Home / Romansa / Pernikahan Palsu / Bab. 3 Rinduku Semu

Share

Bab. 3 Rinduku Semu

Author: Sisi Ryri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rain sungguh sangat bahagia hari ini, dia akhirnya bisa menjawab semua pertanyaan yang berbulan-bulan ini membuatnya tak nyaman.

"Aku pamit pulang ya?" Rain mulain membereskan tasnya dan bersiap pulang.

"Tunggu dulu, biar aku antar pulang" Cegah Abe sambil memandang Rain penuh harap

"Kalian masih ngobrol kan?"

"Tidak, tunggu sebentar lagi ya"

Melihat Abe yang begitu berharap, Rain kembali duduk ditempatnya tadi.

"Biar aku bayar dulu, setelah itu ku antar pulang ya"

"Baik lah, aku tunggu, ngak enak kalau pulang terlalu larut"

"Larut? Ini masih jam 5 sore nona" Goda Abe pada Rain.

Setelah membayar pesanan, mereka pun menuju tempat parkir.

"Nanti turun didepan gang kaya kemarin?" Tanya Abe sambil membukakan pintu depan mobilnya mempersilahkan sambil mempersilahkan Rain Naik.

"Iya" Jawab Rain singkat

Setelah mereka masuk mobil, Abe pun menyalakan mesin mobil merahnya itu.

Mobilpun mulai menuruni gedung parkir dan segera melaju lambat hingga tikungan putar balik. Tak lama kemudian mobil Abe pun tiba didepan gang tempat Rain ngekos.

"Aku turun disini, terima kasih untuk hari ini" Rain pamit sambil membuka pintu mobil

"Baik lah, kali ini aku pasti akan menghubungimu lagi" Janji Abe sambil tersenyum

Rain pun turun dari mobil dan melambaikan tangan, dia kemudian berjalan penuh semangat hingga sampai kedalam kamar kosnya.

Tiba dikosnya ternyata temanya Una sedang nonton tv diruang tengah rumah kos.

"Sudah pulang?" Tanya Una saat melihat sahabatnya itu membuka pintu kamarnya

"Hai Una, kau tau tadi aku bertemu siapa?"

"Siapa?"

"Tebak dulu"

"Pasti pria paruh baya yang kau gundahkan selama ini kan?"

"Ih kok kamu tau, kau bisa meramal ya"

"Aku tadi sempat melihatmu turun dari mobilnya"

"Dia tampan kan menurutmu?"

"Ah semua laki-laki kalau lagi baik akan terlihat tampan"

"Kenapa kau bicara begitu?"

"Rain, jika kau ingin mencintai seseorang kau harus mengenalnya mulai sisi paling baiknya hingga sisi terburuknya. Jika kau belum tau semua sisi hidupnya. Itu artinya kau belum benar-benar mengenalnya"

"Aku baru bertemu dengannya dua kali, tentu belum cukup untukku mengenalnya"

"Lalu siapa wanita yang bersamanya?"

"Adiknya" Jawab Rain mantap

"Kau yakin?"

"Ih kau ini, yakin lah. Dia memperkenalkan diri padaku tadi"

"Rain, jangan terlalu polos, semua pria akan mengaku hanya teman atau saudara pada siapapun. Siapa yang tau setelah ini mereka malah menginap dihotel berdua"

"Una..." Teriak Rain tak terima

"Kau ada nomer ponselnya kan? Coba tanya dia bersedia VC denganmu? Kalau dia sampai mau video call dengan mu dan menunjukkan dia tak sekamar dengan dengan wanita yang katanya adiknya berarti dia pria baik"

"Ok, mari kita buktikan"

Rain kemudian mengambil ponselnya dan mengirim pesan WA pada Abe.

"Kalau sudah dirumah boleh kita video call?"

Tak lama kemudian Abe menjawab

" Oke"

"Tuh dia mau video call dengan ku"

"Tunggu saja, hey nona aku bicara begini agar kau hati-hati" Una merendahkan suaranya

"Iya Una, terima kasih" Balas Rain

Setelah menunggu cukup lama, ponsel Rain pun berbunyi dan dia pun segera menjawab panggilan video call itu.

