Home / Romansa / Pernikahan Palsu / Bab. 7 Terpaksa Menikah

Share

Bab. 7 Terpaksa Menikah

Author: Sisi Ryri
last update Last Updated: 2021-04-29 20:01:20

Rain kembali kekamar kosnya dengan hati yang sangat kacau, Una yang melihatnya begitu sedih menghapiri

"Kenapa Rain"

"Una, ternyata Abe itu laki-laki bajingan" Rain kemudian menagis sesegukan

"Kau ini bicara apa?"

"Dia tadi mengajakku menikah kontrak dengannya"

"Apaaa....mungkin dia bercanda"

"Mana mungkin dia bercanda, dia bilang dia hanya akan menikahiku beberapa tahun saja" Tangis Rain semakin menjadi-jadi

"Ah kenapa kau tak tanyakan maksudnya dulu, jangan langsung marah begini"

"Sudah... sudah jelas dia bajingan. Kalau dia laki-laki baik mana mungkin dia mengajakku nikah kontrak begini"

"Ya sudah, tinggalkan saja dia"

"Aku tak menyangka dia seperti itu"

"Rain, tenang lah. Sudah jangan kau ingat lagi"

Rain kemudian menangis sejadi-jadinya dan Una hanya bisa terdiam melihatnya.

Una kemudian meninggalkan Rain yang mulai mengantuk. Dia tak berani banyak bicara akan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

============

Di Batu

Setelah mengantarkan Rain pulang, Abe merasa sangat bersalah akan apa yang dia perbuat pada wanita lugu itu. Sesampai dirumah dia hanya terdiam saat anak-anaknya menghampiri.

"Papi mana teman papi tadi, kok dia tidak pamit?" tanya Gia sambil memasang wajah sedih

"Dia harus segera pulang, takut kemalaman dijalan"

"Tapi lain kali dia main lagi sama Gia kan"

"Iya sayang, nanti papi ajak teman papi main-main denganmu ya"

Abe kemudian duduk disofa ruang tamu sambil menggendong Gia yang terus memeluk papinya yang nampak kelelahan itu

krrrriiiing ..... ponsel Abe berbunyi, nampak Rain menelponnya

"Halo Rain ada apa?"

"Abe, ini Una..."

"Hah Una, ada apa?"

"Rain pingsan, tadi ibunya menelponnya memberitahukannya kalau ayah Rain meninggal"

"Rain mana?"

"Ini dia belum siuman, aku tak tau harus minta tolong siapa, kau bisa kan kemari dan antarkan dia pulang"

"Baik,,,, baik tunggu sebentar aku kesana" Abe langsung menurunkan Gia dari pangkuannya

"Supiir..." Teriak Abe memanggil Pak Yanto supirnya

"Iya pak"

"Antar aku, Aku lelah tak sanggup nyetir"

"Baik pak"

Pak Yanto pun kemudian mengantar Abe dengan mobilnya menuju kosan Rain, sesampai disana dia segera masuk.

"Rain..." Ujar Abe

"Ayaahhhh" Tangis Rain semakin menjadi saat melihat Abe

"Biar ku antar pulang, tak apa ya"

Dengan tubuh yang masih lemah, Rain menguatkan tubuhnya untuk berdiri. Dia kemudian membawa tas kuliahnya dan mengemasi beberapa barang.

"Ayo ku antar" Abe menghampiri sambil menuntun Rain yang masih nampak sangat kebingungan.

Rain menurut saja dengannya, kemudian melangkah menuju mobil. Mereka berdua duduk dijok belakan mobil. Abe kemudian berusaha memeluk Rain.

"Tak usah, aku cukup kuat untuk melalui ini semua"

"Maaf kan aku"

"Jangan kau anggap kita ada apa-apa lagi"

"Iya, aku akan mengantarkan mu. Pak ayo kita jalan"

"Baik" Jawab Pak Yanto sambil mulai menyetir

Mata Rain nampak sembab, dia tak menyangka ayahnya akan secepat itu meninggalkannya.

