semua kebaikan Abe selama ini hanya sebuah kepura-puraan semata.

Rain kemudian menuju kamar tidurnya, dia merebahkan badanya yang nampak bingung dengan keadaan hari ini, dia ingin sekali menangis tapi matanya serasa tak mengijikannya.

"Mami mana?" Terdengar Gia mencarinya

Rain hanya terdiam tak tau harus bagaimana, dia takut sekali Abe marah lagi padanya

"Gia main sama Ibu aja ya, maminya lagi istirahat." Yani mencoba menjelaskan pada Gia

"Tadi mami main sama Gia, mami baik kok ngak suka marah-marah kayak papi"

"Sudah sayang ayo main keluar lagi"

Rain kemudian keluar dari kamar, Sambil menempekkan telunjuk kehidungnya dia kemudain menghampiri Gia

"Jangn ribut, nanti papi marah"

"Iya" Jawab Gia sambil mengangguk

"Main sama mami dikamar aja, tapi jangan teriak ya janji"

"Tuh kan Ibu Yani, Mami baik" Gia meyakinkan Yani

Kemudian Gia masuk kamar Rain dan meninggalkan Yani

"Tak apa Ibu, nanti aku jelaskan ke Abe"

"Tapi tadi tuan bilang....."

"Paling dia marah ke aku, ibu jangan khawatir"

Yani kemudian menggangguk dan meninggalkan Gia dan Rain didalam kamar.

Di dalam kamar Gia melompat-lompat dikasur, Rain hanya menonton sambil terus mengawasi Abe yang sedang sibuk dihalaman belakang rumah yang tampak dari jendela kamarnya.

"Mami kaki Gia pegel, pijat-pijat mi" Pinta Gia manja

"Sebentar ya, mami ambil minyak kayu putih dulu di tas"

Rain kemudian segera mengambil sebotol minyak kayu putih dan mulai memijat kaki Gia yang sedari tadi tak berhenti melompat. Gia nampak senang melihat Rain begitu telaten merawatnya.

Setelah beberapa dipijat Rain, mata gadis kecil itu pun mulai mengantuk dan tak perlu menunggu dia pun tertidur pulas.

"Gia mana?" Tanya Abe pada Yani

"Gia...."

Melihat wajah Yani yang kebingungan Abe langsung tau dimana putrinya berada, dengan langkah setengah berlari dia menuju kamar Rain dan benar saja putrinya sedang tertidur manja disamping Rain.

Abe lalu menarik tangan Rain dengan kasar keluar kamar. Rain hanya bisa terdiam melihat suaminya itu begitu kasar padanya. Setelah menutup pintu kamar kemarahan Abe pun semakin menjadi.

"Berani sekali kau membangkangku"

"Dia tadi mau main"

"Kau tak dengar aku tadi sudah melarangmu"

"Iya Abe tapi mana tega aku menolaknya"

"Kau mau aku marah ya"

Jantung Rain terasa berhenti melihat Abe begitu marah padanya, pria yang selama ini dipujanya ternyata sangat berbeda dengan apa yang dia kira selama ini, sambil menahan tangisnya dia kemudian memilih pergi meninggalkan Abe yang nampak semakin marah saja.

Bab terkait

  • Pernikahan Palsu    Bab. 9 Kelemahan Abe

    Rain kemudian menuju dapur dan menenangkan diri disana, Yani yang tau betul suasana hatinya mencoba menuangkan air putih dalam gelas mewah yang ada dirak piring."Ini nyonya, minumlah""Terima kasih ibu""Tuan memang seperti itu semenjak mendiang istri tuan meninggal""Dia kenapa?""Dulu tuan tidak begitu, tapi sepertinya tuan jadi sangat cemburu jika ada yang dekat dengan anak-anaknya""Tapi dulu dia tidak begitu ibu, yang ku kenal Abe sangat manis""Entahlah, dia sangat takut ada perempuan lain yang bisa dekat dengan anak-anaknya, seakan tuan tak ingin posisi ibu kandung anak-anaknya terganti oleh siapapun""Ow begitu, bisa jadi sih. Tadi dia sangat marah saat aku berusaha dekat dengan Gia""Ya begitulah tuan" Yani kemudian menarik nafas panjang"Tak apa ibu, semua akan segera berakhir, aku akan membuatnya bersedia menerimaku sebagai ibu anak-anaknya kini""Apa nyonya yakin?""Kita lihat saja" Jawa

