Home / Romansa / Pernikahan Palsu / Bab. 6 Keluarga Abe

Share

Bab. 6 Keluarga Abe

Author: Sisi Ryri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Rain pun tiba, hari dimana dia akan menemani Abe menghadiri acara pernikahan sepupunya. Semau kemungkinan ada didalam pikirannya, dia sangat cemas jika diacara itu dia akan bertemu keluarga dan teman-teman Abe.

Baju yang dibelikan Abe sudah siap dipakainya, sepatu dan tas yang semua berharga mahal itu pun segera dikenakannya.

"Kau cantik sekali hari ini" Sapa Una saat melihat sahabatnya itu selesai bersiap

"Iya aku tak menyangka Abe begitu baik"

"Baik, kaya, tampan, mmmmm... kau sangat beruntung bisa mengenalnya Rain"

"Seperti mimpi bisa bertemu dengannya"

Una nampak sangat bahagia melihat sahabatnya itu hari ini, mereka kemudian berbincang panjang hingga akhirnya Abe mengirimkan pesan singkat yang memberitahukan kalau dia sudah tiba didepan gang.

"Ah itu Abe, aku pergi dulu ya, daaa" Pamit Rain pada Una sambil mengunci pintu kamar kosnya.

"Hati-hati Rain"

"Iya... kau baik-baik di kosan ya"

Rain pun berjalan dengan hati riang hingga kedepan gang, dia melempar senyum kearah Abe.

"Hai nona" Sapa Abe

"Aku belum dandan"

"Iya, aku kan sudah bilang nanti biar MUA yang merias mu"

"Baiklah"

"Kau sudah siap?"

"Tentu"

Mobilpun mulai melaju dan mereka pun terus berbincang tentang,

"Nanti ku kenalkan pada mama papaku ya, anak-anakku juga"

"Haah...."

"Tak apa, aku sudah menceritakan tentangmu ke mereka semua kok"

"Akuuuu..."

"Tenang saja, aku akan selalu ada disampingmu" Abe berusaha menenangkannya sambil mengusap lembut rambut Rain

Jantung Rain berdetak sangat kencang, dia tak tau harus bagaimana jika kemudian diperkenalkan Abe pada keluarganya, dia tak dapat membayangkan jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Setelah perjalanan sekitar tiga puluh menit merekapun tiba disebuah hotel yang sangat luas, Abe memarkirkan mobil tak jauh dari masuk hotel kemudian mempersilahkan Rain turun.

"Tenang saja, ada aku" Abe masih terus berusaha menenagkan Rain

"Nanti kalau mamamu tak suka padaku bagaimana?"

"Belum juga ketemu, bagaimana kau bisa berfikir begitu?"

Rain melemparkan senyum kuda, kemudian membenahi bajunya.

"Sudah, sudah rapi. Apa lagi yang kau tunggu. Ayo" Abe sedikit menarik tangan Rain.

Mereka berduapun memasukki resepsionis hotel lalu berjalan hingga tiba disebuah taman terbuka yang telah didekorasi sangat indah dengan hiasan etnik Bali yang kental.

"Kok nikahnya adat Bali?"

"Iya sepupuku keturunan Bali, lain kali kita main-main ke Bali ya"

"Kau keturunan Bali?"

"Yang orang Bali sepupuku nona. Memangnya kenapa kalau aku keturunan Bali?"

"Nanya aja"

Dari kejauhan nampak seorang wanita menghampiri mereka yang sedang berbincang tanpa ujung, sambil melambaikan tangan wanita itupun menyapa Abe

"Nak, kau sudah tiba"

"Oh mama, perkenalkan ini Rain. Rain ini mamaku"

Seketika jantung Rain berhenti berdetak, dia bahkan tak dapat melemparkan senyum sedikitpun

"Hai, kau teman putraku ya?"

"I..iya ... Sa..saya"

"Tak perlu gerogi begitu, Abe sudah sering menceritakanmu pada ku"

"Oh, tapi ceritanya yang baik-baik kan...hihihi" Rain mulai berani bicara

"Sebentar biar ku kenalkan pada putra-putri Abe ya"

Mama Abe kemudian melambaikan tangan pada seorang wanita berseragam suster, kemudian wanita itu mengajak ke empat anak Abe menghampiri Rain.