"Kau mau minum?" Abe menyodorkan air mineral

"Terima kasih" Rain kemudian meminum air mineral itu seteguk

"Ayahmu sudah dirumah"

"Iya, tadi ibu bilang ayah sudah dirumah"

"Ayahmu sakit sudah lama ya?" Abe mencoba mencairkan situasi

"Ayahku jatuh dikamar mandi, kemudian tak sadarkan diri dan meninggal dirumah"

"Sabar ya, aku tau kau sangat sedih"

Rain yang tak sanggup menahan kepalanya yang sangat pusing kemudian menyenderkan kepalanya pada bahu Abe, melihat kepala wanita lugu itu terkulai Abe pun kemudian mencoba memeluk lagi Rain.

"Ayaaah..." Tangis Rain pecah dan dia kembali tak sadarkan diri.

Abe berusaha membaringkannya dipangkuan kemudian mengambil minyak angin yang ada dikotak obat dekat pintu mobil. Setelah beberapa saat Rain terbangun dengan tubuh sangat lemas.

"Sudah kau berbaring dulu saja, kau pasti masih sangat kaget akan kepergian ayahmu"

Rain menurut saja sampai mobil tiba dirumahnya.

Setiba dirumah nampak bendera kuning sudah terpasang, para tamupun mulai berdatangan.

"Rain.." Panggil Ibu dengan mata yang sembab

"Ibu, mana ayah"

"Masuk nak, kuatkan hatimu"

Nampak ayah Rain terbujur kaku diruang tengah dengan tubuh yang sudah terkafani, Rain hanya memandang sambil terduduk lemas.

"Nak" Sapa ibu pada Abe

"Saya mengantarkan Rain pulang ibu, tadi dia pingsan

"Terima kasih mau mengantar Rain pulang"

"Iya bu"

Setelah beberapa lama, seorang tetangga membisiki Ibu Rain

"Bu, tradisi disini kan kalau ayah Rain meninggal dan Rain sudah ada calon baiknya mereka menikah sebelum Ayah Rain dikebumikan"

"Apa iya teman putriku mau menikah sekarang?"

"Coba diberi penjelasan saja, bukan kah lebih baik mereka menikah secepatnya"

"Waduh aku tanyakan dulu ya, mereka memang sudah cukup dekat"

"Nah apa lagi mereka sudah cukup dekat, apa kata tetangga nanti kalau mereka tak juga menikah. Ya aku kan cuma memberi saran"

Ibu Rain kemudian menarik tangan Abe menuju kamar, dan mulai memberi pengertian kepada Abe

"Nak, begini ya. Ini kalau Nak Abe bersedia saja. Ibu tidak memaksa"

Abe nampak kebingungan melihat ekspresi Ibu Rain

"Ada apa bu?"

"Tradisi disini kan, kalau ada Ayah yang meninggal, baiknya putrinya dinikahkan sebelum ayah itu dikebumikan"

"Lalu maksud ibu?"

"Iya, apa nak Abe bersedia menikahi Rain sebelum Ayahnya dikebumikan. Ini ibu tidak maksa lya. Ini cuma tradisi"

Abe kembali ke rencana awalnya, tentu dia mau saja asal Rain bersedia. "Iya kalau begitu tradisi disini saya bersedia saja, masalahnya Rain bagaimana"

"Coba ibu tanyakan, ngak enak juga dengan tetangga kan kalian sudah beberapa kali kemari"

Ibu kemudian menarik Rain kekamar tempat tadi, kemudian menceritakan hal yang sama kepada Rain.

"Ibu,,, apa harus secepat ini" Ujar Rain sambil menangis

"Nak, Abe sudah mau, tinggal kau yang putuskan"

Rain kemudian menatap Abe yang nampak bingung

"Nak, ngak enak juga sama tetangga kalau kau punya pacar tapi tak menikah saat jasad ayahmu masih ada"

Rain kemudian menangis sejadi-jadinya kemudian mengangguk dengan berat

"Terima kasih kau mau memutuskan pernikahan ini, Ibu akan bicara kepada pak mudin agar kalian bisa menikah malam ini juga"

Ibu kemudian meninggalkan Rain dan Abe berdua dikamar. Mereka hanya saling menunduk tanpa berkata satu katapun. Dalam hati Rain dia tak tau apa jadinya jika ibunya kemudian tau rencana awal yang sudah disampaikan Abe padanya. Sedangkan di dalam hati Abe dia tak menyangka niatnya itu akan berjalan semenyedihkan ini.