  • Pernikahan Palsu    Bab. 10 Kakinya Bertato

    Sore itu Isa juga bercerita sedikit tentang Lidya, mendiang Istri Abe. Baginya Wanita itu adalah cinta pertama bagi kakaknya, tak ada yang dapat membuat Abe buta akan cinta selain Lidya. Namun sayang, selama pernikahan mereka Istri Abe ini terbilang sangat ringkih, mudah sakit.Pernah suatu ketika hanya karena kehujanan Lidya bisa sampai mimisan dan yang paling parah karena selimut lupa dicuci, tubuhnya bentol-bentol berhari-hari."Tapi ya begitulah, hidup ini adil Rain. Saat Lidya sangat lemah Abe lah yang menutupi semua kekurangan istrinya itu" Cerita Isa pada Rain."Aku rasa Abe memang pria yang baik, hanya saja dia masih enggan untuk melupakan mendiang istrinya itu""Karenanya kau harus sabar ya""Semoga, aku tak tau apa yang akan terjadi besok" Tutup Rain dengan wajah sedih.Isa yang melihat wajah sedih Rain tau betul bahwa gadis muda itu tak benar-benar berani menghadapi Abe yang tampaknya galak namun sebenarnya sangat pengertian. Saat

  • Pernikahan Palsu    Bab. 11 Gia Sakit

    Setelah makan malam Gia nampak tak enak badan, dia kemudian meminta pengasuhnya mengantarkannya kekamar tidur."Ibu Yuyun aku pusing" Ujar Gia saat berjalan menuju kamar"Ibu pijat ya nak" Kata Yuyun sambil membaringkan Gia ketempat tidur dan mulai memijat punggung gadis kecil itu"uoooooookkk" Gia muntah banyak sekali"Gia...." Teriak Yuyun yang membuat Abe menghampiri"Gia kenapa?" Abe menghampiri putrinya"Pusing papi...pusing""Papi panggil Dokter ya"Gia mulai menangis, Lia pun menghampiri adiknya dengan wajah sangat cemas."Halo dokter, putriku sakit. Tolong segera kemari" Telepon Abe pada dokter pribadinyaTak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gia."Putriku kenapa dokter?" Abe penasaran"Ini masalah psikologi pak, sebaiknya jangan bertengkar didepan putri bapak""Ah iya, tadi sore ada pertengkaran memang""Anak seusian Gia memang sangat sensitif, bapak harus benar-benar m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 12 Kantor Abe

    Setelah kejadian kemarin yang cukup menegangkan, hari ini terasa lebih menyenangkan. Abe bangun tidur dengan senyum yang mengembang begitu pun anak-anak. Setelah menyelesaikan sarapan bersama dengan roti bakar dan susu murni mereka telah siap memulai hari ini dengan setumpuk aktifitas masing-masing.Tak lama setelah siap, anak-anakpun naik mobil dan diantar supir menuju sekolah. Sedangkan Abe memilih berangkat kekantor dengan menyetir sendiri mobilnya."Aku berangkat ya" Pamit Abe pada Rain."Iya, hati-hati dijalan ya""Jangan lupa makan siang, aku pulang agak telat"Merasa jenuh terus berada didalam rumah, Rain mulai berjalan-jalan diteras belakang rumah. Nampak banyak sekali tanaman yang kurang terawat, dia kemudian mulai membersihkan beberapa tanaman. Tak berapa lama kemudian ponselnya berbunyi, Rain bergegas menjawab panggilan telepon itu."Halo...""Rain, ini Abe""Ada apa?""Kertas kerjaku ketinggalan dimeja kerjak

  • Pernikahan Palsu    Bab. 13 Kencan lagi

    Hari menjelang siang, Abe pun pamit kepada rekan-rekan kerjanya. Dia kemudian mengajak Rain menuju salah satu mall yang tak jauh dari kantornya sembari makan siang. Rain nampak sangat bersemangat berjalan disamping Suaminya itu."Mumpung Abe ngak galak" PikirnyaSetelah menuruni lift, Abe mulai melajukan mobilnya. Rain duduk disampingnya sambil mengingat-ingat jalan yang mereka lalui.Setiba di mall, Abe kemudian memarkirkan mobil tak jauh dari pintu masuk mall."Ayo turun""Asiiik""Seneng banget kayaknya""Iya lah, ah besok aku mau kekantormu lagi biar pulangnya ke mall lagi""Ih ya ngak tiap hari juga lah" Jawab Abe sambil melotot.Mereka pun memasuki mall, Rain melihat-lihat snack yang dipajang begitu menggiurkan sepanjang jalan masuk. Abe hanya mengikuti langkahnya dari belakang."Kamu mau makan apa?" Tanya Abe"Apa ya? aku belum pernah kesini""Nasi atau pizza" Abe memberikan pilihan"Na