"Hai ada apa?" Tanya Abe

"Kau dimana?"

"Aku sedang di Batu, tadi kan aku sudah bilang"

"Belum pulang ke Surabaya?"

"Aku masih disini sampai pernikahan sepupuku sabtu ini"

"Oh ada acara"

"Iya, nanti kalau aku ada waktu kita ketemu lagi ya. Disini lagi rame banget"

"Aku mengganggumu ya?"

"Tidak, hanya aku sedikit lelah. Nanti ku telepon lagi ya"

"Baiklah, nanti lagi saja"

Rain nampak tenang melihat Abe tak seperti yang dikatakan Una, dia pun mengakhiri pembicaraan malam itu dengan senyum yang mengembang.

"Syukurlah, berarti dia pria baik" Ujar Una ikut bahagia

"Iya, aku bisa tidur nyenyak sekarang"

======

Di Batu

"Siapa yang kau telepon tadi Abe" Mama Abe yang sejak tadi memperhatikan putranya itu berusaha mencari tau

"Teman ku ma"

"Ajaklah dia kepernikahan sepupumu sabtu ini"

"Iya kalau dia bisa nanti aku ajak"

"Mama rasa sudah waktunya kau mencari pendamping hidup yang baru"

"Aku pun merasakan itu"

"Mendiang istrimu sudah lama pergi, kau juga pantas memulai hidupmu yang baru"

Mendengar perkataan mamanya yang terdengar begitu berharap, Abe pun terdiam. Lidya, mendiang istrinya memang sudah lama pergi. Tapi entah lah masih ada keengganan dihatinya untuk memiliki pendamping hidup yang baru.

Kenangan akan Lidya begitu kental diingatannya. Dia bahkan masih ingat saat pertama kali bertemu mendiang istrinya itu. Senyum Lidya, tawa candanya hingga semua kesedihan yang pernah mereka lalu bersama selalu hadir dihari-harinya.

"Nak, kau juga butuh pendamping" Ujar mama membuyarkan lamunannya

"Iya mama, iya. Aku akan berusaha melupakan Lidya

Malam semakin larut dan Abe pun mulai mengantuk, dia kembali kekamarnya sambil terus membandingkan Lidya dan Rain.

Baginya Rain sama seperti teman-teman wanitanya yang lain, tak sedikitpun istimewa, hanya gadis polos yang bahkan tak pernah tau sulitnya hidup.

Jangankan untuk merawatnya dan anak-anaknya, Rain bahkan tak mampu merawat dirinya sendiri. Rambutnya berantakan dan penampilannyapun tak sedikitpun menarik hati siapapun. Abe menarik nafas panjang dan kemudian terlelap dalam tidur malamnya.

====

Keesokan harinya Abe terbangun saat putrinya Lia membangunkannya.

"Papi bangun sudah siang"

"Iya sayang papi sudah bangun dari tadi"

"Dari tadi? tadi papi masih ngorok"

Lia lalu memeluk papinya yang masih terbaring lemas diatas kasur

"Papi kemarin dari mana, kok aku ngak diajak?"

"Hanya jalan-jalan sama tante Isa, membosankan. Kau tak akan suka mangkanya papi ngak ajak"

"Kenapa begitu, bukannya papi ketemu teman papi"

"Tau dari mana kemarin papi ketemu teman"

"Tadi tante Isa cerita. Ayolah papi, cari pacar. Aku tuh malu kalau ketemu teman-teman ku"

"Malu kenapa?"

"Mereka bilang, papimu tuh tampan tapi kok ngak punya pacar. Jangan-jangan papimu udah ngak normal"

"Whaat??? Masa temanmu bilang begitu"

"Iya, mereka meragukan kejantanan papi"

Mendengar perkataan putrinya gengsi Abe meluap-luap, bisa-bisanya anak jaman sekarang berkomentar atas statusnya. Dia mulai berfikir keras untuk mematahkan semua pikiran buruk putrinya kepadanya.