====

Setelah semuanya disiapkan Abe pun mengucapkan Ijab Kabul didepan jasad ayah Rain dengan mas kawin uang seadanya didompet. Pernikahannya kali ini sangat berbeda dengan pernikahan pertamanya dengan mendiang istrinya. Sangat sederhanya dan terkesan seadanya.

Rainpun tak dirias seperti umumnya pengantin wanita, hanya mengenakan pakaian seadanya dan selendang polos milik ibunya.

"Alhamdulillah sah..., Kini beban ayahmu sudah berkurang" Ujar mudin selepas Abe mengucapkan Ijab

"Terima kasih pak mudin, maaf kalau mendadak sekali acaranya"

"Tak apa bu, yang penting niatnya ya, karena sudah malam saya pamit pulang ya. Selamat menempuh hidup baru ya Rain"

Rain hanya membalas ucapan pak mudin dengan senyum bingung.

==

Akankah Rain dan Abe hidup bahagia. Ikuti kelanjutannya dan jangan lupa review ya

Related chapters

  • Pernikahan Palsu    Bab. 8 Berbeda

    Seminggu setelah meninggalnya ayah Rain, Merekapun kembali kerumah Abe di Malang. Rumah yang ini berada dibelakang mall dimana pertama kali bertemu. Rumah berlantai dua yang sangat mewah dengan cat putih dengan pilar yang membuat rumah ini terlihat sangat megah. Setibanya dirumah Abe mempersilahkan Rain masuk."Masuklah, kau tinggal disini sekarng, nanti ku bantu mengambil barang-barang dikosanmu""Bukannya dulu kau bilang ini rumah temanmu?""Saat itu aku hanya pura-pura saja""Pura-pura?" Ujar Rain dengan wajah datar"Ayo masuk"Rain nampak begitu takjub dengan dekorasi rumah itu, sangat berkelas tak seperti rumahnya yang dindingnya saja tak di aci."Kau tidur dikamar utama di lantai dua ya, aku sudah meminta asisten rumah tangga untuk membereskannya"Hati Rain masih tak menentu, entah dia harus senang atau sedih menjalani pernikahan pura-pura ini, dia kemudian menuju kamarnya dengan

    Last Updated : 2021-04-30
  • Pernikahan Palsu    Bab. 9 Kelemahan Abe

    Rain kemudian menuju dapur dan menenangkan diri disana, Yani yang tau betul suasana hatinya mencoba menuangkan air putih dalam gelas mewah yang ada dirak piring."Ini nyonya, minumlah""Terima kasih ibu""Tuan memang seperti itu semenjak mendiang istri tuan meninggal""Dia kenapa?""Dulu tuan tidak begitu, tapi sepertinya tuan jadi sangat cemburu jika ada yang dekat dengan anak-anaknya""Tapi dulu dia tidak begitu ibu, yang ku kenal Abe sangat manis""Entahlah, dia sangat takut ada perempuan lain yang bisa dekat dengan anak-anaknya, seakan tuan tak ingin posisi ibu kandung anak-anaknya terganti oleh siapapun""Ow begitu, bisa jadi sih. Tadi dia sangat marah saat aku berusaha dekat dengan Gia""Ya begitulah tuan" Yani kemudian menarik nafas panjang"Tak apa ibu, semua akan segera berakhir, aku akan membuatnya bersedia menerimaku sebagai ibu anak-anaknya kini""Apa nyonya yakin?""Kita lihat saja" Jawa