  • Pernikahan Palsu    Bab. 14 Malang

    Pagi ini semua bangun lebih pagi, Rain kemudian membantu asisten rumah tangga untk menyiapkan sarapan seluruh anggota keluarga.Roti bakar, selai coklat dan susu murni tertata rapi dimeja beberapa saat sebelum anak-anak turun untuk sarapan. Abe yang nampak sudah siap dengan pakaian kerjanya, mengecek kembali semua keperluan kerjanya hari ini dengan lebih santai.Setelah semua siap, sarapan pagipun segera dimulai"Hari ini mami Rain pulang ke Malang ya""Yaaa... Gia ditinggalin" Gia nampak kecewa"Nanti sabtu mami balik lagi kok sayang" Rain mencoba menjelaskan"Jangan lama-lama mami, Gia kangen mami" Jawab gadis kecil itu lagiRain hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Anak-anak yang lain tampak tak terpengaruh dengan pengumuman dari Abe dan hanya melanjutkan sarapan mereka.Setelah selesai sarapan mereka pun pergi dengan mobil masing-masing, Rain pun menuju mobil yang sudah disiapkan sopir."Aku berangkat ya" Pami

  • Pernikahan Palsu    Bab. 15 Ibu Tiba

    Setelah Una pulang, Rainpun mengirimkan pesan WA kepada Abe, dia berharap suaminya itu mau mengijinkan ibunya tingga bersamanya walau beberapa hari bagus lagi jika boleh berlama-lama dari pada rumah itu sepi."Abe, kau sibuk?" Pesan Rain pada Abe memulai pembicaraan.Membaca pesan Rain, Abe kemudian menelepon istrinya itu"Ada apa? aku malas ngetik""Abe aku sudah di Malang, Urusan kos sudah beres""Uang sewa kos bulan ini sudah kau bayarkan?""Iya sudah beres pokoknya""Ok terus ada apa?""Abe, bolehkan ibuku tinggal dirumah ini dengan ku?""Tentu saja, lakukan yang kau suka" Jawab Abe lagi"Boleh lama?""Tak apa, itu kan rumahmu sekarang. Lagi pula kan yang kau ajak ibumu. Jadi tak usah lah kau ijin dulu padaku""Aku takut kau marah""Hmmmmm.... semenakutkan itukah aku?""Iya... lupa kalau kau marah seremnya seperti apa?""Ahhh biasa aja, lagi pula kapan aku marah?""Ya

  • Pernikahan Palsu    Bab. 16 Terbaik

    Kehadiran Ibu sungguh membuat hati Rain sangat senang, dia tau betul hanya ibunya tempatnya menceritaikan semua isi hatinya saat ini, Ibu pun mendengarkan cerita putrinya.Sambil berbaring dipangkuan ibunya, Rain terus bercerita,"Sebenarnya Abe punya putri yang sangat lucu bu, tapi ya karena masih sekolah di Surabaya jadinya aku ngak bisa bertemu dia setiap hari" Rain mulai bercerita"Tak apa nak, nanti kapan-kapan kita main kerumah Abe di Surabaya ya" Ibu menjawab sambil tersenyum"Oiya, ibu suka baju pemberian Abe?" Rain bangkit dari pembaringannya kemudian menatap wajah ibunya"Belum ibu coba, nanti lah" jawab ibu sambil membelai rambut putrinya itu"Abe beli dimall besar bu, aku ingin sekali ibu kesana, tempatnya sangat bagus" Rain bercerita begitu bersemangat"Iya, nanti ajak ibu liat-liat ya, pasti seru sekali" Ibu membalas sambil tersenyumRain bangkit lagi dari pangkuan ibunya, kemudian berjalan menuju da