"Sebenarnya papi juga punya pacar, tapi kan...."

"Siapa namanya?" Potong Lia penasaran

"Belum waktunya nak, nanti pasti papi kenalkan kepadamu"

"Tapi dia perempuankan?"

Mendengar jawaban Lia yang ini membuat Abe kembali terkaget

"Tentu saja perempuan, kenapa kau punya pikiran seperti itu"

"Ya jaman kan sudah berubah, kadang pria-pria tampan seperti papi juga ada kan yang tertarik pada....."

"Sayang" Potong Abe karena sudah tau Lia akan menjawab apa

"Teman papi perempuan, nanti papi kenalkan padamu ya"

"Dia cantik?" Tanya Lia lagi

Abe hanya menarik nafas, dia tak tau seperti apa menjawab pertanyaan putrinya itu. Dia ingin jujur tapi memang kadang kejujuran tak semua dapat diterima dengan akal.

"Nanti papi kenalkan"

"Ajak dia kepernikahan om Yudish sabtu ini pi"

"Kenapa pikiranmu sama dengan nenekmu?"

"Asikk berari papi setuju membawanya

Kepala Abe terasa sangat pusing, dia tak tau harus bagaimana mengajak Rain untuk datang sabtu ini.

Tapi dia tak punya pilihan lain selain Rain, hanya gadis polos itu yang bisa dia pilih.

Abe mengambil ponselnya dan memulai pesan singkatnya pada Rain.

"Hai Rain, sedang apa?"

Rain begitu girang ketika menerima pesan dari Abe, segera dia pun membalas pesan singkat itu.

"Hai, lagi dikos. Ada apa Abe?"

"Ini, sabtu besok kau bisa temani aku ya"

"Ow bisa... bisa kok" Jawab Rain yakin.

"Kalau bisa besok kita ketemuan ya, kita beli baju coples"

Betapa girangnya hati Rain mendengarnya, hayalannya makin melambung tak tentu arah. Maklumlah seumur hidup baru kali ini ada pria yang mengajaknya membeli baju coples.

====

Seperti apa kelanjutan cerita Rain dan Abe. Ikuti terus ya

Related chapters

  • Pernikahan Palsu    Bab. 4 Berubah Drastis

    Hari ini Rain bangun lebih pagi, dia kemudian bersiap dengan pakaian terbaiknya serta make up sebisanya.Melihat sahabatnya terlihat rapi Una pun tergelitik untuk mengetahui apa rancana Rain hari ini."Mau kemana, pagi-pagi udah rapi aja?""Abe mengajakku keluar" Jawab Rain dengan senyum genit."Ow, pantas saja sejak pagi kau sudah siap-siap. Memangnya mau kemana?""Mau ke Mall""Hah...mall, mmmmm Rain, mall itu bukanya jam 10. Ini jam 7 saja belum""Aku kan harus bersiap-siap biar maksimal""Maksimal? yang ada Abe datang make up mu dah luntur nona"Mendengar penjelasan temannya ini Rain pun tersipu malu."Baiknya kau sarapan dulu, jadi begitu Abe datang kau masih cantik dan bersemangat. Kalau kau tak sarapan, begitu Abe datang kamu malah lemes"Rain tertawa kencang, dia memang terlalu bersemangat untuk pertemuannya kali ini. "Ya dech aku mau sarapan d

  • Pernikahan Palsu    Bab. 5 Penyelamatku

    Sesampainya dirumah sakit, Rain menuju UGD. Disana nampak ibunya sedang kebingungan"Ayah mana bu?" Tanya Rain"Masih dirawat nak, untung kau cepat datang nak""Ayah kenapa?""Gula darahnya naik, tadi dia tak sadarkan diri""Ya Allah, ayah""Ibu sedang bingung bayar rumah sakit, jika tidak bayar nanti ayahmu tak boleh pulang"Mendengar percakapan ibu dan anak itu Abe pun menghampiri."Ibu" Sapa Abe"Dia siapa nak?" Tanya Ibu pada Rain"Dia temanku" Rain memperkenalkan Abe"Oh teman Rain""Iya bu, Say Abe"Ibu kemudian menarik tangan Rain, dengan wajah tak percaya ibupun kembali bertanya."Kau nemu pria seperti ini dimana?""Dia temanku ibu""Kalia