    Last Updated : 2021-04-30
  • Pernikahan Palsu    Bab. 10 Kakinya Bertato

    Sore itu Isa juga bercerita sedikit tentang Lidya, mendiang Istri Abe. Baginya Wanita itu adalah cinta pertama bagi kakaknya, tak ada yang dapat membuat Abe buta akan cinta selain Lidya. Namun sayang, selama pernikahan mereka Istri Abe ini terbilang sangat ringkih, mudah sakit.Pernah suatu ketika hanya karena kehujanan Lidya bisa sampai mimisan dan yang paling parah karena selimut lupa dicuci, tubuhnya bentol-bentol berhari-hari."Tapi ya begitulah, hidup ini adil Rain. Saat Lidya sangat lemah Abe lah yang menutupi semua kekurangan istrinya itu" Cerita Isa pada Rain."Aku rasa Abe memang pria yang baik, hanya saja dia masih enggan untuk melupakan mendiang istrinya itu""Karenanya kau harus sabar ya""Semoga, aku tak tau apa yang akan terjadi besok" Tutup Rain dengan wajah sedih.Isa yang melihat wajah sedih Rain tau betul bahwa gadis muda itu tak benar-benar berani menghadapi Abe yang tampaknya galak namun sebenarnya sangat pengertian. Saat

    Last Updated : 2021-05-01
  • Pernikahan Palsu    Bab. 11 Gia Sakit

    Setelah makan malam Gia nampak tak enak badan, dia kemudian meminta pengasuhnya mengantarkannya kekamar tidur."Ibu Yuyun aku pusing" Ujar Gia saat berjalan menuju kamar"Ibu pijat ya nak" Kata Yuyun sambil membaringkan Gia ketempat tidur dan mulai memijat punggung gadis kecil itu"uoooooookkk" Gia muntah banyak sekali"Gia...." Teriak Yuyun yang membuat Abe menghampiri"Gia kenapa?" Abe menghampiri putrinya"Pusing papi...pusing""Papi panggil Dokter ya"Gia mulai menangis, Lia pun menghampiri adiknya dengan wajah sangat cemas."Halo dokter, putriku sakit. Tolong segera kemari" Telepon Abe pada dokter pribadinyaTak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gia."Putriku kenapa dokter?" Abe penasaran"Ini masalah psikologi pak, sebaiknya jangan bertengkar didepan putri bapak""Ah iya, tadi sore ada pertengkaran memang""Anak seusian Gia memang sangat sensitif, bapak harus benar-benar m

    Last Updated : 2021-05-01
  • Pernikahan Palsu    Bab. 12 Kantor Abe

    Setelah kejadian kemarin yang cukup menegangkan, hari ini terasa lebih menyenangkan. Abe bangun tidur dengan senyum yang mengembang begitu pun anak-anak. Setelah menyelesaikan sarapan bersama dengan roti bakar dan susu murni mereka telah siap memulai hari ini dengan setumpuk aktifitas masing-masing.Tak lama setelah siap, anak-anakpun naik mobil dan diantar supir menuju sekolah. Sedangkan Abe memilih berangkat kekantor dengan menyetir sendiri mobilnya."Aku berangkat ya" Pamit Abe pada Rain."Iya, hati-hati dijalan ya""Jangan lupa makan siang, aku pulang agak telat"Merasa jenuh terus berada didalam rumah, Rain mulai berjalan-jalan diteras belakang rumah. Nampak banyak sekali tanaman yang kurang terawat, dia kemudian mulai membersihkan beberapa tanaman. Tak berapa lama kemudian ponselnya berbunyi, Rain bergegas menjawab panggilan telepon itu."Halo...""Rain, ini Abe""Ada apa?""Kertas kerjaku ketinggalan dimeja kerjak