Bab terbaru

  • Pernikahan Palsu    Bab. 29 Harus Pulang

    Setelah kejadian penuduhan terhadap Una, kini Rain semakin tau siapa Ibu Kara. Dia jadi lebih hati-hati pada asisten rumah tangganya itu. Tak banyak bicara dia kini pada Ibu Kara. Setiap wanita paruh baya itu mengajaknya berbicara dia kini memilih untuk banyak diam."Kenapa kau jadi seperti itu Rain?" Tanya ibunya"Kenapa bu?""Kau jadi tampak berbeda sekang.""Tidak ada yang terjadi, aku hanya berhati-hati pada asisten rumah tanggaku saja"====Hari ini Rain memberanikan diri untuk pergi kekampus, sudah banyak sekali ketertinggalannya distudinya ini. Setelah bersiap diapun kemudian berpamitan dengan Abe."Aku pegi kuliah dulu ya." Pamit Rain"Baiklah, hati-hati." Jawab Abe dingin.Rain membuka pintu dan pergi sambil melambaikan tangannya tanpa balasan dari suaminya.Saat sampai dikampur Rain sedikit heran, mengapa kampus tampak sepi berbeda dari hari-hari biasanya."Rain..." Seru seseorang dari belakang

  • Pernikahan Palsu    Bab. 28 Una Diusir

    Pagi ini udara di Malang sangat sejuk, embut turun dengan begitu indah membuat suasana menjadi sangat lembut. Rain bersiap untuk pergi kuliah karena minggu lalu tak datang satu haripun karena mengurusi suaminya dirumah sakit.Tak mau menghabiskan waktu, diapun segera turun untuk sarapan pagi. Ibu Kara nampak sudah menyiapkan sepotong roti dengan selai anggur kesukaannya beserta segelas susu yang selalu harus diminum anggota keluarga Abe setiap hari.Setelah Rain menyelesaikan sarapannya Unapun menghampiri."Hari ini kau akan berangkat kuliah juga?" Tanya Una"Iya aku sudah ketinggalan jauh sekali" Ujar Rain sambil menghela nafas panjang.Una kemudian membuka tas yang dibawanya, dia kemudian terkaget ketika melihat didalam tasnya itu ada sebuah benda yang tak dikenalnya."Hei itukan..." Teriak Rain kaget melihat sapu tangan Abe ada didalam tas sahabatnya itu."Rain aku tidak tau bagaimana benda ini ada disini" Ujar Una terkaget

  • Pernikahan Palsu    Bab. 27 Pulang Ke Malang

    Hari ini Keluarga Abe memilih pulang ke Malang untuk masa penyembuhan Abe, Mereka merasa jika tinggal di Surabaya, Abe ngak akan bisa istirahat secara total karena dia akan selalu menginggat akan pekerjaannya yang tak pernah berkurang.Mobil pun disiapkan untuk keberangkatan mereka semua ke Malang, tak lupa mereka membawa sedikit perbekalan untuk cemilan selama diperjalanan.Setelah semua siap merekapun berangkat. Perjalanan hari ini tanpa hambatan, cukup 2 jam saja mereka sudah tiba dirumah Malang."Selamat datang" Sambut Ibu Rain saat mereka membuka pintu"Ibu apa kabar?" Rain menyapa dengan penuh kerinduan"Alhamdulillah baik. Ibu dan Ibu Kara sudah memasak untuk kalian semua, ayo segera disantap. Kalian pasti kelaparan.""Terima kasih, yuk kita makan" dan merekapun bergegas menuju ruang makan.Obrolan ringanpun bersautan terdengar selama makan siang itu, ayam goreng buatan ibu laris disantap anak-anak sedang Abe lebih memilih maka

  • Pernikahan Palsu    Bab. 26 Sehari Dengan Gia

    Sorepun menjelang, Gia yang terlelap akhirnya terbangun. Begitu bangun dia segera meminta duduk disamping papinya."Gia peluk papi ya, biar papi cepat sembuh" Gia kemudian memeluk Abe dengan manja"Gia kangen papi ya?" Abe nemerima pelukan putri kecilnya itu dengan sangat mesra"Iya papi jangan sakit, Gia sediiiiiiih kalau papi ngak peluk Gia""Papi ngak lama kok sakitnya, setelah sembuh papi janji ngak akan sakit lagi biar bisa peluk Gia terus ya""Iya papi, tapi papi ya kakak Gio sekarang ngak mau bobo bareng Gia lagi""Kenapa begitu?" Tanya Abe"Katanya Gia kalau nangis kenceng, bikin pusing"Melihat tingkah Gia, Rainpun tak kuasa menahan gemes."Gia, boleh mami cubit pipinya?" Pinta Rain sambil mencubit Gia"Mami gemes ya sama aku, ya kan aku anak papi yang paling gemesin"Saat Rain sedang berbincang dengan Gia tiba-tiba Isa masuk keruangan itu dengan wajah tak senang."Gia sedang apa disini? Ayo