"Sayang, ini teman papi. Nah Rain yang paling besar namanya Lio, kemudian Lia, dan pangeran kecil ini Gio dan yang paling bungsu ini Gia" mama Abe mulai memperkenalkan.

"Hai, salam kenal. Namaku Rain"

Melihat Rain yang kikuk keempat anak Abe nampak saling berbisik.

"Kau teman papiku, kau nampak terlalu muda untuk papiku" Respon Lia menggoda Rain

"Kau nampak cantik dengan baju itu, tapi kau maukan menggendongku meski pake baju bagus" Canda Gia sambil memandangi baju Rain

"Hei anak-anak, ayo kembali bermain. Papi lagi ada tamu, kalian yang manis ya sama bibi pengasuh"

"Baik nenek" Jawab keempat anak Abe kompak kemudian berlali berpencar.

"Baik lah, cukup acara perkenalannya ya. mama harus kembali menyapa tamu undangan yang lain. Selamat menikmati acara hari ini" Tutup mami sambil melambaikan tangan pada Rain dan Abe.

Abe kemudian mengajak Rain menuju tempat duduk dekat kolam renang tak jauh dari mereka berdiri saat ini.

"Kau masih ingat nama anak-anakku kan?" Goda Abe

"Kenapa nama mereka sama?"

"Mereka anak kembar, Lia dan Lio kini berusia 17 tahun, dan Gia serta Gio berusia 7tahun."

"Oh seru juga"

"Maaf Abe, aku belum pernah bertanya kenapa mendiang istrimu meninggal"

"Dia meninggal karena kecelakaan, ceritanya panjang. Nanti lah ku ceritakan"

"Maaf kalau kau tak nyaman dengan pertanyaanku"

"Tak apa, cepat atau lambat kau juga pasti harus tau"

"Hei Abe" Seru Isa, adik Abe dari sebrang kolam renang

"Nah yang itu kau sudah kenal kan?" Tanya Abe pada Rain

"Itu adikmu kan?"

"Iya, si bawel. Jangan kaget kalau dia tak berhenti bicara kalau dia sudah jadi adik iparmu ya"

Rain hanya tersenyum.

"Hai Rain, akhirnya kau sampai disini juga"

"Iya kak"

"Panggil aku adik ipar saja"

"Ahh kakak ini bisa saja"

"Bukankah Abe akan menikahimu secepatnya" Ujar Isa menggoda Abe

Abe nampak melotot melihat Isa yang mulai menggodanya

"Kenapa kau melotot, jangan bilang kau belum mau menikah karena....."

"Heeeh, udaah jangan diteruskan... ih kamu ini" Abe memotong pembicaraan Isa sambil melempar sebuah tisu

Mereka pun melalui hari itu dengan penuh canda. Tak terasa acara pernikahan sepupu Abe pun berakhir.

Abe yang kelelahan kemudian mengajak Rain menuju kamar hotel

"Aku lelah sekali, kita istirahat sebentar dikamar hotel ya. Aku ngantuk"

"Kekamar hotel..."

"Aku tak akan macam-macam, aku ngantuk aja"

"Iya tapi janji ya"

"Iya...." Abe meyakinkan

Mereka pun masuk ke kamar yang cukup mewah, Abe kemudian membuka jas, dasi dan sepatu yang dia kenakan. Rain hanya duduk dikursi yang tak jauh dari televisi.

Abe kemudian berbaring dikasur dan tak lama kemudian terlelap. Rain mulai menyalakan televisi dan mencari-cari acara yang sekitanya dia sukai.

Tak juga menemukan acara yang dia mau diapun kemudian mematikan kembali televisi itu. Setelah tertidur hampir setengah jam, Abe pun bangun dari tempat tidurnya.

"Rain, ada yang ingin aku katakan padamu"

"Apa?"

"Begini, sebenarnya aku sangat menyayangimu. tapi Rain..."

"Kamu mau bilang apa?"

"Bisakah kita menikah hanya untuk beberapa tahun saja"

"Maksudmu apa?"