    Last Updated : 2021-05-02
  • Pernikahan Palsu    Bab. 13 Kencan lagi

    Hari menjelang siang, Abe pun pamit kepada rekan-rekan kerjanya. Dia kemudian mengajak Rain menuju salah satu mall yang tak jauh dari kantornya sembari makan siang. Rain nampak sangat bersemangat berjalan disamping Suaminya itu."Mumpung Abe ngak galak" PikirnyaSetelah menuruni lift, Abe mulai melajukan mobilnya. Rain duduk disampingnya sambil mengingat-ingat jalan yang mereka lalui.Setiba di mall, Abe kemudian memarkirkan mobil tak jauh dari pintu masuk mall."Ayo turun""Asiiik""Seneng banget kayaknya""Iya lah, ah besok aku mau kekantormu lagi biar pulangnya ke mall lagi""Ih ya ngak tiap hari juga lah" Jawab Abe sambil melotot.Mereka pun memasuki mall, Rain melihat-lihat snack yang dipajang begitu menggiurkan sepanjang jalan masuk. Abe hanya mengikuti langkahnya dari belakang."Kamu mau makan apa?" Tanya Abe"Apa ya? aku belum pernah kesini""Nasi atau pizza" Abe memberikan pilihan"Na

    Last Updated : 2021-05-02
  • Pernikahan Palsu    Bab. 14 Malang

    Pagi ini semua bangun lebih pagi, Rain kemudian membantu asisten rumah tangga untk menyiapkan sarapan seluruh anggota keluarga.Roti bakar, selai coklat dan susu murni tertata rapi dimeja beberapa saat sebelum anak-anak turun untuk sarapan. Abe yang nampak sudah siap dengan pakaian kerjanya, mengecek kembali semua keperluan kerjanya hari ini dengan lebih santai.Setelah semua siap, sarapan pagipun segera dimulai"Hari ini mami Rain pulang ke Malang ya""Yaaa... Gia ditinggalin" Gia nampak kecewa"Nanti sabtu mami balik lagi kok sayang" Rain mencoba menjelaskan"Jangan lama-lama mami, Gia kangen mami" Jawab gadis kecil itu lagiRain hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Anak-anak yang lain tampak tak terpengaruh dengan pengumuman dari Abe dan hanya melanjutkan sarapan mereka.Setelah selesai sarapan mereka pun pergi dengan mobil masing-masing, Rain pun menuju mobil yang sudah disiapkan sopir."Aku berangkat ya" Pami

    Last Updated : 2021-05-02
  • Pernikahan Palsu    Bab. 15 Ibu Tiba

    Setelah Una pulang, Rainpun mengirimkan pesan WA kepada Abe, dia berharap suaminya itu mau mengijinkan ibunya tingga bersamanya walau beberapa hari bagus lagi jika boleh berlama-lama dari pada rumah itu sepi."Abe, kau sibuk?" Pesan Rain pada Abe memulai pembicaraan.Membaca pesan Rain, Abe kemudian menelepon istrinya itu"Ada apa? aku malas ngetik""Abe aku sudah di Malang, Urusan kos sudah beres""Uang sewa kos bulan ini sudah kau bayarkan?""Iya sudah beres pokoknya""Ok terus ada apa?""Abe, bolehkan ibuku tinggal dirumah ini dengan ku?""Tentu saja, lakukan yang kau suka" Jawab Abe lagi"Boleh lama?""Tak apa, itu kan rumahmu sekarang. Lagi pula kan yang kau ajak ibumu. Jadi tak usah lah kau ijin dulu padaku""Aku takut kau marah""Hmmmmm.... semenakutkan itukah aku?""Iya... lupa kalau kau marah seremnya seperti apa?""Ahhh biasa aja, lagi pula kapan aku marah?""Ya

    Last Updated : 2021-05-03

Latest chapter

  • Pernikahan Palsu    Bab. 29 Harus Pulang

    Setelah kejadian penuduhan terhadap Una, kini Rain semakin tau siapa Ibu Kara. Dia jadi lebih hati-hati pada asisten rumah tangganya itu. Tak banyak bicara dia kini pada Ibu Kara. Setiap wanita paruh baya itu mengajaknya berbicara dia kini memilih untuk banyak diam."Kenapa kau jadi seperti itu Rain?" Tanya ibunya"Kenapa bu?""Kau jadi tampak berbeda sekang.""Tidak ada yang terjadi, aku hanya berhati-hati pada asisten rumah tanggaku saja"====Hari ini Rain memberanikan diri untuk pergi kekampus, sudah banyak sekali ketertinggalannya distudinya ini. Setelah bersiap diapun kemudian berpamitan dengan Abe."Aku pegi kuliah dulu ya." Pamit Rain"Baiklah, hati-hati." Jawab Abe dingin.Rain membuka pintu dan pergi sambil melambaikan tangannya tanpa balasan dari suaminya.Saat sampai dikampur Rain sedikit heran, mengapa kampus tampak sepi berbeda dari hari-hari biasanya."Rain..." Seru seseorang dari belakang