  • Pernikahan Palsu    Bab. 25 Kuliah Rain Terbengkalai

    Sakitnya Abe hingga dirawat dirumah sakit, membuat Rain tak dapat mengikuti praktikum yang sudah dia jadwalkan minggu lalu. Hal ini membuat pihak kampus menghubunginya via sambungan telepon.Kriiinggg... Ponsel Rain berbunyi kencang"Halo.." Rain menjawab singkat"Selamat pagi, benar ini Rain Purnamawati?" Tanya penelepon dengan sopan"Benar itu saya, maaf ini dengan siapa ya?""Ini dari kampus kak, kakak minggu ini ada jadwal praktikum tapi tidak kakak hadiri""Oh iya, maaf saya lupa. Suami saya sakit. Jadi bagaimana ya?""Masih bisa dijadwalkan ulang kak, tapi baru semester depan""Mmmm... ya sudah tak apa biar semester depan saya ulang, saya tidak bisa meninggalkan suami saya saat ini.""Tak apa kak, saya hanya menyampaikan saja""Terima kasih infonya ya"Rain kemudian menutup sambungan telepon tadi dengan wajah sedih."Kamu kenapa?" Tanya Abe yang masih terbaring lemah ditempat tidur"Tadi

  • Pernikahan Palsu    Bab. 24 Merawat Abe Yang Sakit

    "Raiiin..." Bisik Abe sambil meraih tangang istrinyaRain terbangun dan segera menghilangkan kantuknya"Ada apa?""Pasangkan pispot... aku mau buang air kecil""Pasang? Pispot itu yang mana?" Rain kebingungan"Biasanya ada dibawah tempat tidur"Rain membungkuk dan melihat sebuah benda berbahan stainless, setelah meraihnya Rain nampak kebingungan"Bagaimana memasangnya?""Aku mau pipis, buruan sedikit kenapa sih?" Abe mulai kesalRain yang kebingungan kemudian mencoba memasangkan pispot untuk Abe."Aku harus memegang....""Cepat kau mau aku mengotori kasur ku""Iya sabar"Rain hanya menutup matanya sambil menunggu suaminya itu selesai buang air kecil. Dia tak menyangka merawat orang sakit benar-benar butuh keberanian yang besar. Setelah Abe selesai, Rain kemudian nampak bingung melepas pispot tersebut."Apa yang kau lihat..." Abe nampak tak nyaman"Ah tidak.. baik... sebenta

  • Pernikahan Palsu    Bab. 23 Abe Sakit

    Tiba didalam kamarnya perut Abe terasa sangat sakit, seperti ditendang dengan sangat kencang. Abe yang tak kuasa dengan rasa sakit itu kemudian berteriak dengan sangat keras."Aaaaah...." Abe tersungkur sambil memegangi perutnyaRain yang mendengar teriakan suaminya itu dari balik kamar segera menghampiri dengan sangat cemas."Abe.. ada apa?" Rain mencoba menbaringkan suaminya yang masih sangat kesakitan"Papi.... papi kenapa?" Lia menghampiri papinya sambil berusaha menghubungi dokter lewat ponselnya"Halo dokter, papiku sakit tolong kemari... cepatttt" Pekik Lia sambil terus memeluk papinya"Ada apa ini?" Mama menghampiri sambil terkaget"Sakit ma, perutku sakit sekali" Jawab Abe sambil terus memegangin perutnya."Beri Abe ruang, ayo bawakan air hangat untuk meredam sakitnya" Perintah mama pada Lia dan Rain."Baik ma, aku saja yang ambilkan" Ujar Rain sambil bergegas menuju dapur.Tak berapa lama kemudian Rain m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 22 Maksud Hati Apa Daya

    Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s

  • Pernikahan Palsu    Bab. 21 Penyesalan Rain

    Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau

DMCA.com Protection Status