"Kita nikah kontrak aja"

"Kau yakin?" Tanya Rain tak percaya akan apa yang Abe katakan

"Rain, aku pernah berjanji pada mendiang istriku akan sehidup semati dengannya"

"Lalu untuk apa kau menikahiku jika ini hanya sementara?"

"Dengarkan aku dulu"

"Kau memikirkan janjimu pada istrimu, tapi mengapa kau tak memikirkan perasaanku" Rain mulai marah.

"Maafkan aku, tapi aku berjanji meski ini hanya sementara aku akan tetap mencintaimu"

plaaak... Rain menampar wajah Abe. Kekagumannya hilang sekejap mata pada pria tampan ini. Dia tak menyangka Abe akan berniat hanya ingin menikah kontrak dengannya. Rain kemudian menangis sebisa-bisanya dan Abe berusaha menenangkan

"Aku menyayangimu Rain, percayalah"

"Omong kosong apa lagi ini, hentikan.... antar aku pulang dan lupakan aku"

"Rain dengarkan dulu"

"Sekarang!!!"

Melihat kemarahan Rain yang begitu besar Abe pun mengikutinya dari belakang. Mereka kemudian meninggalkan hotel tanpa berpamitan dengan mama dan anak-anak. Selama perjalanan hingga kosannya, Rain tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata. Dia hanya terdiam hingga akhirnya tiba di depan gang.

"Aku akan mengembalikan semua pemberianmu. Kau tak perlu khawatir uang pemberianmu masih utuh, termasuk uang perawatan ayahku dulu, tunggu disini aku akan melepas pakain ini dulu"

"Rain jangan begitu..."

Rain kemudian turun dari mobil dan kemudian berlari kearah kosannya. Tak lama kemudian dia kembali ke mobil sambil membawa tas besar berisi baju, tas dan sepatu pemberian Abe.

"Ini semua pemberianmu, dan ini uang yang pernah kau berikan padamu"

"Jangan begitu, aku memberikan ini semua untukmu"

"Kenapa kau tak juga mengerti, mungkin aku orang miskin tapi apa yang kau lakukan ini sungguh membuatku hina"

Rain kemudian membanting pintu mobil Abe dan berjalan setengah berlari menuju kosnya. Abe yang tau betul kemarahan Rain hanya terdiam, setelah Rain sudah tak nampak mata diapun melajukan mobil kembali ke Batu.

Related chapters

  • Pernikahan Palsu    Bab. 7 Terpaksa Menikah

    Rain kembali kekamar kosnya dengan hati yang sangat kacau, Una yang melihatnya begitu sedih menghapiri"Kenapa Rain""Una, ternyata Abe itu laki-laki bajingan" Rain kemudian menagis sesegukan"Kau ini bicara apa?""Dia tadi mengajakku menikah kontrak dengannya""Apaaa....mungkin dia bercanda""Mana mungkin dia bercanda, dia bilang dia hanya akan menikahiku beberapa tahun saja" Tangis Rain semakin menjadi-jadi"Ah kenapa kau tak tanyakan maksudnya dulu, jangan langsung marah begini""Sudah... sudah jelas dia bajingan. Kalau dia laki-laki baik mana mungkin dia mengajakku nikah kontrak begini""Ya sudah, tinggalkan saja dia""Aku tak menyangka dia seperti itu""Rain, tenang lah. Sudah jangan kau ingat lagi"Rain kemudian menangis sejadi-jadinya dan Una hanya bisa terdiam melihatnya.Una kemudian meninggalkan Rain yang mulai mengantuk. Dia tak berani banyak bicara akan apa yang terjadi pada sahaba