  • Pernikahan Palsu    Bab. 28 Una Diusir

    Pagi ini udara di Malang sangat sejuk, embut turun dengan begitu indah membuat suasana menjadi sangat lembut. Rain bersiap untuk pergi kuliah karena minggu lalu tak datang satu haripun karena mengurusi suaminya dirumah sakit.Tak mau menghabiskan waktu, diapun segera turun untuk sarapan pagi. Ibu Kara nampak sudah menyiapkan sepotong roti dengan selai anggur kesukaannya beserta segelas susu yang selalu harus diminum anggota keluarga Abe setiap hari.Setelah Rain menyelesaikan sarapannya Unapun menghampiri."Hari ini kau akan berangkat kuliah juga?" Tanya Una"Iya aku sudah ketinggalan jauh sekali" Ujar Rain sambil menghela nafas panjang.Una kemudian membuka tas yang dibawanya, dia kemudian terkaget ketika melihat didalam tasnya itu ada sebuah benda yang tak dikenalnya."Hei itukan..." Teriak Rain kaget melihat sapu tangan Abe ada didalam tas sahabatnya itu."Rain aku tidak tau bagaimana benda ini ada disini" Ujar Una terkaget

  • Pernikahan Palsu    Bab. 27 Pulang Ke Malang

    Hari ini Keluarga Abe memilih pulang ke Malang untuk masa penyembuhan Abe, Mereka merasa jika tinggal di Surabaya, Abe ngak akan bisa istirahat secara total karena dia akan selalu menginggat akan pekerjaannya yang tak pernah berkurang.Mobil pun disiapkan untuk keberangkatan mereka semua ke Malang, tak lupa mereka membawa sedikit perbekalan untuk cemilan selama diperjalanan.Setelah semua siap merekapun berangkat. Perjalanan hari ini tanpa hambatan, cukup 2 jam saja mereka sudah tiba dirumah Malang."Selamat datang" Sambut Ibu Rain saat mereka membuka pintu"Ibu apa kabar?" Rain menyapa dengan penuh kerinduan"Alhamdulillah baik. Ibu dan Ibu Kara sudah memasak untuk kalian semua, ayo segera disantap. Kalian pasti kelaparan.""Terima kasih, yuk kita makan" dan merekapun bergegas menuju ruang makan.Obrolan ringanpun bersautan terdengar selama makan siang itu, ayam goreng buatan ibu laris disantap anak-anak sedang Abe lebih memilih maka

  • Pernikahan Palsu    Bab. 26 Sehari Dengan Gia

    Sorepun menjelang, Gia yang terlelap akhirnya terbangun. Begitu bangun dia segera meminta duduk disamping papinya."Gia peluk papi ya, biar papi cepat sembuh" Gia kemudian memeluk Abe dengan manja"Gia kangen papi ya?" Abe nemerima pelukan putri kecilnya itu dengan sangat mesra"Iya papi jangan sakit, Gia sediiiiiiih kalau papi ngak peluk Gia""Papi ngak lama kok sakitnya, setelah sembuh papi janji ngak akan sakit lagi biar bisa peluk Gia terus ya""Iya papi, tapi papi ya kakak Gio sekarang ngak mau bobo bareng Gia lagi""Kenapa begitu?" Tanya Abe"Katanya Gia kalau nangis kenceng, bikin pusing"Melihat tingkah Gia, Rainpun tak kuasa menahan gemes."Gia, boleh mami cubit pipinya?" Pinta Rain sambil mencubit Gia"Mami gemes ya sama aku, ya kan aku anak papi yang paling gemesin"Saat Rain sedang berbincang dengan Gia tiba-tiba Isa masuk keruangan itu dengan wajah tak senang."Gia sedang apa disini? Ayo