  • Pernikahan Palsu    Bab. 6 Keluarga Abe

    Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Rain pun tiba, hari dimana dia akan menemani Abe menghadiri acara pernikahan sepupunya. Semau kemungkinan ada didalam pikirannya, dia sangat cemas jika diacara itu dia akan bertemu keluarga dan teman-teman Abe.Baju yang dibelikan Abe sudah siap dipakainya, sepatu dan tas yang semua berharga mahal itu pun segera dikenakannya."Kau cantik sekali hari ini" Sapa Una saat melihat sahabatnya itu selesai bersiap"Iya aku tak menyangka Abe begitu baik""Baik, kaya, tampan, mmmmm... kau sangat beruntung bisa mengenalnya Rain""Seperti mimpi bisa bertemu dengannya"Una nampak sangat bahagia melihat sahabatnya itu hari ini, mereka kemudian berbincang panjang hingga akhirnya Abe mengirimkan pesan singkat yang memberitahukan kalau dia sudah tiba didepan gang."Ah itu Abe, aku pergi dulu ya, daaa" Pamit Rain pada Una sambil mengunci pintu kamar kosnya."Hati-hati Rain""Iya... kau baik-baik di kosan

  • Pernikahan Palsu    Bab. 7 Terpaksa Menikah

    Rain kembali kekamar kosnya dengan hati yang sangat kacau, Una yang melihatnya begitu sedih menghapiri"Kenapa Rain""Una, ternyata Abe itu laki-laki bajingan" Rain kemudian menagis sesegukan"Kau ini bicara apa?""Dia tadi mengajakku menikah kontrak dengannya""Apaaa....mungkin dia bercanda""Mana mungkin dia bercanda, dia bilang dia hanya akan menikahiku beberapa tahun saja" Tangis Rain semakin menjadi-jadi"Ah kenapa kau tak tanyakan maksudnya dulu, jangan langsung marah begini""Sudah... sudah jelas dia bajingan. Kalau dia laki-laki baik mana mungkin dia mengajakku nikah kontrak begini""Ya sudah, tinggalkan saja dia""Aku tak menyangka dia seperti itu""Rain, tenang lah. Sudah jangan kau ingat lagi"Rain kemudian menangis sejadi-jadinya dan Una hanya bisa terdiam melihatnya.Una kemudian meninggalkan Rain yang mulai mengantuk. Dia tak berani banyak bicara akan apa yang terjadi pada sahaba

  • Pernikahan Palsu    Bab. 8 Berbeda

    Seminggu setelah meninggalnya ayah Rain, Merekapun kembali kerumah Abe di Malang. Rumah yang ini berada dibelakang mall dimana pertama kali bertemu. Rumah berlantai dua yang sangat mewah dengan cat putih dengan pilar yang membuat rumah ini terlihat sangat megah. Setibanya dirumah Abe mempersilahkan Rain masuk."Masuklah, kau tinggal disini sekarng, nanti ku bantu mengambil barang-barang dikosanmu""Bukannya dulu kau bilang ini rumah temanmu?""Saat itu aku hanya pura-pura saja""Pura-pura?" Ujar Rain dengan wajah datar"Ayo masuk"Rain nampak begitu takjub dengan dekorasi rumah itu, sangat berkelas tak seperti rumahnya yang dindingnya saja tak di aci."Kau tidur dikamar utama di lantai dua ya, aku sudah meminta asisten rumah tangga untuk membereskannya"Hati Rain masih tak menentu, entah dia harus senang atau sedih menjalani pernikahan pura-pura ini, dia kemudian menuju kamarnya dengan