  • Pernikahan Palsu    Bab. 8 Berbeda

    Seminggu setelah meninggalnya ayah Rain, Merekapun kembali kerumah Abe di Malang. Rumah yang ini berada dibelakang mall dimana pertama kali bertemu. Rumah berlantai dua yang sangat mewah dengan cat putih dengan pilar yang membuat rumah ini terlihat sangat megah. Setibanya dirumah Abe mempersilahkan Rain masuk."Masuklah, kau tinggal disini sekarng, nanti ku bantu mengambil barang-barang dikosanmu""Bukannya dulu kau bilang ini rumah temanmu?""Saat itu aku hanya pura-pura saja""Pura-pura?" Ujar Rain dengan wajah datar"Ayo masuk"Rain nampak begitu takjub dengan dekorasi rumah itu, sangat berkelas tak seperti rumahnya yang dindingnya saja tak di aci."Kau tidur dikamar utama di lantai dua ya, aku sudah meminta asisten rumah tangga untuk membereskannya"Hati Rain masih tak menentu, entah dia harus senang atau sedih menjalani pernikahan pura-pura ini, dia kemudian menuju kamarnya dengan

  • Pernikahan Palsu    Bab. 9 Kelemahan Abe

    Rain kemudian menuju dapur dan menenangkan diri disana, Yani yang tau betul suasana hatinya mencoba menuangkan air putih dalam gelas mewah yang ada dirak piring."Ini nyonya, minumlah""Terima kasih ibu""Tuan memang seperti itu semenjak mendiang istri tuan meninggal""Dia kenapa?""Dulu tuan tidak begitu, tapi sepertinya tuan jadi sangat cemburu jika ada yang dekat dengan anak-anaknya""Tapi dulu dia tidak begitu ibu, yang ku kenal Abe sangat manis""Entahlah, dia sangat takut ada perempuan lain yang bisa dekat dengan anak-anaknya, seakan tuan tak ingin posisi ibu kandung anak-anaknya terganti oleh siapapun""Ow begitu, bisa jadi sih. Tadi dia sangat marah saat aku berusaha dekat dengan Gia""Ya begitulah tuan" Yani kemudian menarik nafas panjang"Tak apa ibu, semua akan segera berakhir, aku akan membuatnya bersedia menerimaku sebagai ibu anak-anaknya kini""Apa nyonya yakin?""Kita lihat saja" Jawa

  • Pernikahan Palsu    Bab. 10 Kakinya Bertato

    Sore itu Isa juga bercerita sedikit tentang Lidya, mendiang Istri Abe. Baginya Wanita itu adalah cinta pertama bagi kakaknya, tak ada yang dapat membuat Abe buta akan cinta selain Lidya. Namun sayang, selama pernikahan mereka Istri Abe ini terbilang sangat ringkih, mudah sakit.Pernah suatu ketika hanya karena kehujanan Lidya bisa sampai mimisan dan yang paling parah karena selimut lupa dicuci, tubuhnya bentol-bentol berhari-hari."Tapi ya begitulah, hidup ini adil Rain. Saat Lidya sangat lemah Abe lah yang menutupi semua kekurangan istrinya itu" Cerita Isa pada Rain."Aku rasa Abe memang pria yang baik, hanya saja dia masih enggan untuk melupakan mendiang istrinya itu""Karenanya kau harus sabar ya""Semoga, aku tak tau apa yang akan terjadi besok" Tutup Rain dengan wajah sedih.Isa yang melihat wajah sedih Rain tau betul bahwa gadis muda itu tak benar-benar berani menghadapi Abe yang tampaknya galak namun sebenarnya sangat pengertian. Saat

  • Pernikahan Palsu    Bab. 11 Gia Sakit

    Setelah makan malam Gia nampak tak enak badan, dia kemudian meminta pengasuhnya mengantarkannya kekamar tidur."Ibu Yuyun aku pusing" Ujar Gia saat berjalan menuju kamar"Ibu pijat ya nak" Kata Yuyun sambil membaringkan Gia ketempat tidur dan mulai memijat punggung gadis kecil itu"uoooooookkk" Gia muntah banyak sekali"Gia...." Teriak Yuyun yang membuat Abe menghampiri"Gia kenapa?" Abe menghampiri putrinya"Pusing papi...pusing""Papi panggil Dokter ya"Gia mulai menangis, Lia pun menghampiri adiknya dengan wajah sangat cemas."Halo dokter, putriku sakit. Tolong segera kemari" Telepon Abe pada dokter pribadinyaTak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gia."Putriku kenapa dokter?" Abe penasaran"Ini masalah psikologi pak, sebaiknya jangan bertengkar didepan putri bapak""Ah iya, tadi sore ada pertengkaran memang""Anak seusian Gia memang sangat sensitif, bapak harus benar-benar m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 12 Kantor Abe