  • Pernikahan Palsu    Bab. 25 Kuliah Rain Terbengkalai

    Sakitnya Abe hingga dirawat dirumah sakit, membuat Rain tak dapat mengikuti praktikum yang sudah dia jadwalkan minggu lalu. Hal ini membuat pihak kampus menghubunginya via sambungan telepon.Kriiinggg... Ponsel Rain berbunyi kencang"Halo.." Rain menjawab singkat"Selamat pagi, benar ini Rain Purnamawati?" Tanya penelepon dengan sopan"Benar itu saya, maaf ini dengan siapa ya?""Ini dari kampus kak, kakak minggu ini ada jadwal praktikum tapi tidak kakak hadiri""Oh iya, maaf saya lupa. Suami saya sakit. Jadi bagaimana ya?""Masih bisa dijadwalkan ulang kak, tapi baru semester depan""Mmmm... ya sudah tak apa biar semester depan saya ulang, saya tidak bisa meninggalkan suami saya saat ini.""Tak apa kak, saya hanya menyampaikan saja""Terima kasih infonya ya"Rain kemudian menutup sambungan telepon tadi dengan wajah sedih."Kamu kenapa?" Tanya Abe yang masih terbaring lemah ditempat tidur"Tadi

  • Pernikahan Palsu    Bab. 24 Merawat Abe Yang Sakit

    "Raiiin..." Bisik Abe sambil meraih tangang istrinyaRain terbangun dan segera menghilangkan kantuknya"Ada apa?""Pasangkan pispot... aku mau buang air kecil""Pasang? Pispot itu yang mana?" Rain kebingungan"Biasanya ada dibawah tempat tidur"Rain membungkuk dan melihat sebuah benda berbahan stainless, setelah meraihnya Rain nampak kebingungan"Bagaimana memasangnya?""Aku mau pipis, buruan sedikit kenapa sih?" Abe mulai kesalRain yang kebingungan kemudian mencoba memasangkan pispot untuk Abe."Aku harus memegang....""Cepat kau mau aku mengotori kasur ku""Iya sabar"Rain hanya menutup matanya sambil menunggu suaminya itu selesai buang air kecil. Dia tak menyangka merawat orang sakit benar-benar butuh keberanian yang besar. Setelah Abe selesai, Rain kemudian nampak bingung melepas pispot tersebut."Apa yang kau lihat..." Abe nampak tak nyaman"Ah tidak.. baik... sebenta

  • Pernikahan Palsu    Bab. 23 Abe Sakit

    Tiba didalam kamarnya perut Abe terasa sangat sakit, seperti ditendang dengan sangat kencang. Abe yang tak kuasa dengan rasa sakit itu kemudian berteriak dengan sangat keras."Aaaaah...." Abe tersungkur sambil memegangi perutnyaRain yang mendengar teriakan suaminya itu dari balik kamar segera menghampiri dengan sangat cemas."Abe.. ada apa?" Rain mencoba menbaringkan suaminya yang masih sangat kesakitan"Papi.... papi kenapa?" Lia menghampiri papinya sambil berusaha menghubungi dokter lewat ponselnya"Halo dokter, papiku sakit tolong kemari... cepatttt" Pekik Lia sambil terus memeluk papinya"Ada apa ini?" Mama menghampiri sambil terkaget"Sakit ma, perutku sakit sekali" Jawab Abe sambil terus memegangin perutnya."Beri Abe ruang, ayo bawakan air hangat untuk meredam sakitnya" Perintah mama pada Lia dan Rain."Baik ma, aku saja yang ambilkan" Ujar Rain sambil bergegas menuju dapur.Tak berapa lama kemudian Rain m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 22 Maksud Hati Apa Daya

    Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s

  • Pernikahan Palsu    Bab. 21 Penyesalan Rain

    Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status