  • Pernikahan Palsu    Bab. 9 Kelemahan Abe

    Rain kemudian menuju dapur dan menenangkan diri disana, Yani yang tau betul suasana hatinya mencoba menuangkan air putih dalam gelas mewah yang ada dirak piring."Ini nyonya, minumlah""Terima kasih ibu""Tuan memang seperti itu semenjak mendiang istri tuan meninggal""Dia kenapa?""Dulu tuan tidak begitu, tapi sepertinya tuan jadi sangat cemburu jika ada yang dekat dengan anak-anaknya""Tapi dulu dia tidak begitu ibu, yang ku kenal Abe sangat manis""Entahlah, dia sangat takut ada perempuan lain yang bisa dekat dengan anak-anaknya, seakan tuan tak ingin posisi ibu kandung anak-anaknya terganti oleh siapapun""Ow begitu, bisa jadi sih. Tadi dia sangat marah saat aku berusaha dekat dengan Gia""Ya begitulah tuan" Yani kemudian menarik nafas panjang"Tak apa ibu, semua akan segera berakhir, aku akan membuatnya bersedia menerimaku sebagai ibu anak-anaknya kini""Apa nyonya yakin?""Kita lihat saja" Jawa

  • Pernikahan Palsu    Bab. 10 Kakinya Bertato

    Sore itu Isa juga bercerita sedikit tentang Lidya, mendiang Istri Abe. Baginya Wanita itu adalah cinta pertama bagi kakaknya, tak ada yang dapat membuat Abe buta akan cinta selain Lidya. Namun sayang, selama pernikahan mereka Istri Abe ini terbilang sangat ringkih, mudah sakit.Pernah suatu ketika hanya karena kehujanan Lidya bisa sampai mimisan dan yang paling parah karena selimut lupa dicuci, tubuhnya bentol-bentol berhari-hari."Tapi ya begitulah, hidup ini adil Rain. Saat Lidya sangat lemah Abe lah yang menutupi semua kekurangan istrinya itu" Cerita Isa pada Rain."Aku rasa Abe memang pria yang baik, hanya saja dia masih enggan untuk melupakan mendiang istrinya itu""Karenanya kau harus sabar ya""Semoga, aku tak tau apa yang akan terjadi besok" Tutup Rain dengan wajah sedih.Isa yang melihat wajah sedih Rain tau betul bahwa gadis muda itu tak benar-benar berani menghadapi Abe yang tampaknya galak namun sebenarnya sangat pengertian. Saat

  • Pernikahan Palsu    Bab. 11 Gia Sakit

    Setelah makan malam Gia nampak tak enak badan, dia kemudian meminta pengasuhnya mengantarkannya kekamar tidur."Ibu Yuyun aku pusing" Ujar Gia saat berjalan menuju kamar"Ibu pijat ya nak" Kata Yuyun sambil membaringkan Gia ketempat tidur dan mulai memijat punggung gadis kecil itu"uoooooookkk" Gia muntah banyak sekali"Gia...." Teriak Yuyun yang membuat Abe menghampiri"Gia kenapa?" Abe menghampiri putrinya"Pusing papi...pusing""Papi panggil Dokter ya"Gia mulai menangis, Lia pun menghampiri adiknya dengan wajah sangat cemas."Halo dokter, putriku sakit. Tolong segera kemari" Telepon Abe pada dokter pribadinyaTak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gia."Putriku kenapa dokter?" Abe penasaran"Ini masalah psikologi pak, sebaiknya jangan bertengkar didepan putri bapak""Ah iya, tadi sore ada pertengkaran memang""Anak seusian Gia memang sangat sensitif, bapak harus benar-benar m

Latest chapter

  • Pernikahan Palsu    Bab. 29 Harus Pulang

    Setelah kejadian penuduhan terhadap Una, kini Rain semakin tau siapa Ibu Kara. Dia jadi lebih hati-hati pada asisten rumah tangganya itu. Tak banyak bicara dia kini pada Ibu Kara. Setiap wanita paruh baya itu mengajaknya berbicara dia kini memilih untuk banyak diam."Kenapa kau jadi seperti itu Rain?" Tanya ibunya"Kenapa bu?""Kau jadi tampak berbeda sekang.""Tidak ada yang terjadi, aku hanya berhati-hati pada asisten rumah tanggaku saja"====Hari ini Rain memberanikan diri untuk pergi kekampus, sudah banyak sekali ketertinggalannya distudinya ini. Setelah bersiap diapun kemudian berpamitan dengan Abe."Aku pegi kuliah dulu ya." Pamit Rain"Baiklah, hati-hati." Jawab Abe dingin.Rain membuka pintu dan pergi sambil melambaikan tangannya tanpa balasan dari suaminya.Saat sampai dikampur Rain sedikit heran, mengapa kampus tampak sepi berbeda dari hari-hari biasanya."Rain..." Seru seseorang dari belakang