    Setelah kejadian kemarin yang cukup menegangkan, hari ini terasa lebih menyenangkan. Abe bangun tidur dengan senyum yang mengembang begitu pun anak-anak. Setelah menyelesaikan sarapan bersama dengan roti bakar dan susu murni mereka telah siap memulai hari ini dengan setumpuk aktifitas masing-masing.Tak lama setelah siap, anak-anakpun naik mobil dan diantar supir menuju sekolah. Sedangkan Abe memilih berangkat kekantor dengan menyetir sendiri mobilnya."Aku berangkat ya" Pamit Abe pada Rain."Iya, hati-hati dijalan ya""Jangan lupa makan siang, aku pulang agak telat"Merasa jenuh terus berada didalam rumah, Rain mulai berjalan-jalan diteras belakang rumah. Nampak banyak sekali tanaman yang kurang terawat, dia kemudian mulai membersihkan beberapa tanaman. Tak berapa lama kemudian ponselnya berbunyi, Rain bergegas menjawab panggilan telepon itu."Halo...""Rain, ini Abe""Ada apa?""Kertas kerjaku ketinggalan dimeja kerjak

  • Pernikahan Palsu    Bab. 13 Kencan lagi

    Hari menjelang siang, Abe pun pamit kepada rekan-rekan kerjanya. Dia kemudian mengajak Rain menuju salah satu mall yang tak jauh dari kantornya sembari makan siang. Rain nampak sangat bersemangat berjalan disamping Suaminya itu."Mumpung Abe ngak galak" PikirnyaSetelah menuruni lift, Abe mulai melajukan mobilnya. Rain duduk disampingnya sambil mengingat-ingat jalan yang mereka lalui.Setiba di mall, Abe kemudian memarkirkan mobil tak jauh dari pintu masuk mall."Ayo turun""Asiiik""Seneng banget kayaknya""Iya lah, ah besok aku mau kekantormu lagi biar pulangnya ke mall lagi""Ih ya ngak tiap hari juga lah" Jawab Abe sambil melotot.Mereka pun memasuki mall, Rain melihat-lihat snack yang dipajang begitu menggiurkan sepanjang jalan masuk. Abe hanya mengikuti langkahnya dari belakang."Kamu mau makan apa?" Tanya Abe"Apa ya? aku belum pernah kesini""Nasi atau pizza" Abe memberikan pilihan"Na

  • Pernikahan Palsu    Bab. 14 Malang

    Pagi ini semua bangun lebih pagi, Rain kemudian membantu asisten rumah tangga untk menyiapkan sarapan seluruh anggota keluarga.Roti bakar, selai coklat dan susu murni tertata rapi dimeja beberapa saat sebelum anak-anak turun untuk sarapan. Abe yang nampak sudah siap dengan pakaian kerjanya, mengecek kembali semua keperluan kerjanya hari ini dengan lebih santai.Setelah semua siap, sarapan pagipun segera dimulai"Hari ini mami Rain pulang ke Malang ya""Yaaa... Gia ditinggalin" Gia nampak kecewa"Nanti sabtu mami balik lagi kok sayang" Rain mencoba menjelaskan"Jangan lama-lama mami, Gia kangen mami" Jawab gadis kecil itu lagiRain hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Anak-anak yang lain tampak tak terpengaruh dengan pengumuman dari Abe dan hanya melanjutkan sarapan mereka.Setelah selesai sarapan mereka pun pergi dengan mobil masing-masing, Rain pun menuju mobil yang sudah disiapkan sopir."Aku berangkat ya" Pami