  • Pernikahan Palsu    Bab. 28 Una Diusir

    Pagi ini udara di Malang sangat sejuk, embut turun dengan begitu indah membuat suasana menjadi sangat lembut. Rain bersiap untuk pergi kuliah karena minggu lalu tak datang satu haripun karena mengurusi suaminya dirumah sakit.Tak mau menghabiskan waktu, diapun segera turun untuk sarapan pagi. Ibu Kara nampak sudah menyiapkan sepotong roti dengan selai anggur kesukaannya beserta segelas susu yang selalu harus diminum anggota keluarga Abe setiap hari.Setelah Rain menyelesaikan sarapannya Unapun menghampiri."Hari ini kau akan berangkat kuliah juga?" Tanya Una"Iya aku sudah ketinggalan jauh sekali" Ujar Rain sambil menghela nafas panjang.Una kemudian membuka tas yang dibawanya, dia kemudian terkaget ketika melihat didalam tasnya itu ada sebuah benda yang tak dikenalnya."Hei itukan..." Teriak Rain kaget melihat sapu tangan Abe ada didalam tas sahabatnya itu."Rain aku tidak tau bagaimana benda ini ada disini" Ujar Una terkaget

  • Pernikahan Palsu    Bab. 27 Pulang Ke Malang

    Hari ini Keluarga Abe memilih pulang ke Malang untuk masa penyembuhan Abe, Mereka merasa jika tinggal di Surabaya, Abe ngak akan bisa istirahat secara total karena dia akan selalu menginggat akan pekerjaannya yang tak pernah berkurang.Mobil pun disiapkan untuk keberangkatan mereka semua ke Malang, tak lupa mereka membawa sedikit perbekalan untuk cemilan selama diperjalanan.Setelah semua siap merekapun berangkat. Perjalanan hari ini tanpa hambatan, cukup 2 jam saja mereka sudah tiba dirumah Malang."Selamat datang" Sambut Ibu Rain saat mereka membuka pintu"Ibu apa kabar?" Rain menyapa dengan penuh kerinduan"Alhamdulillah baik. Ibu dan Ibu Kara sudah memasak untuk kalian semua, ayo segera disantap. Kalian pasti kelaparan.""Terima kasih, yuk kita makan" dan merekapun bergegas menuju ruang makan.Obrolan ringanpun bersautan terdengar selama makan siang itu, ayam goreng buatan ibu laris disantap anak-anak sedang Abe lebih memilih maka

  • Pernikahan Palsu    Bab. 26 Sehari Dengan Gia

    Sorepun menjelang, Gia yang terlelap akhirnya terbangun. Begitu bangun dia segera meminta duduk disamping papinya."Gia peluk papi ya, biar papi cepat sembuh" Gia kemudian memeluk Abe dengan manja"Gia kangen papi ya?" Abe nemerima pelukan putri kecilnya itu dengan sangat mesra"Iya papi jangan sakit, Gia sediiiiiiih kalau papi ngak peluk Gia""Papi ngak lama kok sakitnya, setelah sembuh papi janji ngak akan sakit lagi biar bisa peluk Gia terus ya""Iya papi, tapi papi ya kakak Gio sekarang ngak mau bobo bareng Gia lagi""Kenapa begitu?" Tanya Abe"Katanya Gia kalau nangis kenceng, bikin pusing"Melihat tingkah Gia, Rainpun tak kuasa menahan gemes."Gia, boleh mami cubit pipinya?" Pinta Rain sambil mencubit Gia"Mami gemes ya sama aku, ya kan aku anak papi yang paling gemesin"Saat Rain sedang berbincang dengan Gia tiba-tiba Isa masuk keruangan itu dengan wajah tak senang."Gia sedang apa disini? Ayo