Latest chapter

  • Pernikahan Palsu    Bab. 29 Harus Pulang

    Setelah kejadian penuduhan terhadap Una, kini Rain semakin tau siapa Ibu Kara. Dia jadi lebih hati-hati pada asisten rumah tangganya itu. Tak banyak bicara dia kini pada Ibu Kara. Setiap wanita paruh baya itu mengajaknya berbicara dia kini memilih untuk banyak diam."Kenapa kau jadi seperti itu Rain?" Tanya ibunya"Kenapa bu?""Kau jadi tampak berbeda sekang.""Tidak ada yang terjadi, aku hanya berhati-hati pada asisten rumah tanggaku saja"====Hari ini Rain memberanikan diri untuk pergi kekampus, sudah banyak sekali ketertinggalannya distudinya ini. Setelah bersiap diapun kemudian berpamitan dengan Abe."Aku pegi kuliah dulu ya." Pamit Rain"Baiklah, hati-hati." Jawab Abe dingin.Rain membuka pintu dan pergi sambil melambaikan tangannya tanpa balasan dari suaminya.Saat sampai dikampur Rain sedikit heran, mengapa kampus tampak sepi berbeda dari hari-hari biasanya."Rain..." Seru seseorang dari belakang

  • Pernikahan Palsu    Bab. 28 Una Diusir

    Pagi ini udara di Malang sangat sejuk, embut turun dengan begitu indah membuat suasana menjadi sangat lembut. Rain bersiap untuk pergi kuliah karena minggu lalu tak datang satu haripun karena mengurusi suaminya dirumah sakit.Tak mau menghabiskan waktu, diapun segera turun untuk sarapan pagi. Ibu Kara nampak sudah menyiapkan sepotong roti dengan selai anggur kesukaannya beserta segelas susu yang selalu harus diminum anggota keluarga Abe setiap hari.Setelah Rain menyelesaikan sarapannya Unapun menghampiri."Hari ini kau akan berangkat kuliah juga?" Tanya Una"Iya aku sudah ketinggalan jauh sekali" Ujar Rain sambil menghela nafas panjang.Una kemudian membuka tas yang dibawanya, dia kemudian terkaget ketika melihat didalam tasnya itu ada sebuah benda yang tak dikenalnya."Hei itukan..." Teriak Rain kaget melihat sapu tangan Abe ada didalam tas sahabatnya itu."Rain aku tidak tau bagaimana benda ini ada disini" Ujar Una terkaget

  • Pernikahan Palsu    Bab. 27 Pulang Ke Malang

    Hari ini Keluarga Abe memilih pulang ke Malang untuk masa penyembuhan Abe, Mereka merasa jika tinggal di Surabaya, Abe ngak akan bisa istirahat secara total karena dia akan selalu menginggat akan pekerjaannya yang tak pernah berkurang.Mobil pun disiapkan untuk keberangkatan mereka semua ke Malang, tak lupa mereka membawa sedikit perbekalan untuk cemilan selama diperjalanan.Setelah semua siap merekapun berangkat. Perjalanan hari ini tanpa hambatan, cukup 2 jam saja mereka sudah tiba dirumah Malang."Selamat datang" Sambut Ibu Rain saat mereka membuka pintu"Ibu apa kabar?" Rain menyapa dengan penuh kerinduan"Alhamdulillah baik. Ibu dan Ibu Kara sudah memasak untuk kalian semua, ayo segera disantap. Kalian pasti kelaparan.""Terima kasih, yuk kita makan" dan merekapun bergegas menuju ruang makan.Obrolan ringanpun bersautan terdengar selama makan siang itu, ayam goreng buatan ibu laris disantap anak-anak sedang Abe lebih memilih maka

  • Pernikahan Palsu    Bab. 26 Sehari Dengan Gia

    Sorepun menjelang, Gia yang terlelap akhirnya terbangun. Begitu bangun dia segera meminta duduk disamping papinya."Gia peluk papi ya, biar papi cepat sembuh" Gia kemudian memeluk Abe dengan manja"Gia kangen papi ya?" Abe nemerima pelukan putri kecilnya itu dengan sangat mesra"Iya papi jangan sakit, Gia sediiiiiiih kalau papi ngak peluk Gia""Papi ngak lama kok sakitnya, setelah sembuh papi janji ngak akan sakit lagi biar bisa peluk Gia terus ya""Iya papi, tapi papi ya kakak Gio sekarang ngak mau bobo bareng Gia lagi""Kenapa begitu?" Tanya Abe"Katanya Gia kalau nangis kenceng, bikin pusing"Melihat tingkah Gia, Rainpun tak kuasa menahan gemes."Gia, boleh mami cubit pipinya?" Pinta Rain sambil mencubit Gia"Mami gemes ya sama aku, ya kan aku anak papi yang paling gemesin"Saat Rain sedang berbincang dengan Gia tiba-tiba Isa masuk keruangan itu dengan wajah tak senang."Gia sedang apa disini? Ayo

  • Pernikahan Palsu    Bab. 25 Kuliah Rain Terbengkalai

    Sakitnya Abe hingga dirawat dirumah sakit, membuat Rain tak dapat mengikuti praktikum yang sudah dia jadwalkan minggu lalu. Hal ini membuat pihak kampus menghubunginya via sambungan telepon.Kriiinggg... Ponsel Rain berbunyi kencang"Halo.." Rain menjawab singkat"Selamat pagi, benar ini Rain Purnamawati?" Tanya penelepon dengan sopan"Benar itu saya, maaf ini dengan siapa ya?""Ini dari kampus kak, kakak minggu ini ada jadwal praktikum tapi tidak kakak hadiri""Oh iya, maaf saya lupa. Suami saya sakit. Jadi bagaimana ya?""Masih bisa dijadwalkan ulang kak, tapi baru semester depan""Mmmm... ya sudah tak apa biar semester depan saya ulang, saya tidak bisa meninggalkan suami saya saat ini.""Tak apa kak, saya hanya menyampaikan saja""Terima kasih infonya ya"Rain kemudian menutup sambungan telepon tadi dengan wajah sedih."Kamu kenapa?" Tanya Abe yang masih terbaring lemah ditempat tidur"Tadi

  • Pernikahan Palsu    Bab. 24 Merawat Abe Yang Sakit

    "Raiiin..." Bisik Abe sambil meraih tangang istrinyaRain terbangun dan segera menghilangkan kantuknya"Ada apa?""Pasangkan pispot... aku mau buang air kecil""Pasang? Pispot itu yang mana?" Rain kebingungan"Biasanya ada dibawah tempat tidur"Rain membungkuk dan melihat sebuah benda berbahan stainless, setelah meraihnya Rain nampak kebingungan"Bagaimana memasangnya?""Aku mau pipis, buruan sedikit kenapa sih?" Abe mulai kesalRain yang kebingungan kemudian mencoba memasangkan pispot untuk Abe."Aku harus memegang....""Cepat kau mau aku mengotori kasur ku""Iya sabar"Rain hanya menutup matanya sambil menunggu suaminya itu selesai buang air kecil. Dia tak menyangka merawat orang sakit benar-benar butuh keberanian yang besar. Setelah Abe selesai, Rain kemudian nampak bingung melepas pispot tersebut."Apa yang kau lihat..." Abe nampak tak nyaman"Ah tidak.. baik... sebenta

  • Pernikahan Palsu    Bab. 23 Abe Sakit

    Tiba didalam kamarnya perut Abe terasa sangat sakit, seperti ditendang dengan sangat kencang. Abe yang tak kuasa dengan rasa sakit itu kemudian berteriak dengan sangat keras."Aaaaah...." Abe tersungkur sambil memegangi perutnyaRain yang mendengar teriakan suaminya itu dari balik kamar segera menghampiri dengan sangat cemas."Abe.. ada apa?" Rain mencoba menbaringkan suaminya yang masih sangat kesakitan"Papi.... papi kenapa?" Lia menghampiri papinya sambil berusaha menghubungi dokter lewat ponselnya"Halo dokter, papiku sakit tolong kemari... cepatttt" Pekik Lia sambil terus memeluk papinya"Ada apa ini?" Mama menghampiri sambil terkaget"Sakit ma, perutku sakit sekali" Jawab Abe sambil terus memegangin perutnya."Beri Abe ruang, ayo bawakan air hangat untuk meredam sakitnya" Perintah mama pada Lia dan Rain."Baik ma, aku saja yang ambilkan" Ujar Rain sambil bergegas menuju dapur.Tak berapa lama kemudian Rain m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 22 Maksud Hati Apa Daya

    Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s

  • Pernikahan Palsu    Bab. 21 Penyesalan Rain

    Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau

DMCA.com Protection Status