  • Pernikahan Palsu    Bab. 25 Kuliah Rain Terbengkalai

    Sakitnya Abe hingga dirawat dirumah sakit, membuat Rain tak dapat mengikuti praktikum yang sudah dia jadwalkan minggu lalu. Hal ini membuat pihak kampus menghubunginya via sambungan telepon.Kriiinggg... Ponsel Rain berbunyi kencang"Halo.." Rain menjawab singkat"Selamat pagi, benar ini Rain Purnamawati?" Tanya penelepon dengan sopan"Benar itu saya, maaf ini dengan siapa ya?""Ini dari kampus kak, kakak minggu ini ada jadwal praktikum tapi tidak kakak hadiri""Oh iya, maaf saya lupa. Suami saya sakit. Jadi bagaimana ya?""Masih bisa dijadwalkan ulang kak, tapi baru semester depan""Mmmm... ya sudah tak apa biar semester depan saya ulang, saya tidak bisa meninggalkan suami saya saat ini.""Tak apa kak, saya hanya menyampaikan saja""Terima kasih infonya ya"Rain kemudian menutup sambungan telepon tadi dengan wajah sedih."Kamu kenapa?" Tanya Abe yang masih terbaring lemah ditempat tidur"Tadi

  • Pernikahan Palsu    Bab. 24 Merawat Abe Yang Sakit

    "Raiiin..." Bisik Abe sambil meraih tangang istrinyaRain terbangun dan segera menghilangkan kantuknya"Ada apa?""Pasangkan pispot... aku mau buang air kecil""Pasang? Pispot itu yang mana?" Rain kebingungan"Biasanya ada dibawah tempat tidur"Rain membungkuk dan melihat sebuah benda berbahan stainless, setelah meraihnya Rain nampak kebingungan"Bagaimana memasangnya?""Aku mau pipis, buruan sedikit kenapa sih?" Abe mulai kesalRain yang kebingungan kemudian mencoba memasangkan pispot untuk Abe."Aku harus memegang....""Cepat kau mau aku mengotori kasur ku""Iya sabar"Rain hanya menutup matanya sambil menunggu suaminya itu selesai buang air kecil. Dia tak menyangka merawat orang sakit benar-benar butuh keberanian yang besar. Setelah Abe selesai, Rain kemudian nampak bingung melepas pispot tersebut."Apa yang kau lihat..." Abe nampak tak nyaman"Ah tidak.. baik... sebenta

  • Pernikahan Palsu    Bab. 23 Abe Sakit

    Tiba didalam kamarnya perut Abe terasa sangat sakit, seperti ditendang dengan sangat kencang. Abe yang tak kuasa dengan rasa sakit itu kemudian berteriak dengan sangat keras."Aaaaah...." Abe tersungkur sambil memegangi perutnyaRain yang mendengar teriakan suaminya itu dari balik kamar segera menghampiri dengan sangat cemas."Abe.. ada apa?" Rain mencoba menbaringkan suaminya yang masih sangat kesakitan"Papi.... papi kenapa?" Lia menghampiri papinya sambil berusaha menghubungi dokter lewat ponselnya"Halo dokter, papiku sakit tolong kemari... cepatttt" Pekik Lia sambil terus memeluk papinya"Ada apa ini?" Mama menghampiri sambil terkaget"Sakit ma, perutku sakit sekali" Jawab Abe sambil terus memegangin perutnya."Beri Abe ruang, ayo bawakan air hangat untuk meredam sakitnya" Perintah mama pada Lia dan Rain."Baik ma, aku saja yang ambilkan" Ujar Rain sambil bergegas menuju dapur.Tak berapa lama kemudian Rain m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 22 Maksud Hati Apa Daya

    Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s

  • Pernikahan Palsu    Bab. 21 Penyesalan Rain

    Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau

DMCA.com Protection Status